CERITA PERANG MANUSIA MELAWAN IBLIS.
Augreen adalah seorang sampah dari keluarga Ran yang diusir karena tidak memiliki inti energi, sesuatu yang paling penting bagi seorang manusia untuk mengolah energi alam. Setelah tiga tahun berlalu Augreen kembali dengan satu tujuan, yaitu membuktikan kepada keluarga Ran bahwa dia bukanlah seorang
sampah.
Setelah membuktikan
dirinya kepada keluarga Ran. Augreen akan memenuhi tugas yang diberikan oleh gurunya sebelum sang guru meninggal dunia, yaitu memenggal kepala kaisar iblis dan itu menjadi tujuan terbesarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YT FiksiChannel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teknik yang Sangat Kejam
Juke dengan mudahnya mengalahkan Zero akibat domain Zero itu sendiri, hal itu terjadi karena domain adalah ruang pembatasan, dimana seorang pengguna domain membawa musuhnya ke dunia kecil miliknya. Pembatasan domain artinya adalah keunggulan untuk Juke, karena lingkaran waktu miliknya dapat dimaksimalkan sebaik mungkin.
"Haha, dasar bodoh!" Juke tertawa melihat Zero yang terdiam mematung di dalam lingkaran waktu yang mencakup seluruh domain Zero, sementara dirinya (Juke) dapat bergerak bebas meskipun waktu di dalam lingkaran waktu terhenti.
Tiba-tiba Zero berhasil menghancurkan lingkaran waktu dan langsung menyerang Juke yang tertawa dan menghinanya.
"Apa?" Pekik Juke terkejut dan menangkis tusukan belati Zero dengan kedua tangannya hingga belati itu menembus tangan kiri Juke dan hampir memecahkan mata Juke.
"Ghiyaaa!" Pekik Zero menarik belati ke samping dan membuat tangan Juke terluka sangat parah, bahkan tulangnya sempat terlihat sebelum ditutupi darah.
Bang!
Juke menendang Zero hingga terdorong beberapa langkah ke belakang.
"Lingkaran wa..." Juke menahan sakit dan mencoba menggunakan lingkaran waktu kembali, namun Zero hampir memenggal kepalanya jika dia tidak sempat menunduk.
Juke mundur menjauhi Zero.
"Teknik pedang kegelapan: tebasan jurang kegelapan!" Pekik Zero melancarkan teknik tebasan energinya kepada Juke yang mundur menjauh.
"Lingkaran waktu: penghentian waktu!" Juke mengurung tebasan itu ke dalam bola lingkaran waktu, lalu menghindari tebasan langsung Zero yang sangat cepat dan tajam.
"Perluasan!" Pekik uke memperluas lingkaran waktu untuk menjebak Zero yang bergerak menyerang.
Zero dengan kesadaran penuh memilih menjauh menghindari cakupan lingkaran waktu tersebut yang ternyata mencakup seluruh domainnya, lalu Zero memperluas domainnya agar bisa menghindar.
"Dalam 10 detik kamu akan mati!" Pekik Zero dingin mencengkram tangannya.
Zero menggunakan teknik dewa kematian yang bernama "Teknik dewa kematian: tangan-tangan hantu gentayangan." Itu adalah sebuah teknik yang memunculkan tangan-tangan dari bawah tanah/lantai dan memiliki efek membuat lawannya masuk ke alam bawah sadar yang paling dia takuti jika berhasil bersentuhan.
Juke menciptakan sihir pelindung energi dan menghindar menjauh hingga tangan-tangan dari elemen kegelapan itu berakhir dengan sendirinya.
"Lingkaran waktu: kembali ke 10 menit yang lalu." Ucap Juke menciptakan lingkaran waktu yang hanya mencakup luka di tangan kirinya saja. Alhasil tangan kiri yang seharusnya terluka sangat parah kembali seperti 10 menit yang lalu, tanpa luka ataupun darah.
"Baiklah, selanjutnya..." Juke berniat menyerang Zero, namun Zero lebih dulu menyerang dengan belati yang menyasar leher, beruntungnya Juke reflek menunduk.
"Sihir pelindung energi!" Pekik Juke menggunakan sihirnya menangkis tebasan susulan Zero.
Trang!
Tebasan Zero membelah pelindung energi tersebut, namun Juke menciptakan pelindung baru untuk menangkis tebasan susulan.
Trang!
Trang!
Trang!
Setelah menerima beberapa kali tebasan belati yang sangat brutal, Juke akhirnya membalas balik dan membuat belati Zero patah menjadi dua bagian. Kondisi Itu diperparah dengan belati-belati Zero yang habis, saat Zero mencoba mengambil belati cadangan.
Alhasil dua orang itu mundur menjauhi satu sama lain. Saat mundur Zero mengeluarkan pedang dewa kematian yang diwariskan oleh gurunya yang tidak lain bergelar "Dewa Kematian" itu sendiri.
"Teknik dewa kematian: seribu belati kematian!" Pekik Zero menggunakan teknik dewa kematian untuk menghujam Juke dengan seribu belati bayangan dari berbagai arah.
"Lingkaran waktu: penghentian waktu!" Pekik Juke menghentikan waktu kembali.
"Teknik monoton!" Pekik Zero yang ternyata bisa bergerak bebas di dalam lingkaran waktu yang berhenti.
"Bagaimana bisa?" Pekik Juke sangat terkejut Zero dapat bergerak bebas dalam lingkaran waktu: penghentian waktu.
Slash!
"Arghhhh!" Juke memekik kesakitan ketika tangannya dipotong Zero begitu saja.
"Matilah!!!" Pekik Zero tidak memberikan Juke kesempatan dan langsung menebas kepala Juke yang berteriak kesakitan, namun Juke sempat menunduk dan berhasil menghindar.
"Teknik dewa kematian: belati bayangan!" Pekik Zero menghentakkan kaki ke lantai dengan sangat keras.
Crash!
Belati bayangan yang muncul dari lantai tepat di depan Juke berhasil menusuk Juke hingga sekarat, terlebih beberapa organ vital Juke juga tertusuk belati bayangan dan ditambah bayangan Juke sendiri mencekiknya dari belakang hingga Juke kesulitan bernafas.
"Di dalam domain ini, semua bayangan adalah milikku, termasuk bayanganmu." Ucap Zero dingin bersamaan dengan bayangan Juke mematahkan leher Juke.
"Aku tidak mungkin kalah..." Juke jatuh ke kanan dengan mata kosong.
"Aku... tidak mungkin... kalah!" Pekik Juke dan memutar waktu kembali ke 17 tahun lalu seperti dulu.
Ternyata Juke hanya memutar waktu ke 30 menit yang lalu. Hal itu terjadi karena dia berada di dalam domain, dimana domain membuat teknik pengendali waktunya terbatas hanya di dalam domain saja sesuai dengan awal pertama mereka masuk ke dalam domain.
"Kakak, keluarlah!" Pekik Zero mengeluarkan Augreen dan Sribudi dari domainnya, namun Zero malah bingung sendiri karena Augreen dan Sribudi tidak masuk domainnya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Zero bingung.
"Ini... kenapa kami kembali ke awal saat dijebak ke dalam domain, kenapa tidak kembali ke-17 tahun lalu?" Juke juga bingung kenapa waktu yang berputar kembali malah kembali ke 30 menit yang lalu, bukan ke 17 tahun lalu.
Penjelasan:
Kekuatan Juke hanya mempengaruhi apapun yang ada di dalam cakupan lingkaran waktu, sementara yang ada diluar lingkaran waktu tidak terpengaruh meskipun sebelumnya dia berada di dalam cakupan lingkaran waktu.
Perumpamaannya seperti Augreen berada di dalam rumah selama 10 menit, lalu pergi keluar rumah dan disaat yang sama Juke memutar waktu ke 7 menit yang lalu sesaat Augreen keluar rumah dengan cakupan seluruh rumah. Juke kembali ke masa 7 menit yang lalu dimana dia sedang bertengkar dengan Augreen, namun bedanya Augreen tidak ada (Augreen ada diluar rumah).
Lanjut ke cerita.
Zero yang bingung akhirnya menyadari apa yang terjadi setelah mengingat ucapan dewa kematian saat mereka berlatih dulu, yaitu. "Pewaris, untuk membunuh bocah pengendali waktu kau harus menjebaknya ke dalam domain, pedang ini akan membantumu. Simpanlah pedang itu sebaik mungkin."
Zero akhirnya mengerti kenapa dia bisa menghancurkan lingkaran waktu padahal dia sudah terjebak.
"Terimakasih guru." Zero mengucapkan terimakasih, lalu menatap Juke dengan tatapan penuh kebencian.
"Kau kembali memutar waktu ya? Sepertinya aku harus membunuhmu secepat mungkin atau kau akan mengambil ingatanku tentang guru." Ucap Zero dengan nada berat.
"Teknik pedang kegelapan: Tebasan kegelapan membelah bulan!" Pekik Zero menyerang Juke dengan sangat serius, karena sebelumnya Zero masih ragu untuk membunuh Juke yang merupakan sepupunya.
Di luar domain Zero.
Augreen duduk santai di sebuah pohon tumbang, sementara Sribudi yang menjadi bayi hanya bisa kesal sepanjang hari, karena ditahan oleh Augreen.
"Kau! Lepaskan aku, atau aku akan membunuhmu. Aku adalah praktisi dewa, aku adalah praktisi dewa terkuat. Lepaskan aku dan biarkan aku pergi atau aku benar-benar akan membunuhmu, bocah sialan!" Pekik Sribudi yang ditahan oleh Augreen seperti menahan seekor kucing.
Augreen mengangkat Sribudi dengan memegang kerah bajunya yang sangat besar dan membuat Sribudi jatuh.
"Apa yang kau..." Sribudi protes.
"Ouh, kau praktisi dewa terkuat rupanya." Sela Augreen dan pura-pura terkejut.
"Ya aku praktisi dewa..." Sribudi berujar dengan semangat.
"Lalu apa gelar kamu? Dewa bayi? Dewa berisik? Atau mungkin dewa bodoh? Atau jangan-jangan kau tak bergelar?" Tanya Augreen menyela dengan ekspresi main-main.
"Itu... aku..." Sribudi tercekat dan tidak tahu harus menjawab apa.
Melihat Sribudi yang bungkam, Augreen tersenyum menghina dan kembali bersantai menunggu hasil pertarungan Zero dan Juke di dalam domain.
"Perhatian! Perhatian! Perhatian!!!" Tiba-tiba tetua ketiga berteriak lantang dan mengagetkan semua penghuni hutan yang bersantai menikmati suara-suara sumbang beberapa pertarungan di beberapa tempat yang berbeda-beda.
"Karena peserta masih tersisa 7 orang, maka waktu penyelesaian babak kedua ditambah hingga tersisa 4 orang peserta saja. Berjuanglah dan kalahkan musuh secepat mungkin, jika ingin babak kedua cepat selesai." Ucap tetua ketiga lantang menggema di dalam hutan mengumumkan penambahan waktu penyelesaian yang tadinya hanya 4 jam kini menjadi tidak tentu, karena tergantung berapa banyak waktu yang dibutuhkan hingga peserta tersisa empat praktisi muda saja.
Di dalam domain Zero.
Pertarungan Zero dan Juke terus kembali ke awal akibat Juke yang menggunakan kekuatan pengendali waktu untuk memutar waktu ke awal saat hampir terbunuh. Alhasil Kejadian itu terus berulang-ulang hingga 17 kali dan membuat Zero semakin marah, sementara Juke muntah darah terkena serangan balik akibat terlalu banyak menggunakan teknik memutar waktu.
"Apakah sudah cukup?" Tanya Zero kesal dan sangat marah.
Tampaknya meskipun Zero lupa, tapi dia masih dapat merasakan berapa kali dia mengulangi kejadian yang sama hingga membuat tubuhnya muak berkat pedang dewa kematian yang diberikan gurunya.
"Aku tanya apakah sudah selesai main putar-memutar waktunya?" Tanya Zero geram dan sangat marah.
Juke terus terbatuk darah karena terkena serangan balik akibat terus menggunakan teknik memutar waktu. Tampaknya Juke tidak bisa menjawab pertanyaan Zero.
"Kalau begitu matilah!" Pekik Zero membunuh Juke dengan teknik dewa kematian.
Crash!
Juke termuntah darah ketika beberapa rantai kegelapan menusuk tubuhnya.
"Tidak... tidak mungkin... tidak.. mungkin... aku kalah... uhuk, uhuk. Lingkaran wa..." Keluh Juke frustasi dan berniat memutar waktu kembali ke masa lalu, namun gagal karena terkena serangan balik energi sihir.
"Uhuk, uhuk." Juke muntah darah semakin hebat akibat memaksakan diri.
"Bagaimana bisa aku dikalahkan olehmu? Bagaimana bisa? Bagaimana bisa?" Tanya Juke frustasi.
"Karena seorang penyihir membutuhkan partner untuk melawan seorang pendekar!" Ucap Zero apa adanya sembari mencengkram tangannya yang merupakan kode agar rantai menyelesaikan tugasnya.
Crash!
Isi tubuh Juke ditarik keluar oleh rantai-rantai hitam tersebut dan menjadi akhir bagi Juke sang pengendali waktu.
"Umhhh." Melihat organ dalam Juke berceceran, Zero hampir muntah dan merasa perutnya sangat mual.
"Pantas saja kau diberi gelar dewa kematian daripada dewa kegelapan, karena hanya dewa kematian yang mencabut nyawa manusia dengan cara sekejam ini." Komentar Zero menahan mual melihat tragedi itu.
"Uwek... uhuk, uhuk, sungguh teknik yang kejam." Zero yang tidak tahan akhirnya muntah ketika domainnya selesai.
Zero menggunakan sebuah teknik yang bernama "Teknik dewa kematian: rantai dewa kematian mencabut sukma." Sebuah teknik yang menciptakan rantai dari kegelapan yang menusuk jantung, hati, ginjal, dan usus target dan mencabutnya keluar ketika teknik diselesaikan.
Augreen yang bersantai terkejut domain selesai dan hasilnya sungguh mengerikan. Augreen yang mendekat tidak sanggup melihat kondisi Juke yang mengenaskan.
Augreen menoleh melihat Zero yang muntah-muntah, lalu berkata. "Zero, kau sangat kejam!"
Bersambung.
Note:
Menghentakkan kaki, mencengkram tangan, membentuk tinju, melotot mata, dan beberapa gerakan tubuh lainnya dapat diartikan sebagai gerakan unik atau spontan untuk menggunakan atau menyelesaikan teknik.