NovelToon NovelToon
Alpha Love Story : The Girl

Alpha Love Story : The Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:60k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Devon merasa ia jatuh cinta pada gadis sebatang kara, setelah perjalanan cintanya dengan berbagai jenis wanita. Gadis ini anak jalanan dengan keadaan mengenaskan yang ia terima menjadi Office Girl di kantornya. Namun, Hani, gadis ini, tidak bisa lepas dari Ketua Genknya yang selalu mengamati pergerakannya. Termasuk pada satu saat, kantor Devon mengalami pencurian, dan terlihat di cctv kalau Hani-lah dalang pencurian tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyelidikan Jackson

Kepala Hani terasa pusing dan berat, namun ia harus menyelesaikan misi kali ini. Ia tidur sebentar di rumah, sempat terbangun beberapa saat namun tidak membuka matanya. Ia tahu Jackson masuk ke rumahnya dan meletakkan tangan di dahinya. Lalu ia mendengar langkah kaki pria itu keluar dari rumahnya.

Hani tidak bisa tidur lagi, dan jam menunjukkan angka 00.30, sekitar setengah jam lagi ia dan kawanannya harus beraksi. Sayup-sayup ia mendengar beberapa pekerja malam berbincang sambil tertawa-tawa, lalu Hani seketika mendapatkan ide.

“kak?” ia menyapa para waria.

“Heeeey, si cantik jelita belum tiduuur?” sapa salah satunya.

“Punya masker buat muka?”

“Buat facial maksudnya?”

“Iya?”

“Waaaah, sudah genit jej yaaaa, nih eike ada masker alpukat, campur air terus jej cat-cat lah itu kulit muka jej.”

Dengan senyum kecil, Hani menerima masker alpukat berbentuk bubuk itu.

Bukan, tentu saja bukan untuk ber-skinker sebelum mencuri.

Ia tidak ingin mengenakan masker untuk menutupi mulutnya, karena Ical Cs akan meniru aksinya. Kalau seluruh wajah mereka tak terlihat, alat pendeteksi wajah akan memakan waktu untuk mengindetifikasi.

Jadi malam itu, Hani muncul dengan jaket curian dari jemuran seseorang, celana yang ukurannya kebesaran sampai ia harus lipat di bawahnya dan ia ikat karet di pinggangnya, dan ia muncul menggunakan masker alpukat berwarna hijau.

Sampai-sampai Ical Cs yang datang bengong melihatnya.

“Lu ngapa skinkeran malem-malem?!” tegur Ical.

“Bentar lagi aku akan dijual sama Bang Jackson, jadi harus lebih memperhatikan kesehatan kulit.” Begitu alasan Hani.

“Pas lagi begini lu pake?!” protes Ical.

“Ya justru pas malem-malem gini paling tepat waktunya, masa aku mulung sampah pagi-pagi kotor-kotoran pake masker? Percuma dong maskernya. Lagian masih bisa melihat jelas kok. Nggak membatasi gerak juga.” Hani beralasan begini.

Tentu saja Ical Cs tak curiga, padahal Hani sebenarnya sedang menyembunyikan wajahnya berjaga-jaga siapa tahu ia terdeteksi cctv yang tidak ia ketahui letaknya.

“Yuk masuk.” Hani menutupi kepala dengan hoodie bau tengik jaket milik entah siapa yang sepertinya dicuci menggunakan air got.

“Lu juga angkat dong Han!” protes Asep sambil mengulurkan sebuah TV layar datar yang tipis.

“Nggak kuat Bang.” Sahut Hani.

“Kita angkat aja sendiri daripada pecah. Cungkring gini mana kuat dia.” Desis Anton.

“Dasar Awewe go blok...” gerutu Asep.

Jadi malam itu sampai hampir subuh dihabiskan mereka untuk menukar barang-barang elektronik mewah yang tampaknya jarang digunakan kantor Devon, dengan barang KW yang agak-agak mirip namun tak tahu bisa dinyalakan atau tidak. Sementara barang yang asli akan dijual ke penadah. Pikiran mereka, Kantor sebesar ini apabila ada barang rusak sedikit, pasti akan dengan mudah membeli yang baru. Jadi hal seperti ini akan luput dari perhatian penghuni kantor.

Tanpa mereka sadari mereka sedang dijebak Hani.

Hani tahu persis bagaimana berbahayanya kantor ini sampai malam begini tidak ada penjaga yang berseliweran padahal dipenuhi barang-barang mewah.

**

Jackson memang memuji pekerjaan mereka besok paginya. Masing-masing diberi 1 juta sebagai kompensasi. Tentu saja Ical Cs senang. Tapi Hani tidak menerimanya dan hanya menatap Jackson dengan tajam saat pria itu mengulurkan lembaran uang merah padanya.

“Kalo dia nggak mau buat kita aja bang!” seri Ical sambil cengengesan.

"Kalau dia nggak mau ya buat gue, goblok.” Dengus Jackson. Tapi senyumnya kembali sirna saat ia menoleh lagi ke arah Hani.

“Kenapa lu?” tanya Jackson dengan suara rendah, seakan sedang mengintimidasi Hani.

“Bang, ada yang nawar keperawanan aku.” gumam Hani.

Jackson diam.

Ical Cs juga melongo.

“Woaaahhh!!” seru mereka bertiga.

Tapi Jackson tetap diam. Malah wajahnya kini tegang.

“Siapa? Si Om yang waktu itu?” desisnya sinis.

“Iya.” Hani tahu yang Jackson maksud adalah Devon.

“Om? Om yang mana?!” tanya Anton.

“Lo bertiga keluar dari sini.” Desis Jackson.

“Yah Bang!” protes Asep.

“Keluar atau gue lobangin jidat lo.” Jackson mencabut pistol dari pinggangnya dan menodongkan ke dahi Asep.

Suasana langsung berubah tegang.

Mereka menatap dengan gemetar benda di tangan Jackson.

“Bang Jackson... sabar bang...” desis Anton sambil mengangkat tangannya tanda menyerah.

“Darimana abang dapet beginian?” gumam Ical ketakutan.

“Selama ini gue punya, memang lo pada nggak tahu?” kata Jackson, sedikit berdusta.

Yang tentu saja pistol itu Jackson peroleh dari kantor Paijo si oknum dukcapil.

“Kita kok nggak pernah liat-“

“Lo kemarin masih pada kecil ngapain juga gue pake ginian, gue tonjok dikit udah mental. Tapi lo yang sekarang kalau nggak gue acungin beceng kagak bakalan pergi.” Sahut Jackson. “Dan kali ini gue lagi males tinju-tinjuan, lagi capek habis ngelayanin tante girang.”

Dan dengan terbirit-birit Ical Cs langsung ambil langkah seribu keluar dari rumah Jackson.

“Sekarang... lo.” Desis Jackson sambil mengunci pistolnya dan menyelipkannya kembali ke pinggangnya. Ia menoleh ke arah Hani dengan sinis. “Jawab pertanyaan gue.”

Hani masih memandang Jackson dengan sinis, ia bahkan tampak tidak berminat dengan pistol di pinggang Jackson.

“Ya, bang. Namanya Devon, dia manajer di kantor itu, kalau abang lupa aku pernah bilang.”

“Kapan lo ketemu dia?”

“Aku kan menyamar jadi OG di sana, mungkin karena aku cantik dia tertarik.” Hani tampak tak acuh dan asal-asalan menjawabnya.

“Yang bener kalo ngomong, cewek brengsek!” Jackson mencengkeram rahang Hani. “Lo pikir gue percaya semua itu? Lo berani nyamar aja gue udah curiga! Apa juga motifnya lo ujug-ujug nyamar ke sana?! Masuk ke mall aja lo takut!”

“Pikir aja sendiri, abang kan pinter.” Gumam Hani.

PLAKK!!

Jackson menampar Hani dengan kencang. Hani sampai jatuh menabrak dinding.

Seketika kepala Hani langsung berkunang-kunang dan telinganya berdengung.

Berikutnya ia merasakan rambutnya dijambak dan ditarik ke atas.

“Denger,” geram Jackson dengan suara rendah, sepenuhnya bermaksud mengintimidasi Hani, “Gue bakal bikin lo menyusul Farid kalau sampai lo nekat Iya-in penawaran si Om. Lo bakal gue bunuh dan mayat lo gue perkosa sekalian dari pada gue harus percaya ada pangeran berkuda putih yang datang dan ngasih lo duit cuma-cuma. Ngerti ya?”

Dan lalu ia menyentakkan kepala Hani sampai terbentur ke dinding lalu keluar dari rumah dengan langkah kesal menghentak-hentak.

Hani tidak menangis.

Ia juga tidak mengaduh kesakitan.

Baginya, ia tidak memiliki semangat lagi untuk hidup.

Ia menyadari betapa berbahaya lingkungannya. Tapi ia tidak merasa takut.

Ia menghirup nafas kali ini hanya untuk menunggu Jackson dan Ical Cs ditangkap oleh orang-orang Devon. Setelah itu dia mau mati atau tidak bukan masalah lagi bagi Hani. Asalkan sebelum nyawanya dicabut, ia bisa melihat dendamnya terbalas.

**

Sementara setelah melampiaskan kesalnya ke Hani, Jackson mengemudikan motornya dengan perasaan was-was.

Ia berniat ke restoran untuk bekerja tapi saat melewati perempatan, dan melihat gedung tinggi besar 40 lantai, menjulang dan sangat mencolok di antara gedung mewah lainnya, ia berpikir sejenak di lampu merah.

Saat lampu sudah hijau, ia pun akhirnya membelokkan motornya ke arah gedung ini.

Jackson penasaran.

Benarkah Hani menyamar di kantor itu?

Sebenarnya itu kantor siapa?

Jadi Jackson memasuki kawasan parkir motornya, lalu melihat-lihat kondisi yang ada.

Gedung ini normal selayaknya kantor, motor banyak yang terparkir, dan sekuriti juga lumayan banyak saat pagi.

Jackson pun akhirnya masuk melewati Lobby kantor dan seorang sekuriti mendekatinya, “Bisa dibantu Pak?” tanyanya.

Jackson mengernyit.

Sekuriti cukup tanggap saat ia masuk. Masa saat malam tidak ada penjagaan? Sepertinya tidak mungkin semudah itu Ical Cs masuk kalau tidak dibantu oleh orang dalam. Dan dilihat dari cepat tanggapnya sekuriti dalam membedakan antara tamu dan pegawai tidak mungkin Hani semudah itu menyamar di gedung ini.

Jackson melihat kantor itu juga terdapat beberapa kedai kopi kekinian dan cafe mewah di Lobbynya, jadi dia memutuskan untuk ngopi sebentar untuk melihat-lihat suasana.

“Mau ke coffeshop di sana itu,” kata Jackson sambil menunjuk ke arah Coffee shop. “Kata review di Ig Kopi dari kedai yang di gedung ini yang paling enak di antara franchise lainnya.”

“Oooh ya memang benar.” Kata sekuriti dengan mata berbinar, “Kalau boleh saya sarankan, pesan Americano-nya Pak, nanti bapak juga pesan segelas es, setengah gelas diminum dalam keadaan panas, setengahnya bapak campurkan es. Wah itu mantap sekali Pak!”

Ya memang mantap sekaligus curang. Karena itu kan hanya langkah bagi pengunjung untuk berhemat tapi bisa minum dengan porsi lebih banyak.

“Setelah itu pesan gula cairnya yang gratisan?” tebak Jackson.

“Yaaah, begitulah Pak! Ternyata sudah tahu ya tipsnya!” si sekuriti terkekeh.

“Iya pak dari netizen yang mereview.” Jackson pun berbohong supaya lebih meyakinkan. Ia tahu semua itu, dia kan pekerja di Cafe yang tak jauh dari sini.

Jadi Jackson dipersilahkan masuk, namun Jackson butuh ke lantai atas. Karena menurutnya Lobby ini diperuntukkan bagi pengunjung umum. Area yang lebih privat ada di lantai 2 ke atas.

Tapi... bagaimana caranya?

Jackson pun masuk ke coffee shop dan mengantri sambil melihat suasana.

Beberapa pasang mata memperhatikannya.

Mata wanita dengan dandanan pekerja kantoran yang glamor.

Bukan dengan pandangan curiga, tapi dengan pandangan menyelidik, cenderung menggoda.

Jackson menunduk menatap penampilannya sendiri, ia berdandan dengan cukup rapi seperti pekerja kantoran karena memang itu seragam di restorannya. Celana bahan hitam dan kemeja putih. Kalau sampai di restoran tempatnya bekerja, ia harus memakai celemek khusus dari kulit barulah ia seperti layaknya waitress.

Menurutnya penampilannya sekarang tidak berbeda dengan kebanyakan orang yang berlalu-lalang di gedung ini.

Tapi sejak dulu sosoknya memang mudah menarik perhatian wanita.

“Jackson?”

Seseorang bersuara bening memanggilnya.

Jackson pun menoleh dan melihat... “Tante Lily?” ia lumayan terkejut melihat Lily di sana.

“Kamu ngapain di sini?” tanya Lily sambil mengernyit.

Jackson melirik nametag di leher Lily. Wanita ini salah satu karyawan di gedung ini. Dan ada tiga orang wanita lain di belakang Lily yang sedang menatap dengan Jackson dengan penasaran.

“Hm... kangen kamu, apa lagi?” Jackson langsung melancarkan rayuannya.

“Hah? Kamu ngikutin aku sampai ke sini?!”

“Semalam kurang.” Desisnya asal.

Lily langsung bengong.

Sementara para wanita di belakang Lily langsung berteriak-teriak heboh sambil menoyor-noyor Lily.

“Jadi ini sebabnya lo udah nggak main sama Devon woy?! Pacar lo berondong sigmaaaa!!” seru salah satu teman Lily.

Jackson langsung mengernyit. Nama itu lagi. Devon. Itu bukannya nama manajer yang disinggung Hani?

Dan keberadaan Lily sekarang bagaikan gayung bersambut, ia bisa naik ke atas dan menyelidiki kantor ini dengan akses masuk dari Lily.

“Dia bukan pacar gue...” desis Lily pelan.

“Yah,” des ah Jackson, “Jadi aku yang terlalu berharap ya?”

Terang saja teman-teman Lily semakin heboh berteriak-teriak.

Lily semakin bengong.

Perasaannya, kalau disuruh melayaninya Jackson cenderung malas-malasan dan melakukan seadanya. Walau pun pada akhirnya cowok ini tidur sambil memeluknya sampai untuk ke kamar mandi saja Lily harus menggeliat.

Dan sekarang cowok ini bilang kalau dia berharap jadi pacarnya?!

Kok rasanya ada yang ganjil yaaa? Begitu pikir Lily.

1
🙃😉
Jack yg malang..
🙄🙄
liari sandi
tp tetep seru kok madam @Angspoer
🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️
hmmmmmm
Nyenk Fateem
masih kasihan sebenernya sama jackson
Ita Putri
best-lah pokoknya....
Ita Putri
oalaaaaa Iyo rek ...laliiiii😁
Ita Putri
Baron apa ivander ya .....
Nurmala_Neen
wohoo..
Ummi Yatusholiha
ya ampyuuunnn itu perangkat komplek kok pada random sih madam,pecat aja lah 😄😄
emang ada ya pesugihan codot ngising 🤣🤣🤣
Wiwit Duank
gak ada bab yg receh²an Madam apalagi receh 100 an 200 an..ups 🤭
semuuuaaaa bab menyenangkan dan menghibur.makasih Madam 🥰🥰
lenong
receh nya sukaaa koq👍👍
Bakul Lingerie
heeet daaah.. 5juta doang, pelit amat Devon
Diedie
alah alesann 😁
Poethree Andrias
gpp mak meskipun receh tetep kita tunggu updatenya /Smile/
Emi Wash
recehmu menghibur hatiku jeng.....
semangat sehat selalu jeng septi....
Emi Wash
😂😂😂😂😂
Emi Wash
pelit luh pon ma calon bini, 5 jt mah enteng....
Emi Wash
codot ngising..... /Grimace//Joyful//Joyful//Joyful/
🥵🥵🥵
haduuuh ini udah maksimal lah Thor bagus gini bikin mood kembali ceria 🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
astaghfirullah 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!