Ariana Anjayina, berumur 19 tahun, yang saat ini sedang menjalani masa-masa kuliahnya. Suatu hari, ia mengetahui hal yang sangat menyakitkan dan membuatnya kehilangan konsentrasi saat ia sedang mengendarai motornya. Karena tidak fokus, tiba-tiba saja truk dengan berkecepatan tinggi itu menghantam dan menabrak motor yang sedang dikendarai oleh Ariana. Saat itu juga, Ariana dinyatakan telah tewas di tempat.
Ariana membuka matanya, melihat-lihat ke arah sekitar. Tunggu, apa ini? ternyata dia berada di rumah sakit?
"kamu sudah bangun?" tanya seorang pria berahang tegas, berhidung mancung, serta memakai kemeja berwarna hitam dibaluti dengan dasi berwarna merah. Ia berdiri di depan pintu sambil memasang mukanya yang datar
Ariana terkejut, lalu melirik ke arah pria itu "siapa dia?" pikirnya. Ariana menelan ludahnya dengan susah payah, lalu ia pun berbicara "ganteng." ucapnya, tanpa ia sadari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rreannaf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MASUK KE DUNIA NOVEL?
Ariana melaju kecepatan motornya dengan sangat tinggi, pikiran nya saat ini sangat berkecamuk. Ia bahkan sudah tidak memikir kan betapa bahaya nya tindakan yang ia lakukan.
Air matanya terus saja mengalir, seperti air terjun. Membuat pandangan Ariana lama-lama menjadi kabur, dan ia sedikit mengurangi kecepatan motornya.
Ariana bahkan tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di depannya. Ia membuka kaca helm nya, ingin menyeka air mata yang mengganggu pandangan nya saat ini.
Saat Ariana sudah menyeka air matanya dan sudah bisa melihat dengan normal, ia terdiam beberapa saat. Karena yang baru sadar bahwa yang ada di hadapannya saat ini adalah truk dengan ber-kecepatan di atas rata-rata
BRUKKKKKKK
Truk itu menabrak dan menghantam motor Ariana, membuat motornya menjadi rusak parah. Sementara tubuh Ariana sendiri tercampak cukup jauh karena hantaman truk yang cukup kuat.
Saat ia membuka mata, pandangannya sangat kabur. Tetapi Ariana dapat melihat bahwa saat ini ia sudah dipenuhi oleh darah yang mengucur dengan sangat deras.
Karena tidak tahan dengan rasa sakit yang amat mendalam, dan darah yang di keluarkan Ariana terus mengalir dengan sangat deras, membuat Ariana menjadi kehabisan darahnya. Ariana pun menutup matanya perlahan-lahan dan pemandangan terakhir yang ia lihat bahwa orang-orang sedang berlari ke arahnya, termasuk ibunya.
Ariana tersenyum untuk terakhir kalinya "Selamat tinggal ibu." Ucapnya sebelum benar-benar menutup matanya.
Dan saat itu juga, Ariana telah di nyatakan meninggal di tempat.
...****************...
Ariana membuka matanya secara perlahan-lahan, ia kebingungan. Di mana ia saat ini? Pemandangan yang Ariana lihat saat ini adalah bahwa ia kini sedang berada di ruangan serba berwarna putih. Apakah saat ini ia sedang berada di surga? Ariana meragukan itu, ia tidak percaya bahwa ia bisa masuk surga.
Ariana melihat-lihat ke arah sekitar. Ariana mengernyitkan keningnya. Tunggu, apa ini? ternyata dia berada di rumah sakit? Apa ia masih hidup?
Saat sedang sibuk berperang dengan pikiran nya sendiri, Ariana pun di kagetkan oleh suara seseorang cowo yang tidak di kenalinya.
"Kamu sudah bangun?" tanya seorang pria yang saat ini berada di depan pintu sambil melipat kan tangan nya di dada dan memasang wajah yang sangat datar. Ia mempunyai rahang yang terkesan sangat tegas, berhidung mancung, serta sedang memakai kemeja berwarna hitam, dan dibaluti dengan dasi berwarna merah.
Ariana terkejut, lalu melirik ke arah pria itu. "Siapa dia?" pikirnya. Ariana menelan ludahnya dengan susah payah, lalu ia pun berbicara. "ganteng." ucapnya, tanpa ia sadari.
"Apa? Kamu berbicara apa?" tanya pria itu, dengan wajahnya yang berganti dari datar menjadi wajah kaget.
"Om nya ganteng." Ucap Ariana lagi, sambil memasang wajah yang kebingungan.
Ariana bisa melihat pria yang sedang di hadapannya seperti menahan malu. "Freak." Pikirnya.
Ariana kembali berbicara "Om, mama saya mana?" tanya Ariana, sambil melirik-lirik mencari mamanya.
Setelah mengatakan itu, Ariana dapat melihat bahwa pria yang ada di hadapan nya tampak memasang wajah yang kaget.
"Ariana, apa kamu ga ingat? Mama kamu sudah meninggal 5 tahun yang lalu." Jawab pria itu dengan memasang wajah yang sedikit sedih.
Ariana memutar bola matanya, sok tau sekali. Padahal jelas-jelas pemandangan terakhir kali yang ia lihat sebelum menutup matanya adalah mamanya yang sedang berlari ke arahnya. Bagaimana bisa mamanya sudah meninggal 5 tahun yang lalu.
"Dasar penipu." Ucap Ariana kepada pria itu.
Ariana bangkit dari tempat tidurnya, lalu ingin melepaskan infus yang ada di tangannya. Ia ingin pulang ke rumah untuk menemui mamanya.
Setelah melepaskan infus di tangannya, Ariana pun berusaha untuk turun dari ranjangnya dengan keadaan tubuh yang masih sakit. "awhhh." erangnya kesakitan, sambil memegang kepalanya.
"Ariana, saya tau kalau kamu paling tidak suka dirawat di rumah sakit. Tapi tidak bisakah sekali saja kamu tidak keras kepala? sekarang badan kamu lagi lemah, kamu tidak mau kan kalau orang-orang memandangi kamu sebagai orang lemah dan tidak berdaya?" ucap pria itu dengan panjang lebar.
Ariana melirik pria itu dengan tatapan yang aneh. Ada apa dengan pria ini? Mereka bahkan tidak mengenali satu sama lain. Kenapa seakan-akan pria ini mengenalinya.
Tapi Ariana tidak menanggapi apa yang di katakankan pria itu, karena ia berpikir mungkin pria itu sudah tidak waras.
Ariana berjalan pelan-pelan ke arah pintu dengan tubuh nya yang masih lemas. Tetapi Ariana tiba-tiba menghentikan langkahnya, saat ia tidak sengaja melirik dirinya di pantulan kaca yang ada di ruangan rumah sakit itu.
Perlahan-lahan ia mendekatkan dirinya ke kaca yang hanya berukuran setengah badannya saja, dan saat ia tepat berada di depan kaca itu, Ia terdiam beberapa saat.
Lalu ia beralih menatap pria itu. "Nama lo siapa?" Tanya dengan raut wajah yang sedikit panik.
"Ariana, apa kamu sangat membenci ku? sampai kamu berpura-pura lupa seperti itu?"
"JAWAB GUE, NAMA LO SIAPA?" tanya Ariana lagi, dengan nada yang sedikit tinggi.
Pria itupun menghelakan nafasnya, lalu berkata "Reynand Abraham, puas?" jawabnya.
Setelah mengatakan itupun, ia melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.
Ariana mengerutkan keningnya, sembari berpikir. Mengapa nama ini serasa tidak asing baginya? Ariana menepuk kepalanya berulang-ulang kali untuk mengingat nama itu.
"KARAKTER FIKSI YANG GUE BACA?" teriaknya, sambil menutup mulutnya dengan tidak percaya.
Ariana menggeleng-geleng kan kepalanya "Enggak-enggak, ini ga mungkin." Ucap Ariana seraya meyakinkan dirinya sendiri.
Ariana menepuk pipinya berulang kali dengan sangat keras menggunakan tangannya, untuk memastikan bahwa yang ia alami saat ini hanyalah mimpi. Tetapi pipinya sangat sakit, yag menandakan bahwa ini bukanlah mimpi.