gea Adisty perempuan berumur 20 tahun harus bisa menerima kenyataan kalau calon tunangan nya meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahidah27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
"Nah ini dia sate nya, Bar, kok kamu malah melamun sih?"
"Eh gak kok, ya sudah ayo di makan, mau aku suapin gak."
"Jangan sok romantis deh." Ucap Gea sembari memasukkan satu tusuk sate ke dalam mulut nya.
"Mau romantis di bilang sok, gimana sih, nanti cuek di bilang gak peka, aneh yah cewek."
"Eh Bar, gimana yah reaksi nya Sindi kalau tau kita sudah jadian, aku yakin dia pasti makin benci sama aku, dan cari gara gara terus nanti nya."
"Bukan nya Sindi sudah tau yah."
"Yang kemaren itu dia tau nya aku sama kamu itu hanya bohongan, kalau sekarang kan sudah beda."
"Ya sudah, lebih baik Sindi tau nya seperti yang kemaren aja, biar kamu gak kena buli sama dia."
"Iyah sih, tapi aku gak takut sama Sindi sama sekali."
"Sindi itu orang nya nekat, aku takut kalau kamu kenapa napa."
"Aku bisa jaga diri kok."
"Tetap aja aku kwatir."
"Kan ada kamu sekarang."
"Aku gak selama nya bisa jagain kamu, aku juga punya kesibukan aku sendiri kan."
"Ya sudah kamu tenang aja, semua nya akan baik baik saja."
"Eh udah jam berapa nih." Bara melihat ke arah jam tangan nya.
"Sudah larut malam, aku antar kamu pulang ayok, nanti papa kamu marah lagi."
"Ok." Setelah membayar sate mereka, Gea dan Bara akhirnya pulang ke rumah Gea, setelah lima belas menit akhir nya mereka sampai juga di depan pintu gerbang.
"Makasih yah, untuk malam ini." Ucap Gea sambil menyenderkan tubuhnya di pagar rumah.
"Sama sama, seharus nya aku yang makasih, karena kamu sudah mau menemani aku jalan malam ini, besok ke kampus aku jemput yah."
"Eh gak usah, aku bisa sendiri kok."
"Kenapa, kamu malu ke kampus sama aku yang naik motor."
"Eh bukan tau, aku kan biasa nya pergi sendiri juga, lagian aku juga mau jemput Rini sekalian."
"Biar kita jemput bareng bareng aja Rini nya."
"Jemput bareng bareng gimana maksud kamu."
"Lihat saja besok, pokok nya besok aku jemput kamu."
"Ya sudah deh, terserah kamu aja."
"Ya sudah aku pulang dulu yah, kamu istirahat sana, jangan begadang nonton Drakor."
"Siap bos." Canda Gea sambil menyunggingkan senyum manis nya.
"Kamu hati hati yah, jangan ngebut-ngebut, kalau sudah sampai kabarin aku."
"Ok, aku jalan dulu bay.."
"Bay." Ucap Gea sambil melihat Bara yang pergi. Gea masuk ke dalam rumah nya ternyata suasana rumah sudah terlihat sepi.
"Pasti papa sudah tidur." Ucap Gea dalam hati nya. Gea pun segera masuk ke dalam kamar nya dan beristirahat. Sementara bara segera ke markas mereka menemui Anton.
"Wah ini dia nih yang di tunggu tunggu, kemana aja si lo bro." Ucap Anton.
"Sory bro gue ketiduran tadi, makanya gak angkat telepon lo, emang ada apaan?"
"Gue dapat info kalau balapan nya akan di adakan lusa bro."
"Lusa."
"Iyah, kenapa kok kayak kaget gitu."
"Bukan gitu bro, heran aja sama geng warior, ngapain nunggu lama lama."
"Mungkin mereka lagi latihan kali." Ucap Cecep sambil tertawa dan di ikuti dengan yang lain nya.
"Mungkin kali yah."
"Eh nton, gue mau ngomong sama lo."
"Ada apa bro?"
"Bro gue minta soal balapan kali ini jangan ada yang tau yah, apa lagi anak anak kampus."
"Loh kenapa bro, biasa nya mereka selalu menunggu lo tampil loh."
"Udah kali ini jangan ada yang tau."
"Wah gue curiga nih sama lo, lo lagi nyembunyiin apa dari gue."
"Gak ada apa apa."
"Ah bohong lo."
"Ok ok, gue kasih tau, sebenarnya gue sama Gea sudah jadian, dan Gea gak suka lihat gue balapan liar, makanya itu gue minta sama lo jangan sampai ada anak anak kampus yang tau, gue takut nya nanti Gea jadi tau juga."
"Oh itu, ya sudah lah, gue gak akan kabarin anak anak kampus."
"Thanks yah bro, emang lo selalu bisa di andalkan."
"Aman bro."
"Ok bro gue balik dulu yah." Ucap Bara ke anak anak yang lain.
"Buru buru amat bro, baru juga nyampek." Protes Cecep.
"Sory gue masih ada urusan."
"Ok lah."
"Bar, gue nginap di rumah lo yah?" Ucap Anton sambil mengambil jaket nya dan helem nya.
"Aman ayok." Bara dan Anton segera pergi meninggalkan markas dan pulang menuju rumah Bara, Anton memang sering menginap di rumah Bara. Sesampainya di rumah Bara mereka masuk ke dalam rumah setelah memasukkan motor ke dalam garasi.
"Eh Bar, nyokap dan bokap lo lagi gak ada di rumah yah." Ucap Anton saat melihat mobil orang tua bara tidak ada di garasi.
"Itu kan sudah biasa, paling mereka ke luar negeri seperti biasa nya." Ucap Bara cuek.
"Eh Aden sudah pulang." Ucap bik sumi asisten rumah tangga yang kerja di rumah Bara.
"Papa mama kemana bik?"
"Ke London den, ini ada pesan dari nyonya." Bik sumi memberikan kertas ke Bara.
"Aden mau bik sumi masakin apa?"
"Gak usah bik, aku sudah makan tadi di luar."
"Oh baik den, kalau begitu bik Sumi ke dapur dulu." Bara menganggukkan kepalanya dan mulai membaca isi pesan dari mama nya itu.
"Sayang, anak mama yang ganteng, mama sama papa ada tugas ke London selama sebulan, jadi kamu baik baik di rumah yah, mama juga sudah transfer uang jajan kamu, kalau ada apa apa kamu kabarin mama aja, kalau uang jajan kamu kurang nanti mama transfer lagi." Isi surat dari mama Bara.
"Seperti biasa nton."
"Yang sabar bro, lo masih beruntung masih punya orang tua, nah gue sudah gak bisa merasakan kasih sayang orang tua lagi kan." Ucap Anton, seketika Bara merangkul Anton dan membawa nya ke dalam kamar.
"Sudah jangan pasang muka sedih lo sama gue." Ucap Bara. Sesampainya di dalam kamar Bara, Anton langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.
"Bro gimana kalau lo mulai sekarang tinggal sama gue." Ucap Bara.
"Ah lo bro, mana mungkin."
"Kok gak mungkin, dari pada lo ngekos kan."
"Mama papa lo mana mungkin setuju."
"Ah itu mah gampang, biar itu jadi urusan gue, lo mau gak."
"Kalau gue sih mau mau aja, bro lumayan lah ngirit uang kos."
"Nah gitu dong."
"Thanks yah bro, gue gak akan lupa sama kebaikan lo ini, suatu saat nanti gue akan balas kebaikan lo."
"Apaan sih lo, mulai nih drama sedih nya, sudah kayak cewek lo tau gak sih." Ucap Bara sembari melempar kan guling ke arah anton.