Kisah ini terinspirasi dari kisah hidup seseorang, meski tidak sama persis namun mewakili bagaimana alur hidup beberapa wanita, bagaiman dia bermimpi memiliki rumah tangga yang indah, namun pada kenyataannya semua tak semulus harapannya.
pernikahan yang indah adalah impian semua wanita, menikah dengan orang yang bisa memahami dan selalu bisa menjadi pundak baginya adalah impian, namun tak pernah Alifa sangka selama menjalani pernikahan dengan Aby kata indah nyaris terburai dan hambar semakin harinya, apalagi tinggal bersama mertua yang tak pernah bersyukur akan hadirnya. Alifa semakin lelah dan nyaris menyerah akan di bawa kemana biduk rumah tanganya??? salahkan jika perasaan itu terkikis oleh rasa lelah???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
omelan ibu
Di rumah Aby.
"Bu?? Ibu tadi ke rumah sakit???" Tanya Aby begitu datang tanpa salam, padahal di dalam Bapak dan Ibunya baru makan malam.
Aby tak ingin menunda masalah ini lagi, Aby pun langsung duduk dan mendatangi ibunya hingga kedua orangtuanya pun terkejut dengan kedatangan Aby.
"Loh? Kamu kok pulang By, gak tidur sana jagain istrimu?" Tanya Pak Iman.
"Tidak Pak, Aby rasa keluarga Alifa salah paham, gara-gara kedatangan Ibu tadi Kerumah sakit dan marah-marah pada Alifa." Ucap Aby membuat Pak Iman menatap tajam ke arah istrinya.
"Kamu ngamuk ke rumah sakit bu??" Tanya Pak Iman sambil menaruh gelasnya.
"Apasih Pak, aku cuma bilang gak rela kalau pisah sama aby, aku juga cuma nasehati kalau istri itu harus ikut suami, salahnya dimana??" Ucap Bu Ina tak mau di salahkan.
"Tapi Bu, Ibu mertua ku berkata, ibu berkata kasar dan melukai hati Alifa, Ibu mertua bahkan merasa tertipu atas sikap halus ibu selama ini, Ibu mertua melarang aku tinggal di sana, katanya tak ingin ibu semakin membenci Alifa." Terang Aby merasa jika ucapan ibunya pasti tidak sesederhana yang dia ucapkan.
"Sudahlah, rumah kamu di sini ya benar kamu harus pulang, ibu juga gak ridha kamu tinggal di sana. Enak saja aku yang melahirkan, membesarkan kamu mereka yang menikmati hasilnya." Kata Bu Ina membuat Pak Iman menaruh piring dengan keras ke atas meja, nyaris membuat piring itu retak.
"Bu bisa tidak kamu melepaskan anak laki-laki mu tanpa kamu urusi!!! Mereka sudah dewasa semua, mereka berhak menentukan jalan hidup dan rumah tangganya masing-masing tanpa campur tanganmu!!"
"Mau sampai kapan sikap mengatur dan otoriter terhadap semua anak dan mantumu itu akan terus kamu lakukan???"
Pak Iman marah hingga wajah ramah itu memerah karena sikap istrinya yang tak pernah bisa berubah.
"Anak kita 4 laki-laki semua. Affan sudah pergi dan tak mau tinggal karena kamu terlalu mengatur istrinya. Abid juga pergi karena Cici terus menangis kamu atur ini dan itu sering kamu omelin karena tak bisa memasak juga, sekarang Abyan menikahi wanita yang begitu sabar, tau pekerjaan, bisa segalanya, tau sopan santun seperti Alifa kamu sakiti juga??? Apa kamu juga akan berlaku sama pada istri Dika nanti???" Ungkap Pak Iman sudah merasa begitu jengah pada istrinya.
"Kalau gitu semua menantu gak ada yang bisa tinggal di sini, itu bukan salah mereka, itu salahmu yang gak bisa menjaga perasaan mereka selama tinggal di sini!!!"
"Kamu pikir yang punya anak cuma kita?? yang melahirkan cuma kamu??? yang membesarkan anak cuma kamu???"
"Asal ibu tau semua orang tua sama seperti kita, melahirkan, membesar, mendidik dan apa kau pikir orang tua Alifa tidak kehilangan anaknya???"
"Mereka juga kehilangan putri yang mereka besarkan dengan kasih sayang, dan mereka sudah tulus memberikan pada putra kita, namun apa sikapmu sudah pantas untuk berterima kasih??"
"Tidak sama sekali, kamu justru merasa paling, dan bapak lelah melihat ini semua, terserah pada kalian berdua." Kata Pak Iman banyak-banyak lalu pergi meninggalkan Aby dan istrinya.
Bu Ina memerah wajahnya, kaca berair di matanya sudah hampir menetes, baru kali ini sikap suaminya begitu keras terhadapnya, padahal sebelumnya tak pernah seperti ini saat menasehati dirinya.
"Bu?? Aby harus bagaimana menyatukan kalian?? Kalian sama pentingnya. Aby mohon datanglah menjenguk istriku dengan baik dan minta maafkanlah padanya." Kata Aby memohon dengan pelan.
"Kamu juga sama saja sama Bapakmu, kalian gak ada yang paham perasaan ibu!!"
"Kamu juga mudah di hasut oleh istrimu!!
Bu Ina menghapus sudut matanya lalu pergi meninggalkan Aby.
Aby frustasi di tempatnya, mengapa semua jadi begini, lalu bagaimana dan langkah apa yang akan diambil agar rumah tangganya bisa kembali rukun bersama orang tuanya.
***
Paginya.
Bu Ina membeli sayur di warung langganannya, di sana banyak sekali ibu-ibu lain yang juga berbelanja sayuran.
"Bu Ina, kok udah beberapa bulan ini belanja sendiri terus, biasanya Mbak Alifa, memang mbak Alifa kemana?? " Tanya kang sayur.
"Alifa nyidam gak doyan ngapa-ngapain Kang. Ndak tau aneh ngidam nya." Jawab Bu Ina sambil memilih sayur yang mau di beli.
"Alhamdulillah, tambah cucu bu." Jawab ibu yang lain ikut senang mendengar berita itu.
"Eh tapi katanya sakit di rawat di rumah sakit, udah pulang belum Bu?? " Tanya ibu-ibu yang lainnya lagi.
"Ehm, udah." Jawab Bu Ina singkat.
"Alhamdulillah, tapi kok gak kelihatan Bu?? kapan baliknya?? " Tanya ibu-ibu yang rumahnya dekat dengan rumah Bu Ina.
"Baru liburan ke rumah ibunya." Bohong Bu Ina tak ingin kabar rumah tangga anaknya jadi bahan ghibah ibu-ibu sekampung.
"Eeeh, jeng liburan apa pindah??? Kok aku lihat Aby bawa koper di masukan ke mobil kemarin??" Tanya Ibu-ibu lain yang tak sengaja melihat Aby di depan rumah saat membawa koper Alifa dan Shasa.
"Makanya jeng, mantu hamil itu yang baik jaga perasaannya, jangan galak-galak jadi mertua, kan sayang mantu baik model Alifa begitu jadi pergi." Kata ibu yang lain sok menasehati.
Bu Ina gemas rasanya sayur yang dia pegang ingin dia masukan pada mulut ember tetangganya itu, karena sudah membuat keluarganya malu.
"Iya loh, mbak Alifa tu baik, mana ramah, pekerjaan keras pula, bukannya sekarang juga ngajar sambil bawa anak? salut loh bu sama mantumu." Ucap Ibu yang sudah lebih tua.
Bu ina tak ingin lebih panas telinganya hanya bisa senyum lalu memberikan sayur belanjanya agar di hitung oleh kang sayur.
"Berapa???" Tanya Bu Ina begitu kang sayur selesai menghitung langsung di bayar dan buru-buru pergi dari warung sayur itu, meski masih terdengar samar-samar suara ibu-ibu itu membahas Alifa.
Bu Ina sampai rumah dengan nafas ngos-ngosan, dadanya berdetak lebih keras, rasanya ingin menutup telinga dan ingatannya tentang ghibah ibu-ibu sayur yang ada di warung sayur tadi.
"Abyyyyy!!!"
"Ibuk gak mau tau bagaimana caranya, Alifa harus balik ke rumah ini segera!!!"
"Ibu gak mau di goreng tiap pagi sama ibu-ibu sekampung!!!"
"Ibu malu, kalau sampai ada yang bilang mantuku kabur dari rumah!!!"
"Apa lagi sampai dengar anakku di tinggal istrinya pulang ke orang tuanya!!!"
Bu Ina mengomel sembari membanting sayurnya di lantai saking geramnya hatinya atas omongan ibu-ibu tadi.
"Hahhh, shhh, Bagaimana caranya Bu?? Aby saja bingung." Jawab Aby mendesah.
"Coba ibu selama ini bersikap yang baik, ini semua tidak akan terjadi." Ucap Aby pelan.
"Jadi, semua salah ibu???? Semua orang menyalahkan ibu!!! kamu sama bapak sama saja, ibu cuma gak ingin hal begini terjadi, makanya kemarin ibu datangi istrimu ke rumah sakit. Tapi dasarnya saja istrimu yang kebangeten cengeng sama perasannya!" Kata Bu Ina masih merasa tak bersalah atas tindakannya.
"Sampai kiamat ibumu paling benar By! Percuma kamu jelaskan berkali-kali juga." Ucap pak Iman yang baru keluar dari halaman belakang.
"Gimana sekampung gak tau sikap kamu bu... bu..., suara kamu kalau ngomel aja sampai terdengar di seluruh komplek, kamu pikir omelan yang panjang kaya kereta begitu kerasnya gak bakal sampai di telinga tetangga?? " Kata Pak Iman lalu meninggal Bu Ina yang semakin geram dan masam.
Aby pun ngeluyur pergi, sepakat dengan perkataan bapaknya, ibunya memang bersuara keras saat marah-marah setiap harinya, mungkin tetangga sampai hapal.
"By!!! ibu pokoknya pengen Alifa pulang ke sini titik!!!" Bu Ina masih berteriak meminta Aby untuk membawa Alifa kembali.
"Aku juga ingin bu, aku rindu, tapi kalau hanya akan ibu omeli lagi mending Aby LDR." Kata Aby bergumam sambil berjalan.
***
Up lagi, jangan lupa dukungan dan like nya ya kak. 🙏😍😍😍
Ow iya mohon doanya juga ya buat anak author, seminggu ini demam dan ternyata gejala Typus makanya seminggu ini demamnya gak turun-turun😭
Padahal kemarin habis adiknya sekarang malah kakaknya, maaf ya ini juga yang buat Up author jadi jarang, fokus ke anak dulu 🙏
biar nyahok ibuk mertua yg oneng itu