Aurora, seorang CEO yang merupakan gadis multitalenta harus merenggang nyawa karna keserakahan tangan kanannya sendiri yang berniat merebut perusahaan yang dia bangun sejak dulu.
Ketika sebuah peluru terlepas menembus jantungnya, Dan di detik kemudian gadis itu telah berada di dunia yang berbeda.
Jiwanya menempati tubuh putri dari seorang jendral perang yang terkenal dengan sampah karna tidak mampu berkultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berangkat ke sekte teratai hitam
Chanzi mengangkat tangannya di udara, melihat itu membuat Sashuang menjadi tidak senang. Seseorang ingin menyerang keponakannya di depan matanya sendiri, jelas saja dia tidak akan membiarkannya, namun sebelum dia bertindak Meilan membuka suaranya.
"Biarkan aku menanganinya bibi"
Gadis itu berkata dengan tenang
Mau tidak mau Sashuang memilih untuk menyerah, sekaligus dia cukup penasaran bagaimana kemampuan keponakannya saat ini.
Meilan kemudian berlari keluar dari ruangan, melihat hal tersebut membuat Chanzi terkekeh, dia berfikir jika Meilan lari darinya karna takut.
Dia mengikuti langkah Meilan dengan cepat, dia benar benar tidak akan melepaskan gadis itu saat ini, persetan dengan pamannya lagi pula dia sudah tidak tinggal di kediaman ini lagi.
Berbeda yang dipikirkan oleh Chanzi, Meilan sendiri keluar dari ruangan karna tidak ingin ruangan tersebut menjadi runtuh atau hancur karna pertarungan mereka nanti. Dan gadis itu memutuskan berlari di tempat arena latihan para prajurit terpilih ayahnya.
Melihat kedua gadis itu, membuat prajurit dan pelayan seketika berbondong bondong menyaksikan pertarungan.
"Kau tidak bisa lari sekarang"
Chanzi berkata dengan dingin
"Tidak ada yang lari, aku hanya mencari tempat yang luas agar bisa melemparkanmu sesuka hatiku"
Meilan berkata dengan santai.
Hal tersebut membuat darah Chanzi semakin mendidih.
Tanpa membuang waktu Chanzi membuka tangannya gelombang serangan spritual langsung melonjak kearah Meilan.
Meilan tentu saja tidak tinggal diam, Dia menangkis serangan Chanzi dengan mudah.
Chanzi mengutuk dengan keras, dia melemparkan berbagai serangan spritual pada Meilan namun gadis itu masih bisa menghindar dengan baik.
Saat tengah menikmati pertarungan, Meilan tiba tiba merasa sesuatu yang aneh, dia melihat ke sekelilingnya tidak ada bibinya di ujung sana.
Bukankah tadi bibinya menyaksikannya dari jauh, tapi dimana dia saat ini, tiba tiba dia melihat kalung bibinya terjatuh di tanah. Sekelebat kekhawatiran menghantam gadis itu.
"Mari selesaikan ini dengan cepat"
Ucap Meilan kemudian, tidak ingin membuang buang waktu saat ini, dia harus memastikan jika bibinya baik baik saja.
Meilan membuka tangannya, terlihat energi spiritual melonjak di balik tangannya hingga menciptakan sekumpulan es melayang di atas tangan gadis itu, hingga dalam hitungan detik berubah menjadi ratusan anak panah.
Chanzi membulatkan matanya karna terkejut, wajahnya memucat saat ini.
Tiba tiba Meilan mengerahkan serangannya, membuat ratusan anak panah itu kini mengarah ke Chanzi.
Chanzi berusaha menghindar namun kecepatan anak panah itu jauh lebih cepat di banding dengan gerakannya.
Hingga dia benar benar harus merelakan tubuh dan wajahnya tergores anak panah es milik Meilan.
Belum sempat dia mengambil nafas, Meilan kembali melayangkan tendangannya hingga membuat tubuhnya terpental jauh di belakang sana.
Para pelayan dan prajurit menatap ngeri pada sosok Meilan, mereka benar benar tidak menyangka jika gadis itu bisa mengalahkan Chanzi yang telah di katakan genius muda dalam waktu singkat.
Meilan tidak peduli dengan keadaan, gadis itu membawa langkahnya, lantas mengambil kalung milik bibinya yang kini tergeletak di tanah.
"Dimana bibiku?"
Dia bertanya dengan cepat ke arah pelayan yang posisinya tidak jauh darinya, dia yakin ada pelayan yang melihat bibinya tadi.
"Nona Sashuang dibawa oleh seseorang dari sekte teratai hitam, putri"
Pelayan tersebut menjawab dengan gemetar, dia tidak berani menatap Meilan yang kini terlihat begitu mengerikan.
Tatapan Meilan berkilat dingin, wajahnya menjadi datar tangan gadis terkepal kuat dengan dada bergemuruh.
"Kalian benar benar merayu kematian"
Batin Meilan berteriak dengan kemarahan.
Meilan seketika berlari dengan cepat kearah belakang.
Saat ini dia harus segera sampai ke sekte teratai hitam secepatnya, dia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi menimpa bibinya.
Di tengah langkah kakinya yang semakin cepat, Meilan memutar otaknya memikirkan cara bagaimana dia harus sampai disana dalam waktu singkat tanpa bantuan Hui, dia tidak ingin mengekspos Phoenix itu secepat ini.
Tiba tiba satu nama terlintas di benaknya, gadis itu kemudian mengguman pelan
"Jika kau pria yang di takdirkan untukku, maka datanglah sekarang, aku membutuhkan bantuanmu, Fan Zhuang"
1
2
3
Tidak ada yang terjadi, Meilan menghela nafasnya pasrah, sepertinya dia benar benar harus mengeluarkan Hui saat ini.
Namun sedetik kemudian, dia benar benar terkejut ketika merasa badannya melayang di udara, dan yang lebih mengejutkan adalah saat ini dia berada dalam pelukan Pria yang baru saja dia sebut namanya.
"Kamu memerlukan bantuanku?"
Pria itu bertanya dengan tenang, menatap dalam mata gadis yang saat ini dalam gendongannya.
Meilan menganggukkan kepalanya cepat ketika mendengar pertanyaan pria itu.
"Bawa aku pergi ke tempat sekte teratai hitam"
Jawab gadis itu langsung.
"Apa imbalan yang aku dapat?"
Mendengar itu membuat Meilan mengumpat dalam hatinya
"Bah pria ini benar benar bisa mengambil keuntungan pada situasi apapun"
"Kau bisa minta apapun nanti"
Jawab gadis itu pasrah.
"Kau yakin?"
"Aku tidak pernah berbohong"
Mendengar jawaban gadis di dalam gendongannya membuat Fan Zhuang tersenyum tipis, kemudian segera menghilang dalam udara
...****************...
Di kediaman Bai
Semua orang begitu heboh, terutama Jendral Bai yang tergesa gesa kembali dari istana ketika mendapat kabar jika putri dan keponakannya kembali bertarung.
Dia kembali ke kediaman dalam waktu singkat untuk menghentikan pertarungan itu, namun sayangnya yang dia dapat bukanlah pertarungan melainkan keponakannya yang kini telah tergelak tidak sadarkan diri dengan bersimbah darah, kini gadis itu sedang dalam pemeriksaan tabib Ziu.
Dan satu hal yang kembali membuatnya terkejut, yakni pelayan memberitahu dirinya jika Meilan pergi ke sekte teratai hitam untuk menyelamatkan bibinya.
"Kau yakin yang menculik nona Sashuang adalah orang dari sekte teratai hitam?"
Jendral bertanya untuk memastikan kebenarannya.
"Iya Jendral, kami melihat sebuah plakat di pinggang mereka, mereka benar benar orang dari sekte teratai hitam"
Jawab pelayan tersebut dengan yakin.
Mendengar hal itu membuat jendral Bai semakin panik, sekte teratai hitam merupakan sekte terkuat dari kekaisaran ini. Dan memikirkan gadis sekecil putrinya ke tempat berbahaya itu membuat dirinya semakin panik, dia jelas tidak ingin Meilan kenapa kenapa
"Segera beri kabar pada ayahku untuk menyiapkan pasukannya, kita akan pergi ke sekte teratai hitam secepatnya"
"Bergerak dengan cepat, aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada putriku"
Perintah jendral Bai dengan tegas.
"Baik Jendral"
Lantas prajurit mulai bubar, mereka dengan cepat mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekte teratai hitam.
Ada rasa takut dibenak mereka bagaimanapun orang orang dari sekte teratai hitam merupakan kumpulan orang terkuat dari kekaisaran, namun mereka tidak bisa mengelak karna ini bagian dari tugas.
Mereka hanya berharap jika kembali nanti, Mereka masih bisa bernafas dengan baik
semoga sering khilaf update double ya Thor.
sehat selalu
ayo donk semangat, kami menunggumu.