Perjalanan karir seorang penyanyi terkenal bernama Nabil...
Tapi kisah cintanya tidak semudah perjalanan karirnya...
Kisah Cinta Nabil dan Ritha harus mengalami kerumitan saat Nabil bertemu dengan Resa dan Nadya...
Ritha, Cinta pertama Nabil yang jauh disana karena harus melanjutkan pendidikan di pesantren.
Kemudian Nabil Bertemu Resa yang satu sekolah dengannya, Resa juga adalah anak dari sahabat ayahnya dan kedua orangtuanya berharap mereka berjodoh.
Dan Juga kehadiran Nadya wanita cantik yang sangat berjasa dalam perjalanan karir Nabil. Nabil ingin selalu ada untuk Nadya yang selalu kesepian karena kurang perhatian semenjak kedua orangtuanya berpisah..
Siapakah yang akan Nabil pilih di akhir kisah cintanya?, Perjuangan Nabil tidak mudah karena harus menjaga hati ketiga perempuan yang dia cintai..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ternyata Aku Sudah Mengenal Resa Dari Kecil
Pagi pun tiba, setibanya disekolah. Aku masuk langsung ke kelas duduk di mejaku. Kelas juga masih sepi cuma ada beberapa. Rasanya ingin menyendiri dulu perasaan takutku belum hilang sampai pagi ini, aku hanya main game aja sambil nunduk.
Resa juga belum datang, nggak tahu juga sih biasanya jam segini udah ada. Tak lama dari itu, Mungkin saking seriusnya aku bermain game sampai gak sadar didepan mejaku tau-tau ada Resa. Aku pun langsung mematikan handphone ku.
"Hei tumben langsung menyendiri gini."
Resa sambil meletakkan kedua tangannya di atas dagu.
"Em, nggak papa ko Sa, dingin soalnya diluar."
"kamu lemes gitu Bil, kamu lagi nggak enak badan ya? "Sambil memegang keningku.
"Engga ko Sa, aku baik-baik aja, cuma kedinginan aja tadi di jalan. Beneran."
"Hmm. Yaudah sini pegang tangan aku ya biar gak dingin."
Resa memegang jemariku sambil mengusapnya.
"Hmmm makasih ya Sa."
Kemudian Aku meletakkan telapak tangannya di pipiku
"Semangat atuh kan udah ada aku di sini."
Ucap Resa sambil tersenyum manis.
"Iyaa Resa. Eh aku mau tanya sesuatu boleh gak?"
"Atuh tanya aja. Kan kita lagi ngobrol ini."
"Tapi jawabnya serius ya."
"Hmmm. Tanya apa sih, yaudah ayo!"
"Aku mau tanya, kalo suatu hari nanti aku pergi nggak tahu itu kemana, apa yang bakal kamu lakuin?"
"Kok nanyanya gitu sih. Kamu mau pergi kemana ih?"
"Gak akan kemana-mana Sa, aku cuma nanya aja."
"Bohong ah. Aneh banget pertanyaannya."
"Beneran. Serius aku nggak akan pergi."
"Hmmm gini ya, kalo kamu perginya karena keadaan atau karena kamu udah bosen sama aku, aku bakalan ikhlas ko nggak papa. Tapi syaratnya satu, asal kamunya jujur. Nah kedua, kalo kamu perginya karena nggak ada alesan terus gak jujur atau bohong sama aku, sebelum kamu pergi aku duluan yang bakalan pergi, pastinya sih kecewa gitu."
"Hmmm Oke oke deh. Yaudah aku mau jujur sekarang."
"Ih jujur apa ih?"
Resa jadi sedikit panik.
"Mau jujur kalo aku gak akan ninggalin kamu hehe"
Jawabku sambil mencubit lesung pipinya.
"Gak lucu tau gak. Males ah tau."
Tapi Di sini Resa tiba-tiba matanya berkaca seperti mau menangis.
"Ihh ko mau nangis. Enggak Sa aku becanda eh. Udah ya udah maaf nggak akan nanya gitu lagi deh janji."
"Nggak tau ah, aku takut kirain beneran mau pergi hmm."
"Iya iya maaf ya, udah jangan takut aku nggak bakal kemana-mana ko, udah sayang ya."
"Aku nggak mau ditinggalin pokoknya nggak mau."
"Iya enggak ninggalin Sa enggak, udah ah orang cuma becanda aja. Udah ya tenang kamunya."
"Jangan bilang gitu lagi ya walaupun becanda juga aku nggak mau. Jangan lagi ngasih pertanyaan kaya gitu."
"Iya gak akan bilang gitu lagi, udah yaa senyum sayang maaf."
"Hmm iya."
Tak lama Dendra pun datang.
Dendra : "Aduh pagi-pagi udah pacaran aja ya. Sana sana ah pergi ke depan aku mau duduk!"
Resa : "Ihh Bil, omelin atuh masa aku di usir sih."
Aku : "Hmmm omelin aja sama kamu, masa gak berani."
Resa : "Nggak mau ah, nanti kamu nggak ada temennya, terus nggak ada yang anterin kamu pergi malem-malem, nanti aku juga yang khawatir."
Dendra : "Iyuh geli. Sana sana ah, udah pegel nih nggak kuat pengen duduk."
Resa : "Ih rese ya ternyata kamu ini, pindah gih kamu aja sana yang di depan tuh duduk sama Fitri!"
Dendra : Ogah. Udah cepetan bangun! berisik soalnya kalo ada kamu di sini."
Resa : "Awas ya nanti aku bales kamu!"
Dendra : "Dihh nggak takut wleee."
Resa pun pergi ke tempat duduknya dengan ngambeknya yang super lucu.
Aku langsung chat dia.
"Udah jangan bete, Nanti istirahat sama aku ya jangan kemana-mana kita ke perpus lagi biar ga ada yang ganggu. Ok!"
Dia langsung membalas
"Hmm iyaa Bil"
Jam pelajaran pun di mulai, hingga akhirnya tiba waktunya istirahat. Resa langsung menghampiriku yang masih bersama Dendra di mejaku.
Resa : "Dendra, Nabilnya mau aku pinjem dulu ya."
Dendra : "Hmmmm. Ajak dong aku ditinggal mulu perasaan."
Resa :" Jangan ah, lagian katanya kalo ada aku kan berisik hmm."
Dendra : "Haha iya juga si. Tapi males juga ah yang ada aku dicuekin nanti sama kalian malah jadi obat nyamuk."
Resa : "Nah itu tau. Udah sana gih pergi ke kantin!"
Dendra : "Oh bales dendam nih ceritanya?"
Aku : "Udah ah udah berantem mulu kalian ini. Ayo Dend kalo mau ikut mah kita mau ke perpus."
Dendra : "Nggak ah Bil, aku ke kantin aja deh ngga papa. Biar puas nih anak satu."
Resa : "Haha bagus. Udah ah sana sana pergi!"
Hmm ada-ada aja memang mereka ini. Aku pun berjalan sama Resa menuju perpus tapi mampir dulu beli jajanan buat mengganjal perut.
Setelah di perpus kami pun ngobrol, tapi Resa melanjutkan obrolan yang tadi pagi.
"Bil? Aku jadi kepikiran."
"Kepikiran apa Sa?"
"Takut kamu beneran pergi nantinya."
"Apaan sih Sa, kan udah beres tadi juga."
"Lagian hari ini kamu aneh, biasanya juga kalo pagi nungguin aku dulu di taman kalo aku belum datang.
Kemarin juga kan dingin Bil udaranya sama, pas aku ke kelas eh kamunya murung gitu, terus terakhir tiba-tiba kamu nanya aneh kaya gitu. Kamu beneran kan nggak kenapa-kenapa?"
"Hmmm. Aku nggak kenapa-kenapa ko Sa beneran. Aku cuma pengen tau aja kan tadinya. Yaudah aku bener-bener minta maaf ya. Nyesel aku udah nanya kaya gitu."
"Beneran kan ya kamu nggak akan pernah pergi?"
"Kan aku udah jelasin tadi semuanya, udah ya, aku nggak akan kemana-mana ko, nggak akan pernah ninggalin kamu, sini sini (akupun memeluknya, kayanya mau nangis si dia ini, nyesel aku udah nanya yang aneh-aneh).
"Perasaan aku gak tenang tau jadinya ih. Kamu kalo ada apa-apa cerita jangan ada yang di sembunyiin."
"Iya aku pasti cerita ko kalo ada apa-apa, Yaudah sekarang kamu tenang ya jangan takut lagi, aku kan ada di sini sekarang, besok dan seterus-terusnya."
"Janji?"
Sambil mengangkat jari kelingking.
"Iya sayang Janji. Udah ya tenang jangan takut lagi. Jangan nangis ah!"
"Jangan nanya aneh-aneh lagi tapi."
"Iya nggak akan, udah ya maafin aku."
"Iyaa aku maafin. Aku sayang kamu Bil."
"Iya aku juga sayang kamu, sekarang senyum ya kaya biasa lagi."
"Hmm iyaa, nihh senyum emmm."
"Aduh sini peluk lagi."
"Hmm iya Bil, eh jangan lama-lama tapi nanti ada orang loh."
"Jangan berisik makanya."
"Ih. Kesempatan ya kamu mah."
"Lagian kapan lagi meluk anak cerewet."
"Ih ngeselin dasar hmm."
Sebegitu takutnya resa ditinggal sama aku, aku jadi makin nggak mungkin harus jujur sama dia dengan apa yang sebenernya terjadi.
Maafin aku ya Sa, aku kaya gini juga karena aku pun takut kehilangan kamu, takut banget Sa. Walaupun bisa dibilang kita belum begitu lama kenal, tapi aku ngerasa ada hal beda sama kamu Sa, aku ngerasa ada ikatan yang susah aku jelasin. Ikatan itu yang bikin aku selalu nyaman sama kamu Sa sampai saat ini.
Resa kini sudah biasa lagi, aku jadi nyesel udah buat dia sedih sampe nangis gitu. Sebenernya aku cuma pengen tau apa yang bakal dia lakuin kalo aku pergi. Dan semua jawabannya Resa tak ada satupun yang aku mau, yang ada sekarang jadi aku yang takut kehilangan dia.
Aku mengajaknya kembali ke kelas. Di kelas aku terus aja memandangnya, rasanya jadi makin nggak mau jauh. Bahkan saat jam pulang sekolah aku mengantarnya jalan sampe ketemu bapaknya, padahal biasanya aku liatin dari jauh aja di parkiran. Sebegitu sayangnya aku sama Resa saat ini.
Singkat cerita aku sudah dirumah. Habis solat dan makan, aku hendak mencuci motorku soalnya udah lama nih kayanya motorku gak kenal sama yang namanya air.
Setelah itu, aku menonton TV bersama ibu, sambil chatingan juga sih sampe aku ketiduran dan tiba-tiba saja aku dibangunin bapak yang udah pulang. Dan ada ibu juga disini.
"Bil bangun udah sore."
Bapak sambil menepuk punggungku.
"Hmmm bapak, emang jam berapa si?"
"Udah jam 4 juga."
"Masa sih pak, perasaan baru juga tidur."
Mata ku langsung tertuju ke jam dinding.
"Ah kamu ini ayoo bangun."
"Hmm iya Pak"
Aku langsung bangun dan duduk, hmmm ternyata bener udah sore, padahal kayanya baru aja merem ini mata.
"Oh iya Bapak mau cerita."
"Cerita apa?"
"Tadi nih di kantor, bapak ketemu temen bapak dulu sewaktu SMA, Namanya pak Bahrudin, Bapak baru lagi ketemu dia udah bertahun-tahun. Dia sekeluarga sih tadi, ada keperluan ke kantor bapak, terus katanya kamu suka maen kerumahnya ya?"
"Ah siapa sih pak aku gak kenal, salah orang kali dia"
"Salah orang gimana sih kamu ini, orang anaknya nunjukin foto kamu."
"Emang siapa nama anaknya pak?"
"Nama anaknya Resa, nggak salah orang kan sekarang?"
Aku sedikit heran seperti mimpi bapak cerita seperti itu.
Di sini aku langsung bingung, memang sih aku belum tau nama asli Bapaknya Resa itu siapa.
Aku : "Resa? serius pak Resa?"
Bapak : "Iya serius, itu anak seumuran sama kamu, tanggal lahir kalian juga sama, kalian itu lahiran di rumah sakit yang sama dulu. Tanya aja tuh sama ibu?"
Aku : "Emang iya Bu?"
Ibu : "Iya bener Bil, dulu pulang dari rumah sakit juga bareng pake mobilnya pak Bahrudin kita numpang, tapi kok bisa kamu maen ke rumahnya sih?. Oh ibu inget, pantesan ya kalo libur pulangnya suka sore. Hmm ternyata ya anak ibu ini ya."
Aku : "Ah ibu, dengerin dulu jadi gini ceritanya, waktu itu aku nolongin Resa Bu nggak sengaja, karena dia nggak ada yang jemput, soalnya bapaknya harus nganter ibunya ke puskesmas. Jadi aku nolongin terus nganter pulang, soalnya waktu itu udah gelap banget Bu mau ujan, ojek pangkalan juga udah gak ada."
Ibu : "Hmm gitu ya. Tapi ko itu kata bapaknya kamu jadi sering kesana? Masa gak sengaja bisa sering gitu"
Aku : "Ah ibu. Kan maen aja Bu lagian baru tiga kali ko."
Ibu : "Tiga kali mah udah sering atuh Nabil hmmmm."
Bapak : "Udah udah ah, kalo maen mah nggak papa, lagian mereka juga seneng katanya kalo kamu datang ke sana, tapi inget jangan keseringan juga, nanti sekolah kamu keganggu."
Aku : "Hmmm iya Pak, tapi menurut Bapak Resa cantik gak?"
Ibu : "Aduh anakmu ini pak udah tau yang cantik."
Aku : "Ah ibu Ngeledek mulu, aku kan nanya bapak bukan ibu. Hmmm."
Bapak : "Hmmm kamu ini, iya cantik. Tapi bapak heran aja bisa kebetulan gitu ya, dulu Bapak sama pak Bahrudin itu temen deket pas sekolah, kaya kamu sama Dendra Bil suka main kerumah masing-masing, makanya heran kamu bisa kenal begitu aja."
Aku : "Ya nggak tau pak ,orang gak sengaja aku juga."
Bapak : "Hmmm yaudah lah, tapi inget jangan kejauhan dulu kamu ya, jangan keganggu sekolah kamu. Bapak seneng sih kamu deket sama anaknya, soalnya temen bapak juga kan jadi nggak terlalu khawatir bapak, dia orangnya baik juga lagian."
Aku : "Aku sama Resa cuma temenan aja ko pak, Bu. Resa itu baik, di kelas aja paling pinter, makanya aku betah kalo temenan sama dia."
Ibu : "Hmmm ibu jadi penasaran, kaya gimana sih sekarang anak itu, dulu sih pas bayi cantik, putih, hidungnya juga mancung terus ada lesung pipinya."
Aku : "Yeee ibu kepo juga kan? hmmm."
Ibu : "Oh bentar, bentar yang ada di meja belajar kamu bukan fotonya?"
Aku : "Haha ih ko tahu?"
Ibu : "Hmmm. Anakmu pak pak. Udah ini mah besanan kamu sama temen kamu nanti pak."
Bapak : "Hmmm. Udah ah udah jadi bahas ginian. Kamu solat dulu gih sana terus mandi."
Aku : "Hehe iya Pak siap."
Mungkin ikatan ini kali ya yang membuat aku sama Resa nggak bisa jauh. Pantas saja aku suka ngerasa seperti sudah lama mengenal Resa, beda banget sama Nadya, walaupun sama-sama cantik dan baik tapi beda aja kalo sama Resa aku seperti ada ikatan gitu.
Setelah selesai mandi dan solat aku pun langsung ke kamar dan nggak sabar untuk menghubungi Resa.
Aku pun menelponnya, tapi nggak diangkat, tapi dia malah chat aku.
"Bil chat aja ya, aku lagi di jalan soalnya."
"Hmmm oke deh, mau kemana emang Sa?"
"Jalan-jalan aja Bil ke arah kota sekeluarga."
"Hmmm nggak ngajak-ngajak ya"
"Nanti kalo udah jadi keluarga ya baru boleh ikut hihi."
"Hmm tadi kamu ketemu bapakku ya Sa?"
"Hehe iya Bil gak nyangka ya kita ini sebenernya. Kamu seneng gak dengernya?"
"Seneng atuh Sa. Iya ya kita udah kenal dari lahir ternyata."
"Kayanya kita emang nggak bisa di pisahin ya Bil hihi"
"Tapi bapakku nggak cerita aneh-aneh kan tentang aku?"
"Enggak Bil, malah katanya nggak nyangka kamu bisa berani maen ke rumah aku, padahal kamu tuh jarang keluar rumah, yang ada temen-temen kamu yang suka kerumah katanya. Berarti bener ya kamu ini anak baik-baik Bil, nggak salah deh aku pilih kamu."
"Haha dasar ahh. Tapi lucu ya masih nggak nyangka aku, dunia kayanya sempit amat."
"Hmm mungkin udah takdirnya Bil. Ini aja bapak sama ibu lagi ngomongin kamu dijalan."
"Ngomongin apaan?"
"Ah banyak Bil, katanya ya dulu waktu di mobil mau pulang dari rumah sakit, kamu tuh diem aja tidur anteng, kalo aku mah nangis terus sepanjang jalan, aku nangis terus aja kamu mah tetep aja tidur katanya cuek. Beda banget ya berarti."
"Haha iya lah beda banget sekarang aja ketauan, kamu mah cerewet aku mah diem aja penurut."
"Ih enak aja. Tapi katanya pas kamu turun dari mobil, kamu tuh nangis kejer aneh kata ibuku juga. mungkin nggak mau di jauhin sama aku kali ya Bil? Hihi"
"Hmmm iya kayanya, berarti kita nggak pernah ketemu-ketemu lagi ya sejak itu."
"Iya Bil, katanya kan nggak lama kamu lahir bapakmu di pindah tugas ke Cianjur beberapa tahun, jadi pas balik ke sini udah nggak pernah ketemu lagi sama keluargaku."
"Iya Sa aku kan sampe lulus SD di Cianjur, pas SMP baru balik lagi kesini."
"Hmmm gitu ya, kasian banget ya aku ditinggalin bertahun-tahun sama kamu hihi."
"Haha tapi di pertemukan lagi tanpa sengaja ya lucu banget."
"Iya Bil, makanya jangan ninggalin aku lagi ya sayang, apalagi bertahun-tahun kaya gitu."
"Haha iya atuh nggak bakal di tinggalin lagi ko, kata bapak juga aku boleh ko main kerumah kamu lagi, asal jangan sering-sering."
"Cie udah dapet izin. Makanya nanti hari minggu jadi ya, awas kalo nggak datang."
"Hmmm iya siap, pasti datang dengan penuh semangat ko."
"Hmm dasar kamu ini, Bil nanti aku Chat lagi ya kalo aku udah pulang, aku udah sampe soalnya, nggak papa kan? "
"Iya nggak papa ko, sok aja Sa, aku tunggu ya chat nya"
"Hmm makasih ya, iya nanti aku kabarin, dah sayang assalamu'alaikum."
"Iya waalaikumsalam sayang."
Sore ini pun aku menyempatkan keluar jalan-jalan sore, suntuk juga dirumah terus. Aku pinjem motor bapak aja soalnya motorku sayang udah aku cuci tadi siang.
Aku jalan-jalan sekitar kampungku saja hanya muter-muter, dulu sih waktu aku SMP jam segini pasti masih main bola di lapangan sampe waktu magrib tiba, sekarang mah pada kemana coba mereka, pas udah pada masuk SMA udah pada masing-masing.
Jangankan main bola, ketemu aja udah jarang banget padahal masih satu kampung. Ya beginilah mungkin ini yang namanya perjalanan hidup.
Sehabis muter-muter aku pun mampir ke minimarket beli beberapa makanan dan cemilan kesukaan ibu sama bapak, aku juga beli sebatang coklat lagi buat aku kasih ke Resa besok.
Pas banget adzan magrib, aku sampai dirumah, akupun pergi wudhu dan berangkat menyusul bapak ke mesjid.
Setelah dari mesjid dan makan malam, aku bertiga nonton TV sambil makan cemilan yang tadi aku beli, sambil nunggu chat dari Resa juga tapi belum ada. Aku hanya chat dengan Nadya, sekarang tiap malem pasti rutin nemenin Nadya, soalnya kasian juga kan ga pernah ada temennya. Tapi biasa aja sih gak ada yang terlalu spesial, aku masih suka canggung soalnya kalo sama Nadya.
Sampai jam 21:00 pun Resa juga belum chat aku, Nadya juga udah tidur. Hmmm yaudah deh aku tidur aja, besok juga Resa pasti ngabarin.
mampir di ceritaku judulnya "Istri Rahasia Tuan Muda" semoga suka❤️