Ini adalah lanjutan dari seven R Anak genius bagi yang sudah membaca novel sebelum nya pasti tau dong siapa mereka?
Kejeniusan mereka sudah sudah diketahui dunia. Mereka pun menjadi incaran para mafia yang menginginkan otak mereka.
Bisakah sikembar menghadapi Semuanya?
Cerita ini juga diselingi kisah cinta mereka.
Penasaran ikuti yuk...
Seperti biasa cerita ini hanya khayalan semata alias fiksi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon istri idaman
.
.
.
Ren dipersilahkan masuk kedalam rumah Aisyah, rumah sederhana tapi dihuni oleh keluarga kecil yang bahagia.
Ren memperhatikan sekeliling rumah tersebut, bukan maksud menghina atau apa? Hanya kesadaran untuk dirinya bahwa harta bukanlah segalanya. Walaupun Ren orang kaya yang rendah hati dan suka menolong tapi melihat keadaan seperti ini membuatnya semakin sadar dan akan selalu berbuat kebaikan dengan membantu orang yang susah dengan harta yang ia punya.
Ren membangun perusahaan di bidang properti hanya untuk membantu masyarakat kecil agar bisa memiliki rumah yang layak walaupun bukan rumah mewah. Ren membeli tanah dari warga hanya untuk membangun perumahan untuk warga itu kembali.
Sebelum Ren duduk ia lebih dulu menyalami dan mencium tangan kedua orang tua Aisyah, kedua orang tua itu tersenyum melihat sikap sopan anak muda didepannya ini.
"Kenalkan namaku Rendra Pak," kata Ren mengenalkan diri.
"Hmmm, sejak kapan kenal dengan Ais?" tanya Sofian.
"Belum lama, baru beberapa hari yang lalu," jawab Ren.
"Nak Ren kerja apa?" tanya Sofian.
"Kerja diperusahaan S R Properti Corp, Pak," jawab Ren. Sofian manggut-manggut mendengar penjelasan Ren.
"Sepertinya nak Ren masih sangat muda, tapi sudah bekerja di perusahaan," kata Sofian.
"Iya Pak, demi mencari rezeki," ucap Ren.
Tak berapa lama Fatimah datang membawa minuman dan roti sebagai cemilan. Fatimah menghidangkan diatas meja.
"Yah inilah pemuda yang ibu ceritakan," kata Fatimah kepada suaminya, seketika Sofian tertawa, membuat Ren merasa kikuk.
"Sudah Yah jangan diketawain nanti anaknya malu, salahkan Ais yang main tonjok aja," ucap Fatimah.
"Iya iya, anak itu memang bar bar tapi hatinya lembut loh Nak Ren," ucap Sofian.
"Calon istri idaman," gumam Ren.
"Nak Ren bicara sesuatu?" tanya Sofian.
"Ehh enggak Yah ehh Pak," jawab Ren gugup.
Sofian dan istrinya kembali tertawa hingga menular ke Ren, jarang jarang Ren tertawa lepas seperti itu.
"Ternyata memang sangat tampan, apalagi kalau tertawa seperti itu," gumam Aisyah dalam hati, saat ini ia mengintip dari balik gorden pembatas antara ruang tamu dan ruang dapur.
"Bu makan siang sudah siap," ucap Aisyah menetralkan perasaannya yang entah kenapa bila dekat dengan Ren jantungnya selalu berdetak kencang.
"Oh iya, mari Nak Ren makan dulu, Ais bilang Nak Ren sudah lapar. Ais tidak terbiasa makan diluar," ucap Fatimah menjelaskan.
Ren pun mengikuti Sofian dan istrinya dari belakang. Aisyah menghidangkan masakan yang telah ia masak tadi, lalu mengambilkan Ren nasi dengan lauk pauknya juga sayur.
Ren tersenyum melihat hal itu, biasanya Ren tidak mau kalau harus dilayani, tapi kali ini entah kenapa ia tidak bisa menolak.
"Benar benar calon istri idaman," gumam Ren dalam hati, sambil tersenyum tampan.
"Aku tidak yakin kalau dia belum punya pacar, tampan begitu tidak mungkin tidak ada cewek yang tergila gila," batin Aisyah.
"iissh apa yang aku pikirkan ini," batinnya lagi.
"Hmmm masakan nya benar benar enak, tidak salah kalau aku memilih dia menjadi istriku kelak," batin Ren.
"Hahaha, apa yang kupikirkan, belum tentu dia mau denganku. Secara dia cantik apalagi kata sahabatnya ramai yang ngantri, tapi tunggu bukankah sahabatnya bilang dia selalu menolak cowok yang ada? Berarti aku masih punya peluang," batin Ren.
Kini keduanya berperang batin, larut dengan pemikiran masing-masing. Tanpa sadar Ren sudah nambah dua kali.
"Maaf Pak, Bu aku jadi banyak makan habis masakannya enak," kata Ren jujur.
"Gak apa apa, lagian Ais masak banyak hari ini," ucap Fatimah.
Setelah selesai makan, mereka berkumpul kembali diruang tamu. Ren mengusap perutnya karena kekenyangan, belum pernah ia seperti ini. masakan Diva juga enak tapi tidak sampai sekenyang ini dia makan.
"Kalau begitu aku permisi Pak, Bu." pamit Ren, lalu ia mencium tangan pasangan suami istri itu, kemudian Ren menyerahkan amplop berisi uang kepada Sofian.
"Terimalah Pak," ucap Ren karena Sofian menolak pemberian Ren.
"Tapi nak...!" perkataan Sofian terhenti karena lebih dulu dipotong oleh Ren.
"Tidak baik menolak rezeki Pak," ucap Ren.
Sofian pun dengan terpaksa menerimanya, kemudian Ren pun berlalu pergi dari tempat itu, ingin rasanya ia memeluk Aisyah, tapi itu semua hanya angan belaka.
Sofian membuka amplop pemberian Ren dan ia tercengang dengan nominal uang yang ada didalam amplop tersebut.
"Hah, banyak sekali uangnya," ucap Sofian yang masih syok, lalu Fatimah dan Aisyah menghampirinya.
"Bu, ini uang pemberian anak itu, banyak sekali Bu," kata Sofian kepada istrinya.
"Seratus juta Yah," kata Aisyah.
"Berarti dia orang kaya, apa jangan jangan dia bos di perusahaan itu?" tanya Sofian.
"Iya Yah dia seorang tuan muda," jawab Aisyah.
"Tapi kenapa dia sangat baik, dan juga tidak sombong," kata Sofian lagi.
"Ayah tau siapa dia? dia adalah tuan muda dari keluarga Henderson, keluarga Henderson terkenal dermawan," Aisyah.
"Darimana kamu tau Nak?" tanya Sofian.
"Dari artikel, dia mendirikan perusahaan di bidang properti dan membangun perumahan untuk warga yang kurang mampu," jawab Aisyah.
"Masya Allah, kalau tahu begitu ayah akan menghormatinya, tapi tadi malahan dia yang menghormati kita," ucap Sofian lagi.
"Dia orang kaya tapi tidak sombong dan suka menolong orang miskin," ucap Fatimah.
"Iya Bu, ayah jadi segan sama dia," ucap Sofian.
"Kalau dia kesini lagi bersikaplah seperti biasa, seolah olah kita tidak tahu tentang dia," kata Aisyah menyarankan.
"Iya iya, ayah akan bersikap biasa biasa saja," kata Sofian.
Sofian sebenarnya masih terkejut mengetahui kebenarannya, ternyata orang yang bertamu kerumahnya adalah tuan muda keluarga Henderson, keluarga terkaya di negara ini.
"Ah, perutku rasanya begah banget, baru kali ini aku makan sebanyak itu," gumam Ren, saat ini ia masih dalam perjalanan menuju perusahaan miliknya. Ren memarkirkan mobilnya dipinggir jalan, ia menetralkan dirinya yang masih terasa begah, hingga duduk pun serba salah.
Ren menyandarkan punggungnya disandaran kursi mobil, dan menyetel kursi agar lebih nyaman, tanpa sadar ia tertidur didalam mobil dipinggir jalan.
Orang orang tidak ada yang peduli, mereka pikir mobil itu memang sengaja diparkir disitu.
Ren tertidur dan bermimpi bertemu seseorang yang begitu cantik, seorang gadis berhijab datang menghampirinya Ren tersenyum melihat gadis itu.
"Aku mencintaimu Ais, maukah kau menjadi istriku?" tanya Ren.
Ren tersadar saat mendengar suara klakson mobil, ternyata mobil saudaranya. Ren mengusap wajahnya kasar.
"Ternyata cuma mimpi," gumamnya.
"Ren..!" panggil Roy, sambil mengetuk kaca mobil tersebut.
"Apa? Ganggu orang saja," tanya Ren datar.
"Ngapain kamu tidur dipinggir jalan sih, bahaya tau gak?" tanya Roy.
"Aku tadi ngantuk banget, daripada diteruskan lebih bahaya lagi," ucap Ren.
"Sebenarnya kamu dari mana sih, kok bisa sampai ketiduran dimobil?" tanya Ren.
"Ketemu klien tadi, soalnya semalam aku kurang tidur," kata Ren, dan Roy percaya saja.
.
.
.