Niat awalnya yang hanya ingin bersenang senang ketika pergi berlibur ke Cappadocia, ternyata berakhir petaka.Karena pria muda yang sempat menjadi teman bermainnya selama disana tiba tiba datang ke Indonesia dan menjadi mahasiswanya.
Membuat kehidupan Cantika yang sudah mulai tenang setelah perselingkuhan yang dilakukan oleh tunangan nya,kembali kacau. Sebab selain datang sebagai mahasiswa nya Saka Samudra,pria muda berusia 22 tahun itu juga datang meminta pertanggung jawabannya,akibat malam panas yang mereka habiskan saat di Cappadocia waktu itu.
" Ibu harus bertanggung jawab padaku,karena sudah mengambil keperjakaan ku, lalu pergi begitu saja!"
" Sial!"
Hanya itu yang bisa terlontar dari mulut Cantika, karena sadar kalau sekarang dia dalam masalah serius. Sebab ternyata pria muda itu tidak berniat melepas kan dirinya begitu saja, padahal waktu itu dia sudah sengaja buru buru kabur agar mereka tidak bertemu.
Penasaran dengan cerita mereka berdua, Cus baca reader🥰.
Happy reading🥰🥰?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17.Datang ke Rumah Saka.
Cantika dan rekannya Bu Laura, sudah tiba dikediaman Adrian Samudra.
Undangan yang mereka dapatkan itu merupakan acara syukuran pengangkatan pria itu sebagai kepala departemen pendidikan tingkat pusat.
Tapi saat mereka berdua tiba, suasana disana lebih mirip sebuah pesta yang mewah dengan dekorasi dan penataan ruang menggunakan konsep outdoor sekelas pesta artis dibanding pejabat.
Para undangan pun terlihat bukan hanya dari kalangan pejabat saja, melainkan ada artis ibukota yang sering lalu lalang di televisi serta media sosial.
Pakaian yang mereka gunakan pun sangat resmi, layaknya hadir kesebuah pesta membuat Cantika dan Bu Laura yang saat itu datang menggunakan stelan kerja cukup resmi, jadi merasa minder.
" Bu Cantika sepertinya kita salah kostum."Celetuk Bu Laura, menatap serba salah pada para tamu undangan disana.
" Itu sudah pasti, seharusnya kita tidak perlu menghadiri undangan ini,tapi kenapa ibu tadi bersikeras memaksa aku buat pergi." Balas Cantika bersungut menatap rekannya itu.
" Saya juga nggak tau Bu,saya pikir...."
" Mungkin ibu berpikir menyenangkan datang ke acara pejabat penting, iya begitu?! Atau jangan jangan ibu sebegitu penasarannya dengan keluarga Saka sampai bersikeras pergi kemari."
Bu Laura hanya meringis dengan wajah serba salah, mendengar gerutuan kesal Cantika karena itu benar.
Tapi tentu saja sama seperti Cantika,dia tidak berpikir kalau acara syukuran ini lebih menyerupai sebuah pesta hajatan.
" Kalau begitu, kita setor muka sebentar, mengucapkan selamat pada si empunya acara mewakili Kampus kita, lalu pulang. Jangan lama lama." Saran Cantika yang diangguki oleh rekannya itu.
" Ya, ok Bu Cantika.Tapi...jujur ini acaranya luar biasa sekali lho Bu, lihat itu artis yang lagi naik daun sampai datang kesini dan itu juga disana kayaknya gerombolan selebgram. Mungkin saja itu undangan si Saka Bu Cantika, dia kan selain anak beliau juga selebgram. Kalau jalan melewati mereka nggak masalah kan Bu Cantika, karena disana kayanya juga ada si Saka."
Ajak Bu Laura setengah menarik tangan Cantika kearah yang dia maksud.
Sejujurnya Cantika enggan mengikuti Bu Laura berjalan melewati kumpulan orang orang terkenal itu, sebab dia merasa risih dan yang pasti malu karena penampilan mereka yang terlihat jelas bukan seperti tamu undangan disana melainkan lebih ke pegawai pemilik acara.
Tapi Bu Laura sudah lebih dulu menarik tangannya dan sejujurnya dia juga ingin melihat wajah Saka meski sebentar supaya bisa tenang, sebab pria itu belum menghubungi nya sama sekali sejak tadi malam setelah pergi.
Tapi begitu mereka sudah melewati kumpulan orang orang itu ternyata Saka juga tidak ada diantara mereka. Jujur Cantika kecewa, apalagi sepanjang jalan dia dan Bu Laura terus saja mendapatkan tatapan tidak menyenangkan dari sebagian besar tamu disana.
Padahal hanya pakaian mereka berdua saja yang tidak sesuai dengan tamu yang lain, tapi mereka seolah mereka bukan bagian dari pesta itu,membuat dia benar benar ingin secepatnya pergi dari sana.
" Yah ..Bu Cantika ternyata dia nggak ada. Dimana ya kira kira dia, nggak mungkin bukan nggak ada di acara ini?" Celetuk Bu Laura dengan nada kecewa.
" Sudah Bu Laura nggak usah mencari dia, besok juga kita ketemu di Kampus. Sekarang kita temua saja itu istri pak Adrian, buat mengucapkan selamat lalu pulang." Ajak Cantika yang balik menarik Bu Laura supaya segera berjalan menuju dimana Ailin Samudra, istri dari Adrian sedang berada.
" Tapi beliau sedang mengobrol bersama orang orang penting Bu Cantika,nggak enak.Bagaimana kalau kita keliling dulu dan..."
" Ish...nggak Bu Laura.Aku mau menyapa beliau dulu, lalu pulang. Terserah kalau setelah menyapa tuan rumah Bu Laura ingin tetap disini!"
Cantika bersikeras menarik rekannya itu untuk mendekati tempat Ailin berada, tidak perduli saat itu perempuan tersebut sedang asyik mengobrol bersama orang lain.
Mungkin orang berpikir dia kurang sopan kalau menyela percakapan si empunya rumah, tapi melihat banyaknya tamu dan suasana pesta saat itu.Menyela Ailin adalah yang paling tepat untuk bisa segera pergi dari tempat itu.
" Bu Ailin,kami dari Kampus K." Perempuan berusia sekitar 40 tahun yang punya penampilan sangat Cantik serta elegan itu langsung menoleh, mendengar sapaan Cantika.
Saat pertama kali Cantika menyapa dia bisa melihat kilat tidak suka dimata perempuan itu,mungkin karena disela tiba tiba begitu. Tapi waktu Cantika menyebutkan dari mana dia,raut wajahnya perempuan itu langsung berubah.
" Kampus K. Anda berdua..apa dosen disana atau.. staf?" Ailin bertanya dengan senyum ramah yang sangat terlatih agar terlihat tulus, meski sebenarnya jelas dipaksakan.
" Kebetulan kami pengajar disana Bu." Terang Bu Laura menambahkan.
" Oh, dosen disana."
" Iya Bu, kami datang untuk menyampaikan selamat dari pak rektor pada pak Samudra Beliau juga minta maaf karena hari ini tidak bisa datang sendiri kemari karena ada urusan mendesak yang tidak bisa ditinggalkan." Bu Laura memberi penjelasan yang ditimpali anggukan dan senyum oleh perempuan itu.
" Tidak papa,itu tidak masalah.Bu dosen datang kemari mengucapkan saja sudah cukup. Tapi...ngomong ngomong kalau kalian berdua dosen dikampus K,kalian pasti kenal dengan putra sulung saya Saka Samudra bukan?"
Mendengar nama Saka disebut Cantika dan Bu Laura saling pandang sebentar, lalu Bu Laura mengangguk mewakili.
" Iya Bu.kebetulan kami juga mengajar dia untuk semester ini."
" Benarkah!?"Tiba tiba saja raut wajah perempuan itu berubah lagi,terlihat lebih ramah dari sebelumnya. Bahkan tanpa memperdulikan orang orang yang tadi sedang bicara dengannya Ailin menarik tangan Cantika dan Bu Laura menjauh dari kerumunan itu.
Hal itu sangat tiba tiba, jadi terpaksa Cantika dan Bu Laura mengikuti Perempuan itu menyingkir sedikit ketempat yang tidak ada orang.
" Kalian berdua benar dosen Saka, Bu?" Ailin bertanya lagi pada mereka berdua tapi kali ini raut wajahnya tidak lagi menunjukan sikap angkuh atau elegan lagi, melainkan lebih ke .... seperti khawatir .
Apa begitu ekspresi seorang ibu yang sangat mencintai putranya? Pikir Cantika tidak mengerti sebab ekspresi itu terlalu berlebihan untuk Saka.
Karena menurut Cantika Saka bukan jenis anak yang akan membuat masalah besar untuk kedua orang tuanya.
Meski dia tidak terlalu kenal circle pergaulannya, tapi dia yakin mereka bukan kumpulan orang orang bermasalah.
Atau mungkin karena mereka selama ini terpisah, jadi perempuan itu bersikap begitu didepan dia dan rekannya.
Untuk memberi kesan kalau dia begitu mencintai Saka atau...Ah entahlah, kenapa dia jadi begitu serius memperhatikan perubahan ekspresi rait wajah ibu Saka.Padahal dia tidak punya hubungan apapun dengan pria muda itu. Beberapa hari ini Saka dekat dengannya karena sebelum nya mereka pernah kenal. Itu saja.
Jadi, kalau bisa sekarang, selesaikan percakapan ini lalu segera pergi dari sini sebelum pria muda itu muncul dan membuat perasaannya tidak karuan lagi.