NovelToon NovelToon
Dia Datang Dari Langit

Dia Datang Dari Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Duniahiburan / Romansa Fantasi / Beda Usia / Cinta Beda Dunia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:368
Nilai: 5
Nama Author: MZI

Sinopsis "Alien Dari Langit"

Zack adalah makhluk luar angkasa yang telah hidup selama ratusan tahun. Ia telah berkali-kali mengganti identitasnya untuk beradaptasi dengan dunia manusia. Kini, ia menjalani kehidupan sebagai seorang dokter muda berbakat berusia 28 tahun di sebuah rumah sakit ternama.

Namun, kehidupannya yang tenang berubah ketika ia bertemu dengan seorang pasien—seorang gadis kelas 3 SMA yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Gadis itu, yang awalnya hanya pasien biasa, mulai tertarik pada Zack. Dengan caranya sendiri, ia berusaha mendekati dokter misterius itu, tanpa mengetahui rahasia besar yang tersembunyi di balik sosok pria tampan tersebut.

Sementara itu, Zack mulai merasakan sesuatu yang belum pernah ia alami sebelumnya—ketertarikan yang berbeda terhadap manusia. Di antara batas identitasnya sebagai makhluk luar angkasa dan kehidupan fana di bumi, Zack dihadapkan pada pilihan sulit: tetap menjalani perannya sebagai manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14: Menjalani Kehidupan

Meskipun perasaan Elly terhadap Zack masih terpendam jauh di dalam hati, ia mulai berusaha menerima kenyataan bahwa mereka tidak akan bisa kembali seperti dulu. Setiap kali mereka berinteraksi di rumah sakit, Elly berusaha menjaga profesionalisme, meskipun di dalam hatinya ada perasaan yang sulit untuk diungkapkan. Ia tahu bahwa Zack tidak ingat dirinya, dan itu membuatnya semakin sadar bahwa masa lalu yang ia dambakan sudah tidak mungkin terulang.

Hari demi hari berlalu, dan Elly mulai merasa sedikit lebih ringan. Ia tak lagi mengharapkan perubahan yang besar, tetapi mencoba untuk menjalani hidupnya sebaik mungkin—menjadi seorang dokter yang dapat diandalkan. Keinginannya untuk mengenang masa lalu bersama Zack perlahan-lahan memudar. Ia sadar, mungkin itulah yang terbaik. Ia bisa menikmati hubungan mereka yang lebih berfokus pada saling menghormati sebagai rekan kerja, tanpa terbebani oleh perasaan yang dulu pernah ada.

Zack, di sisi lain, semakin terbiasa dengan kehadiran Elly di tempat kerja. Meskipun perasaan aneh yang menggelitik dalam dirinya belum sepenuhnya hilang, ia mulai merasa lebih nyaman dengan Elly. Mereka bekerja bersama dengan baik, saling berbagi pengetahuan medis dan pengalaman. Zack sering kali merasa ada kehangatan yang tidak bisa ia jelaskan dalam setiap percakapan dengan Elly, meskipun ia tahu kenangan tentang masa lalu mereka tidak ada dalam pikirannya.

Di luar pekerjaan, mereka jarang berinteraksi lebih jauh. Elly, meskipun ada bagian dari dirinya yang ingin lebih dekat dengan Zack, memilih untuk fokus pada hidupnya sendiri. Ia menjalin persahabatan yang lebih kuat dengan rekan-rekannya di rumah sakit, dan ia merasa puas dengan pencapaiannya. Karier medisnya berkembang dengan baik, dan ia merasa bahwa ia bisa bangga dengan apa yang telah ia capai.

Pada suatu sore, ketika mereka berdua duduk di ruang istirahat setelah selesai menangani pasien, Zack mengamati Elly yang sedang membaca beberapa catatan medis. Sesekali, ia melirik wajahnya yang tenang. Ada sesuatu yang berbeda dari Elly, yang membuat Zack merasa lebih nyaman. Mungkin karena mereka sudah cukup lama bekerja bersama, atau mungkin karena ada koneksi yang lebih kuat daripada yang ia sadari.

"Elly," Zack memulai percakapan, suara lembut namun penuh perhatian. "Aku ingin mengucapkan terima kasih. Kamu banyak membantuku dalam beberapa kasus terakhir. Aku rasa aku mulai merasa lebih mudah bekerja denganmu."

Elly mengangkat kepala dan tersenyum ringan, merasakan rasa terima kasih di balik kata-kata Zack. "Terima kasih, Dokter Zack. Saya juga belajar banyak dari Anda."

Ada keheningan sejenak, tetapi kali ini terasa lebih nyaman. Mereka berdua saling menatap, meskipun tanpa kata-kata yang berlebihan. Elly merasa bahwa hubungan profesional ini, meskipun tidak mengenal masa lalu mereka, sudah cukup memberi arti dalam hidupnya. Ia merasa dihargai dan diterima, meskipun Zack tidak mengingatnya seperti dulu.

"Kadang aku merasa aneh, ya," Zack melanjutkan, suara sedikit ragu. "Ada sesuatu yang terasa berbeda setiap kali aku berbicara denganmu. Seperti ada ikatan yang tak terjelaskan, meskipun aku tahu kita tidak mengenal satu sama lain sebelumnya."

Elly menatapnya dengan tenang, meskipun hatinya bergetar mendengar kata-kata Zack. "Mungkin itu hanya perasaan kita berdua, Zack. Kadang-kadang, kita merasa terhubung dengan orang lain tanpa alasan yang jelas."

Zack mengangguk perlahan, tampaknya berpikir tentang apa yang baru saja Elly katakan. "Mungkin kamu benar. Tapi, ada sesuatu yang membuatku merasa lebih mudah berbicara denganmu, lebih nyaman. Entah kenapa."

Elly hanya tersenyum. Ia tahu, perasaan ini tidak bisa dijelaskan. Mereka berdua mungkin tidak akan pernah mengungkapkan sepenuhnya apa yang ada dalam hati mereka. Tetapi, apa yang mereka miliki sekarang, sebagai rekan kerja dan teman, sudah cukup membentuk sesuatu yang indah.

---

Hari-hari berlalu, dan kehidupan mereka kembali berputar dengan normal. Elly semakin merasa bahwa ia tidak perlu lagi berharap pada kenangan yang telah hilang, atau pada perasaan yang dulu pernah ada. Meskipun di dalam hatinya ada ruang yang selalu dihuni oleh rasa cinta pada Zack, ia menyadari bahwa hidup harus dilanjutkan. Ia harus berfokus pada masa depannya, dan pada tujuan yang ingin ia capai sebagai seorang dokter. Zack, di sisi lain, tetap berusaha menjalani kehidupannya dengan cara yang ia tahu, terlepas dari perasaan yang masih membingungkannya setiap kali berinteraksi dengan Elly.

Suatu sore, ketika Elly selesai dengan shift-nya, ia berdiri di luar rumah sakit, menikmati udara segar yang masuk ke dalam paru-parunya. Ia merasa tenang, meskipun masih ada perasaan lama yang kadang menggelitik di hatinya. Ia berpikir tentang Zack dan tentang bagaimana hidup mereka berjalan masing-masing. Ia tidak lagi merasa terbebani oleh masa lalu, dan ia yakin bahwa meskipun Zack tidak mengingatnya, keduanya sudah memiliki kehidupan yang baik dan penuh dengan peluang.

Zack, yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah selesai bekerja, berpapasan dengan Elly di luar pintu. Mereka saling tersenyum, dan Zack mengangguk sebagai tanda penghormatan.

"Semoga hari ini lancar," kata Zack, senyum kecil menghiasi wajahnya.

"Ya, semoga begitu," jawab Elly, dengan senyuman hangat.

Setelah itu, mereka berjalan menuju arah yang berbeda, masing-masing dengan pikiran dan langkah yang tenang. Meskipun tak ada lagi harapan tentang masa lalu yang terpendam, Elly merasa puas dengan apa yang telah ia capai. Ia tahu bahwa hidup adalah tentang melangkah maju, meskipun terkadang ada kenangan yang masih tersisa di dalam hati.

Zack, dengan ingatannya yang terkadang kabur tentang Elly, merasa bahwa hidupnya berjalan dengan cukup baik. Meskipun ia tidak mengingat masa lalu mereka, ia merasa bahwa hubungan mereka sebagai rekan kerja adalah sesuatu yang berharga. Di antara kerumitan hidup, mereka berdua tahu bahwa mereka sudah memiliki cara untuk saling menghormati dan berbagi.

Dan dengan langkah yang lebih mantap, mereka berdua melanjutkan perjalanan hidup masing-masing—menjalani kehidupan mereka dengan apa adanya, meskipun terkadang ada kenangan yang tak terungkap, dan perasaan yang tak terucapkan.

---

Waktu berlalu begitu cepat, dan meskipun Elly sudah berusaha menyesuaikan diri dengan kehidupannya yang baru, ada perubahan besar yang kini akan datang. Zack, yang selama ini menjadi rekan kerjanya di rumah sakit, tiba-tiba mendapat kabar bahwa masa tugasnya di Jepang akan segera berakhir. Pihak rumah sakit telah memberi izin kepadanya untuk kembali ke Indonesia, ke rumah sakit lama tempat ia bekerja sebelumnya.

Zack tidak memberitahukan banyak orang tentang keputusannya itu, bahkan Elly pun hanya mengetahui kabar tersebut melalui percakapan singkat di ruang istirahat beberapa hari yang lalu. Namun, meskipun Elly berusaha untuk bersikap profesional, hatinya merasa sedikit terguncang. Ia tahu bahwa Zack tidak akan berada di sana untuk waktu yang lama lagi, dan walaupun ia mencoba untuk menerima kenyataan ini, ada rasa kehilangan yang sulit dijelaskan.

Hari terakhir Zack di rumah sakit Jepang tiba, dan meskipun dia tidak mengungkapkan perasaannya, ada perubahan yang terasa di antara mereka. Elly dan Zack berinteraksi lebih jarang daripada biasanya. Mereka berdua sadar bahwa masa-masa mereka sebagai rekan kerja akan segera berakhir. Namun, entah mengapa, Elly merasakan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar perpisahan biasa. Ada semacam perasaan yang mengambang, perasaan yang selama ini ia pendam, namun tidak bisa ia ungkapkan.

Sore itu, setelah selesai dengan tugas medisnya, Elly berjalan keluar dari ruang rumah sakit. Ia mendapati Zack sedang berdiri di depan pintu rumah sakit, menatap langit yang mulai gelap. Sepertinya Zack sedang menunggu waktu untuk pergi. Wajahnya tampak serius, namun ada ketenangan yang tidak bisa disembunyikan.

Elly berhenti sejenak, memandang Zack dari kejauhan. Ada sesuatu di dalam dirinya yang mendorongnya untuk mendekati pria itu, meskipun ia tahu bahwa perasaan ini tidak bisa lagi ia ungkapkan. Namun, sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk mengucapkan selamat tinggal.

Dengan langkah hati-hati, Elly mendekat dan berdiri di samping Zack. Mereka berdua tidak berkata apa-apa untuk beberapa detik, hanya mendengarkan suara angin yang berhembus perlahan.

Akhirnya, Elly membuka suara. "Dokter Zack," katanya dengan lembut. "Kapan kamu akan pergi?"

Zack menoleh, dan meskipun ada senyum di wajahnya, matanya tampak sedikit sendu. "Besok pagi," jawabnya dengan suara yang tenang. "Saya akan kembali ke Indonesia. Sudah waktunya."

Elly mengangguk, mencoba untuk menahan perasaan yang ingin menguasai dirinya. "Saya... saya senang bisa bekerja bersamamu di sini," katanya, suaranya hampir berbisik. "Meskipun banyak yang berubah, saya belajar banyak dari kamu."

Zack menatapnya dengan serius, dan ada kilatan pengertian di matanya. "Aku juga merasa begitu. Meskipun kita tidak punya banyak waktu bersama, aku merasa nyaman bekerja denganmu, Elly."

Ada keheningan sejenak di antara mereka. Meskipun mereka berbicara dengan tenang, ada ketegangan di udara. Elly merasa seolah-olah ada banyak hal yang ingin ia katakan, namun tak bisa mengungkapkannya. Zack juga merasa ada sesuatu yang menggantung, tetapi dia tahu bahwa ini adalah keputusan yang harus dia ambil. Kehidupan medisnya di Indonesia menanti, dan tugasnya di Jepang sudah selesai.

"Terima kasih, Zack," Elly akhirnya berkata, menghela napas. "Semoga perjalananmu lancar di Indonesia. Saya berharap yang terbaik untukmu."

Zack tersenyum tipis, namun senyum itu tidak sepenuhnya menghilangkan rasa kehilangan yang ia rasakan. "Terima kasih, Elly. Aku juga berharap yang terbaik untukmu. Mungkin kita akan bertemu lagi suatu hari nanti."

Meskipun kalimat itu terdengar seperti harapan, di dalam hati Elly tahu bahwa kehidupan mereka mungkin tidak akan pernah bertemu lagi. Namun, ia mencoba untuk menerima kenyataan itu dengan ikhlas. Masa depan mereka sudah berjalan masing-masing, dan meskipun kenangan tentang masa lalu dan perasaan yang tak terungkap akan tetap ada, mereka harus melanjutkan hidup mereka.

Zack mengangkat tas kecil yang sudah siap untuk dibawa, dan dengan satu pandangan terakhir ke rumah sakit itu, ia berkata, "Aku harus pergi sekarang. Terima kasih atas semuanya, Elly."

Elly mengangguk, menghadapnya dengan senyum yang tulus meskipun hatinya penuh dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan. "Selamat jalan, Zack. Semoga sukses di sana."

Zack melangkah mundur, dan setelah memberi satu tatapan terakhir, ia berbalik dan berjalan menuju pintu keluar rumah sakit. Langkahnya terasa berat, tetapi ia tahu bahwa perjalanan hidupnya harus diteruskan. Mungkin ada hal-hal yang akan ia temui di masa depan, tetapi rumah sakit ini dan kenangan tentang Elly akan selalu terpatri dalam hatinya—meskipun ia tidak bisa mengingat semuanya.

Elly berdiri di sana, menatap Zack yang semakin menjauh. Ia merasa ada perasaan hampa yang menggelayuti dirinya, namun ia tahu bahwa ini adalah langkah yang harus diambil. Kehidupan mereka tidak akan pernah sama lagi, tetapi mereka akan selalu membawa kenangan ini dalam hati masing-masing.

---

Esok paginya, Zack meninggalkan Jepang dan kembali ke Indonesia. Rumah sakit yang dulu ia tinggalkan kembali memanggilnya, dan ia tahu bahwa ada pekerjaan yang menantinya di sana. Di sisi lain, Elly melanjutkan hidupnya di Jepang, bekerja keras untuk mencapai impian yang telah lama ia perjuangkan.

Meskipun perpisahan ini terasa pahit, Elly merasa bahwa ia sudah menjalani perjalanan yang luar biasa. Kenangan tentang Zack akan selalu ada di dalam hatinya, tetapi ia sadar bahwa hidup terus berjalan, dan ia harus fokus pada masa depannya. Begitu juga dengan Zack. Walaupun ia tidak lagi ingat siapa Elly, perasaan tentang gadis itu tetap ada di sudut hatinya, seperti bayangan yang tak bisa ia hapus.

Kehidupan mereka akan terus berlanjut, masing-masing dengan tujuan dan impian yang baru. Dan meskipun mereka berpisah, mereka tahu bahwa perjalanan yang telah mereka jalani bersama akan selalu menjadi bagian dari mereka. Sebuah kenangan yang tak bisa dilupakan, meskipun terlupakan.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!