Wanita Tangguh-Ku

Pagi ini, Weni akan mengantarkan Ayah dan Bunda nya ke Bandara.

Setelah kemarin mendengar semua kebenaran dari Ayah dan Bunda nya, Weni ikhlas dan menerima semua nya dengan baik.

Dia tidak marah ataupun benci, malah dia bangga pada kedua Orangtua nya.

"Ayo, Nak" ajak Ayah yang sudah siap.

Lalu mereka langsung masuk ke dalam taxi yang memang sudah di pesan oleh Weni.

Weni terus saja bergelayut manja pada sang Bunda, ia rasanya tidak mengizinkan kedua nya untuk pulang.

Sesampai nya di Bandara, kedua orang tua nya langsung berpamitan dan setelah itu masuk ke dalam pesawat.

"Hati-hati" ucap Weni melambaikan tangannya dan hanya di balas anggukan oleh Ayah dan Bunda nya.

Hari ini Weni akan mengundurkan diri dari Butik tersebut. Dia akan fokus pada kuliah nya agat cepat selesai.

Weni juga akan membantu sang Ayah mengurus perusahaan walaupun dari belakang layar.

Dia juga akan menerima Anggara dengan tangan dan hati terbuka.

Weni akan mencoba memulai nya dengan hati ikhlas dan terbuka. Dia yakin, bahwa pilihan Ayah dan Bunda nya tidak akan salah.

Sesampai nya di Butik, Weni langsung saja menyerahkan surat pengunduran diri nya.

"Saya harap kamu bisa menjadi wanita sukses, Wen" ucap atasannya.

"Terimakasih, Bos" balas Weni dengan sopan.

Setelah itu dia langsung saja pulang, dia akan bersiap untuk ke kampus.

Ting.

Ponsel Weni berbunyi, lalu ia langsung saja melihat nya.

"*Apa nanti malam kamu bisa datang ke Alamat ini? Ada yang ingin aku bicarakan.

-Anggara*"

Begitulah isi pesan tersebut, Weni langsung saja membalas dan menyetujui nya.

Dia juga ada banyak hal yang ingin di bicarakan dengan lelaki tersebut.

"Uhh semangat Weni, kamu harus bisa dan kuat" gumam Weni saat sudah siap untuk ke kampus.

Selama di perjalanan Weni terus saja membuka buku yang akan dia pelajari hari ini, dia akan bertekad kalau tahun ini harus sudah lulus S2 nya.

"Nona sudah sampai" ucap sopir taxi

"Ahh iyaa, ini pak" balas Weni memberikan beberapa uang pada sopir tersebut.

"Nona , ini kebanyakan" ucap sang sopir.

"Tidak apa, itu untuk bapak dan rezeki bapak" balas Weni tersenyum.

Sang sopir mengucapkan terimakasih berkali-kali.

Setelah itu, Weni langsung menemui seseorang untuk mengubah jadwal kuliah nya.

Baru ia akan langsung ke kelas nya.

**

Hingga 3 jam berlalu dan Weni keluar dari kelas, ia sudah menyelesaikan mata kuliah pertama nya dan ia akan ke kantin lebih dulu.

"Khmmm, nona" sapa seorang lelaki

"Ehh hai, ayo duduk" balas Weni dengan kikuk.

"Ini, semua nya sudah lengkap disini dan silahkan pelajari. Jika ada yang sulit anda bisa tanyakan padaku" ucap lelaki tersebut memberikan tumpukan berkas dan falshdick.

"Oke, terimakasih kawan" balas Weni ramah.

Lelaki tersebut menganggukan kepala nya dan berlalu dari hadapan Weni.

"Ishh banyak sekali" gerutu Weni dengan kesal.

Setelah menghabiskan makanannya, Weni kembali lagi ke kelas karena ada dua mata pelajaran lagi.

***

Sore hari nya, Weni langsung merebahkan tubuh nya di sofa.

Dia baru saja kembali dari kampus saat sudah sore.

"Uhhh lelah nya" gumam Weni dengan memejamkan mata sejenak.

Ting.

Weni mengambil ponsel nya dan membaca siapa yang mengirim nya pesan.

"Jangan makan malam di Rumah, kita akan sekalian makan malam di sana.

Istirahatlah lebih dulu"

Begitulah isi pesan yang di kirim oleh Anggara pada Weni.

Weni tersenyum kecil saat melihat perhatian dari Anggara.

"Aku akan tidur dulu sebentar, rasa nya badan ku lelah sekali" gumam Weni.

Lalu ia melangkahkan kaki nya ke kamar, setelah itu ia menjatuhkan tubuh nya di kasur.

"Uhhhh nyaman sekali" gumam Weni dengan mata terpejam.

Tanpa mengganti pakaian terlebih dulu, ia langsung terlelap karena lelah dengan hari ini.

Sedangkan di Perusahaan Tr.Group. Anggara secepat mungkin menyelesaikan semua pekerjaannya.

"Rega, nanti malam jemput Weni di Rumah nya dan bawa dia ke tempatku" ucap Anggara datar.

"Baik Tuan Muda" balas Rega patuh.

Hingga jam di pergelangan tangannya menunjukan angka 17.30 Anggara baru menyelesaikan pekerjaannya.

Anggara keluar dari ruangannya dengan di ikuti oleh Rega. Dia akan langsung ke tempat yang sudah di siapkan untuk pertemuannya dengan Weni.

"Setelah ini kau bisa istirahat sebentar dan nanti jam 07 malam kau jemput Weni" ucap Anggara sebelum turun.

"Siap Tuan Muda" patuh Rega.

Setelah memastikan bahwa Tuan Muda nya sudah masuk, ia lalu melajukan mobil nya ke arah Apartemen milik nya.

***

Tepat jam 07 malam , Rega sudah berada di depan Rumah Weni dengan mobil biasa saja.

Dia akan menyamar sebagai taxi online sesuai dengan perintah sang Tuan.

"Nona, silahkan" ucap Rega.

Weni awalnya sangat bingung, tetapi dia menurut dan tahu dari kode mata Rega.

Setelah Weni masuk, Rega langsung saja melajukan mobil nya ke arah Mansion Tuan muda.

"Kenapa kau menyamar, Asisten Rega?" tanya Weni bingung.

"Panggil Rega saja, Nona" ucap Rega dengan wajah datar nya.

"Kita tidak tahu kapan musuh mengintai kita, jadi alangkah baik nya kita tetap waspada" jawab Rega dengan tegas.

"Hmmm, saya mengerti" ucap Weni.

Di sepanjang jalan, Weni hanya diam dan terus saja melihat ke arah luar jendela mobil.

"Apa Bunda dan Ayah sudah sampai ya, kenapa belum menghubungi ku" batin Weni dengan gelisah.

Lalu Weni mengambil ponsel nya dan disana sudah ada pesan dari sang Bunda bahwa mereka sudah sampai.

"Uhh syukurlah" lega Weni.

Hingga tak lama kemudian mereka sampai di mansion yang sangat megah dan mewah.

Bahkan Weni sampai terpukau melihat nya tersebut.

"Silahkan Nona, Tuan Muda sudah menunggu anda di dalam" ucap Rega sopan.

"Terimakasih, Rega" balas Weni ramah.

Rega hanya menganggukan kepala dan menyuruh kepala pelayan mengantarkan Weni.

Weni masuk dengan tatapan yang kagum, bagaimana tidak kagum semua interior di dalam sangat indah dan juga mewah.

Tok

Tok

Kepala pelayan mengetuk pintu tersebut, hingga terdengar lah suara Anggara dari dalam.

"Silahkan Nona Muda" ucap kepala pelayan dengan membuka kan pintu.

"Terimakasih, Pak" balas Weni ramah.

Lalu Weni melangkahkan kaki nya ke dalam, disana sudah ada Anggara yang sedang menunggu.

"Kemarilah, kita akan bicara di balkon kamar ini" ucap Angga dengan lembut.

Weni menganggukan kepala dan menghampiri Angga, lalu Angga mengunci kamar nya dengan remot yang ada di tangannya.

Disini lah mereka sekarang, di balkon kamar yang sudah tersedia banyak makanan serta minuman.

Yang langsung di suguhkan oleh pemandangan indah nya Kota dari atas.

"Mari makan malam dulu, baru setelah itu kita bisa membahas tentang kita" ajak Angga tersenyum.

"Terimakasih atas semua nya" ucap Weni dengan membalas senyuman Angga.

"Kenapa manis sekali" batin Angga saat melihat Weni yang tersenyum.

Lalu mereka memilih makan dalam diam, sebenar nya Weni sangat gugup tetapi ia bertingkah biasa saja.

.

.

.