Kehidupan seorang perempuan berubah drastis saat dirinya mengalami sebuah keajaiban di mana ia mendapatkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya.
Mungkinkah kesempatan itu ia gunakan untuk membalas semua sakit hati yang ia rasakan di kehidupan sebelumnya?
Selamat datang di kehaluan Mak othor yang sedikit keluar dari eum....genre biasanya 🤭.
Semoga bisa di nikmati y reader's 🙏. Seperti biasa, please jangan kasih rate bintang 1 ya. kalo ngga suka, skip aja. Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Fazal menawari air mineral pada Aisha. Karena memang harus, gadis itu pun menerimanya. Bahkan dengan bantuan Fazal lah ia berhasil untuk membasahi tenggorokannya.
"Kata dokter, nanti siang kamu udah boleh pulang.''
Fazal tersenyum menatap wajah cantik istrinya yang baru ia sadari selama ini. Bodohnya, ia tak pernah menganggap Aisha ada.
"Pulang ke mana?", tanya Aisha.
Fazal menarik nafas dalam-dalam. Mungkin memang sang istri mengalami trauma hingga tak mengingat tentang dirinya.
"Sementara kerumah kakek dulu, nanti setalah mas dapat rumah yang cocok kita pindah. Seperti keinginan kamu!", kata Fazal mencoba tersenyum.
Aisha menatap langit-langit ruangannya. Ada dokter yang memeriksa kondisinya sebelum ia benar-benar di ijinkan pulang.
Waktu untuk pulang pun tiba. Aisha mencoba duduk dengan pelan. Ia merasa luka di punggungnya basah dan nyeri. Tentu saja, gambar bentuk setrika jelas tercetak di sana.
Aisha melihat pergelangan tangannya yang juga melepuh. Ia menggelengkan kepalanya. Rasanya aneh saja, ia tak pernah ceroboh sampai mendapatkan luka seperti itu selama ini.
"Mas bantu ya?!", tawar Fazal pada Aisha yang kesulitan turun.
"Pakai hijabnya dulu!", kata Fazal mencoba memasangkan hijab di kepala Aisha tapi gadis itu menolaknya.
"Ngga! Panas!", katanya menampik tangan Fazal.
Fazal sampai tak percaya mendengarnya. Pasalnya selama ini, istrinya tak pernah melepaskan hijabnya yang lebar itu. Sholat di awal waktu sampai puasa sunah saja Aisha lakukan .
Lalu saat ini, gadis itu menolaknya karena alasan panas???
Aisha membiarkan rambutnya yang hitam dan panjang itu tergerai bebas. Dan Fazal sepertinya tak rela jika kecantikan istrinya di nikmati oleh orang lain.
Apa kabar dirinya yang sering kali mengkhianati Aisha saat bersama Naura??!!
"Aku mau topi aja!", kata Aisha tiba-tiba.
"Ah, iya. Ada topi mas di mobil. Ayo?!", Fazal mencoba memapah Aisha. Tapi sayangnya sang gadis menolaknya. Ia tak selemah itu.
Fisiknya memang Aisha tapi jiwanya tetaplah Asha!
Fazal hanya mengikuti langkah kaki Aisha yang berjalan ke pintu keluar. Fazal meminta Aisha menunggunya mengambil mobil sebentar.
Tak berapa lama, mobil Fazal pun tiba. Ia membukakan pintu untuk Aisha. Setelah Aisha duduk dengan nyaman, barulah lelaki berparas tampan itu mengitari mobilnya dan duduk di belakang kemudi.
Di perjalanan keduanya terus diam. Asha muda sebenarnya bukan sosok yang pendiam. Tapi entah karena dirinya yang menempati tubuh Aisha atau karena ia yang tak mengenal Fazal membuatnya memilih banyak diam.
Beberapa menit berlalu. Mobil Fazal pun tiba di kediaman mewah milik keluarga Abidzar. Kakek Abidzar dan bibi menunggu kedatangan Aisha dan Fazal.
"Assalamualaikum !", Fazal memberikan salam tapi tidak dengan Aisha yang menatap bingung lelaki sepuh dan perempuan paruh baya itu.
"Walaikumsalam!", jawab mereka berdua. Kakek Abid dan bibi terkejut melihat penampilan Aisha.
"Non?", bibi menghampiri Aisha yang memakai topi milik Fazal tanpa mengenakan hijab.
Aisha yang merasa asing pun hanya menatap sang bibi dengan datar.
"Alhamdulillah non Aisha sudah sehat, bibi bahagia sekali!", kata bibi dengan mata berkaca-kaca.
"Heum!", gumam Aisha. Kakek Abid masih terpaku dengan penampilan Aisha seperti itu. Tapi ia mencoba memaklumi kondisi cucu menantunya yang baru saja pulih.
Aisha menoleh pada Fazal.
"Di mana kamar ku?", tanya Aisha.
"Kamar kita di lantai atas, ayo mas antar!", kata Fazal. Aisha tak menolaknya. Karena ia memang ingin segera beristirahat di kamar itu.
"Nanti Fazal jelaskan, Kek!", kata Fazal sebelum ia membawa Aisha ke kamar mereka. Kakek Abid mengangguk pelan. Lalu ia pun menyuruh bibi untuk menyiapkan makanan kesukaan Aisha.
Sesampainya di kamar, Aisha menatap ruangan itu dengan tatapan datar. Meski lebih mewah di bandingkan kamar Asha tak membuat gadis itu kagum sama sekali.
"Mau ganti baju dulu?", tanya Fazal. Aisha menoleh pada suaminya.
"Em...maksud mas, takut kamu lupa kalau pakaian kamu di sana."
Fazal menunjuk sebuah ruangan yang berisi beberapa lemari pakaian.
Aisha pun menuju ke ruangan kecil tersebut. Banyak gamis serta hijab berwarna navy, hitam, maroon dan cokelat susu.
"Dimana pakaian ku?", tanya Aisha.
"Ini pakaian mu selama ini Aisha!", kata Fazal. Aisha mempoutkan mulutnya sambil mengangguk pelan.
Meski Asha terlihat brandalan, ia sangat menghormati para muslimah yang mengenakan pakaian tertutup seperti itu.
"Tapi aku ngga mau pakai seperti ini!", kata Aisha. Dia memilih lemari sebelahnya di mana kemeja Fazal tertata rapi. Di ambilnya salah satu kemeja berwarna hitam, warna kesukaan Asha sekaligus Aisha.
"Aku pakai ini!", kata Aisha. Lalu ia berjalan menuju ke rak pakaian dalam. Untung ada celana legging di sana.
Gadis itu pun ke kamar mandi tanpa mengatakan apa pun pada Fazal yang masih menatap tak percaya dengan perubahan istrinya.
Lelaki itu memilih duduk di sofa sambil memijat kepalanya. Badannya yang letih karena kurang tidur juga pikirannya yang lelah menghadapi perubahan sang istri yang sangat luar biasa.
Aisha keluar dari kamar mandi dengan kemeja Fazal yang kebesaran. Seingat gadis itu, lukanya tak boleh terkena air. Jadi ia tak sepenuhnya mandi dengan benar.
Fazal seperti terpukau dengan penampilan Aisha. Memakai pakaian seperti ini, Aisha terlihat lebih cocok dan sesuai dengan usianya yang baru menginjak dua puluh tiga tahun.
Merasa di tatap seperti itu, Aisha menatap balik suaminya.
"Kondisikan mata anda!", ujar Aisha yang melewati Fazal begitu saja. Dan setelahnya, Aisha pun memilih keluar dari kamar. Di tangga, ia berpapasan dengan bibi yang membawakan makanan untuknya.
"Aku makan di dekat kolam renang aja!", kata Asha mengambil nampan yang bibi bawa. Bibi hanya mengiyakan karena ia masih bingung dengan perubahan penampilan Aisha.
"Siapa bi?", tanya Eva.
"Non Aisha, nyonya!", jawab bibi. Eva menganga tak percaya.
"Gadis kampung itu!? Ngga salah? Sejak kapan dia jadi bondolan begitu!?", pekik Eva. Bibi menggelengkan kepalanya.
"Mau tebar pesona sama Fazal mungkin tuh anak kampung ya! Punya berapa nyawa dia sebenarnya!", Eva bergegas melangkahkan kakinya tapi bibi mencegahnya.
"Jangan nyonya, kasihan non Aisha baru pulih!", kata bibi melarang Eva.
"Halah! Nggak usah ikut campur deh Bi!", Eva mendorong bahu bibi dan langsung berjalan cepat menuju ke kolam renang di mana Aisha sedang menikmati bubur ayam buatan bibi.
Nyatanya baik Asha maupun Aisha sama-sama menyukai bubur ayam.
"Heh! Bisa-bisanya kamu nyantai di sini!", Eva merebut mangkok Aisha dan melemparkannya ke rumput.
Aisha yang sedang sangat menikmati makanannya pun di buat emosi. Matanya menatap tajam pada sosok perempuan yang sudah cukup berumur tersebut. Eva sampai bergidik ngeri melihat tatapan Aisha yang sangat berbeda dari biasanya.
"Ngapain melotot begitu hah? Berani kamu sama ibu mertua kamu, iya? Kenapa kamu ngga mati aja sekalian kemarin!", kata Eva yang sudah mengabaikan tatapan Aisha.
Aisha berdecak sambil melipat kedua tangannya didepan perut.
"Situ malaikat pencabut nyawa?", tanya Aisha seperti meremehkan. Eva pun menampar Aisha tapi ia gagal karena Aisha menahan pergelangan tangannya dengan kuat.
"Ahhhh!!", pekik Eva yang kesakitan sekaligus ketakutan.
Tubuh Aisha di kuasai oleh Asha yang merupakan petarung bebas. Tapi terlihat aneh jika Aisha yang selama ini lemah lembut mendadak punya kekuatan yang luar biasa.
"Sudah tua bukannya bertobat malah banyak bac**!", Aisha mendorong bahu Eva hingga terhuyung ke belakang. Aisha melewati perempuan paruh baya tersebut begitu saja.
Jadi...selama ini Aisha sering di perlakukan seperti ini? Apa semua penghuni rumah besar ini juga bersikap kasar pada Aisha???
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
terimakasih 🙏