API ASMARA OM EZAN

Ting..

Sebuah pesan teks masuk ke ponsel Gita. Dengan cepat dia melihat pesan itu. Ternyata pesan dari suaminya.

My Husband : " Sayang, mas pulang agak telat. Mau ketemu sama Sandi juga Mario sebentar. Mau diskusi soal projek baru mas dengan mereka."

Me : "Iya, aku tunggu di rumah ya...jangan nakal-nakal.."

My Husband : "Nakalnya cuma sama kamu sayang..aku jadi malas ketemu mereka. Aku bahkan sekarang ingin lari ke tempat kamu dan memeluk kamu.."

Me : Jangan lebay deh mas, aku pulang dulu ya...aku tunggu dirumah. Aku merindukan...cacing Alaska kesayangan ku..♥️♥️"

My Husband: Ahhh...God!!! Benar-benar kamu buat aku gil* Ta ."

Gita tak lagi membalas pesan dari suaminya itu. Dia memesan ojol untuk pulang ke penthouse.

Sampai di penthouse, dia langsung ke kamar dan membersihkan diri. Sambil menunggu suaminya pulang, Gita membaca-baca buku dan mempelajari beberapa dokumen yang tadi sempat dia baca.

Setelah magrib, Gita menyiapkan makan malam sebelum suaminya pulang. Selama satu jam dia berkutat dengan kompor dan wajan, dia pun menyelesaikan beberapa masakan kesukaan suaminya.

Setelah selesai menyiapkan makanan di meja makan, Gita kembali kekamar dan kembali mengganti pakaiannya.

Saat dia baru saja keluar dari lift, terdengar suara sensor otomatis berbunyi.

"Mas... akhirnya kamu pulang juga! Ehh...ternyata om semua datang juga."

"Ya elah Git, panggil suami mas, lahhh...jatuh ke kita tetap saja panggilan nya om. Jatuh dah pasaran kita." Mario dengan wajah melasnya memprotes panggilan Gita ke tiga sahabat suaminya itu dengan panggilan untuk Ezan.

"Tapi itu panggilan sayang buat kalian loh... hehehe.." Gita hanya beralaskan jika itu panggilan sayang untuk sahabat suaminya.

Mereka bertiga pun mencebik kan bibirnya. Gita hanya menanggapinya dengan santai. Ezan yang sedari tadi diam saja dia pun melangkah mendekati sang istri.

"Sudahlah om,jangan ngambek gitu. Duduk dulu om, aku ambilin minum dulu. Nanti kita makan malam sama-sama. Kebetulan Gita juga sudah masak." belum juga ketiga sahabat Ezan menjawab tiba-tiba terdengar suara seseorang yang membuat ketiga orang yang baru saja menempelkan panta* mereka ke sofa di buat terkejut.

"Sayangg...!" dengan wajah melasnya Ezan mendekat ke arah Gita. Bahkan suara Ezan saat ini berubah menjadi lebih terkesan manja.

Ketiga orang yang baru saja duduk di buat terkejut. Bahkan saat ini mereka di buat melongo saat Ezan dengan manja memeluk tubuh Gita dan menaruh dagunya di bahu Gita.

"Mas mandi dulu gih, nanti makan sama-sama mereka juga." Ezan menggelangkan kepalanya dengan tetap memeluk posesif sang istri.

"Aku mau meluk kamu dulu yang, kangen akunya.." dengan suara manjanya Ezan benar-benar berubah jadi kucing manis Gita.

"Ya Allah mas, tapi nggak gini juga. Aku pegel dong..harus nahan badan kamu yang besar gini."

"Ck..kalau malam aja nggak pegel kalau aku di atas kamu." dengan frontal Ezan mengatakan hal itu di depan para sahabatnya.

"Astaga Zan, Lo kesambet jurig mana deh, kok kelakuan Lo berubah gini nih, bukan so sweet sih jatuhnya...tapi, jijik gue denger Lo kayak gini.." Mario benar-benar kaget dengan perubahan Ezan yang sudah beristri itu. Walaupun Mario dan Rian juga Sandi sudah berumah tangga tapi, mereka tidak pernah mengumbar kemesraan seperti Ezan.

" Ck...berisik Lo pada, kalau nggak mau lihat gue sama bini gue kayak gini, mendingan kalian minggat dari sini. Ganggu saja kalian nih!"

"Lah, emang geli sih kita lihatnya, bener nggak Di, Yan, wle.." Mario lagi-lagi mengejek kelakuan aneh Ezan saat ini.

Kedua sahabat lainnya hanya bisa geleng-geleng kepala lihat kelakuan manja Ezan yang belum pernah mereka lihat.

" Yang, lihat mereka...masa sama aku geli sih.. Lebay banget mereka. Padahal aku cuma kangen doang sama kamu. Emang salah?" Ezan mencebik kan bibirnya dengan ekspresi kesal pada ketiga sahabatnya itu.

"Sudah, jangan di dengerin. Aku nggak geli kok mas..sekarang kamu mandi dulu gih, keburu makin malam." Gita sengaja meminta suaminya untuk mandi. Karena dia pun merasa tak enak hati dengan kelakuan suaminya yang sedang manja-manja dengan nya.

"Tapi temenin yaa.." Gita melebarkan matanya mendengar permintaan suaminya. Sedangkan ketiga sahabatnya pun melotot tak percaya melihat kelakuan Ezan yang abnormal.

"Ehhh Zan!! Lo ngaca deh, badan Lo gede kayak bad*k masa mandi di temenin sih, modus Lo !!" Kini Sandi yang tak tahan lagi untuk mengeluarkan kekesalan nya melihat kelakuan sahabatnya itu.

"CK..apa salahnya sih, lagian gue modus juga sama bini sendiri, masalah buat kalian!!"

Gita yang tak tahan lagi dengan perdebatan para sahabat itu pun akhirnya memutuskan untuk membawa suaminya masuk ke kamar dan mengantar suaminya sampai di depan pintu kamar mandi.

Setelah makan malam yang berakhir keempat om-om itu dengan bermain PS akhirnya, Gita memutuskan untuk lebih dulu Naim ke kamarnya.

Tubuhnya rasanya lelah. Tanpa terasa, rasa kantuk datang dan akhirnya Gita terlelap dalam tidurnya.

Jam dua dini hari, Ezan masuk ke dalam kamarnya. Dia menatap sang istri sudah lelap tidur. Bisa di lihat guratan lelah di wajah Gita membuat Ezan tak berani mengusik ketenangan Gita yang sedang beristirahat.

___&&&

Di pagi hari, Gita membuka matanya. Tatapan matanya terlihat beradu dengan tatapan Ezan yang ternyata sudah bangun dari tidurnya.

"Morning sayang ..!" Ezan mengucapkan selamat pagi dengan tersenyum manis pada sang istri.

"Mo_morning, mas sudah bangun?" dengan gugup Gita menjawab dan kemudian, dia pun duduk di atas tempat tidur dengan bersandar di kepala ranjang.

"Hemmm...aku lihat kamu nyenyak sekali tidurnya. Kamu pasti kelelahan. Sekarang kamu mandi, mas siapkan sarapan buat kita."

Mendengar penuturan suaminya, Gita memicingkan matanya. " Mas, masak?"

"Hemmm...masak yang simple saja. Sudah sana mandi!" Gita beranjak dari tempat tidur dan kemudian menuju kamar mandi.

Setelah melihat Gita masuk ke kamar mandi,Ezan pun keluar dari kamar dan segera ke dapur. Pagi ini dia akan masak yang simple saja. Dia akan buat sandwich dan telor mata sapi.

Gita hanya membutuhkan waktu lima belas menit untuk selesai mandi. Setelah rapih memakai pakaian untuk ke kantor, Gita turun ke lantai bawah guna melihat sang suami. Gita tak enak hati jika Ezan sampai buat sarapan untuk dirinya.

Terlihat Ezan sedang fokus menggoreng telur. Gita dengan iseng memeluk tubuh Ezan dari belakang.

"Ehhh ..sayang, kamu sudah selesai?"

"Sudah, habisnya aku mau lihat suamiku yang gantengnya maksimal buat sarapan.." Ezan terkekeh mendengar gombalan istrinya itu.

Bersambung