NovelToon NovelToon
Jerat Hati Sang Duda Dominan

Jerat Hati Sang Duda Dominan

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Duda / One Night Stand / Selingkuh / Teen Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lifahli

"Mengemislah!"

Awalnya hubungan mereka hanya sebatas transaksional diatas ranjang, namun Kirana tak pernah menyangka akan terjerat dalam genggaman laki-laki pemaksa bernama Ailard, seorang duda beranak satu yang menjerat segala kehidupannya sejak ia mendapati dirinya dalam panggung pelelangan.

Kiran berusaha mencari cara untuk mendapatkan kembali kebebasannya dan berjuang untuk tetap teguh di tengah lingkungan yang menekan dan penuh intrik. Sementara itu, Ailard, dengan segala sifat dominannya terus mengikat Kiran untuk tetap berada dibawah kendalinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lifahli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Menunggu Permainan Yang Sesungguhnya

...Tolong untuk diramaikan dengan komentar kalian ya :)...

...Kalau kalian suka dengan novel ini follow yuk akun author nya, terimakasih banyak🌹...

...Happy reading!...

...•••...

"Ini Mas beneran bisa jagain Mbak aku?" tanya Tian pada Ailard. Pria itu sengaja ingin berbicara dengan adiknya Kirana, dan Kiran juga memberikan izin sehingga mereka saat ini berbicara disebuah cafe.

"Saya pasti jagain kakak kamu." jawabnya.

Tian tampak terlihat murung, "tapi aku sama Mbak baru aja mau buka bisnis, kalau Mbak nya nikah nanti gimana dengan usaha kita Mbak?" Tian beralih bertanya pada Kiran.

"Tidak usah khawatir, Mbak ngga akan lupa sama janji kita kok. Ini Mbak ajak kamu bicara juga selain bahas ini karena kita sudah dapat tempat untuk jualan Tian."

Raut wajah Tian langsung berubah senang, "seriusan Mbak?"

"Heem,"

Namun ia kembali murung, "tapi Mbak bakal bener-bener tinggalin Tian?"

"Tidak bocah, kamu boleh tinggal dirumah saya." Jawab Ailard seadanya.

Tian berpikir sejenak dan akhirnya ia menggelengkan kepalanya. "Bukan itu, hanya saja aku takut Mbak lupa dengan adiknya ketika bersama pria lain?"

Ah sialan. Ailard tidak menyukai pembicaraan ini.

"Itu tidak akan terjadi Tian, Mbak pastikan semua itu ngga akan terjadi karena Mbak pasti selalu perhatikan kamu juga."

senyum terbit diwajah Tian, "beneran ya Mbak? Aku ngga bakal ganggu kalian kok, hanya saja...Mas Ailard bolehin Mbak ku untuk selalu perhatikan adiknya ya? Aku ngga minta lebih kok."

Ailard tertegun sejenak dan akhirnya ia mengangguk setuju, kesalnya tadi menghilang. Memang sekeluarga ini sepertinya pandai memanipulasi perasaan seseorang, pikir Ailard.

Setelah percakapan itu selesai, Ailard mengantar mereka, begitu sampai didepan rumah Kiran ia segera pergi. Pria itu menepati janjinya dan Kiran cukup speechless.

"Tidak, dia pasti punya gebrakan lain." sungguh Kiran sangat tahu tindak-tanduk pria itu.

...•••...

"Ini kebaya nya elegan banget deh, kamu pasti cocok. Tubuhmu jangkung dan warna kulitnya ini Ibu suka," kata bu Tiara memuji kecantikan calon menantunya.

"Bagus Bu, ini aku juga suka sekali lihat baju kebaya yang ini."

"Kalau begitu cobalah sayang, Ibu pingin lihat." Kata bu Tiara memintanya segera mencoba, Kiran mengangguk singkat lalu masuk kedalam ruang berganti.

Ia tatap dirinya didalam cermin begitu sudah pakai kebaya ditubuhnya. Ah, menawan sekali, ia tak membohongi dirinya bahwa ia memang menawan pakai kebaya ini.

Kiran keluar dari ruang berganti dan bu Tiara langsung menutup mulutnya saking speechless. "cantik sekali calon menantu ibu, bagus nak ini cocok banget. Nah terus kamunya gimana mau yang ini apa cari yang lain lagi?" Tanyanya, bu Tiara ingin Kiran merasa nyaman.

"Aku mau ambil yang ini Bu, sudah cocok sekali dan aku suka."

"Yasudah kalau begitu fix yang ini ya?"

"iya Bu."

"Mbak..." seru Rose semangat sekali yang datang bersama ayahnya.

"Wah Mbak ah...Mama cantik sekali!" Rose kecil berseru kagum, wajahnya berbinar menatap Kirana yang berdiri anggun dengan kebaya pilihan itu. Matanya yang polos memandang Kiran seolah melihat seorang putri dari negeri dongeng.

Kirana tersenyum hangat dan meraih tangan kecil Rose. "Terima kasih, sayang. Mbak jadi cantik ya?" canda Kirana sambil mencubit pipi kecil Rose dengan lembut, membuat gadis kecil itu tertawa riang.

"Iya, tuh Papa aja sampai lihat Mama berbinar sekali." Celetuk Rose. Kiran segera menoleh kearah Ailard, pria itu tampak membuang wajahnya begitu Kiran hendak menatap.

"Sekarang bagian kamu yang fitting baju Ilard," kata bu Tiara meminta putranya untuk ikut mencoba pakaian. Ailard menghela napas, tampak enggan, tetapi ia akhirnya mengangguk. Dengan langkah malas, ia menuju ruang ganti, sementara Bu Tiara tersenyum geli melihat putranya yang biasanya tegas dan angkuh kini sedikit kikuk menghadapi persiapan ini. Padahal ini bukan kali pertama nya.

"Ayolah, Pa. Jangan sampai kalah sama Mama Kiran yang sudah cantik duluan," goda Rose sambil tertawa kecil.

"Iya Rose, ini Papa mau coba pakaiannya."

Tak lama, Ailard keluar dengan mengenakan setelan jas yang telah dipilih oleh ibunya. Jas berwarna hitam elegan itu membingkai tubuhnya dengan sempurna, menambah kesan gagah dan karisma yang memikat. Bahkan Kirana sendiri sejenak terpaku, terkejut melihat betapa serasinya Ailard dalam setelan itu.

Ya dia tidak munafik bahwa Ailard memang tampan sekali.

"Nah...cocok sekali Nak. Ini satu lagi yang warna grey, ibu mau coba lihat kamu pakai ya..."

Ailard menghela nafas berat lalu mengiyakan lagi, sungguhan ia tak berminat melakukan hal buang-buang waktu seperti ini.

Kali keduanya ia pakai yang dipilihkan ibunya, betapa gagahnya aura duda dominan itu. Bibit bu Tiara dan Pak Reihan memang tak usah diragukan lagi, anak pertamanya saja tampan apalagi ini anak keduanya. Ya walaupun memang yang nomor dua ini banyak minusnya, contohnya bikin anak orang di kokop sampai tiga tahun lamanya tanpa status yang jelas. Bajingan kan?

"Wah... Papa tampan sekali!" Rose berbinar melihat penampilan Papanya, ia membawa kedua telapak tangannya bertumbu di kedua pipinya, manis sekali.

"Yes, Papa is very handsome, dear." Percaya diri sekali pria itu mengatainya tampan.

...•••...

"Apa kamu merasa menang huh?" tanya Ailard begitu mereka sedang berdua saja duduk dimeja restoran, sementara Rose dan oma nya tengah ke toilet.

"Tidak, memangnya terlihat seperti itu ya Mas?" Kirana begitu tenang sekali sambil menyantap ice cream vanila yang tersaji diatas meja.

Ailard terkekeh pelan, kemudian iapun bangkit dari tempatnya dan malah berpindah ke sisi Kiran.

"Jadi berani begini kamu ya," Ailard berbisik dan tangannya dibawah sana menyentuh paha Kiran. Sang empu tak begitu terusik hanya saja ia tak suka dalam keadaan ramai begini.

"Mas, tanganmu angkat. Jangan begini..."

Ailard mendengus dingin, "mengapa? Memang biasanya saya begini."

Kirana meletakkan sendoknya dengan tenang, menatap Ailard dengan sorot mata tegas namun tetap anggun. "Iya, tapi itu bukan berarti kamu bisa seenaknya. Ada batasan, Mas."

Ailard menyeringai tipis, tangannya akhirnya terangkat dari paha Kirana, tetapi pandangan matanya tetap intens. "Kamu mulai berani mengatur saya sekarang, ya?"

"Bukan soal berani atau mengatur, Mas. Tapi kalau tiba-tiba ada ibu dan Rose melihat, ngga baik." Jawab Kiran tanpa ragu.

Ailard mendengarkan, meski raut wajahnya tak menunjukkan banyak perubahan. "huh, kamu menyebalkan sekali." Ia langsung mencium pipi Kirana. "Jangan pikir akan tenang hidup dengan saya."

Kiran menatapnya sejenak dalam jarak dekat dengan tatapan datar. "Itu tak masalah, aku sudah hidup tiga tahun denganmu Mas. Satu tahun, dua, ataupun seterusnya setelah ini tak akan jadi masalah."

Ailard tersenyum menyeringai. "Nah, kalau begitu kamu tak akan pernah bisa lepas dari saya, my little bird." bisik nya lagi dengan nada dingin dan mendominasi, seolah memastikan kembali Kirana bahwa kendali ada di tangannya.

Kirana menatap balik tanpa gentar, menahan diri dari menjawab provokasi Ailard. "Oh aku tahu sayang, terimakasih sudah mengingatkan kembali." Dan Kiran pun menutup kedekatan mereka dengan balasan ciuman singkat di pipi sang dominan, sebelum akhirnya Ailard kembali ketempat duduk begitu melihat bu Tiara dan Rose kembali dari toilet.

Mereka berdua saling tersenyum penuh arti begitu saling menatap. Ah—mereka tak sabar ingin saling bermain dalam kendali masing-masing.

1
Nus Wantari
lanjut thor
Septanti Nuraini
kapan update lagi
nonaserenade: Sudah update tapi sedang proses penerbitan dari Novelton nya ya kak, palingan sebentar lagi terupdate. Terimakasih sudah menunggu bab selanjutnya🙏🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!