Ketika cinta harus diakhiri karena syarat dari kedua orang tuanya yang mendambakan seorang menantu hafiz Al'quran.
Dan aku terpaksa menikah dengan perempuan lain yang tidak aku cintai karena hutang jasa.
Bagai mana kelanjutannya simak ceritanya di novel. CINTA TERHALANG 30 JUZ AL'QURAN.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31. Cerita
Takut dan cemas sudah tentu ada pada Pak Imran, namun dia tidak bisa mengelak, apapun yang akan terjadi dia harus siap menghadapi.
Deril dan Re berjalan kearah Pak Imran dan Buk Siti, yang bersembunyi dibelakang Pak Imran.
Pak Imran semakin tegang, dia tidak bergerak sama sekali, Hanau matanya saja yang bergerak melihat kedua pemuda yang mendekat kearahnya.
"Assalamualaikum." Deril dan Re menyapa Pak Imran. Deril dan Re segera mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Pak Imran dengan wajah tegang menyambut uluran tangan Deril dan Re, sembari menjawab. "Waalaikumsalam."
"Apa benar Bapak yang namanya Pak Imran?" tanya Deril setelah bersalaman.
"I...i ,i ya, saya sendiri." Jawab Pak Imran gugup dan gelagapan.
"Anda siapa, dan ada perlu apa, anda bukan ingin menangkap kami 'kan ?" tanya Buk Siti dengan takut-takut.
Deril tersenyum saling pandang dengan Re, Deril sudah dapat mengira kalau Pak Imran dan Buk Siti sedang ketakutan.
Bisa Deril lihat dari raut wajah Pak Imran dan Buk Siti, namun Deril juga berpikir, kenapa bisa Pak Imran dengan Buk Siti ketakutan seperti itu, apa mungkin sedang terjadi masalah sama mereka.
"Kenapa Ibu berpikir kalau kami ingin menangkap Ibu, kamu datang kesini hanya ingin bertanya, bukan menangkap Ibu atau Bapak, Ibu dan Bapak gak usah takut." Ujar Deril supaya Buk Siti dan Pak Imran tidak ketakutan.
Pak Imran dan Buk Siti merasa sedikit lega, ketakutannya sudah berkurang, ternyata dia sudah salah sangka.
"Memangnya apa yang ingin kalian tanyakan?" tanya Pak Imran penasaran apa yang ingin Deril dan Re tanyakan padanya.
"Sebelumnya kenalkan dulu, saya Deril, dan ini Re, teman saya." Deril memberitahu namanya pada Pak Imran dan Buk Siti.
"Iya, saya Imran, istri saya ini namanya Siti." Pak Imran juga mengenalkan dirinya dan juga istrinya.
"Bapak dan Ibu sudah membawa tas, memangnya mau kemana?" tanya Deril lagi penasaran, karena melihat tas ditangan Pak Imran.
"Oh ini, ini pakaian Putri saya, saya rencana mau kerumah sakit, menantu saya masuk keruang sakit." Jawab Pak Imran sembari melihat tas ditangannya.
"Oh, ya, tadi katanya ingin menanyakan sesuatu, memangnya kalian ingin bertanya apa ?" lanjut Pak Imran lagi, teringat kata Deril tadi ingin bertanya padanya.
Deril, menghela nafas, kemudian dia mulai bertanya.
"Kami dari kota J, tadi kami habis dari rumah Pak RT, kami mencari seorang pemuda yang bernama Ariel, tapi kata Pak RT, pemuda itu ada dirumah Bapak, itu sebabnya kami kesini."
Pak Imran sama Buk Siti saling pandang, kemudian Buk Siti membisikkan sesuatu ditelinga Pak Imran.
"Pak, pemuda yang mana maksudnya, apa mungkin Nazriel menantu kita ?"
"Tidak tau Buk, lebih baik kita tanyakan saja pada mereka ." Jawab Pak Imran.
"Maaf, pemuda yang mana maksud anda, karena disini tidak ada pemuda lain selain menantu saya." Ujar Pak Imran setelah mendengar bisikan dari Buk Siti istrinya.
Deril segera mengeluarkan ponselnya, dia mulai membuka galeri, dia men scroll foto Ariel, lalu memperlihatkan pada Pak Imran dan Buk Siti.
"Ini fotonya Pak, apa Bapak kenal ?" tanya Deril setelah memperlihatkan foto Ariel.
Pak Imran mengambil alih ponsel Deril, dia terkejut melihat yang ternyata foto Ariel dengan pakaian jas lengkap, dan nampak sangat berwibawa.
Pak Imran dan Buk Siti saling pandang, namun pikirannya mulai mengira-ngira.
"Maaf, tapi kalau boleh saya tau, untuk apa kalian mencari pemuda ini ?" tanya Pak Imran, dia tidak akan memberi tau Deril sebelum dia tau untuk apa Deril dan Re mencari menantunya itu.
"Apa Bapak kenal dia, dimana dia sekarang, aku ingin bertemu dengannya ?" tanya Deril senang dan bersemangat.
Pak Imran tidak menjawab, dia hanya diam, mulutnya seperti terkunci.
Melihat diamnya Pak Imran, Deril sudah tau kalau Pak Imran tidak mau memberitahu keberadaan Ariel karena takut.
"Bapak tidak perlu takut memberitahu kami, Pemuda ini namanya Ariel, dia Adik saya, dan Re ini sahabatnya, dan juga sahabat saya. Jadi Bapak tidak perlu takut." Ujar Deril.
Pak Imran masih juga diam, dia masih belum percaya sama Deril, Pak Imran takut kalau Deril hanya mengaku-ngaku dan membohonginya, padahal nyatanya Deril hanya ingin mencelakakan Ariel menantunya.
Melihat Pak Imran masih tetap diam, Deril men scroll lagi galery Hpnya, dai mulai memperlihatkan fotonya dan keluarganya, sama seperti yang dia lakukan pada Pak RT tadi.
Melihat foto Ariel, Deril, dan juga Nyonya Rita, Mamanya Ariel, Pak Imran melongo, dia sekarang baru percaya kalau Deril benar keluarganya Nazriel, karena foto itu sudah membuktikannya.
Pak Imran memberikan ponsel itu lagi pada Deril, dia menatap lekat mata Deril mencari tau kebenaran melalui mata Deril.
"Benarkah anda Kakaknya Nazriel ?" tanya Pak Imran sekali lagi.
"Benar Pak, dia ini memang Kakaknya, kami mohon pertemukan kami dengannya, kamu sudah sangat lama mencarinya." Kali ini Re yang buka suara.
"Kalau begitu, mari masuk dulu, kita bicara didalam saja." Ajak Pak Imran .
Deril dan Re mengangguk, kemudian mengikuti langkah Pak Imran dan Buk Siti memasuki rumah.
Setelah duduk di sofa ruang tamu, Pak Imran mulai menceritakan saat dia pertama kali menemukan Ariel, dan hingga merawat Ariel sampai sembuh.
Pak Imran juga menceritakan kalau Ariel hilang ingatan, dan dia tidak punya biaya untuk mengobatinya.
Tidak lupa juga Pak Imran bercerita tentang Ariel melamar Arumi ,dan hingga Ariel dinikahkan dengan Safira karena fitnah warga kampung sebelah.
Setelah itu, Deril juga menceritakan saat pertama Ariel tidak kembali kerumah, dan betapa lelahnya dia mencari, begitu juga dengan Nyonya Rita yang hampir kehilangan nyawa karena memikirkan Ariel yang tidak kunjung kembali.
Deril juga memaklumi, dan tidak masalah kalau Ariel dan Safira sudah menjadi suami istri, namun sampai saat ini dia belum melihat Ariel, sehingga membuat dia bertanya lagi pada Pak Imran.
"Tapi dimana, dia dan Adik iparku, kemana mereka, kenapa aku belum melihatnya ?"
"Iya Pak, dimana mereka ?" Timpal Re yang sejak tadi hanya mendengar cerita Pak Imran dan Deril tanpa menyela sama sekali.
Pak Imran menatap Istrinya Buk Siti, begitu juga Buk Siti, keduanya saling tatap, seolah saling melemparkan pertanyaan, bagaimana cara menjelaskan pada Deril dan Re.
"Dimana mereka Pak, tolong, aku sangat ingin bertemu dengan Adikku." Mohon Deril.
Pak Imran menarik nafas, kemudian menghembuskannya, dia harus menceritakan walaupun dia akan disalahkan karena warga sudah memukul Ariel.
"Dia sekarang berada dirumah sakit, dia hajar warga karena dituduh merayu istri Gus Reza, tapi aku yakin Nazriel bukan orang seperti itu." Pak Imran lebih baik menceritakan yang sebenarnya.
"Apa...?
Bersambung
Jdi g' sabar liat reza ma mertuanya jika tau ariel orang kaya & jga pemilik kebun yg ada di situ..