Entah mengapa Alisa merasa marah. Tiap kali melihat abangnya berdua bersama Mia. Yang tidak lain teman Amar kuliah. Membuat Alisa merasa aneh dengan perasaanya sendiri. Hingga membuat Alisa selalu gusar tiap kali Amar dekat dengan Mia. Yang sering ikut mengerjakan tugas dirumah. Dan Amar juga sering mengantar nya pulang. Amar juga seperti memberi perhatian lebih pada Mia membuat Alisa cemburu.
" Kenapa sih bang Amar pake mengantar kak Mia. Lagian dia sudah punya sopir yang selalu menjemputnya pulang kan!!" kata Alisa
" Ada apa dengan mu de, abang hanya berbuat baik pada orang lain. Kasihan Mia kalo pulang sendiri malam malam" jawab Amar
" Lalu jika Lisa pulang malam, apa abang akan perduli?" tanya Lisa.Membuat Amar menoleh dan menatap lekat mata gadis cantik di depannya itu. Seakan Amar merasa ada belati yang menusuk dadanya.
" Kau.....!!" kata Amar kaget.
Penasaran baca ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Lisa pun tersenyum. Ketika Gita sudah berada di depannya. Teman satu kelasnya dulu saat di kelas 10.
" Ada apa aku mau masuk kelas," kata Lisa
" Nanti pas pulang kita ketemu ya Lis, ada hal yang mau gue bicarakan sama loe," kata Gita terlihat serius.
" Penting?" tanya Lisa.
" Ya begitulah, sedikit," jawab Gita memberi kode dengan jarinya.
" Ya sudah, aku masuk dulu," kata Lisa melanjutkan langkahnya.
" Ok sampai ketemu nanti, gue tunggu ya Lis di depan," teriak Gita.
" Ya ," kata Lisa melambaikan tangannya. Masuk kedalam kelas.Lalu menuju kursinya Dian tersenyum melihat Lisa sudah datang. Sedangkan Sani yang duduk di kursi urutan ke 5 di sebelah kanan. Melambaikan tangan nya kepada Lisa
" Nanti saja," kata Lisa.
" Yah..." kata Sani.
Sedangkan Lisa hanya tersenyum. Karna guru mereka sudah masuk kelas. Saat Sani ingin beranjak.
" Aish ...." kata Sani duduk lagi di kursinya .
" Lagian tahu jam masuk loe mau kemana? tuh sudah mulai," kata Binta teman di kursi sebelah Sani.
" Shut...," kata Sani manyun.
Lalu bel sekolah pun berbunyi. Dan guru kelas pun masuk. Langsung menyiapkan materi pelajaran yang akan di berikan.
************
Jam pulang sekolah. Sani langsung menghampiri Lisa. Lisa yang merapikan tasnya teringat janjinya pada Gita.
" San duluan gih, aku ada urusan sama Gita" kata Lisa.
" Hah...urusan apa sih , Bukannya kita mau ke tempat les ," kata Sani menatap Lisa penuh selidik.
" Ngak tahu urusan apa. Tapi aku sudah terlanjut janji. Loe duluan aja, nanti aku nyusul kesana naik taxi ," kata Lisa
" Gue tungguin aja di parkiran. Tapi jangan lama lama," kata Sani.
" Ya baiklah," kata Lisa yang mengendong tasnya. Lalu melangkah keluar kelas bersama Sani. Keduanya berbaur bersama anak anak lain di lorong sekolah.
Terlihat di depan pintu lorong. Gita sudah menunggu Lisa yang berjalan bersama Sani Saat keduanya mendekat, Gita pun melambaikan tangannya.
" Woi...Lis gue disini" kata Gita
" Hai Gita, mau ngapain. Gue boleh kepo ngak nih?" kata Sani.
" Terserah loe , yuk kita bicara ketaman sana. Ngak enak kalo di sini. Takut di dengar anak anak," kata Gita
" Ada apa sih Git, penting ya?" kata Sani penasaran. Ingin tahu apa urusan Gita pada Lisa. Yang selama ini, hanya berteman biasa. Tidak seakrab dirinya dan Lisa.
" Nanti juga tahu sendiri," kata Gita yang Melangkah lebih dulu ketaman. Di ikuti Lisa dan Sani dari belakang.
Setelah tiba di taman. Gita langsung duduk di kursi. Begitu juga dengan Lisa dan Sani. Lalu Gita menarik nafas dalam sebelum bicara
" Ada apa?" kata Lisa.
" Loe menolak Devan kan, lalu memberikan surat cinta itu pada Tiara?" kata Gita
" Ya lalu kenapa?" kata Lisa mengeryitkan dahinya.
" Gini gara gara itu, Tiara salam paham. Begitu juga dengan Devan yang menganggap Tiara sudah menipunya. Karna itulah gue nemuin loe. Devan sempat menjambak Tiara karna mengira dia tidak menyampaikan surat itu sama loe. Karna dia sangat marah. Dan ia juga menampar Tiara," jelas Gita.
" Astaga, kasusnya kok jadi panjang sih," kata Sani ikut menyimak pembicaraan itu dengan mimik serius.
" Astaga , maaf kalo itu bikin Tiara di jambak Devan. Aku mau ketemu Tiara sekarang. Apa dia baik baik saja," kata Lisa.
" Besok saja, karna dia tidak masuk sekolah hari ini. Karna Tiara sakit," kata Gita
" Astaga....kasihan," kata Lisa merasa bersalah. " Ya sudah aku temui Devan saja. Dia masuk kan Git?" kata Lisa.
" Ya, tadi sih gue lihat dia di perpus. Ayo gue antar loe kesana ," kata Gita
" Ya ayo kita kesana, biar semuanya cepat kelar. Supaya Devan tidak main bully sama Tiara. Jika besok Tiara masuk sekolah," kata Sani ikut bangkit dari kursi
" Ya ayo, aku jadi merasa bersalah sama Tiara. Ngak nyangka ini bisa jadi boomerang. Padahal selama ini Devan cukup dekat sama Tiara," kata Lisa
" Ya begitulah, ayo cepat. Takut Devan keburu pulang." kata Gita yang berjalan cepat menuju lorong sekolah.
Begitu juga Sani dan Lisa yang berjalan cepat menuju perpustakaan sekolah.. Karna tadi Gita melihat Devan disana
*************
Di kampus hari ini Amar mengembalikan semua buku ke perpustakaan. Yang di pinjamnya minggu lalu. Untuk membantu tugas tugas Mia. Dan ketika ia ingin keluar dari perpustakaan. Tiba tiba ada tangan menariknya ke sudut ruangan
" Astaga apaan sih Ram" kata Amar kaget
" Loe dekat sama Mia, gue saran kan jauhi dia. Dia lagi pacaran sama Hans. Takut loe jadi di musuhi sama Hans " kata Rama. Karna Rama tahu, Hans anak orang kaya.
" Maksud loe?" kata Amar
" Loe naksir Mia?" kata Rama balik bertanya
" Aku hanya berteman dengannya Ram, dan lagi aku hanya membantunya membuat tugas. Kenapa loe pikir gue naksir. Lagi pula aku tidak kenal Hans. Karna ia anak baru pindahan dari Jerman," kata Amar.
" Hah...kok loe tahu dia dari Jerman," kata Rama kaget.
" Mia sudah cerita semuanya. Dia bilang belum pacaran sama Hans. Hans baru pedekate sama Mia," jelas Amar
" Aish, gue pikir loe belum tahu. Hehehe ...sorry., aku hanya takut saja loe saingan sama si Hans" kata Rama.
" Kau ini ada ada saja, lagian kenapa takut bersaing. Selama ini aku hanya kasihan pada Mia. Bukan mendekatinya atau jatuh hati. Karna aku sudah punya kriteria sendiri untuk pendamping hidupku," kata Amar.
" Oh ya, ya sudah ayo ke kantin. Kita ngobrol disana," kata Rama merangkul bahu Amar yang satu angkatan dengannya
" Ayo....apa kau masih bersama Alina?" tanya Amar Sembari melangkah.
" Ya begitulah, gue akan melamarnya setelah wisuda nanti. Loe sendiri,kenapa ngak jadian sama Vina. Kalian kan sudah berteman lama?" kata Rama.
" Sudah gue bilangkan Ram, gue ngak akan pacaran. Pacarannya nanti saja setelah gue menikah," kata Amar.
" Cih yakin , ngak takut beli kucing dalam karung. Takut loe menyesal," kata Rama.
" Jika itu terjadi. Itu mungkin takdir gue Ram, pasti ada solusi untuk setiap masalah hidup," kata Amar yakin.
Dih sok dewasa loe mar, ingat tidak semua gadis yang baik itu suci dan gadis yang terkesan nakal dan bar bar itu kotor. Karna kita tidak bisa menilai dalamnya ," kata Rama.
" Ya gue tahu itu, tapi gue yakin Tuhan itu maha adil," kata Amar. yang tidak mau sembarangan menilai orang . Apalagi berprasangka buruk.
" Terserah deh, tapi kenapa loe ngak suka sama Vina. Cantik , pintar, baik dan juga seksi bahkan kedua orang tuanya petinggi penting di kota ini," kata Rama.
" Aku tidak selevel dengannya Ram, aku hanya menginginkan wanita yang sepadan dengan ku," jawab Amar.
" Ya terserah kau saja, tapi jangan terlalu kaku. Takut kau menjomblo sampai tua. Karna terlalu naif dan Alim. Nikmati hidup kita seperti air mengalir " kata Rama.
" Ya thanks untuk sarannya," kata Amar santai .Tidak terlalu ambil pusing dengan perkataan Rama dan orang lain padanya.
Tak lama mereka pun sudah masuk ke kantin. Dan saat ingin duduk Amar melihat Mia dan Hans . Duduk di meja yang tidak jauh dari meja Amar dan Rama.
" Tuh ..." bisik Rama sembari menepuk bahu Amar.
" Duduk lah , biarkan mereka," kata Amar Yang tidak mau menganggu keduanya. Dan saat Mia menoleh kebelakang.
" Amar !!" kata Mia kaget. Saat melihat Amar ada di kantin.
Sudahlah memanfaatkan kebaikan Amar eh lama lama kok ga tau diri ga sadar diri juga ya
Kaya dah putus urat malunya si Mia
Semoga Ade sukses ya kuliah di LN
Bila sewaktu sewaktu ditinggal orang terkasih / pasangan, dunianya tak runtuh seketika
Apakah Amar dengar percakapan Lisa yang mau kuliah di Australia, terus mulai gamang pikirannya, otaknya terusik?
Pulang pulang dah sukses
Biarin aja Amar ngrasa kehilangan kamu
Mending fokus belajar raih cita cita, asah skill
Nikmati masa muda tuk hal hal berguna
Edan tenan, berbuat dosanya sama Hans, kok menjerat Amar tuk tanggung jawab
Siap siap jadi bom waktu
Terimakasihh🥰🥰
Bisa gegeran ujung ujungnya
Terlalu baik apa terlalu naif Amar?
Gimana nanti reaksi ayah bundanya juga Amar