Menjadi seorang asisten rumah tangga bukanlah tujuan hidup bagi seorang wanita bernama ZENVIA ARTHUR.
Tapi pada akhirnya dia terpaksa menjadi ART seorang billionaire bernama KAL-EL ROBERT karena suatu alasan.
Bagaimana keseruan ceritanya?
follow instagram @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Maid 23
Zenvia tak tahu Kal akan membawanya ke mana. Apalagi ini sudah cukup malam dan jalanan sudah tampak sepi.
Kal tak memberi tahu apa pun pada Zenvia dan gadis itu juga tak menanyakan apa pun pada Kal.
Setengah jam perjalanan, akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang terdapat banyak mobil parkir.
"Ini di mana?" tanya Zenvia.
"Sssstt ... Ikut saja," jawab Kal tersenyum.
"Apakah aku boleh menunggu di mobil?" tanya Zenvia.
"Tidak, kau asistenku, bukan? Jadi kau harus ikut ke mana pun yang kusuruh," jawab Kal.
Lalu mereka berdua keluar dari mobil dan berjalan menuju sebuah gedung tua berwarna suram.
Kal menggandeng tangan Zenvia dan mereka masuk ke dalam gedung itu. Empat penjaga berbadan besar tampak menyambut Kal dan menundukkan kepalanya.
"Tempatku sudah siap?" tanya Kal.
"Sudah, kau bisa langsung ke sana," jawab salah satu pria besar itu.
"Thank you," jawab Kal.
Lalu Kal menarik tangan Zenvia dan mereka berjalan sekitar dua puluh meter dan tiba di sebuah ruangan yang sangat ramai dengan banyak orang..
Zenvia sedikit takut dengan suasana remang remang dengan lampu terang di tengah ruangan.
"Apakah ini tempat bertarung?" tanya Zenvia ketika melihat ada yang bertarung di tengah ruangan.
"Hmm, ini sangat seru," jawab Kal tersenyum.
Lalu mereka duduk di bangku terdepan. Zenvia melihat salah satu pria yang bertarung itu sudah babak belur dan wajahnya banyak darah.
Pertarungan selesai dan dilanjutkan dengan pertarungan selanjutnya.
Kal berdiri dan Zenvia melihat ke arahnya.
"Kal, jangan bilang kau ikut pertarungan itu," ucap Zenvia dengan wajah takut.
"Tajamkan matamu dan siapkan kotak obatku nanti," kata Kal tersenyum dan menuju ke ring.
Kal membuka jaket dan kaosnya. Sorakan penonton terdengar bergemuruh dan itu membuat Zenvia takut.
Zenvia menggenggam erat tangannya sendiri erat erat.
"Dia benar benar gila," gumam Zenvia yang merasa khawatir dengan Kal.
Pertarungan itu pun dimulai. Zenvia selalu menutup matanya ketika lawan Kal memukul Kal.
Zenvia menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan hanya melihat sedikit saja adegan brutal itu.
Tubuhnya gemetar ketika melihat darah menetes di pelipis Kal.
Dia menggigit bibirnya. Dia melihat Kal dan pria itu melihat ke arahnya dengan senyum tengilnya.
"Stop, Kal. Berhentilah," bisik Zenvia.
Pertarungan itu berlangsung hampir lima belas menit dan di akhir pertarungan Kal memukul lawannya bertubi tubi hingga lawannya tumbang di atas arena.
Teriakan dan sorakan di dalam ruangan itu semakin bergemuruh dan akhirnya pertarungan dimenangkan oleh Kal.
Kal mengangkat tangannya ke atas dan tersenyum senang.
"Apakah dia gila?" gumam Zenvia pelan ketika melihal Kal yang begitu bahagia.
Kal mengambil rokok dari jaketnya dan menyalakannya. Masih terdengar teriakan penonton untuk menyambut kemenangan Kal.
Sang bandar memberikan segepok uang pada Kal dan pria itu kemudian berdiri di atas salah satu tiang ring.
"KALIAN SIAAAAPPPPP???" teriak Kal dan beberapa penonton tampak berkumpul di bawahnya.
Sorakan itu kembali terdengar dan ruangan itu kembali riuh ketika Kal mulai melemparkan banyak uang hasil kemenangannya pada para penonton.
"Ya, dia memang benar benar gila," bisik Zenvia.
Kal menjepit rokoknya di bibirnya sedangkan kedua tangannya melemparkan lembaran demi lembaran uang itu ke arah penonton yang ada di bawahnya.
Ya, sudah menjadi kebiasaan, jika Kal menang maka uang itu akan di bagikan kepada penonton. Itu lah mengapa mereka akan memadati arena jika ada pertarungan yang melibatkan Kal.