Alucard

31 Januari. Hari ketika ritual yang mengubah Alucard menjadi vampir terjadi.

POV Annie

"Aku tak percaya ini! Semua ini gara-gara Luna, penguntit bodoh itu!" Aku melompat dari satu gedung ke gedung lain, memegangi leherku yang masih terasa sakit. Napasku tersengal-sengal, dan mulutku berlumuran darah segar dari manusia yang baru saja berubah.

Darah ini begitu lezat, jauh lebih nikmat daripada minuman murahan yang biasanya diberikan keluargaku. Ini adalah darah terbaik yang pernah ku cicipi—dan sekarang menjadi milikku?. Apakah ini hanya milikku?

Aku menggelengkan kepala untuk menyingkirkan pikiran itu, kemudian berhenti di puncak sebuah gedung. Melihat ke langit yang mendung, aku menghela napas panjang.

"Aku tak percaya aku menikah dengan orang asing…" meski Alucard bukan benar-benar orang asing. Luna selalu membicarakannya sejak kami masih kecil. Ia sering memanggilnya 'Sayang' di setiap percakapan kami.

Saat kecil, aku merasa terganggu mendengar semua itu. Namun, seiring waktu, aku terbiasa dengan kegilaan Luna.

"Aku setuju membantu ritual itu, tapi aku tak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi," gumamku, sambil jongkok dan duduk di atas gedung.

"Siapa yang bisa menyangka? Ritual ini seharusnya bersifat individual! Kenapa ada penyimpangan? Dan sekarang, aku sudah menikah! Bahkan aku tak mengenal suamiku secara pribadi!" Aku berteriak frustrasi, memegangi kepala dengan kedua tangan.

Ini semua salah Luna!!

Aku mulai kesal lagi!

"Tunggu…" Sebuah pemikiran menghantam ku, "Jika aku tak meminum darah suamiku, aku akan mengering… Aku akan menjadi mumi kering, dan tubuhku akan masuk ke dalam hibernasi… dan Itu masih belum seberapa. Skenario terburuk nya adalah aku bisa gila karena kehausan darah…"

"FUUUUCK!" Aku berteriak, frustasi. Bagaimana aku bisa menyelesaikan ini? "Hei, Alucard, aku istrimu. Beri aku darahmu!" Aku bicara seperti sedang bermain dalam drama, tapi wajahku langsung memerah.

Tidak! Ini memalukan! Aku belum pernah bertemu dengannya secara langsung! Aku menggelengkan kepala beberapa kali, mencoba menyingkirkan pikiran itu.

Bagaimanapun, aku harus pulang terlebih dahulu!.

Aku bangkit dan melompat menuju ke rumah ku.

•••

Sesampainya di mansion, aku membuka pintu dan pemandangan pertama yang kulihat membuatku membeku. Tubuh tanpa kepala pelayanku, Julia, tergeletak di sofa. Ruangan itu berantakan, seperti baru saja terjadi perkelahian, dan bukan hanya tubuh Julia yang berserakan.

"T-Tidak, J-Julia…?" aku bicara tak percaya. Otakku tak mampu memproses pemandangan tubuh pelayan yang merawatku sejak kecil.

Mayat semua budakku, vampir, dan manusia… Pembantaian terjadi di sini saat aku pergi.

Aku tak punya waktu untuk berkabung, karena aku merasakan seseorang mendekat dengan kecepatan tinggi. Aku menutupi tubuhku dengan kilat dan menghindari serangan itu.

Serangan itu meleset, menghancurkan pintu mansionku menjadi berkeping-keping.

"Oh? Penyergapannya gagal, sayang sekali." Suara pria itu terdengar. Dia tinggi, botak, berkulit putih, mengenakan jubah pendeta yang tampak seperti setelan hitam.

"Anjing gereja!," aku menggeram, marah. Namun, aku segera menelan amarahku, mencoba tetap tenang; ini bukan waktu yang tepat untuk kehilangan kendali. Tapi aku tak bisa. Amarahku tak terbendung saat melihat tubuh tanpa kepala Julia. Amarah itu keluar, tak bisa aku kendalikan.

"Kau BAJINGAN!!!"

Boooom!

Petir menyelimuti tubuhku.

Pria itu mengabaikanku, menarik sarung tangan hitam yang ia kenakan seolah-olah itu terlalu longgar. Dia berdiri seperti seorang seniman bela diri dan berkata, "Tuhan, tolong berkati pukulan ini, agar dia bisa menghukum orang berdosa."

Saat ia berkata begitu, tinjunya mulai bersinar dengan cahaya keemasan yang samar.

Aku mencoba bergerak, tapi gerakan ku terbatasi. "Kerja bagus, Carlos," tiba-tiba seorang wanita muncul, mengenakan gaun biarawati yang dirancang seperti setelan ketat. Ia memegang beberapa helai benang yang tersebar di seluruh mansion dan menggantung ku di udara.

"Kerja bagus, Maria," Carlos bicara dengan nada netral. "Sejujurnya, aku tak ingin berurusan dengan pewaris Klan Schneider. Kilat itu sangat tidak cocok dengan gaya bertarung ku."

"Memang, kau beruntung memiliki aku sebagai pasanganmu, atau kau takkan pernah bisa menangkapnya hidup-hidup," kata Maria.

"Kau adalah jimat keberuntunganku," Carlos memujinya

Amarahku memuncak saat anjing-anjing ini memperlakukanku seperti mangsa yang mudah diburu. Mereka menyerbu rumahku… Membunuh wanita yang ku anggap ibuku… Membunuh pelayanku, dan mereka masih merendahkan ku? Tak bisa dimaafkan!

"ANJING GEREJA!" Aku berteriak marah, gigi taring ku mulai tumbuh dan menjadi lebih tajam. Tekanan darah melonjak keluar dari tubuhku. 'Aku akan membunuh mereka!'

"Huftttt, aku tahu ini takkan mudah," gerutu Carlos, terdengar merepotkan.

"Memang, dia tidak akan menjadi pewaris klan bangsawan jika dia lemah," Maria memberi isyarat dengan tangannya. Kabel yang menahan ku mulai mengencang, dan aku merasakan kulitku terbakar.

"Ahhhh!!" Aku menjerit kesakitan. Melihat untaian benang itu, aku menyadari bahwa mereka bersinar dengan cahaya keemasan. Menyadari posisi tidak menguntungkan ku di dalam ruangan ini, aku membuat keputusan… Keputusan yang menyakiti harga diriku. 'Aku harus lari, aku tidak bisa bertarung sendirian sekarang.'

Aku harus melarikan diri, aku tahu itu. Namun… melihat tubuh tanpa kepala Julia, kemarahan yang membara mulai muncul lagi. Aku marah. Aku marah, aku ingin balas dendam!

Aku mengunci pandanganku pada Maria. Berdasarkan interaksi sebelumnya, jelas bahwa Carlos memiliki perasaan padanya. Aku tersenyum nyaris gila, dan memutuskan untuk menggunakan teknik yang diajarkan 'ibuku' yang sebenarnya.

Petir emas menyelimuti tubuhku saat aku memaksa diriku melampaui batasan seorang vampir bangsawan. Aku merasakan kilatan listrik kecil menyusup ke dalam tubuhku. Ini adalah teknik penghancuran diri yang hanya bisa digunakan olehku, efeknya meningkatkan kecepatan ku hingga melampaui batas kecepatan suara.

Aku menghentakkan kakiku ke udara, menyebabkan ledakan sonik.

BOOOM!

Benang yang mengikatku putus, membebaskan ku. Dengan menggunakan kecepatan ku, aku muncul di belakang Maria. Meski tergoda untuk menghabisi Carlos saat itu juga, melihat tubuhnya yang ditutupi energi emas solid membuatku berubah pikiran. Keputusan ini tidak akan memuaskan ku—Carlos harus menderita. Dia harus melihat pasangan hidupnya berubah menjadi sesuatu yang diburu.

Aku menggigit leher Maria, dan saat dia menyadari apa yang akan terjadi, dia menjerit.

"Hentikan!" Teriakan putus asa dari anjing gereja itu membuatku menggigit lebih keras, membuat Maria menjerit kesakitan.

"MARIA?!!" Carlos berlari ke arah kami, namun sebelum dia bisa bertindak, aku menghilang.

"Terkutuk Lah, kau vampir!!!" Jeritan Carlos terdengar seperti teriakan setan. Entah kenapa, aku mulai tertawa terbahak-bahak dengan air mata yang mengalir, "Persetan denganmu, anjing sialan!" teriakku sambil melarikan diri.

Beberapa kilometer dari rumah Annie.

Annie melemparkan Maria ke tanah dan merobek salib yang tergantung di lehernya. Lalu, ia menggigit jarinya, membiarkan setetes darah jatuh ke tanah. Ketika tetesan itu jatuh, lingkaran sihir terbentuk. "Aku tak menyiapkan bahan yang tepat untukmu menjadi pelayanku, tapi siapa peduli? Dengan ini, kau akan menjadi makhluk yang paling kau benci—vampir. Lebih buruk dari vampir biasa, kau akan menjadi vampir cacat." Ia berkata dengan senyum menakutkan, memperlihatkan semua taring tajamnya sementara air mata kecil mengalir dari wajahnya.

Penglihatan terakhir Maria sebelum pingsan adalah bayangan Annie yang tersenyum gila padanya, sambil menetaskan air mata dari wajahnya.