NovelToon NovelToon
She'S My Wifeꨄ

She'S My Wifeꨄ

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Teen Angst / Keluarga / Office Romance
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Detia Fazrin

✰Rekomendasi Cerita "Introspeksi"✰

Nero, seorang pewaris perusahaan ternama, menikahi Aruna, gadis desa sederhana yang bekerja di perusahaannya. Cinta mereka diuji oleh keluarga Nero, terutama ibu tirinya, Regina, serta adik-adik tirinya, Amara dan Aron, yang memperlakukan Aruna seperti pembantu karena status sosialnya.

Meskipun Nero selalu membela Aruna dan menegaskan bahwa Aruna adalah istrinya, bukan pembantu, keluarganya tetap memandang rendah Aruna, terutama saat Nero tidak ada di rumah. Aruna yang penuh kesabaran dan Nero yang bertekad melindungi istrinya, bersama-sama berjuang menghadapi tekanan keluarga, membuktikan bahwa cinta mereka mampu bertahan di tengah rintangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Detia Fazrin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

She's My Wifeꨄ

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Selanjutnya

Aron melangkah keluar dari gedung sekolah dengan langkah cepat. Seharian belajar di SMA membuatnya lelah, tetapi sore itu ia punya rencana berbeda. Bersama beberapa teman, ia menuju ke sebuah kafe yang sering mereka kunjungi. Tempat itu nyaman, suasananya selalu tenang, dan seringkali menjadi tempat pertemuan bagi orang-orang yang ingin bersantai setelah seharian bekerja atau belajar. Aron menikmati waktu luangnya di sana, namun hari itu, suasana berubah dengan kehadiran seseorang yang tak ia sangka.

Dari sudut matanya, Aron melihat sosok yang sangat dikenalnya Luna. Perempuan yang sering dijodohkan dengan kakaknya, Nero, oleh keluarganya, terutama oleh ibu mereka, Regina. Aron langsung merasa ada sesuatu yang aneh. Sudah seminggu terakhir ini, desas-desus di kantor Nero sering melibatkan nama Luna. Katanya, Luna semakin sering terlihat di kantor pusat, dekat dengan Nero, meskipun kakaknya tidak pernah menceritakan apa pun tentang hal itu.

Tanpa berpikir panjang, Aron berdiri dari tempat duduknya dan menuju meja tempat Luna duduk. Saat matanya bertemu dengan Luna, ia melihat keterkejutan di wajah perempuan itu. Luna tak menyangka akan bertemu Aron di sini, apalagi dalam suasana yang begitu santai.

“Aron?” panggil Luna, sedikit terkejut.

Namun, ia segera tersenyum dan dengan senang hati mempersilakannya duduk. “Ayo, duduk sini. Apa yang membawa kamu ke sini?”

Aron tak menunggu lama untuk menjawab. Dia menatap Luna dengan serius, tidak seperti biasanya. “Aku harus tahu sesuatu, Kak Luna,” katanya tanpa basa-basi, membuat Luna sedikit tegang.

“Apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan Kak Nero? Aku dengar banyak kabar kalau kamu sering ke kantor pusat. Apa kalian berdua... dekat?”

Luna diam sejenak, mencoba membaca ekspresi Aron. Dia tahu pasti, pertanyaan ini bukan hanya muncul dari rasa penasaran pribadi Aron, tapi juga dari desakan keluarga Nero yang selalu ingin menjodohkan mereka berdua. Luna menghela napas panjang sebelum menjawab.

“Aku tahu kamu penasaran, Aron. Kamu mungkin mendengar berbagai gosip tentang aku dan Nero, tapi sebenarnya, tidak ada yang seperti itu. Nero tidak mencintai aku, dan dia juga tidak mencintai Bianca.”

Mendengar jawaban itu, Aron terkejut. “Tunggu, jadi... Kak Nero benar-benar tidak punya perasaan apa-apa ke Kak Luna? Tapi aku ingat dulu, dia tampak tertarik padamu. Bahkan keluarga kami merasa kalian berdua cocok. Kalian sering terlihat bersama, dan semua orang berpikir hubungan kalian sudah mulai berjalan."

Luna tersenyum lemah, mengingat masa lalu yang Aron bicarakan. “Mungkin dulu Nero pernah tertarik padaku, Aron. Tapi itu tidak lebih dari sekadar ketertarikan sesaat. Sekarang, semuanya sudah berubah. Nero tidak pernah benar-benar mencintaiku. Mungkin saat itu dia hanya sedang mencari seseorang untuk dikenalnya lebih dekat, tapi sekarang aku yakin, perasaannya sudah jelas tidak ada apa-apa di antara kami.”

Aron terdiam sejenak, mencerna apa yang baru saja Luna katakan. Pikirannya melayang, mengingat bagaimana keluarga mereka begitu yakin bahwa Nero dan Luna adalah pasangan yang ideal. Bahkan, ibu mereka, Regina, selalu mendorong hubungan ini dengan harapan bahwa Nero akan memilih Luna sebagai pendamping hidupnya. Aron merasa kebingungan. Jika Nero tidak mencintai Luna, dan tidak juga memilih Bianca, siapa sebenarnya yang ada di hati kakaknya? "Aruna" pikir Nero.

Setelah beberapa menit terdiam, Aron akhirnya angkat bicara. “Kalau begitu, aku akan membantu Kak Luna agar lebih dekat dengan Kak Nero. Aku tahu kalian berdua pasti cocok. Ibu juga selalu berharap kalian bisa bersama.”

Namun, Luna menggeleng tegas. “Aron, tidak. Aku tidak ingin dijodohkan lagi dengan Nero. Aku sudah cukup mencoba, dan hasilnya selalu sama. Nero tidak mencintaiku, dan aku tidak bisa memaksanya. Tidak ada gunanya melanjutkan sesuatu yang tidak memiliki masa depan.”

Kata-kata Luna terdengar tegas, namun penuh makna. Aron bisa merasakan kekecewaan dan kelelahan dalam suara perempuan itu. Luna bukan lagi gadis yang berharap pada cinta yang tak mungkin ia miliki. Ia sudah memahami kenyataan pahit ini.

Aron menatap Luna dalam-dalam, menyadari bahwa rencananya tidak akan berhasil. Meski demikian, pikirannya terus berputar. Jika Luna bukan pilihan Nero, dan Bianca juga tidak, berarti hanya ada satu kemungkinan yang pasti karena Nero sendiri mengatakan bahwa dia tertarik dengan "Aruna"

“Jadi, kalau begitu... apakah Kak Nero mencintai orang lain?” Aron bertanya, meskipun ia sudah tahu jawabannya.

Luna menatapnya sejenak sebelum menjawab. “Mungkin kamu sudah menebak, Aron. Ya, sepertinya Nero memiliki perasaan terhadap seseorang. Tapi bukan aku, bukan Bianca. Aku tidak tahu pasti siapa orang itu, tapi... aku rasa kamu mungkin sudah bisa menebaknya.”

Aron terus teringat pada satu nama. Aruna. Aron merasakan amarah perlahan mendidih di dalam dirinya. Aruna? Bagaimana mungkin wanita itu bisa memenangkan hati kakaknya? Tidak, Aron tidak akan membiarkan ini terjadi. Aruna tidak pantas untuk Nero. Dia hanya karyawan biasa, bukan seseorang yang layak berada di sisi kakaknya, apalagi menjadi bagian dari keluarga Adrianus.

Aron menghela napas panjang, lalu berdiri dari kursinya. “Kalau begitu, aku akan mencari cara agar mereka tidak pernah bersama,” katanya dengan tegas. “Aku akan bicarakan ini dengan Ibu Regina dan Kak Amara. Mereka pasti akan setuju denganku.”

Luna menatap Aron dengan terkejut. “Aron, tunggu. Apa kamu tahu?"

Aron hanya mengangguk.

"Tapi, kamu tidak bisa melakukan itu Aron. Ini bukan hanya tentang keinginanmu atau keinginan keluarga. Ini tentang perasaan Nero. Dia berhak memilih siapa yang dia cintai.”

“Tapi dia tidak boleh memilih seseorang seperti Aruna!” Aron membalas dengan suara yang meninggi.

Luna terdiam dan terkejut saat Aron menyebutkan nama Aruna. Luna masih mendengarkan Aron.

“Dia bukan dari kalangan kita. Dia tidak akan pernah cocok untuk keluarga ini. Nero harus bersama seseorang yang pantas, seseorang seperti Kak Luna atau Bianca.”

Luna hanya bisa menggeleng, dia paham keinginan keluarga Adrianus, tapi dia juga mengerti perasaan Nero.

“Aron, kamu tidak bisa memaksakan perasaan seperti itu. Cinta bukan sesuatu yang bisa diatur oleh keluarga atau status. Jika Nero mencintai Aruna, kita tidak bisa menghalanginya. Kamu harus membiarkan Nero membuat keputusan sendiri.”

Namun, Aron sudah memutuskan. Dia tidak akan membiarkan hubungan itu terjadi. “Lihat saja,” katanya pelan, penuh tekad. “Aku akan menemukan cara agar Aruna menjauh dari Kak Nero. Aku akan memastikan keluarga kami tahu tentang hal ini.”

Tanpa menunggu jawaban Luna, Aron bergegas keluar dari kafe. Luna hanya bisa menatap punggungnya yang semakin menjauh, merasa khawatir dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia tahu Aron keras kepala, dan jika ia sudah memutuskan sesuatu, sulit baginya untuk berubah pikiran. Luna hanya bisa berharap bahwa apa pun yang direncanakan Aron tidak akan berakhir dengan kehancuran bagi Nero atau Aruna.

Sementara itu, di luar kafe, Aron melangkah cepat menuju mobilnya. Pikirannya penuh dengan rencana untuk menceritakan semua ini kepada ibunya, Regina, dan kakaknya, Amara. Mereka pasti akan mendukungnya, karena keluarga ini tidak akan pernah menerima Aruna. Keluarga Adrianus selalu menginginkan yang terbaik untuk Nero, dan Aron yakin bahwa Aruna bukanlah yang terbaik.

“Aku tidak akan membiarkan mereka bersatu,” Aron berbisik pada dirinya sendiri. “Lihat saja, Aruna. Kamu mungkin berhasil menarik perhatian kakakku, tapi aku akan memastikan kamu tidak pernah menjadi bagian dari keluarga kami.”

Di dalam mobil, Aron menyalakan mesin dan melaju cepat menuju rumah keluarga Adrianus, dengan satu tujuan di kepalanya: menghentikan hubungan Nero dan Aruna sebelum semuanya terlambat.

...➳༻❀✿❀༺➳...

...SEGERA HADIR 15 Oktober 2024...

"Rasa di Balik Langit" Menyiratkan kisah cinta tersembunyi yang terhubung dengan elemen langit (Bulan, Bintang, dan Pelangi).

1
mama Al
semoga tidak terhasut
mama Al
hayo Amara jangan sampai jadi senjata makan tuan buat kamu.
mama Al
anaknya pergi clubbing nggak khawatir.
sekarang sudah sibuk takut pergaulan anaknya.
mama Al
semoga dengan semua ini Amara bisa kebuka pikirannya
elze1
cerita yg menarik
mama Al
ayolah aku pengen lihat Amara dan Aron merasakan apa yang Nero alami. di dekati pria miskin atau jatuh cinta sama orang setara Aruna.
Bacamu.NT: Terima kasih idenya sangat luar biasa, kita buat di bab berikutnya. jangan lupa cek y!
total 1 replies
mama Al
pagi-pagi udah pada ngegosip.
mama Al
Biasa nya keluarga tiri hanya ingin menguasai kekayaan.
mama Al
Tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. semangat Nero dan Aruna
mama Al
memang tidak mudah meruntuhkan dinding yang kokoh. tapi apa yang tidak mungkin kalau Tuhan sudah berkehendak
mama Al
haeh percuma sama otak batu.
bentar mereka keluarga tiri Nero kan? apa bedanya dengan Mereka yang hanya menikmati kekayaan ayahnya Nero
mama Al
benar hubungi Nero
jangan sampai jadi fitnah kalau cuma berdua dengan Aron.
mama Al
poor runa
mama Al
Thor coba deh Amara dan Aron terjebak cinta orang biasa. biar dia tahu posisi kakaknya. kek nya seru.
mama Al
iya kalau aku lihat selama perjalanan Nero emng seperti nya dia suka sama Aruna sekaligus menentang tradisi keluarga
Adico
izin baca thor..
tetap semangat ya thor..
Adico: iya kak🙏
Bacamu.NT: Hai! Terima kasih banyak sudah mampir dan membaca ceritaku. Semangat juga buat kamu, dan aku harap kamu menikmati ceritanya! 😊
total 2 replies
mama Al
apa sebaiknya Aruna menjauh sesaat dari Nero. Setelah keadaan memungkinkan baru bisa speak up
mama Al
aku suka Luna, dia tidak jahat.
mama Al
wah novel baru
mama Al
nah Luna saja tahu diri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!