Kisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}.
__________________***________________
Ini adalah kisah cinta terlarang, dimana hanya ada air mata yang selalu menemani. Perjuangan yang begitu besar hingga pengorbanan dan nyawa menjadi taruhan.
“Apa salahnya jika mencintai? Apa salahnya jika kami ingin menikah? Sudah sekian lama kami dipisahkan, dan takdir mempertemukan ku kembali dengannya. Tepat dibawah menara Eiffel! Tapi lagi-lagi takdir memisahkan kami lagi, saat aku mengandung anaknya. Dan perpisahan ini berlanjut lagi sampai 14 Tahun! Hingga usia anak kami 13 Tahun, dan aku selalu menunggunya di bawah menara Eiffel.
Tapi tetap saja, dia belum kembali tanpa kabar.”
~Cassea Laura Chadwick~
________________________________
Apakah dia sudah memiliki keluarga sendiri? Apakah dia melupakan ku?
Mungkinkah, Tuhan sudah mengambilnya dariku?
_________________________________
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MERCI : BAB 17
HARI ULANG TAHUN
Apa dengan sebuah harapan saja, semua yang aku inginkan akan bisa terwujud? Tidak, karena yang kutahu itu hanya omong kosong.
~ Four ~
...🖤🖤🖤...
Zach memanggil salah satu pelayan yang ada disana, lalu membayar makanan nya sendiri. Lagi-lagi Cassea terkejut saat tahu kalau Zach membayar sendiri, namun dia juga merasa tidak enak.
Saat pelayan itu pergi, Cassea menunduk diam sambil memejamkan matanya, sedangkan Zach menatap Cassea dengan senyuman tipis.
"Kau yakin tidak ingin makan?" tawar Zach sekali lagi. Entah kenapa? Akhir-akhir ini, Zach juga sering sekali tersenyum jika bersama Cassea. Padahal ia sangat susah sekali tersenyum kepada orang, apalagi seorang wanita.
Cassea mendongak menatap wajah Zach, (ini adalah kesempatan untuk mendapatkan makanan gratis) tidak lama dia mengangguk dengan wajah imut seperti kucing. Zach tertawa kecil melihat tingkah Cassea yang malu-malu tapi mau. "Pesanlah!" Dengan cepat Cassea memesan.
"Aku tahu uangmu habis, lain kali jika kau tidak punya uang biarkan aku yang membayarnya, tapi jika kau memiliki uang kau boleh membayarnya!" ucap Zach sedikit bercanda. Cassea cemberut lalu tersenyum menatap Zach kembali.
"Kau bisa membantu ku mencarikan pekerjaan? Apa saja, aku akan menerimanya." Ucap Cassea tiba-tiba.
Zach semakin heran dengan wanita itu, yang dia tahu rumah Cassea begitu besar dan terlihat seperti orang kaya. Tapi kenapa tiba-tiba Cassea meminta pekerjaan sederhana.
"Aku lihat kau anak orang kaya, kenapa kau ingin bekerja?" tanya Zach.
Cassea hanya diam, dia mulai teringat pertengkarannya dengan sang ayah yang hampir sepuluh kali lebih mereka bertengkar. Juga Cassea tidak mungkin bercerita masalah pribadinya dengan orang yang tidak lama dia kenal, apa lagi seorang pria diam seperti Zach.
"Tidak apa, jika kau belum siap menceritakannya. Aku tahu itu urusan pribadi mu." Lanjut Zach tidak masalah. Saat Zach melihat Cassea hanya diam tanpa senyuman, membuat nya canggung. Zach lebih nyaman dan suka saat Cassea tersenyum, tertawa lepas.
Tidak lama kemudian, makanan Cassea tiba, dengan lahap dia memakan makanan itu. Cepat dan lahap Cassea memakannya. Tidak heran jika seorang wanita selalu makan dengan lahap, karena di dunia sekarang saja wanita lebih ganas saat menyantap makanannya dengan porsi luar biasa.
...*** ...
Kampus.
Zach baru saja mengantarkan Cassea sampai depan kampus nya. Senyuman Cassea juga sudah kembali lagi.
"Aku akan memberitahu mu jika ada pekerjaan!" ucap Zach.
"Terima kasih!" jawab Cassea yang selalu tersenyum.
Zach pamit pergi dan mulai melajukan mobilnya, sementara dari arah lain Lea dan Joe menghampiri Cassea. Lea yang sudah tahu hanya bisa tersenyum melihat temannya dekat dengan seseorang.
"Cassea! Kau sudah punya kekasih, kenapa kau tega dengan cintaku. Apa kau akan melupakan kegiatan malam kita?" ucap Joe dengan tawanya.
"Tentu saja tidak, lagi pula dia bukan kekasihku!" balas Cassea.
Joe merasa lega, Lea memukul pelan lengan Joe karena pria itu selalu saja mengajak Cassea ke club. Dia tidak perduli kalau Lea selalu khawatir dengan kesehatan Cassea.
"Sudahlah, ayo masuk!!" ajak Cassea.
Lea merangkul tangan kanan Cassea sembari berjalan masuk, sedangkan Joe bukannya ikut temannya, dia malah mengikuti Cassea dan Lea dari belakang.
.
.
.
Jam menunjukan pukul 5 sore, Cassea yang baru saja selesai kuliah memilih pergi ke Gereja sebelum dia pulang ke rumah.
Dengan perlahan Cassea membuka pintu gereja dan berjalan melewati bangku-bangku yang tertata rapi di sana. Cassea mulai terduduk sambil menyatukan kedua tangannya dan mulai berdoa.
"Aku mohon kepadamu, aku tidak meminta yang lain. Tolong pertemukan aku dengan sahabat ku, mungkin saja dia mengetahui tentang masa laluku yang tidak aku ketahui." Ucap Cassea memohon sambil memejamkan kedua matanya.
Selesai berdoa, Cassea berjalan keluar dan kembali berjalan menuju halte bus. Udara setiap hari terasa sejuk, meski sinar matahari sangat terang menusuk kulit, namun masih kalah dengan udara di sana. Cassea membuat embun di jendela bus sehingga dia bisa menulis sesuatu disana.
"Elan!" Gumam Cassea pelan sambil tersenyum dan menulis nama yang dia ucapkan.
Karena tadi pagi Cassea pergi bersama Zach, dia melupakan pertengkarannya di rumah. Cassea sangat senang sekali saat bersama Zach, seolah kesedihannya selalu hilang sejenak.
Perjalanannya menuju rumah sudah sampai, Cassea berjalan menuju rumahnya. Dari arah belakang sebuah mobil hitam dan merah baru saja masuk ke dalam rumahnya.
"Mereka sudah pulang." Gerutu Cassea.
Kini Cassea sudah berada di gerbang rumahnya, dia memilih terus berjalan tanpa henti, meski ayahnya dan juga Khey masih berada di luar.
"Ayah, aku sangat lelah sekali! Tapi aku sangat suka dengan pekerjaan baru ku!!" ucap Khey kepada Lowray dengan sengaja.
"Teruslah, seperti itu, dan jangan mengecewakan Ayah!" balas ayahnya tersenyum tipis.
Cassea merasa muak dengan itu semua, bahkan semenjak ayah dan ibunya bercerai. Cassea tidak pernah melihat ayahnya tersenyum padanya. Dan hari ini Cassea melihat ayahnya tersenyum kepada Khey, juga merasa bangga kepada wanita yang dia juluki ular itu.
Melihat Cassea masuk, ayahnya hanya diam tidak peduli sama sekali. Layaknya orang asing yang numpang di rumahnya.
Saat makan malam tiba pun, Cassea tidak turun dan ikut makan malam, Cassea memilih makan di dalam kamar sendirian. Saat asik makan, Cassea teringat akan sesuatu, tangannya mulai meraih sebuah kalender yang ada di mejanya.
Senyuman mulai terukir dengan kedua mata terbuka sangat lebar. Besok adalah tanggal 29 Maret, hari ulang tahun Cassea. Dia tidak sabar menunggu ucapan selamat dan hadiah bersenang-senang di club dari Joe dan teman-temannya yang lain.
...***...
Tanggal 29 Maret 2010, Paris.
Cassea terbangun dari tidurnya dengan senyuman lebar sembari menatap langit yang hampir berwarna kuning terang itu. Kedua tangan terangkat, hingga suara sendi tulang berbunyi sangat nikmat bagi Cassea yang baru bangun tidur.
"Selamat pagi dunia!! Dan selamat ulang tahun Cassea!!" ucapnya sendiri, terbangun dengan senyuman.
Cassea bersiap, lalu segera turun ke bawah, kali ini dia ikut sarapan dengan keluarganya. Cassea duduk dengan wajah berserinya, Khey menatap heran ke arah Cassea, tidak biasa yang selalu muak dan malas jika makan bersama keluarga.
"Kau bahagia sekali Cassea, ada apa?" tanya Khey sinis tapi penasaran.
"Tidak ada, apa aku tidak boleh tersenyum." Jawab Cassea lirih. Khey memutar dua bola matanya dengan wajah judesnya juga. Saat semuanya makan dan hening, ayahnya membuka suara lebih dulu dan membuat Khey, juga Emma terkejut.
"Selamat ulang tahun Cassea." Ucapan pertama kali dari mulut Lowray Chadwick yang membuat Cassea sangat senang.
"Terima kasih Ayah!" balas Cassea.
Seketika ayahnya berdiri dan menyuruh Khey untuk segera berangkat ke kantor. Saat kedua orang itu pergi, Cassea juga ikut pergi ke kampus. Melihat Cassea sudah pergi, Emma terus menatap ke arah Cassea pergi dengan tatapan yang tidak biasa.
Sementara di jalan, Cassea menikmati musiknya dengan memakai handset, wanita itu juga menari-nari sehingga beberapa orang menatapnya. Cassea melakukan semua itu sampai di kampusnya tanpa rasa malu.
"Selamat ulang tahun Cassea!!" ucapan selamat dari April yang baru saja tiba di kampus sembari membawa kue-kue kecil untuk mereka makan di kampus.
"Merci!!"
Cassea tidak bisa berhenti menceritakan soal ayahnya yang kali pertama mengucapkan ucapan selamat ulang tahun untuknya. April sebagai seorang teman juga ikut bahagia mendengarnya.
.
.
.
Di luar kampus. Hari yang menjelang siang.
Zach menjemput Cassea yang baru saja selesai kuliah. Cassea yang baru saja keluar dari kampus, segera menghampiri mobil Zach.
"Aku hari ini ijin cuti, boleh?" tanya Cassea lewat jendela mobil.
"Memang ada apa?" tanya balik Zach.
"Menurutmu apa yang membuat seseorang merasa bahagia dan hidup di tanggal tersebut?"
Zach faham dengan pertanyaan Cassea, dia tersenyum memandang ke arah Cassea. "Selamat ulang tahun!" ucapnya membuat Cassea bertambah semangat. Pria itu sangat cekatan sekali, sampai dia langsung menjawab setelah diberi satu pertanyaan. Akhirnya Zach memberikan cuti untuk Cassea, dan memberikan tumpangan untuk menuju ke toko kue.
...°°°...
Hai guyss!!!! Maaf ya ceritanya kurang menarik nihhh, tapi tidak masalah aku hanya ingin memindah cerita ini di sini 😌 saya harap kalian mengerti kannnn....
Dan iya, soal agama, saya mengikuti apa yang kebanyakan di Paris yaa, jadi jangan salah sangka 😁
Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!
Thanks and See Ya ^•^
sedang ayah cassea tdk setuju & akan kah cassea mampu utk memperjuangkan cinta nya kpd zach 😀😍🫢🤭
cassea anak mafia..
Ellan sahabat kecilnya cassea..
apakah zach itu ellan ???
zach sprtu nya peduli dng kehidupan cassea ..
ada hubungan apa dng lowray ayah cassea?
zach & caseea