"Tolong lepaskan saya!" seru gadis cantik itu saat tubuhnya di seret menuju ke kamar yang sangat ingin dia hindari, salah rasanya dia telah menerima tawaran dari teman nya karena dia sangat butuh uang sekali.
"KAU! BISA DIAM ATAU TIDAK, ATAU KAU INGIN AKU PENGGAL DI SINI JUGA KEPALAMU!" teriak pemuda tampan namun sangat mematikan itu, bahkan wanita yang tadi di bentak oleh pria itu langsung diam dengan tubuh bergetar hebat.
"Tolong lepaskan saya tuan." seru gadis itu memohon.
"ck kau lupa bahwa aku sudah membeli mu dengan harga mahal." seru pria itu.
"Akan saya ganti tuan, tapi mohon lepaskan saya."
"Aku tidak butuh uang mu, karena mulai sekarang kau akan menjadi pemuas dan j*lang ku." bisik pria itu dengan begitu tegas dan dinginnya yang terdengar sangat menyeramkan.
Bagaimana kelanjutannya??
kepoin ceritanya yaaa!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6_Aku Ingin Pulang
Tanpa mereka ketahui bahwa Mikaila sudah bangun dan bersiap untuk turun ke bawah setelah menyelesaikan ritualnya tadi.
Hatinya begitu sakit sekali mendengar apa yang di ucapkan oleh pria yang entah siapa Mikaila tidak tahu.
Setelah itu dia memilih untuk kembali ke kamar nya, dia menumpahkan rasa sakit di hatinya, dia sangat tidak ingin untuk bertemu orang orang di lingkungan ini karena Mikaila berpikir kalau mereka pasti mempunyai pemikiran yang sama yaitu menganggap bahwa Mikaila si wanita penghibur.
"Jaga bicaramu Robi!" seru Dave yang tiba-tiba marah dengan ucapan anak buahnya itu.
"Ma... Maaf bos." ucap Roni merasa bersalah, dia pikir bahwa ucapannya tidak ada masalah sehingga dia bercanda menggunakan kata-kata itu.
Setelah itu suasana menjadi hening tidak ada pembicaraan lagi, bahkan saat Dave sudah berangkat kantor pun suasana masih mencekam.
"Kamu sih kenapa juga bilang kayak gitu, gak lucu tahu." seru Tara kesal melihat temannya yang tidak tahu situasi dan kondisi.
"Ya mana aku tahu." ucap Roni yang di tinggal lainnya berangkat.
Selain bekerja di dunia mafia mereka juga bekerja di SKY grup menjadi tangan kanan dari Dave selain Max.
Setelah cukup lama merenungkan diri Mikaila memutuskan untuk dia harus pergi dari rumah ini, ini bukan rumah nya apa lagi dia teringat akan ibu yang masih terbaring di rumah sakit, entah bagaimana kondisi nya.
DREET DREEETT
Mikaila mencoba menghubungi sang adik untuk menanyakan kondisi ibu nya, kemarin dia sampai lupa untuk bertanya kondisi sang ibu, dan benar saja tak lama Bima mengangkat telepon nya.
^^^Mikaila: [Halo bima ini kakak, gimana kondisi ibu?]^^^
Bima: [Ibu baik baik saja kak, ibu kemarin sudah di operasi dan sekarang sudah berada di kamar inapnya, majikan kakak baik banget ya mau biayai operasi ibu dan juga melunasi semua hutang kita, sama mau memfasilitasi semua keperluan ibu bahkan ya kak ibu di terus di kamar VIP dan kamarnya tuh bagus banget.]
Karena memang setahu Bima kalau sang kakak sedang bekerja di keluarga kaya dan ada tempat tinggal di sana sehingga Bima percaya saja dan begitu berterima kasih kepada majikan kakak nya.
Bima bercerita panjang lebar namun membuat Mikaila bingung adalah Bima mengatakan bahwa majikannya yang membayar, berpikir cukup lama akhirnya Mikaila pun paham.
^^^Mikaila: [Ya sudah kamu jaga ibu ya, kakak harus kerja lagi.]^^^
Bima: [Iya kak.]
Setelah itu Mikaila langsung menutup telepon tersebut, bulir air matanya pun jatuh lagi membasahi pipi, sungguh dia lelah sekali hari ini menangis, ini masih pagi tapi suasana hatinya tidak baik.
"Apa aku terlihat begitu murahan, ayah ibu maafin Mikaila." lirihnya meringkuk di kasur dengan memeluk lututnya sendiri, bahkan dia melewatkan sarapannya.
TOK TOK TOK
"Nona sarapan anda sudah siap, apakah ingin di makan di dalam?" seru seseorang dari luar namun tidak di gubris oleh Mikaila, dia terlalu malah untuk menjawab dan juga untuk melangkah, tubuhnya terlalu lelah dan capek.
"Aduh gimna nih bi nona Mikaila tidak mau keluar dari tadi?" tanya Sasa maid di sana kepada bi Siti maid senior di mansion ini dan juga kepala pelayan yang mengatur semua urusan dapur dan mansion.
"Lebih baik kita hubungi tuan saja." ucap bi Siti, setelah itu menghubungi Dave yang masih fokus dengan pekerjaan nya.
Saat sedang serius-serius nya tiba-tiba ada telepon masuk dari nomor kepala pelayannya.
^^^Dave: [Iya ada apa bi?] tanya Dave dengan nada datarnya karena dia tidak suka jika ada yang mengganggunya saat dia sedang bekerja.^^^
Dia tetap mengangkat nya karena siapa tahu ada yang penting dan juga dia begitu menghargai bi Siti yang sudah ikut dengannya dari sebelum orang tua nya meninggal, bi Siti yang merawatnya dari kecil sehingga Dave akan menjaga dan menghargai bi Siti.
Di mansion juga Dave begitu mempercayai bi Siti dan memperbolehkan bi Siti mengaturnya selama itu baik, dan selama ini semuanya berjalan dengan baik.
BI Siti: [Maaf tuan mengganggu waktunya, dari tadi saya sudah mencoba membujuk nona Mikaila untuk sarapan tapi sampai sekarang nona Mikaila belum juga keluar kamar tuan.]
^^^Dave: [Apakah dia belum makan dari pagi?]^^^
Bi Siti: [Iya tuan.]
^^^Dave: [Biarkan saja salah sendiri tidak mau makan.]^^^
Setelah itu Dave pun menutup telepon nya, dia masih banyak pekerjaan tapi harus memikirkan wanita itu yang belum makan.
"Ck mengganggu sekali." ujar Dave mencoba fokus tapi pikirannya tidak bisa fokus.
Sore harinya Dave masih berkutat dengan berkas di mejanya yang menggunung tiba-tiba saja Max masuk seperti ada yang ingin dia infokan.
"Maaf mengganggu waktunya tuan, saya baru saja dapat informasi dari mansion kalau nona Mikaila mencoba kabur dari mansion." ucap Max membuat Dave yang awalnya tetap mengerjakan pekerjaan nya pun langsung berhenti seketika dan beranjak dari duduknya dan berjalan dengan kaki yang lebar.
"Kita pulang sekarang!" tutur Dave dan langsung di angguki oleh Max.
Di sisi lain Mikaila rasanya begitu bosan sekali namun dia berusaha untuk mencari kegiatan, rencana awal dia ingin kabur dari rumah besar ini namun dia belum hafal jalan dan juga letak letak pintu keluar di rumah besar ini.
"Aku harus gimana ya?" tanya Mikaila mencoba mencari cara agar dia bisa keluar dari rumah ini.
Dia dengan matang mencoba cari-cari halaman belakang untuk kabar, dia belum tahu daerah sini karena waktu datang dia malah tertidur dengan pulas.
Setelah di rasa cukup sepi Mikaila pun mencoba mengendap hingga di pintu belakang yang dia tahu waktu tak sengaja melihat Sasa pernah keluar dari sana.
Dia tegang sekali rasanya karena banyak nya penjaga membuat dia tidak bisa langsung keluar.
Baru saja akan sampai di pintu belakang tiba-tiba ada bi Siti yang tak sengaja melihat gerak gerik nona nya yang dari tadi tidak mau makan.
"Nona mau kemana?" tanya bidan Siti langsung membuat Mikaila kelabakan.
Dia berusaha untuk membuka pintu belakang yang sayangnya para pengawal sudah lebih dulu datang dan membawa Mikaila kembali ke kamar.
"Gak mau lepasin! Aku mau pulang!" teriak Mikaila memberontak, dia menangis sejadi-jadinya namun sayang tangisannya tidak berarti untuk mereka karena yang mereka turuti hanyalah perintah tuan nya saja.
Mikaila menangis di kamar meratapi nasibnya, dia sebagai tawanan saja yang tidak diperbolehkan kemana mana.
hingga tak lama suara pintu terbuka menandakan ada yang masuk, ternyata itu adalah Dave yang masuk dengan wajah begitu garang siap untuk membunuh seseorang.
Dia mendekat ke arah Mikaila hingga sampai di depan wanita yang masih meringkuk duduk di lantai samping tempat tidur itu, dia mencengkram kuat dagu Mikaila sampai mata mereka bertemu.
.
.
Bersambung.....