Pertanyaan “Kapan nikah?” pasti sering muncul ketika bertemu dengan keluarga besar atau teman lama, salah satunya pada momen kumpul keluarga atau reuni sekolah.
Pertanyaan ini sering menjadi m0mok bagi sebagian orang terutama kaum hawa. Dapat memicu munculnya rasa cemas dan stres dalam lingkungan sosial atau pergaulan. Tak terkecuali bagi seorang wanita berusia tiga puluh tahun bernama Yumna Salsabila.
Terlebih ibunya menuntut Yumna untuk segera menikah. Dikarenakan Salwa, adik Yumna, juga berencana menikah dengan kekasihnya.
Hidup Yumna mendadak jungkir balik saat kedatangan mantan playboy kelas kakap bukan kelas bulu, bernama Alden Pratama Bentley. Lelaki blasteran yang satu ini telah jatuh hati pada Yumna sejak pertama kali mereka berjumpa. Sementara Yumna belum bisa dengan cepat naik pelaminan bersama Alden karena ada bias di masa lalu yang ia pendam.
Bagaimana jungkir balik cinta Yumna ? Simak kisah mereka💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 - Dua Detik
"Ah, eng_gak. I_tu..." jawab Yumna dengan suara terbata-bata.
"Itu apa?" tanya Alden.
"Itu di bibirmu ada nyamuk," jawab Yumna secara spontan sambil menepuk bibir Alden dengan salah satu telapak tangannya.
Hal itu terjadi tanpa disengaja. Niat awalnya hanya menepuk pelan, tapi berujung kek3ncengan alias bablas.
Pukk !!
"Aduh !!" jerit Alden. Seketika Yumna tersadar atas kesalahan dirinya.
"Sorry...sorry..." ucap Yumna tulus meminta maaf pada Alden.
Pada akhirnya Yumna pun belum bisa untuk mengatakan secara jujur pada Alden perihal kejadian masa lalunya ketika SMA.
"Astaga, Yank. Apa salah hamba? Oh Tuhan, ampuni dosaku. Kenapa malam ini sial banget sih?!" keluh Alden seraya kini telapak tangannya yang awalnya berada di area pangkal pa_ha nya usai tendangan penalti dari Yumna, sekarang justru beralih memegang wajahnya tepatnya di area bibir.
"Maaf, beneran aku enggak sengaja Mas."
Yumna merutuki dirinya sendiri yang tak bisa mengontrol keadaan dengan baik hingga terjadi insiden dua kali di hari ulang tahunnya bersama Alden.
"Hotel berbintang begini kok malah asyik main pukul nyamuk bukan main yang lain," cibir Alden. "Sepertinya kamu kurang vitamin deh, Yank."
"Vitamin apa?"
"Vitamin C,"
"Aku sudah minum tadi vitamin c yang bungkusnya warna kuning. Aku beli di minimarket Suka-Suka sebelum datang ke sini. Di dalam tasku masih ada. Kamu mau?" tawar Yumna.
"Ogah," tolak Alden. "Vitamin C yang ku maksud itu ciuman, bukan vitamin C yang seperti obat di jual bebas di minimarket!" gerutu Alden.
"Jangan jutek-jutek, nanti gantengnya luntur loh." Yumna sengaja meledek Alden agar suasana enggak tegang dan kaku.
"Bibir bengkak karena dicium sih gak apa-apa. Lah ini bengkak karena kena tab0k. Sungguh teganya-teganya dirimu," keluh Alden.
"Aku obati ya,"
"Mau diobati pakai apa memangnya?!" ketus Alden.
"Aku kompres biar k3mpes ya," jawab Yumna.
"Enggak perlu!" tolak Alden seraya memejamkan matanya.
Lelaki ini berusaha menahan rasa sakit di bibirnya. Walaupun tak ada luka berdarah atau lecet di sana, hanya saja terasa sedikit nyeri.
"Kalau gak diobati takutnya ada infeksi di bibirmu, gimana coba?" Yumna tak pantang menyerah. Ia terus berusaha memperbaiki kesalahan yang sudah dilakukannya malam ini.
"Infeksi? Memangnya te_ta nus!" gerutu Alden. Ia masih kesal dengan Yumna yang gagal romantisan di hari spesial malam ini.
Tiba-tiba...
Cup...
Yumna pun yang dilanda tak enak hati dan juga pastinya perasaan cinta yang terlanjur mendalam pada Alden, seketika mendaratkan bibirnya untuk pertama kalinya pada bibir mantan playboy yang menjadi calon suaminya itu.
Sejak pertama kali keduanya resmi berpacaran lalu bertunangan dan sekarang bersiap naik jenjang ke sebuah pernikahan, mereka belum pernah melakukan silaturahmi bibir.
Kegiatan indah itu hanya berlangsung dua detik saja. Sebab setelah itu bibir Yumna melepaskan diri dengan cepat. Rasanya Yumna ingin masuk ke dalam k0long kasur untuk bersembunyi. Malu.
Sedangkan mantan kang celup yang satu ini seketika termenung dan terpaku akibat ciuman bibir dua detik dari Yumna barusan. Tak lama, Alden pun tersadar.
"Yank..." rengek Alden.
"Ya," balas Yumna merespon.
"Lagi,"
"Hah, maksudnya lagi apa?" tanya Yumna dengan mimik wajah polosnya. Yumna belum tahu arah pembicaraan Alden. Efek wanita ini masih jet lag usai melakukan silaturahmi bibir dadakan selama dua detik barusan.
"Lagi, dicium kayak yang tadi. Tapi, yang kali ini minta lamaaa banget."
BUGH !!
Sebuah pukulan mendarat di lengan Alden dari Yumna.
"Dasar tuman!" omel Yumna.
"Ah, penonton kecewa." Alden mengeluarkan jurus merajuknya.
"Nanti aku kasih banyak-banyak kalau kita berdua sudah sah jadi suami-istri. Minta ciuman yang diperpanjang sampai 72 jam non-stop pun, aku siap."
"Bukan ciuman seperti itu yang aku mau," cibir Alden. "Ciuman lama banget sampai 72jam begitu, ya pastinya tuh pasangan besoknya langsung masuk IGD. Bukannya enak malah derita," sambungnya.
"Kok bisa?"
"Bisa lah. Kan 72 jam pada sibuk ciuman terus, sampai lupa makan dan minum. Auto gak lama masuk dan terdaftar jadi pasien rumah sakit karena lambungnya kosong," ucap Alden.
"Oh iya ya, haha..." Yumna pun jadi tertawa mendengar penjelasan Alden.
☘️☘️
Beberapa hari kemudian, Bandung.
Setelah memberitahu Alden sebagai orang pertama perihal kapan pernikahan mereka berdua akan berlangsung, Yumna juga mengabari ibunya dan Salwa. Minggu depan Yumna berencana pulang ke Bandung untuk mengurus surat-surat pengajuan nikah antara dirinya dengan Alden.
Dalam pekatnya malam, Bu Ratih masih terjaga. Ada rasa bahagia karena Yumna akan segera menikah. Tapi di satu sisi, hatinya masih menyimpan sebuah kebimbangan.
Jam saat ini menunjukkan pukul dua dini hari. Hatinya seketika gundah-gulana akan sesuatu yang berhubungan dengan pernikahan Yumna.
Bu Ratih memutuskan berjalan mendekati laci pribadinya yang berada di dalam kamar tidurnya. Di tangannya tampak sebuah kunci.
Klik...
Ternyata kunci itu untuk membuka laci tersebut. Bu Ratih menarik laci itu dan perlahan tampaklah sebuah kotak persegi ukuran cukup sedang warna hitam yang berada di atas tumpukan map-map usang.
Perlahan Bu Ratih mengambil kotak hitam tersebut, lalu ia dudukkan di atas pangkuannya. Ia buka kotak tersebut dan tampaklah beberapa lembar foto hitam putih yang terlihat usang.
Dengan tangan sedikit gemetar serta kecamuk rasa di hatinya, Bu Ratih mengambil salah satu foto dari dalam kotak tersebut. Tampak foto sepasang pengantin yang menikah secara sederhana di sebuah KUA, sekitar 33 tahun silam.
"Apa aku harus mengatakan rahasia ini pada Yumna? Atau aku tetap menguburnya untuk selamanya," batin Bu Ratih.
Bersambung...
🍁🍁🍁
*Tuman\=nakal, bandel.
Yumna sebaiknya cerita in sj ke alden masa lalumu... toh bukan karena disengaja to di jebak