Tiga Hati Yang Harus Kujaga
Hembusan angin malam ini begitu dingin, malam ini malam terakhir sekolahku di acara perpisahan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Berbeda dengan perpisahan sekolah pada umumnya, sekolahku mengadakan perpisahan di Bumi Perkemahan (Buper) yang berlokasi di daerah Sukabumi kota.
Acara di adakan dua hari dua malam dan malam ini adalah malam terakhir dan bisa dibilang acara puncak.
*******
Trektek, trektek, trektek
suara api unggun menyala dan sedikit menghangatkan tubuhku.
Malam ini schedule terkahir nya adalah perkumpulan semua siswa di tengah-tengah api unggun.
Namaku Nabil, dan tepat di sebelahku Dendra yang sedang menyetel gitar akustik.
Sedikit perkenalan, Dendra ini sahabat dekatku sejak sekolah disini. Dia piawai sekali bermain gitar, kami berdua satu hobi bermain musik dan sesekali sering bermain di studio band yang berada di samping sekolah bersama beberapa teman sekelas yang satu hobi, dan aku sendiri suka mengisi posisi vocal, dan kata orang-orang sih suaraku merdu dan tinggi.
Semua siswa dan guru-guru membentuk sebuah lingkaran di tengah-tengah api unggun. Acaranya sih hanya nyanyi-nyanyi dan ada sedikit wejangan dari kepala sekolah untuk bekal kita disaat kita lulus dari sini.
Kepala sekolah pun mulai berbicara dan memberi wejangan. Suasana sunyi hanya ada suara api unggun dan wejangan kepala sekolah.
Tepat di seberang kananku, ada sosok wanita cantik bernama Ritha. Dia teman sekelas ku dan bisa dibilang sih dia yang paling cantik di kelasku.
"Bil liat tuh Rita cakep banget ya" ucap Dendra sambil mencolek pinggangku
"Ah emang dari dulu juga cakep atuh Dend hmmm"..
"Ehh. Bukannya kamu suka ya sama dia dari dulu, tapi kenapa gak pernah nyamperin dia sih?. Padahal ini malam terakhir loh kamu ketemu dia"
Disini, Aku pun melamun dan berfikir, bener juga malam ini aku terakhir ketemu dan melihat Rita.
Aku memang menyukainya dari kelas satu tapi aku gak pernah berani bilang. Jangankan bilang, ngobrol aja belum pernah hanya saling sapa dan senyum saja tiap hari disekolah. Karena aku gak tau sama sekali yang namanya pacaran atau nembak nembak cewek kaya gitu.
"Lebih baik habis acara ini kamu samperin dia deh Bil!. Tanya apa ke ngobrol gitu jangan sampe dikemudian hari nyesel, soalnya nih aku denger dia mau diterusin pesantren dan pasti susah kamu hubungin dia mau lewat apapun. Inget loh Bil pasti bertahun-tahun lagi kamu ngeliat dia"
"Hmm.. Iya yah Dend, tapi gimana caranya biar aku bisa ngobrol berdua sama dia? masa tiba-tiba sih. Aku gak berani sumpah ini aja belum apa-apa sudah degdegan"
"Ah payah kamu Bil, Tapi Tenang kalo masalah itu nanti aku deh yang samperin dia, aku minta dia ketemu sama kamu. Aku comblangin deh. Mau gak?"
"Jangan Dend !. Malu ah aku sumpah"
"Ah Yaudah kalo gamau. Tapi jangan nyesel ya, inget bertahun-tahun loh ketemu dia lagi"
"Hmmmm yaudah deh Dend"
"Nah gitu dong masa temenku yang satu ini ganteng doang tapi gak pernah berani kalo sama perempuan payah banget"
"Tapi Gimana ya?"
"Jangan tapi-tapian lagi, Gimana nanti aja Bil orang tinggal bilang doang"
"Ah kamu Dend aku kan ga ngerti sama gitu-gituan, kamu sih enak tinggal nyuruh doang"
"Udah tenang aja, yang penting Ritha nya mau dulu. Ok."
"Hmmm yaudah ah terserah"
Aku berfikir keras gimana ya nanti kata-kata apa yang harus aku bilang. Tapi Bodo amat ah yang penting aku bilang dan mudah-mudahan setelah aku bilang sama Ritha kalo aku suka sama dia, perasaanku lega ga ada yang aku pendam lagi.
Setelah kepala sekolah selesai memberi wejangan, kemudian acara dilanjut nyanyi-nyanyi bersama. Tiba-tiba saja wali kelasku ibu Ani memanggil namaku.
"Nabil nabil nyanyi dong didepan!. Teman-teman ayo kita panggil Nabil yuk kedepan dia kan penyanyi loh, suaranya bagus biar dia hibur kita malam ini"
Hmmm. Mungkin Ibu Ani tau suaraku bagus saat pelajaran kesenian dulu, saat itu aku bernyanyi dikelas karena ibu Ani juga seorang guru kesenian di sekolahku.
Kemudian semua siswa menjadi ikutan memanggil namaku.
"Ayo Nabil, Nabil, Nabil,Nabil, !"
"Ayo loh Bil hahaha"
Disini Dendra malah meledek ku.
"Hmmm. Aku mau aja sih Dend, tapi berdua ya sama kamu. Kamu yang maen gitar Dend gimana?"
"Lah ko aku orang yang dipanggil kamu doang"
"Masa nyanyi gak ada musiknya ah. Ayo lah"
"Hmmm. Tapi oke lah kapan lagi kita tampil didepan banyak orang"
Tanganku pun ditarik oleh bu Ani "ayo ayo Bil kedepan!"
"Ayo Dend temenin aku!. Cepetan!"
"Nah, Iya iya bener ayo sama Dendra kan kalian anak band nih denger-denger, ayo kalian buktiin dong malam ini"
Akhirnya kami maju berdua kedepan ditengah deket api unggun.
"Dend. Lagu apa nih?"
"Hmm apa ya?. Ini aja Bil, Judika yang bukan dia tapi aku itukan ada tinggi-tingginya tuh Bil biar keren gitu biar Ritha pangling"
"Lah malah bawa-bawa Ritha kan degdegan jadinya pea, hmmm"
"Haha ayo ah semangat"
Dendra pun mulai memetik gitarnya. Padahal baru juga mulai, semua orang sudah tepuk tangan, dan baru aja bait pertama ada beberapa cewek yg menjerit mendengar suaraku. Sesekali aku fokus ke Ritha dan kita kadang saling senyum, dan itu membuatku sangat semangat.
Dan di akhir lagu aku melihat ke arah Ritha diapun memberikan aku jempol dan itu membuatku sangat bahagia.
Ibu Ani juga teriak, tapi kemudian dia malah bilang "lagi lagi lagi lagi, dan semuanya jadi ikut-ikutan bilang "lagi-lagi-lagi"
"Waduh Dend apalagi nih?. Hmmm"
"Haha. Yaudah lanjut, gas Bil lagunya ungu Cinta dalam hati, kamu kan cuma bisa mendem tuh sama Ritha jadi kayanya cocok tuh lagu ini"
"Dihh. Bener-bener Dend ya kamu tuh ngeselin amat, terus aja Ritha yang dibahas"
"Hahahaha ayo gas Bil ah"
Dan lagu kedua pun kita nyanyikan. Disini aku bener-bener meresapi lagu ini. Ya mungkin ini bener-bener ngena lagunya sesuai dengan perasaanku saat ini.
Dan di akhir lagu aku hampir saja mengeluarkan air mata, Soalnya mataku berkaca-kaca sepanjang lagu ini.
Dan yang tidak disangka diakhir lagu Ritha berdiri & tepuk tangan dan anehnya cuma dia yang berdiri dan kasih Aplaus buatku.
Ya semua orang aneh juga dong dan akhirnya semua fokus ke Ritha dan ada temennya Ritha disebelahnya yang bilang "Cie cie cie" Namanya Zahra dia duduk tepat di samping Ritha. Zahra ini temen deketnya Ritha dan sebangku pas dikelas.
Disini Ritha langsung malu dan ngumpet dibelakang punggung temannya itu.
Akupun aneh kenapa si Zahra sampe bilang"cie cie" Gitu ya. Ah bodo amat ah aku gamau mikir kejauhan dulu.
Dan setelah selesai bernyanyi, acara kemudian berlanjut. Ada yang tampil ngelawak, baca puisi, stand up dan yang lain-lain.
Disini semua siswa mengekspresikan semua bakatnya. Mataku pun sesekali menengok ke arah Ritha selama acara pertunjukan, dan kita selalu sama saling melempar senyum. Hatiku sangat bahagia sekali sepanjang malam itu.
"Cieeee senyum-senyum mulu, kering tuh gigi lama-lama"
"Apaan sih, berisik kamu Dend"
"Hmmm ayolah samperin sana. Dia tepuk tangan loh tadi"
"Nanti lah Dend, masa sekarang acaranya juga belum beres"
"Yaudah aku sekarang samperin dia deh ya biar nanti abis acara kamu sama dia bisa ketemu"
"Ah terserah kamu Dend ah. Bawel dasar"
Ah bener-bener itu orang langsung ke arah Ritha. Dia jalan agak sedikit membungkuk melewati beberapa orang, dan tiba-tiba langsung tepat disampingnya Ritha.
Aku gak tau apa yang mereka obrolin, yang aku lihat Ritha hanya ngangguk-ngangguk sambil sesekali melihat ke arahku.
Setelah menghampiri Ritha, Dendra pun kembali duduk bersamaku.
"Mantap Bil. Kata Ritha kenapa gak langsung Nabil aja yang bilang. Aku jawab aja, ah dia mana berani sama perempuan apalagi perempuannya itu kamu Tha"
"Hmmm terus?"
"Terus dia nanya lagi, emangnya kenapa Dend kalo aku? Aku jawab aja. Dia pemalu Tha sama perempuan, seumur-umur aku gak pernah liat dia ngobrol sama perempuan. Terus kata dia, hmmm, ternyata Nabil segitunya ya baru tau aku"
"Hmmm. Pake terus terang segala. Terus Ritha bilang apalagi Dend?
"Katanya sih nanti abis acara ini nih kamu temuin dia dibelakang tendanya dia, dipojok sana kan ada batu besar tuh Bil, nah jadi disana aja"
"Oh gitu ya. Oke deh, Tapi aku takut ah Dend?"
"Takut apaan anjir, takut hantu?"
"Bukan lah, takut gabisa ngomongnya"
"Yaelah. Aku yakin kalo udah ketemu suasana ga kaya yg dibayangin ko. Percaya deh sama aku"
"Hmmm, yaudah lah Bismillah. Do'ain aku ya biar gak gugup nanti!"
"Amiiiin tenang aja pasti aku doain. Semangat kawanku! Mudah-mudahan lancar dah"
"Amiiin Amiiin Dend, makasih ya Dend emang sahabat terbaik kamu ini"
"Ah lebay, aku cuma kasian aja sama kamu. Tiga tahun suka, cuma bisa dipendam doang mana mau ditinggal lagi"
"Iya sih bego amat ya aku ini"
"Emang bego. Haha"
"Sue. Hmmm"
"Haha Becanda ahh"
Mudah-mudahan aku gak deg-degan seperti sekarang nanti pas disana. Karena ini bener-bener pertama kalinya aku menghadapi perempuan cuma berdua. Apalagi boleh dibilang Ritha ini adalah Cinta pertamaku..
Acara juga sepertinya sebentar lagi mau selesai. Malam yang semakin dingin membuat sekujur tubuhku jadi gemetar, ditambah melihat kecantikan Ritha dari kejauhan yang memakai kerudung coklat muda, baju piyama berwana krem, dan dibalut jaket tebal berwarna hitam. Membuat hatiku pun bergetar.
Aku masih terus berfikir kata-kata apa yang pertama nanti aku harus bilang. Takutnya cuma saling diam saja nanti pas ketemu. Hmmmm.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
putri cobain 347
Bagus ceritanya kak, tulisan nya juga rapi, ngga berantakan kayak punya ku 😔😔, semangat yah
2024-11-20
1
Marshanda maulia Putri
Hallo kak, karyamu bagus sekali.
mampir di ceritaku judulnya "Istri Rahasia Tuan Muda" semoga suka❤️
2024-11-05
0
Widya Pramesti
Hallo kak, aku mampir ya....
2024-10-29
0