NovelToon NovelToon
Pendamping Hati Cucu Kyai

Pendamping Hati Cucu Kyai

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Bunga Matahari Biru (Dybi)

Dila tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi pendamping seorang pendakwah, satu satunya cucu laki laki dari Kyai pemilik pondok pesantren dan sosok inspiratif yang terkenal di media sosial melalui perjodohan balas budi. Selain itu, ia tidak menduga bahwa laki laki yang biasa disapa Ustadz Alfi itu menyatakan perasaan kepadanya tanpa alasan. Dila akhirnya luluh karena kesungguhan dari Ustadz Alfi dan bersedia untuk menjadi pendamping dalam keadaan suka maupun duka.

Bagaimana kisah selanjutnya?, ikuti terus kelanjutannya hanya di sini setiap Rabu s/d Jumat pukul 20.00


[Salam Hangat Dari Dybi😉]
[Bunga Matahari Biru x @chocowrite_04]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Matahari Biru (Dybi), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Percobaan Pendekatan

Vira berpisah dengannya. Dila menuju kearah apotek untuk membeli obat yang telah diresepkan tadi. Namun ia merasa seperti ada yang mengikutinya. Tidak terduga olehnya, ternyata sosok laki laki yang dikenalnya.

"Hai"sapa Zainal didepan Dila yang sedang memarkirkan motornya di parkiran apotek.

"Assalamualaikum Kak"salam Dila tersenyum simpul menanggapinya.

Zainal sontak saja menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Entahlah, ia masih belum terbiasa mengucap salam seperti Dila. Hatinya sedikit tersentil dengan kekurangannya ini dan merasa dirinya tidak sebanding dengan Dila. 

"Assalamualaikum"salam Zainal ulang.

"Wa'alaikumussalam Kak"balas Dila yang sedang merapikan hijabnya sekilas lalu menatap Zainal kembali.

"Kamu mau beli obat yang diresepkan dokter tadi kan?"tanya Zainal. Kok bisa tahu? Ya jelas saja dirinya mendengar percakapan Dila dan Vira di parkiran. Sungguh niat sekali hatinya ingin pendekatan dengan gadis yang ia sukai. 

"Iya Kak. Kak Zainal lagi apa disini?"balas Dila yang sungkan. Jujur saja dirinya merasa risih dengan kehadiran Zainal namun karena dirinya tadi ditolong oleh laki laki ini jadinya merasa tidak enak jika harus acuh.

"Saya mau menemani kamu"ungkap Zainal yang tersenyum manis didepan Dila. 

Seorang Zainal jika dilihat memang tampan. Udah tampan, prestasi selalu berada ditangannya. Dila kagum dengan kegigihan Zainal dalam terjun langsung didunia pendidikan walau laki laki itu bisa saja mendirikan program pendidikan sendiri.

"Kak Zainal bisa saja. Saya mah tidak perlu di temani, semuanya saya terbiasa lakukan sendiri. Lagipula kak Zainal pasti punya kesibukan tersendiri"senyum simpul Dila menanggapi ungkapan Zainal.

"Kalau kamu sendirian, saya siap disisi kamu 24 jam dalam sehari."timpal Zainal yang tentu saja membuat Dila menebak niatnya.

"Ceritanya kakak ingin lebih dekat dengan saya?"tanya Dila dengan menekuk tangannya didepan dada.

"Akhirnya di notice sama kamu. Saya menyukaimu Dila, bolehkah berikan kesempatan pada saya untuk mendekatimu?"sontak Zainal melangkahkan kakinya mendekat kearah Dila walau gadis di depannya memilih mundur sejenak.

"Rasa suka bukan berarti cinta kak. Jadi saya rasa buang jauh jauh niat kakak itu adalah hal yang baik, karena saya tidak mungkin membalasnya daripada kakak merasa sakit hati"timpal Dila yang membuat Zainal terkekeh kecil lalu memundurkan tubuhnya.

"Sejarah saja saya bisa menghadapinya, masa kamu tidak. Kamu ibarat sejarah yang susah dipahami jika tidak mendekatinya dengan cara melakukan penelitian, melakukan pembelajaran mandiri dan menyukainya diawal. Sejarah memang masa lalu tapi kamu masa depan saya"ungkap Zainal yang membuat Dila hanya bisa tersenyum simpul.

"Tidak perlu menemani sampai dalam, silahkan kak Zainal memilih undur diri dari sini saja"pinta Dila yang membuat Zainal tertantang.

"Ini tempat umum Dila. Kamu tidak bisa melarang saya disini"senyum penuh arti Zainal membuat Dila merotasikan kedua matanya.

"Baiklah, saya yang pergi atau Kakak yang pergi?"tegas Dila yang menunda mengambil kunci motornya. 

"Tidak mau. Ini tempat umum"kekeuh Zainal yang membuat Dila menatapnya tajam. 

Kemudian tanpa kata Dila menaiki motornya kembali dan memilih meninggalkan Zainal. Namun sebelum itu terjadi, Zainal tertawa.

"Apa ada hal yang lucu pak?"ketus Dila yang menatap tajam laki laki di depannya.

"Santai aja Dila, saya hanya bercanda. Kamu kalau menatap saya tajam begitu, bukannya saya takut tapi gemas"tawa Zainal memelan dan digantikan senyuman. Dila mengernyitkan keningnya mendengar itu.

Demi apapun Zainal sangat menyebalkan bagi Dila. Tolong seseorang menarik laki laki itu dari sisinya saat ini. Mau dibawa kemana kek, dorong ke sungai pun tidak apa apa. Dila ikhlas dari lubuk hati paling dalam

"Sekarang saya yang pergi atau anda yang pergi pak Zainal?"tanya Dila kembali yang membuat Zainal akhirnya mengalah demi gadis yang disukainya ini.

"Iya iya saya yang pergi"jawab Zainal yang melangkahkan kakinya untuk pamit. Membuat Dila sedikit merasa lega namun belum sampai seperti itu saja.

"Menggemaskan kamu Dila. Pengen cubit pipinya"bisik Zainal yang tepat berada di telinga Dila lalu bergegas berlari menjauh dari sana. 

"Kak Zainal !!"pekik Dila yang ingin melempar sepatunya tepat di kening asisten dosen itu. Tapi dirinya masih menahan diri, berpikir saat ini dia baru saja masuk ke kampus dan ini tempat umum. Banyak mata yang memandang mereka tadi.

Harus sabar, pokoknya harus SABARR

▪️▪️▪️▪️▪️

Malam harinya...

Dila sudah selesai membuat pancake cokelat khusus untuk kedua sahabatnya yang akan datang kerumah. Entah apa yang dibahas oleh Caca dan dirinya pun juga sedang berpikir bagaimana caranya memberitahu tentang perilaku Zainal dengannya tadi. Caca sakit hati atau tidak yaa?

Ting Nong...

Bunyi bel di rumahnya berbunyi, Dila segera keluar dari rumah lalu membukakan gerbang seluas luasnya untuk mobil Caca memasuki garasinya.  Yaa.. Walaupun garasinya bukan untuk parkir mobil tapi kursi meja untuk tamu berkunjung. 

Selesai terparkir dengan sempurna, Dila kemudian menutup pagarnya lalu menyambut kedua sahabatnya menuju ruang tamu. Caca yang melihat pancake kesukaannya langsung saja terpekik girang.

"Aaa.... Makasii Dilaa"pekik Caca senang bahkan Dila memberinya porsi lumayan banyak. Aish.. Nikmat mana yang kau dustakan hehe.

"Makasih ya Ila, jadi ngerepotin"sungkan Vira yang didalam hatinya merutuki sepupunya.

"Sama sama. Tidak perlu sungkan, ayo dimakan dulu."ajak Dila yang diangguki kedua sahabatnya.

Melihat Caca yang antusias memakan pancake buatannya dan Vira yang sesekali memujinya, tentu saja membuat hati Dila merasa bersyukur telah berhasil menghidangkan sajian makanan untuk tamu spesial dalam hidupnya ini. 

"Oiya seperti kata gw tadi, ada hal yang mau gw omongin sama lo, Dila"interupsi Caca membuka pembicaraan di antara mereka.

"Apa itu Ca? Aku juga ada hal yang mau diomongin"balas Dila. Sedangkan Vira hanya bisa menyimak pembicaraan sambil memakan makanannya.

"Jadi ada lowongan pekerjaan buat lo Dil. Anggap saja ini sebagai tambahan uang jajan kuliah lo. Gw jamin gajinya juga lumayan. Tempatnya di studio penyiaran punya almarhum ayah gw dan sekarang dikelola sama kakak gw. Tapi, bukan sebagai staff atau penyiar radio... Namun, jadi satpam"jelas Caca terperinci. Dila dan Vira menatap Caca penuh tanya.

"Gak ada lowongan pekerjaan lain Ca? "tanya Vira yang merasa jika pekerjaan itu membuat Dila lelah nantinya.

"Tidak ada. Gw nyesel janjiin pasal lowongan kerja buat lo. Gw gak nyangka kalau bakal kek gini. Tapi lo berhak menolak kok. Soalnya ada pekerjaan lain buat kita bertiga"ucap Caca tidak enak hati.

"Apa itu Ca?"Kompak Vira dan Dila.

"Jadi Youtuber di Channel program pengalaman berkeliling pulau jawa untuk mengenalkan budaya dan adat istiadatnya. Karena kita baru kuliah, kakak gw pun membatasinya. Kalau yang ini gajinya sedikit kecil, gw rasa gak bakal cukup buat jajan lo. Bukan apa apa, secara kita banyak cetak jurnal kedepannya. Bukan ngomong kalau lo boros Dila"jelas Caca kembali.

"Aku terima tawaran pekerjaan satpam itu Ca. Syaratnya aku yakin gak spesifik itu daripada staff. Insya Allah aku bisa untuk mengambil job desk keduanya."yakin Dila itu pun membuat Vira merasa tidak setuju.

"Dila kamu harus jaga kesehatan. Jangan mengambil 2 job desk. Nanti kamu sakit lagi kayak tadi gimana?"khawatir Vira yang keceplosan lalu dia pun menepuk bibirnya seketika.

"Hahh?! Dila sakit? Kok gw gak tau sih. Kalian kenapa gak kasih tau"tanya Caca penuh tanya.

"Itu yang mau aku omongin Ca. Salah satunya untuk kasih tau tentang kepalaku yang dulu pernah terbentur saat kecil. Ini bukan bisa diartikan efek sampingnya vertigo saat aku gak sengaja terbentur kecil. Cuma saat efek itu muncul gejalanya persis seperti orang penderita vertigo. Aku gak tau pastinya namun saat diresepkan dokter memang cocok. Lebih ke obat anti nyeri sih sebenarnya dan vitamin juga. Tapi its okay kamu gak perlu khawatir Ca. Dan Vira, aku butuh pekerjaan ini. Asal aku tidak terbentur, ya tidak apa apa"jelas Dila membuat Caca dan Vira terdiam.

"Hmm.. Baiklah, yang penting kalau kami suruh lo istirahat harus nurut yaa. Kami bakal jaga lo dengan baik Ila"tanggap Caca.

"Betul Dila, pokoknya kita harus saling mendukung dan aku yakin bahwa kami bisa bantu kamu dalam hal apapun. Jangan sungkan minta tolong sama kami okay"timpal Vira.

Dila tersenyum akan ucapan kedua sahabatnya itu. Ya Allah sungguh dirinya sangat merasa bersyukur akan semuanya. Walaupun dapat kerisihan sebab Zainal tetapi dibalik itu dia dapat 2 sahabat yang luar biasa ini.

"Ngomong ngomong ada satu hal yang aku mau tanya. Ca, kamu suka kak Zainal ya? Maaf tadi kak Zainal ngungkapin rasa sukanya sama aku"sungkan Dila. Sontak Vira tertawa karena sudah tahu kalau Caca tadi memang bertemu Zainal membahas Dila.

"Lo gak usah mikirin itu Dila. Gw suka kak Zainal? Idih amit amit jabang bayi"balas Caca. Dila malah dibuat bingung dengan Vira yang meledek Caca.

"Ila, justru Caca jadi guild rahasia antara kamu dan kak Zainal haha. Dan mana mau Caca sama kak Zainal, crush aja kagak ada dia mah ya walaupun sempat kagum"tawa Vira meledak di akhir kalimat. Dila pun menggaruk tengkuknya dan membetulkan hijabnya ketika Caca melempar tatapan tajam ke Vira.

"Iya, gw akui ada rasa kagum cuma langsung Ilfeel. Lagian yaa, gw nggak mau tuh sama laki laki agresif kek kak Zainal itu. Lo tolak kak Zainal kan?"selidik Caca.

"Iyalah aku tolak. Aku risih juga kalau sama laki laki yang terlalu agresif sebelum halal. Lagipula kak Zainal bukan tipeku"jujur Dila 

"Hah Lihat itu Kak Zainal yang terhormat tapi sok kegantengan. Dila pasti istiqomah sama keputusannya."batin Caca tersenyum jahat. Sedangkan Vira dan Dila hanya menatap penuh tanya kearahnya.

Bersambung...

1
Ning Amah
Luar biasa
Jihan Hwang
semangat thor...aku mampir nih...
mampir juga dinovelku jika berkenan/Smile//Pray/
Kutipan Halu
semangat upnyaaa torrr jangan lupa mamoir ke karya aku juga yaaa "AIR MATA PERNIKAHAN " udah tamattt . yuksaling dukung torrrr☺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!