Larisa gadis yang sederhana,diam-diam mencintai sahabatnya sendiri,Larisa bersahabat dengan 2 lelaki sejak mereka duduk di bangku SMP.Keluarga mereka sudah saling mengenal baik satu sama lain,kedua sahabat larisa berasal dari keluarga yang cukup kaya dan juga terpandang.Sementara Larisa hanya anak dari seorang karyawan yang bekerja di perusahaan salah satu sahabatnya.
Sampai akhirnya ada satu peristiwa yang membuat Larisa menjadi pengantin dari sahabat yang ia cintai,diam-diam.
Larisa pikir,ia akan bahagia,karena menikah dengan orang yang ia cintai,tapi ternyata tidak..
penasaran dengan kisah Larisa???
Baca selengkapnya di novel ini yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
"Oyah Vin...bunda udah siapin tiket bulan madu buat kalian yaa,bunda pengen cepet-cepet punya cucu."Ucap bunda Davin.
Davin dan juga Larisa sama-sama tersedak,mendengar ucapan dari bunda Davin.
"Emang dasarnya kalian itu udah jodoh,tersedak aja sama-sama."Bunda Davin tertawa ringan.
Larisa dan juga Davin bersamaan,meminum segelas air,sambil menepuk-nepuk sendiri dada mereka.
"Tuhhh...gerakan kalian aja sama...hahahaha."Kali ini bunda Davin tertawa,karena melihat tingkah anak dan juga menantunya tersebut.
Sementara ayah Davin hanya tersenyum memandangi anak,menantunya dan juga istrinya tersebut.
Larisa tersenyum dan tersipu malu,karena candaan sang mertua,sementara Davin hanya diam saja.
"Aku belum bisa bund...lagi banyak banget pekerjaan dikantor."Jawab Davin.
Larisa yang tadi nya tersenyum perlahan-lahan menghilangkan senyuman di wajahnya,Larisa makan sambil menundukkan wajahnya.
Larisa kecewa dengan jawaban Davin,meskipun sebenarnya ia juga sibuk,tapi jika Davin bersedia,ia sudah berfikir,akan meminta rekan dokter yang lain untuk menghandle pasiennya selama dirinya pergi berbulan madu.
Larisa yakin semua teman-temannya bisa memahami.Tapi Larisa harus menelan pil pahit kekecewaan,karena sepertinya Davin berusaha menghindari hal tersebut.
Bunda Davin yang Melihat raut wajah Larisa berubah,ia langsung merasa bersalah dan kasihan terhadap menantunya tersebut.
Ia lah orang yang membawa Larisa masuk,dan juga menjadikan Larisa bagian dari keluarga mereka.
Ia juga saat itu,yang memilih Larisa untuk menjadi pengantin pengganti Davin,bukan hanya untuk menjaga nama baik keluarga mereka.
Tapi karena ia juga sejak dulu menyukai kepribadian Larisa,ia pernah bermimpi dan juga berharap,suatu saat nanti Larisa akan menjadi menantunya.
Melihat,anaknya yang sepertinya belum bisa menerima Larisa,ia bertekad akan membantu Larisa,untuk mendapatkan hati anaknya tersebut.
"Pokoknya bunda gak mau tau!,kalian harus pergi berbulan madu,kalian harus pergi berdua,bunda lihat kalian masih sama-sama canggung".
"Dan moment berbulan madu itu,tepat banget untuk kalian bisa lebih dekat satu sama lain".
"Soal kerjaan kamu dikantor,nanti biar ayah yang handle sementara waktu."
"Iyaaa kan Yahh...?"Bunda Davin bertanya kepada suaminya,sambil mengedipkan sebelah matanya.
Ayah Davin yang mengerti dengan kode dari istrinya tersebut hanya menjawab iya.
"Gimana sayang...Sa,?"Bunda Davin bertanya pada menantunya.
"Aku sih terserah Davin aja bund...kalo dia bersedia,aku bisa usahain juga."Jawab Larisa.
"Tuhh kan,kamu denger Vin,Larisa bisa usahain,jadi kamu juga harus,titik gak pake koma."Ucap bunda Davin.
Setelah percakapan tersebut,ke empatnya makan tanpa berbicara lagi.
...****************...
"Sayang...udah gak usah,kamu istirahat aja gih,masuk ke kamar Davin."Bunda Davin melarang Larisa membantu nya mengangkat piring-piring bekas makan mereka ke dapur.
"Gak papa bund...aku bantu."Larisa mengangkat piring diatas meja dan hendak melangkah ke dapur.
"Udah simpen aja,nanti biar bibi yang beresih,kamu masuk dan istirahat aja,dokter Larisa pasti capee bangett,kann..."Bunda Davin mencandai menantunya,jika anaknya memberikan luka untuk Larisa,ia harus bisa menjadi obat untuk menantunya tersebut.
"Gihhh ke kamar."Bunda Davin mendorong perlahan Larisa,agar segera pergi dan beristirahat di kamar Davin,yang kini menjadi kamar Larisa juga.
Dengan terpaksa,Larisa pun akhirnya melangkah ke kamar Davin,sementara Davin sudah lebih dulu masuk ke kamarnya.
Sampai di depan kamar Davin,Larisa berhenti sejenak,karena ia mendengar ucapan Davin dari balik pintu yang sedikit terbuka,sepertinya Davin sedang menelpon seseorang.
Larisa mendengar,Davin meminta izin,bahwa dirinya akan pergi berbulan madu bersama Larisa.
Larisa bisa langsung menebak,saat ini Davin pasti sedang berbicara dengan Bella di telpon.
Hati Larisa rasanya sakit sekali mendengar,Davin bahkan sampai meminta izin dari Bella untuk bepergian hanya berdua saja dengan dirinya.
Sementara itu dari kejauhan,di belakang Larisa,bunda Davin sedang memperhatikan menantunya,yang terdiam di depan pintu kamar anaknya dan belum juga masuk ke dalam kamar.
Ia yakin,pasti ada sesuatu yang tidak beres,makannya sang menantu tidak langsung masuk ke dalam kamar.
Saat Larisa sudah tidak mendengar lagi Davin berbicara,Larisa langsung masuk ke kamar,ia berpura-pura seperti baru saja datang dan tidak mendengarkan percakapan Davin dan juga Bella.
Larisa mengambil kopernya,membuka koper tersebut,untuk mengambil baju gantinya.
"Pakaian aku mau di taruh di mana Vin?"Tanya Larisa membuyarkan lamunan Davin.
Davin terdiam sambil memandangi layar hape nya yang sudah menghitam,ia bahkan tidak sadar,Larisa sudah berada di dalam kamarnya.
Davin tersadar dari lamunannya,ia kaget karena Larisa tiba-tiba saja sudah ada di dalam kamar.
"Kamu dari tadi udah disini?"Davin malah bertanya kepada Larisa,ia khawatir,Larisa mendengar percakapannya tadi bersama Bella.
"Aku baru aja masuk,semenit yang lalu."Jawab Larisa.
Davin berdiri dari duduknya,mengarahkan Larisa ke ruang ganti di dalam kamarnya.
"Pakaian kamu bisa di taruh disini,terserah kamu aja,mau ngaturnya gimana."Jawab Davin.
Setelah itu ia meninggalkan Larisa sendiri,ia duduk di ruang televisi yang ada di kamarnya dan menyalakan televisi.
Larisa langsung mengatur semua baju-baju nya yang ada di dalam koper,ke lemari pakaian milik Davin.
Larisa mengambil salah satu pakaian Davin,dan mencium aroma pakaian tersebut,mendekap di dada nya,Larisa berkhayal suatu saat nanti,ia bukan hanya mencium baju milik Davin,tapi ia juga bisa mencium suaminya tersebut dan merasakan dekapan suaminya.
Setelah selesai mengatur semua baju nya,Larisa membawa pakaian ganti ke dalam kamar mandi,ia akan membersihkan diri nya terlebih dahulu,sebelum tidur.
Davin mendengar suara gemericik air di dalam kamar mandi,ia yakin,Larisa pasti sedang mandi.
Hatinya kembali dilema,antara mengikuti perkataan Bella atau menuruti sisi hati nya yang lain.
Beberapa menit kemudian,Larisa keluar dengan wajah yang segar,serta rambut yang basah,karena Larisa baru saja mencuci rambutnya.
Larisa memakai piyama tidurnya,terlihat sangat biasa,tapi justru dimata Davin sangat mempesona,apalagi rambut Larisa yang panjang terurai dalam keadaan setengah kering.
Tanpa sadar Davin menelan ludahnya sendiri,melihat Larisa yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Ia sering melihat penampilan minim Bella,tapi ia tidak pernah terpesona,seperti saat ini,ia melihat Larisa yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan piyama tidurnya dan rambut panjangnya yang setengah basah.
Dimata Davin,Larisa tampak manis dan juga mempesona.
Sementara Larisa biasa saja,ia tidak menyadari tatapan Davin yang terpesona karena nya.
Larisa justru duduk bersama Davin sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil...
siap-siap sakit hati kau Vin...
menghadiri pernikahan mantan istri dengan sahabat sendiri....😅
tapi Larisa yang baik malah tersakiti terus...
apakah selamanya hanya akan diajak ajakin Bella...
CEO kok bdh sih.. ijazahnya dapat beli ya...
harusnya kali ini jangan gengsi vin... minta tolong sama ayah dan bunda. mereka lebih pinter dari pada kamu...