Yogi Wijaya seorang siswa yang cemerlang namun, dia bernasib sial lantaran kecelakaan dan mati otak sehingga membuat nya koma dalam waktu yang cukup lama.
Dokter Johan menyarankan untuk membawa kesadaran Yogi ke dunia game bernama The Forgotten Legend dengan mengunakan Dreamer, sebuah alat yang mana para pemain nya mampu masuk kedalam game.
Setelah itu, Yogi pun hidup sebagai Kazuya, NPC samurai yang memiliki rambut putih dengan garis merah.
Tidak hanya itu, Yogi yang dalam keadaan koma membuat nya tidak bisa log out seperti pemain lainnya.
Lalu, didalam game tanpa sengaja Yogi mendapatkan bug.
Bug System Skill Poin Balance: Unlimited.
Dan, inilah petualang dari Yogi di game The Forgotten Legend.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon [ Fx ] Ryz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17 | Rena dan Gadis Desa
...Rena dan Gadis Desa...
Saat ini aku sedang berada di pelukan seorang gadis Elf yang cantik meski begitu, durasi pelukan ini cukup lama dan aku merasa nyaman saja tapi ...
“Anuu … maaf bisa kamu lepaskan pelukannya!”
Gadis Elf itu pun menurut dan melepaskan pelukannya lalu menatap ku dengan senyuman lebar.
“Terima kasih, pahlawan. Nama ku Rena, seorang Elf yang tinggal di desa sekitar sini,” ucap Rena.
“Aku Kazuya dan jangan panggil aku pahlawan! Panggil aku Kazuya saja, kamu mengerti!”
Rena pun menganggukkan kepala dan tersenyum.
Rena merupakan gadis Elf yang berbeda dari kebanyakan Elf yang mana memiliki rambut pirang dengan mata hijau dan memiliki tubuh yang tinggi namun, Rena memiliki rambut biru pendek dengan mata yang juga biru.
Sesaat kemudian, Rena pun mengingat sesuatu dan berlari meninggalkan menuju menuju sebuah reruntuhan kastil kecil dibelakangnya dan masuk kedalam reruntuhan kastil tersebut.
“Apa yang dia lakukan?” batin ku yang penasaran dengan sikap Rena.
Maka, aku pun mengikutinya masuk kedalam reruntuhan kastil.
Setibanya didalam, aku dikejutkan oleh banyak gadis manusia yang terikat disana dan Rena pun sedang melepaskan mereka satu persatu.
“Rena, apa yang terjadi disini?”
“Mereka adalah gadis-gadis desa yang menghilang beberapa waktu yang lalu dan aku pun berusaha untuk menyelamatkan mereka tapi …” ucap Rena yang terputus.
Rena pun tersenyum kepada gadis-gadis tersebut.
“Aku tidak begitu kuat untuk bisa menyelamatkan mereka,” sambung Rena.
Beberapa gadis desa yang sudah terlepas ikatannya menatap ku dengan penuh ketakutan dan keraguan.
Menyadari itu, aku pun memberikan senyuman kepada mereka seraya berkata.
“Aku suka kewaspadaan kalian. Tapi, tenanglah aku bukan orang jahat."
Rena pun telah melepaskan ikatan wanita terakhir disana lalu berdiri memperkuat ucapan ku.
“Semua, tenanglah dia bukan orang yang jahat dan dialah yang telah membunuh semua orc didepan,” ucap Rena.
Saat Rena mengatakan itu, semua gadis-gadis itu saling melihat dan berbincang kecil setelah itu, mereka semua menghadap Ku.
“Pahlawan, terima kasih banyak!” ucap serentak gadis desa yang membungkukkan badannya.
“Sudahlah! Tidak usah dihiraukan dan bangunlah!” jawab Alice.
Para gadis-gadis itu pun menegakan badannya dan saling tersenyum satu sama lain.
Aku yang melihat mereka menyadari akan bibirnya yang kering karena kehausan yang dideritanya maka dari itu, aku mengeluarkan Well Water Bag.
Well Water Bag sendiri adalah barang sihir yang memiliki sihir air hingga membuat air didalamnya tidak akan habis.
“Kalian pasti haus? Minumlah ini!” ucap Alice yang memberikan Well Water Bag kepada salah satu gadis.
“Tapi, air ini adalah air perjalanan anda. Pahlawan,” ucap salah satu gadis.
“Tenang saja, air itu terdapat simbol sihir air. Jadi, air didalamnya tidak akan pernah habis dan jangan panggil aku pahlawan! Cukup Kazuya saja."
Gadis-gadis desa itu pun menganggukkan kepalanya lalu, mereka pun meminum air dengan kuatnya.
Melihat itu, aku pun tidak tahu berapa lama semua gadis-gadis ini menahan rasa hausnya.
Krukkkkk!
Salah satu gadis ada yang perut nya berbunyi. Gadis itu pun tersipu malu dan menundukkan kepalanya.
“Maaf,” ucap gadis desa.
Mendengar itu, aku pun tersenyum kecil dan memenuhi keinginan mereka.
"Baiklah, sekarang mari kita beristirahat dulu disini dan bantu aku nyalakan api. Setelah itu kita makan!”
“Tapi …” tanya Rena.
“Tenang saja, aku punya beberapa bahan makanan."
“Benarkah?” tanya ragu Rena.
“Terima kasih, Kazuya.”
“Terima kasih.”
Beberapa gadis desa itu pun berterima kasih kepada ku.
Setelah itu, beberapa gadis desa mengumpulkan kayu bekas dan dedaunan kering lalu di tempatkan ditengah reruntuhan. Disaat semua kayu dan daun kering siap, Rena mengambil dua batu lalu, diadukannya hingga api pun mulai menyala.
Aku yang melihat api sudah menyala sontak mengambil Wild Boar meat dan memberikannya kepada mereka.
“Ini daging Wild Boar.”
“Tapi, ini kan sangat mahal.”
Gadis –gadis desa itu pun tetap ragu untuk memakan daging yang mahal tersebut.
“Jangan hiraukan hal yang kecil! Makanlah semua!”
“Baik,” jawab serempak para gadis desa.
Setelah itu, gadis-gadis memotong daging dan membakarnya lalu, mereka pun menyantap dengan lahapnya.
Aku bersyukur mereka menikmati makanannya. Lalu, aku pun meninggalkan mereka dan pergi mengelilingi reruntuhan kastil.
Saat berkeliling, aku tanpa sengaja menemukan beberapa barang yang bisa diambil.
“Wow, aku beruntung!" gumam ku dengan senyuman lebar.
Maka dari itu, aku tanpa ragu mengambil semua barang-barang itu dan menyimpan nya di sihir penyimpanan.
“Yoshh … semua bisa masuk."
Seusai itu, aku pergi ke atap reruntuhan dan melihat bintang disana.
“Indahnya!” gumam Alice.
Saat melihat pemandangan itu, aku pun berpikir didalam hati.
“Memang pemandangan ini tidak akan ditemukan di Bumi."
Beberapa saat kemudian, aku pun kembali turun kebawah ke tempat Rena dan lainnya.
Setibanya dibawah, Aku melihat gadis desa lainnya yang sedang tertidur kecuali Rena yang sedang berjaga. Rena yang sedang melamun dengan menyandar di tembok. Dia pun sadar akan kedatangan ku.
“Kak Kazuya,” sapa Rena yang berdiri lalu membungkukkan badannya.
“Rena, kamu belum tidur?”
Rena pun menegakan badannya kembali dan menjawab ku,
“Tidak apa-apa, aku hanya ingin menjaga mereka mungkin orc yang lain bisa saja datang.”
“Kamu tidurlah, biar aku yang menjaga!”
Beberapa saat kemudian, Rena teringat sesuatu dan dia pun menghampiri ku.
“Kak Kazuya, bolehkan aku meminta sesuatu?” pinta Rena.
“Apa itu?”
“Tolong antarkan kami kembali ke desa!” seru Rena.
Beberapa saat kemudian, pemberitahuan pun datang.
...Ding!...
...[Anda menerima undangan Misi FATE – Mengantarkan Rena dan Warga desa....
...Apakah anda terima? Iya \ Tidak.]...
Alice pun memilih [Iya].
“Tentu, tidak masalah. Aku akan mengantarkan kalian."
“Terima kasih, Kak Kazuya. Setiba disana, kami akan membayar kakak,” jawab Rena.
Keesokan pagi nya, Kazuya bersama dengan Rena dan gadis desa lainnya pergi meninggalkan reruntuhan. Perjalanan mereka menelusuri hutan kembali untuk tiba di desa bernama Shen.
Ini diketahui saat aku melihat peta dunia dan arah FATE mengarah kepada Desa itu dengan waktu 12 jam diwaktu game.
Dalam perjalanan, beberapa monster menghalangi mereka namun tidak membuat ku kelelahan saat melawan beberapa monster tersebut.
Disaat malam, mereka membuat api unggun dan tidur didalam hutan hingga keesokan harinya mereka pun tiba di sebuah desa kecil bernama Shen.
Beberapa warga desa yang sedang melakukan aktifitas, mereka pun menghentikan aktifitas disaat melihat rombongan kami.
“Sika!” seru dari warga desa yang berlari menghampiri rombongan kami.
Salah satu dari gadis desa itu pun menjawab.
“Ibuuu!”
Gadis itu pun juga berlari menghampiri ibunya dan mereka saling berpelukan.
“Anakku!”
“Ibu!”
Tidak lama kemudian, gadis desa yang lain menyusul berlari menghampiri orang tua mereka kecuali Rena.
“Rena, dimana orang tua mu?”
“Orang tua ku tinggal di negeri Elf sedangkan aku sedang berkelana untuk menjadi petualang,” jawab Rena.
Saat mendengar itu, aku pun sedikit terkejut.
“Petualang? Apakah NPC bisa bergabung dengan para pemain ya?” batin Alice.
Rena menyadari lamunan ku dan dia pun bertanya.
“Kak Kazuya, ada apa?” tanya Rena.
“Bukan apa-apa."
Beberapa saat kemudian, Aku dan Rena di datangi oleh seluruh warga desa disana dan seorang pria paruh baya yang berjanggut putih dan mengunakan tongkat.
“Terima kasih, pahlawan Kazuya. Anda telah menyelamatkan anak perempuan kami,” ucap pria paruh baya yang membungkukkan badannya yang diikuti oleh warga desa lainnya.
Lalu, aku pun menjawab dengan senyuman lebar.
“Tidak perlu sungkan juga panggil aku, Kazuya saja!”
“Begitu, aku mengerti,” jawab pria paruh baya.
Aku dan Rena yang mendengar ucapan itu, mereka saling bertatap muka dan tersenyum lalu, muncul pemberitahuan.
...Ding!...
...[ Selamat anda telah menyelesaikan Misi FATE – Mengantar Rena dan Gadis Desa lain nya kembali ke desa.]...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...