Lanjutan kisah dari Cinta Beda Usia, Kisah baru dari Keisha Alvina Putri Pramuja, anak ketiga dari Evano dan Violetta.
Keisha mendapatkan pengkhianatan dari suaminya, Miko setelah mereka menikah selama dua tahun. Alasannya, karena Keisha belum juga memberinya seorang keturunan. Tidak ingin dimadu, Keisha memutuskan untuk menggugat cerai suaminya.
Setelah beberapa bulan berpisah dari Miko, Keisha bertemu kembali dengan sosok laki-laki bernama Arya Wiguna Atmaja. Dia adalah laki-laki yang menyukai Keisha sejak ia masih kecil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Setelah Arya memberi peringatan keras kepada Miko, Arya kembali mendudukkan dirinya di kursi kepemimpinannya. Wajahnya terlihat sangat kesal, hal itu memancing Tio untuk menggodanya.
"Kamu marah pada pria itu, karena perusahaan atau karena Keisha?" goda Tio.
"Keduanya." Arya menjawab dengan singkat.
"Tapi aku lebih melihat amarahmu pada pria itu lebih berat karena Keisha," goda Tio.
Arya mendengkus, ia tahu Tio sedang berusaha menggodanya.
"Jangan mencoba merusak hariku." Arya memicik tajam ke Tio yang justru membuat Tio terkikik geli.
Tring tring
Arya mengangkat gagang telepon saat ada panggilan masuk dari sekertarisnya.
"Halo, ada apa Susan?" Arya bertanya pada Susan di seberang panggilan.
"Maaf, Pak, ada perempuan yang ingin bertemu dengan Anda," jawab Susan dari seberang panggilan.
"Perempuan? Siapa?" tanya Arya.
"Namanya Keisha, Pak?" jawab Susan.
Suasana buruk yang tadinya menyelimuti hati Arya berubah menjadi baik, saat mendengar jika Keisha sudah sampai di kantornya.
"Dengar Susan! Jika wanita yang bernama Keisha datang ke sini, langsung suruh dia masuk, tidak perlu meminta izin dariku ingat itu!" perintah Arya.
"Baik, Pak," ucap Susan.
Arya menutup sambungan telepon dengan Susan dengan menaruh kembali gagang telepon ke tempatnya.
"Kembali ke tempatmu. Keisha akan segera datang ke sini," suruh Arya.
"Baiklah, aku tidak akan menganggu kalian. Selamat bersenang-senang," ucap Tio.
Tio beranjak dari kursinya, ia akan melangkah keluar dari ruang itu. Belum sampai pintu Tio berbalik menghadap Arya.
"Eh, tunggu Bos! Apa aku perlu menjemputnya?" tanya Tio.
"Jangan banyak bertanya, cepat lakukan!" perintah Arya.
"Beres!" Tio mengacungkan ibu jarinya ke Arya dan segera keluar dari dari ruangan besar itu.
Setelah Tio keluar dari ruangannya, Arya membenahi penampilannya, ia ingin terlihat sempurna di depan wanita yang sudah mencuri hatinya.
*****
Keisha sedang berdiri di depan meja resepsionis ia merasa kesal karena tidak di perbolehkan masuk ke kantor Arya. Katanya ia harus membuat janji lebih dulu dengan Arya. Meskipun dirinya sudah mengatakan berulang kali jika Arya sendiri yang memintanya untuk datang, tetap saja mereka tidak mengizinkan dirinya bertemu dengan Arya.
Belum lagi pandangan beberapa orang yang melihatnya dengan tatapan sinis, membuatnya muak untuk berada lebih lama lagi di tempat itu. Sebagian dari mereka tahu jika dirinya adalah mantan istri dari direktur di perusahaan itu. Dan mungkin mereka juga sudah melihat video dirinya yang sedang viral itu.
Keisha meminta petugas resepsionis untuk menghubungi Arya sendiri dan akhirnya ia diperbolehkan untuk masuk.
"Maaf Mba. Anda sudah di persilahkan untuk masuk. Ruangan bapak Arya ada di lantai 10," ucap petugas Reseptionis.
"Kenapa tidak dari tadi sih, Mba," ucap Keisha sedikit kesal.
Keisha melangkah menuju lift. Cukup lama Keisha berdiri di depan lift, tetapi pintu lift lama tidak terbuka.
"Nona Keisha."
Keisha menoleh ke asal suara, ia melihat Tio sedang berlari kecil ke dekat dirinya.
"Pak Tio," ucap Keisha.
"Mari ikut saya," ajak Tio.
"Ke mana?" Keisha mengerutkan keningnya.
"Tentu saja ke ruangan Presdir," jawab Tio.
"Silahkan, lewat sini." Tio mengajak Keisha menuju lift khusus yang hanya boleh digunakan untuk para petinggi perusahaan.
Keisha mengikuti Tio seperti anak ayam yang mengikuti induknya.
"Silahkan, Nona." Tio mempersilakan Keisha untuk lebih dulu masuk ke lift.
"Terima kasih." Keisha masuk ke lift lebih dulu.
Ketika Keisha dan Tio sudah berada di dalam lift,pintu lift tertutup dengan sendirinya. Setelah itu keduanya merasakan lift bergerak naik.
Tink
Pintu lift terbuka setelah sampai di lantai sepuluh. Tio kembali mempersilakan Keisha untuk melangkah keluar lebih dulu. keduanya melangkah bersama melewati lorong dan berhenti di depan ruangan bertulisan presdir.
"Silahkan, Nona. Ruangannya ada di balik pintu ini," ucap Tio.
"Terima kasih, Pak Tio," ucap Keisha.
"Sama-sama. Saya masih ada pekerjaan. Jadi saya permisi dulu." Tio membungkukkan tubuhnya sebelum pergi dari hadapan Keisha.
"Silahkan masuk, Ibu Keisha." Susan membukakan pintu ruangan kerja Arya untuk Keisha.
Keisha menganggukkan kepalanya, ia tersenyum canggung saat Susan memangilnya dengan sebutan 'ibu'.
Perasaan Keisha saat pertama kali masuk ke ruangan itu adalah takjub. Ruangan itu sangat besar, warna abu-abu mendominasi ruangan itu, dan yang paling Keisha suka adalah dinding kaca, dari tempat itu Keisha bisa melihat pemandangan kota yang begitu menakjubkan.
"Silahkan duduk," ucap Arya.
"Iya." Keisha menyusul Arya duduk di sofa yang ada di ruangan itu.
Meskipun sudah duduk, tetapi Keisha masih saja mengedarkan pandangannya, ia tidak bisa berhenti merasa takjub pada ruangan kerja Arya.
"Kamu mau minum apa?" tanya Arya.
Keisha tersentak saat kembali mendengar suara Arya. "Apa? Kamu tadi bilang apa?"
"Aku bertanya, kamu mau minum apa?" tanya Arya.
"Oh, apa saja," jawab Keisha.
"Ada apa? Apa kamu merasa tidak nyaman di sini?" tanya Arya.
"Tidak, bukan begitu. Aku tidak fokus karena takjub dengan ruangan ini," jawab Keisha.
"Bukankah kamu dulu sering ke mari?" tanya Arya.
"Tidak, aku hanya sesekali datang ke sini untuk mengantar makan siang untuk ...." Keisha menghentikan ucapannya. Rasa benci pada Miko membuat Keisha tidak ingin menyebut nama mantan suaminya.
"Aku memang pernah datang ke perusahaan ini, tapi ini pertama kalinya aku masuk ke ruangan Presdir." Keisha mengalihkan pembicaraan.
Arya merespon ucapan Keisha dengan mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Oh iya ini bonus yang aku janjikan untukmu." Arya merogoh saku jasnya ia mengambil selembar kertas cek dari dalamnya lalu memberikannya kepada Keisha.
Keisha merasa ragu untuk menerima cek yang diberikan oleh Arya apalagi saat melihat nominalnya.
"Ini jumlah yang sangat besar. Aku tidak bisa menerimanya," tolak Keisha.
Kertas cek dengan nominal 200 juta kembali Keisha taruh ke atas meja. Keisha merasa tidak bisa menerimanya, karena kekacauan yang terjadi di pesta itu.
"Aku memberikannya bukan untukmu, melainkan untuk karyawanmu," ucap Arya.
Sejak awal memang cek itu hanyalah alasan agar Keisha mau datang ke kantornya. Selain ingin memastikan keadaan Keisha baik-baik saja Arya juga sebenarnya merindukan Keisha.
"Terimalah! Ini untuk para karyawanmu yang sudah bekerja keras di pestaku semalam," bujuk Arya.
"Baiklah, aku akan menerima ini atas nama para karyawanku." Keisha kembali mengambil chat itu dan memasukkannya ke dalam tas-nya.
"Oh iya, Pak Arya. Aku datang ke sini sekaligus untuk meminta maaf atas kekacauan yang terjadi di pestamu dan juga ... untuk ... teh asin itu." Keisha menunduk untuk menyembunyikan tawanya.
"Enak saja. Masalah itu tidak akan selesai hanya dengan permintaan maaf saja," ucap Arya.
Suara dingin Arya membuat Keisha mengangkat wajahnya. Ia melihat wajah dingin Arya, membuatnya merasa tidak enak hati.
"Lalu?" Keisha menelan air liurnya sendiri untuk membasahi tenggorokannya yang mendadak terasa kering.
"Kamu harus menemaniku makan malam nanti," ucap Arya.
"Makan malam?" Keisha merasa ragu untuk menuruti permintaan Arya.
"Ya, makan malam. Nanti malam ada acara makan malam bersama dengan rekan bisnisku. Aku harus membawa pasangan. Jadi kamu harus menjadi pasanganku, anggap saja ini sebagai ganti dari permintaan maafmu," ucap Arya.
"Baiklah, Pak —" Keisha belum selesai dengan perkataannya dan sudah dipotong oleh Arya.
"Apa aku sudah terlalu tua hingga kamu memanggilku dari kemarin dengan sebutan 'Pak'?" tanya Arya.
"Emmmm ... tidak juga sih." Keisha memerhatikan wajah Arya. Umur Arya memang baru 34 tahun, hanya berbeda 10 tahun dengan-nya.
"Lalu kenapa kamu tidak berhenti dan terus saja memanggilku dengan panggilan 'pak'?" tanya Arya.
"Kamu bisa memanggilku dengan namaku saja. Berhentilah bersikap formal padaku," pinta Arya.
"Bagaimana aku bisa memanggil orang yang lebih tua dariku dengan namanya saja," tolak Keisha.
"Terserah padamu. Tapi jangan panggil aku dengan sebutan pak lagi. Itu menggelikan," ucap Arya.
"Lalu aku harus memanggilmu dengan sebutan apa?" tanya Keisha.
"Bagaimana kalau 'Mas' saja. Itu terdengar manis," ucap Arya seraya menaik-turunkan kedua alisnya untuk menggoda Keisha.
Hah?
Ngelunjak