Aluna tiba-tiba diceraikan oleh suami nya Wardana, tepat saat anniversary pernikahan mereka yang ke 7 tahun. Padahal malam itu dijadikan Luna sebagai momen untuk membagi kabar bahagia, kalau ia telah sembuh dari sakit kanker yang menyerangnya selama 4 tahun terakhir.
Wardana mengatakan ingin menikahi Anita Yang sedang hamil anak kakak nya, Tapi fakta baru terungkap, keluarga Wardana menginginkan kematiannya, dapatkah Luna mengungkap tabir misteri yang keluarga Wardana sembunyikan?
Yuuk dukung karya terbaru aku.. jangan lupa subscribe nya ya..
karena subscribe kan kalian sangat berarti untuk menambah imun biar lebih semangat lanjutin cerita nya❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Aluna menunggu di kamar, ia menunggu kedatangan Anita dan menyiapkan segala sesuatu nya, bukan mempersiapkan untuk menyambut tamu nya, tapi mempersiapkan untuk melawan Anita yamg jelas akan kurang ajar pada nya.
Tak lama Aluna mendengar suara mobil nya sendiri tiba di halaman rumah, wanita tak tahu malu itu memang punya wajah tembok, sampai dengan percaya diri nya dia mengambil dan mengembalikan mobil yang bukan kepunyaan nya dengan syarat.
Setelah suara mobil, benar saja pintu kamar Aluna diketuk.
“Lun.. Anita datang!” kata Wardana dibalik pintu.
Sebenar nya ia malas, berpura-pura baik pada orang yang dengan jelas nya menyakiti diri nya. Tapi mau bagaimana lagi, Aluna harus menunjukkan sisi lain dari diri nya, menjadi wanita yang tegas dan punya keyakinan penuh. Tidak segampang itu mereka mengambil barang-barang yang bukan menjadi hak nya.
Aluna membuka pintu dengan wajah datar tanpa ekspresi, ia berjalan cepat tanpa memperdulikan Wardana yang ingin meraih tangan nya. Bahkan Aluna menepisnya dengan kasar.
Aluna berjalan mendahului Wardana yang memasang wajah polos, mengiba dan meminta untuk di perhatikan, sekarang Aluna tidak lagi tersentuh ataupun luluh dengan wajah nya yang seperti itu, semua nya hanya ilusi untuk membuat Aluna terbodohi.
Tiba dibawah, Anita menatap nya dengan senyum mengejek, sambil memainkan kunci mobil di tangan sebelah kanan, sedang tangan sebelah kiri memegang koper yang Aluna yakini itu adalah baju-baju milik Anita yang ingin tinggal disini.
“Mas Wardana sudah mengatakan semua nya kan, mbak! karena berhubung mbak sudah tahu kalau kami ini sudah menikah, maka tak perlu lagi kan aku dan mas Wardana hidup terpisah, karena aku juga istri sah nya! Aku dan mbak punya hak yang sama dirumah ini!” kata Anita dengan senyum licik di wajah nya, sebetul nya Wardana tak suka Anita bersikap sok berkuasa seperti itu. Tapi ia juga ingin Aluna sadar, dan takut kehilangan dirinya. Dengan begitu Wardana lebih mudah mendapatkan tanda tangan dari Aluna.
Sayang nya Wardana tak tahu, kalau saat ini Aluna bukanlah Aluna yang dulu, yang mencintai diri nya dengan membabi buta, memandang segalanya dari segi perasaan. Sejak ia tahu bagaimana maksud dan tujuan sebenarnya dari laki-laki yang masih bergelar suami nya, Aluna lebih bersikap perfeksionis dan memandang segala nya hanya dengan logika saja.
“Terserah kamu, ingin tinggal di mana, dan bersama dengan siapa! sekarang serahkan kunci mobil ku!”
“Boleh, asal aku dan mas Wardana tinggal di kamar utama!”
“Anita! Jangan keterlaluan, Aluna tetap istri pertama ku, hargai dia!” bentak Wardana dengan kuat. Ia berpikir Aluna akan tersentuh jika ia membela dirinya seperti itu, tapi dugaan nya salah!
Aluna menatap Wardana sebentar, lalu kembali pada Anita.
“Serahkan dulu kunci mobil ku!” kata Aluna, Anita langsung menjatuhkan kunci mobil nya di dekat kaki nya, berniat ingin membuat Aluna tunduk dibawah sana, benar memang Aluna menunduk untuk mengambil kunci nya, ia ingin melihat sejauh apa para bajingan ini bertindak tidak sopan pada nya.
Anita tertawa sumbang, bahkan suara nya sampai memekkan telinga. Ia merasa telah berhasil membuat Aluna bersimpuh di kaki nya. Sayang nya semua itu hanya terjadi sebentar saja, karena begitu Aluna mendapatkan apa yang dia mau, ia langsung bangkit dan menatap tajam ke arah Anita.
“Silahkan kau tempati kamar utama, dapur atau di mana pun dari sudut rumah ini, aku tidak peduli sama sekali, apa yang aku dapatkan sudah terpenuhi! Jadi calm down, baby!!” Aluna mengedipkan mata nya sebelah, dengan senyum culas menghiasai nya. Membuat Anita kesal bukan main. Niat hati ingin membuat Aluna kesal, malah diri nya yang dirinya yang kesal sendiri.
Wardana ternganga, ia masih berusaha menerima dengan akal sehat kalau benarkah yang di hadapan nya itu Aluna?? Aluna yang dulu selalu berkata manis,lemah lembut dan penuh kesopanan? Kenapa sekali nya berubah jadi sebar-bar ini. Wardana menggeleng, Jika semua ini berkelanjutan, maka akan jadi lebih susah Wardana mendapatkan tanda tangannya.
Setelah Aluna pergi, Wardana langsung mendekat ke arah Anita dan...
Plak!!
Satu tamparan keras mendarat di pipi adik kandung dari Aluna tersebut, telinga nya berdengung sangking keras nya tamparan Wardana, bersyukur Anita tak limbung. Ia masih berdiri kuat dengan kedua kaki nya.
“Dasar bod*h!! Siasat mu tidak berguna, kau hanya membuat nya jengkel,” umpat Wardana dengan nada sedikit pelan namun menekan. Ia tak ingin Aluna sampai tahu yang sesungguh nya.
“Tapi aku melakukan semua nya sesuai skenario yang kau buat, berani sekali kau menampar ku!! jangan macam-macam dengan ku mas, aku bisa laporkan pada mbak Aluna kalau aku adalah adik nya!! Adik yang kalian culik puluhan tahun yang lalu! Akan ku bongkar kalau selama ini kau hanya mengincar harta nya saja!” balas Anita tak kalah menekan.
Wardana langsung membekap mulut Anita sampai wajah Anita merah padam karena sulit bernafas.
“Kenapa aku tidak berani, hah!! Kau itu hanya satu dari banyak nya orang yang mendukung ku, kau ingin mengatakan nya pada Aluna?? Silahkan!! Tapi sebelum itu aku yang lebih dulu mengatakan nya, kalau kau yang sengaja menjebak ku untuk tidur dengan mu hingga anak sialan ini harus ada diperut mu! Kau bisa pastikan bukan, meskipun Aluna akan merasa jijik dengan ku, tapi dia jauh lebih kecewa pada mu, adik kandung nya sendiri dengan sengaja mengkhianati nya selama ini!”
“Aku bisa saja tidak melepaskan tangan ku dari mulut mu agar kau mati, kau dan anak sialan ini akan mati! tapi tidak.. Aku masih butuh tubuh mu untuk memuaskan ku, Abah mu yang sudah berada di neraka itu harus tahu kalau aku menang mutlak secara keseluruhan !! kau jadi boneka ku, sedang kakak mu akan menyusul dengan mereka sesegera mungkin!!” Setelah mengatakan itu, Wardana pun melepaskan bekapan tangan nya pada Anita, memang benar papa nya Wardana, gemilang Raharjo lah yang menculik Anita saat anak itu masih berumur beberapa hari dirumah sakit, tujuannya untuk membuat Darwis frustasi, tapi ternyata dia tidak selemah itu.
“Sialan kamu mas! Kalau bukan demi harta orang tua ku, takkan aku mau menuruti mu!”
“Kau lebih sialan, Anita! pergi dan masuk lah kedalam kamar mu, ingat lah untuk selalu membuat Aluna merasa takut kehilangan ku, jika kau gagal.. Maka aku akan membuat hidup mu bagai di neraka, kau paham?”
Anita tak menjawab, ia pergi begitu saja ke dalam kamar tamu yang lain.
Setelah sampai di kamar, Anita langsung merebahkan diri nya di ranjang, rasa sakit bekas tamparan Wardana masih membekas. Ia meraba pipi nya, seperti nya ada pembengkakan disana, karena rasanya sangat sakit sekali.
“Sialan kau Wardana!”