Zombie Silent
Deskripsi
Tara tinggal disebuah Mansion mewah. Ibu dan ayah bercerai sejak Tara berusia 4 tahun. Sekarang Tara berusia 22 Tahun. Tara sangat menyayangi kedua orangtuanya. Walaupun sekarang ia tinggal bersama sang Ayah. Sejak perceraian itu Tara tidak pernah bertemu dengan ibunya lagi. 2 tahun lalu Ayahnya menikah kembali. Tara sangat membenci istri ayahnya itu, yang sekarang merupakan ibu tirinya. Ibu tirinya berusia 36 tahun. Dan sekarang tara sudah memiliki adik berusia 7 tahun. Tara membenci ibu tirinya dan tidak menyukai adik tirinya tersebut. Singkat cerita di kota H, tempat tara tinggal tiba-tiba terinfeksi virus aneh yang membuat siapa pun yang terinfeksi akan berubah jadi zombie. Kota H pun diisolasi. Tidak ada yang bisa masuk ke dalam kota itu, maupun yang keluar. Tanpa disadari seluruh kota lainnya pun ikut terinfeksi. Bagaimana nasib tara dan keluarga bertahan? Apakah akan baik-baik saja? Dengan keadaan kota yang sangat berantakan dan penuh zombie.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YooLid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Mereka berempat masih terdiam di dalam mobil. Tara mencoba menghidupkan mobil tersebut, tetapi ia tidak menemukan kuncinya.
"Ibu, apa tidak apa-apa membunuh mereka? Tara... aku tidak menyangka dia sanggup melakukan itu." Jack masih tidak percaya. Otaknya masih berputar, tidak yakin dengan apa yang ia lihat. Wajahnya masih terlihat kebingungan. Tara melirik jack dengan mata sinisnya. Jack terlihat kesal dan memanyunkan mukanya.
"Dengar jack, mereka itu bukan lagi manusia. Mereka itu monster, mayat hidup, zombie. Yang pasti, jangan sampai mereka melukai atau pun digigit oleh mereka." Ucap ibu tara.
"Apa mereka tidak bisa sembuh? Dan kembali seperti semula? Soalnya aku melihat banyak teman-temanku menjadi seperti mereka. Dan ada juga yang mati. Ouuuhhh sangat mengerikan melihat mereka." Jelas jack dengan wajah khawatir.
"Bagaimana pun, mereka hanya korban yang terinfeksi virus zombie atau semacamnya. Ibu masih sering mencari informasi di internet mengenai penyakit zombie ini. Belum diketahui penyebab asal mula nya dan Sayangnya masih belum ditemukan penawar atau obatnya." Jelas ibu tara.
"Lalu? Apa kita juga akan tertular penyakit itu? Aku tidak mau ibu, aku tidak mau." Ucap jack menutup matanya pasrah ketakutan. Shone hanya terdiam dan mendengarkan mereka berbicara. Sesekali ia melihat kebelakang dan juga melihat tara. Tara melirik shone, dilihatnya anak itu merasa tak nyaman atau khawatir.
"Kau baik-baik saja? Tenanglah, kita akan baik-baik saja. Selama zombie-zombie tidak menyakiti kita." Jelas tara. Shone menyentuh pinggang tara, seperti bertanya keadaan punggung tara. Hari demi hari kedekatan tara dan shone begitu dekat. Tara seperti mengerti apa yang ada dipikiran anak itu.
"Punggungku baik-baik saja. Terima kasih." Ucap tara tersenyum lembut. Shone tersenyum dan kembali ceria.
Ibu tara melihat tara dan shone yang begitu dekat sekarang. Ia begitu bangga dan sedikit iri kepada shone. Ia juga ingin diperlakukan lembut oleh tara. Seperti yang tara lakukan ke shone. Berbeda dengan apa yang ia rasakan. Tara begitu dingin terhadapnya, bahkan i tak pernah mendengar tara memanggilnya dengan sebutan ibu. Senyum tara pun tak pernah ia tunjukkan ke ibunya. Ia selalu berharap suatu hari tara memanggilnya ibu dengan tersenyum.
-------
Beberapa saat kemudian, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Namun terjadi keributan antara tara dan ibunya. Disaat tara ingin pergi ke kantor ayahnya, terjadi keributan yang mengakibatkan tara tak ingin bersama ibu sambungnya itu.
"Jarak dari sini ke kantor ayah tidak terlalu jauh, mungkin sebaiknya kita segera kesana." Ucap tara. Dengan berat hati ibunya tidak punya pilihan lain selain memberi tahu keadaan ayah dari anak-anaknya itu.
"Iya, aku tak bisa menghubungi ayah dari kemarin-kemarin. Apa ayah baik-baik saja. Mungkin dia juga sedang bersembunyi seperti yang kulakukan. Benarkan ibu?" Tanya jack ke ibunya.
Terlihat jelas ibunya sangat sedih dan panik. Ia takut jika harus melihat anak-anaknya bersedih bahwa ayahnya sudah tidak bersama mereka lagi. Bahwa ayahnya kemungkinan besar sudah terinfeksi virus itu.
"Ayah kalian... " ucap ibu tara terhenti, air matanya mulai menetes kembali. Tara melirik kebelakang, sedangkan jack melihat ibunya yang mulai menangis. Akhirnya ibu mereka mencoba untuk menjelaskan kepada mereka walau sakit.
"Maafkan ibu... ibu tak bermaksud menyembunyikan keadaan ayah kalian. Hanya saja ibu tak ingin kehilangan kalian. Ibu sudah berjanji pada diri ibu dan juga pada ayah kalian, bahwa ibu akan menjaga kalian. Dan itu juga yang ayahmu katakan pada ibu tara. Ia ingin ibu terus menjaga anak-anaknya. Pesan terakhirnya..... ia sangat mencintai keluarganya, ia juga sangat mencintaimu tara." Jelas ibu tara.
Didekapnya bahu tara, namun tara menepisnya. Tara tak bisa menerima kenyataan bahwa ayahnya sudah tak bisa bersama dengan mereka lagi. Ia patah semangat, ia merasa tak memiliki siapa-siapa lagi. Tara menyadari bahwa selama ini ia teringat kepada ayahnya, ternyata karena ayahnya sudah tidak ada bersama dengannya lagi. Ia juga merasa benci dengan ibu sambungnya itu, mengapa tidak lebih awal ia memberitahukannya. Tara ingin keluar dari mobil tetapi ditahan oleh ibunya.
"Jangan sentuh aku, kau tak merasa bersalah? Kenapa kau tutupi kebenaran ini? Apa kau takut? Jika saja aku tahu dari awal, mungkin sekarang aku tak akan disini. Aku akan lebih memilih pergi menyelamatkan diriku sendiri tanpa harus berkorban." Jelas tara.
Terlihat jelas amarah sedang mengendalikannya. Matanya tidak meneteskan air mata sedikitpun walau ia merasa sedih dan kehilangan.
"Maafkan ibu tara. Ibu tak bermaksud menyakitimu. Bahkan ibu sebisa mungkin menyembunyikannya agar kalian tak sedih." Ucap ibu tara.
"Walau bagaimana pun seharusnya kau terbuka, apa sulitnya memberitahukan hal itu. Aaaaa..... aku tahu, Waaahhh kau sangat egois " ucap tara dengan sedikit tersenyum sinis. Ibu tara terkejut tak percaya, begitu marahnya tara dan sebegitu benciny tara terhadapnya.
"Kau ingin menyelamatkan jack terlebih dahulu, lalu memberitahukannya kepadaku. Haah kau memastikan kau dan anakmu ini selamat terlebih dahulu. Yaaa yaaa yaaa terlihay jelas bahwa selama ini kau hanya menginginkan uang ayahku. Dan sekarang kau....." ucapan tara terhenti.
"Cukuuuuppppp kau tak boleh berkata seperti itu ke ibu." Bentak jack dengan menangis.
"Diammm kau tak ada hak membentakku." Bentak tara kembali. Ditunjuknya wajah jack. Terlihat jack sangat takut melihat tara. Ia pun terdiam dan tak berani untuk berkutik. Wajah tara memerah, dan ia sangat begitu marah.
"Maafkan ibu, ibu hanya ingin anak-anak ibu selamat dan baik-baik saja. Ibu tak ingin kalian terluka." Ucap ibu tara menangis juga.
"Kau bukan ibuku, kenapa harus bersusah payah. Aku bisa melindungi diriku sendiri. Well.... aku juga tak mau bersama kalian, karena kita tak memiliki hubungan apa-apa lagi karena ayahku sudah tidak ada. So.... " ucap tara yang akan keluar dari mobil.
"Tidak-tidak... jangan pergi. Ibu tak ingin kau terluka. " ucap ibu tara panik.
"Diammmmmm...... kau bukan ibuku. Apa kau paham, sampai kapan pun kau bukan ibuku. Jangan sok mengatur, disini tak ada ayahku, jadi tak usah sok baik. Karena ayahku tak akan tahu itu. Jadi mulai sekarang kau beserta anakmu itu sudah bisa hidup bebas. Tak perlu berpura-pura." Jelas tara dengan dingin.
Ibu tara sangat terkejut, ia tak menyangka tara sanggup berkata seperti itu. Karena selama ini tara hanya diam tak mengekspresikan apa pun. Yaa dia memang cuek keibunya. Hanya saja dia tak setega ini. Tak pernah ia mendengar kata kasar dari tara walau ia tahu tara tak menerimanya me jadi ibu sambungnya. Ia terdiam dan masih syok. Ia pusing, wajahnya sangat pucat. Ia tak menyadari bahwa tara sudah keluar dari mobil. Jack menggoyangkan bahu ibunya. Jack khawatir karena ibunya sangat pucat. Jack juga terkejut dan takut dengan tara. Ia juga tak bisa melawan.
--------
Tara keluar dari mobil, shone yang melihat tara dengan amarah merasa takut juga. Namun ia hanya mau bersama dengan tara. Saat tara keluar dari mobil, ia juga keluar dari mobil. Tara berjalan dengan marah sampai ia masuk ke dalam bangunan. Shone juga ikut masuk.
Tara duduk ingin menenangkan dirinya. Mencoba untuk menyadarkan dan menerima kenyataan. Shone mengikuti tara. Saat masuk ke dalam bangunan, shone dengan sigap melihat sekitar. Memastikan tak ada zombie disana. Anak itu tak melihat apa-apa lalu ia juga duduk didekat tara. Dipengangnya tangan tara.
----
Tara masih tak percaya ayahnya sudah tidak bisa bersama dengan mereka lagi. Ia terus mengingat ayahnya, memori bersama ayahnya seperti diputar kembali dipikirannya.
Tara mengatur pernafasannya, menutup matanya dan mulai untuk tenang.
Memori bersama dengan ayahnya diputar kembali. Disaat ayahnya datang ke kamarnya hanya untuk melihatnya belajar, saat ayah menjemputnya pulang sekolah yang sampai ia kuliah pun masih rutin ayahnya lakukan.
Tara juga mengingat disaat ayahnya merajuk terhadapnya karena tara memiliki pacar. Ayahnya selalu ikut dengannya saat ia sedang pergi berkencan. Terlihat jelas ayahnya sangat begitu menyayanginya dan begitu protektif terhadapnya.
Disaat tara dilarikan kerumah sakit karena demam, ayahnya tanpa pikir panjang terbang dari luar kota hanya untuk memastikan tara baik-baik saja dan merawat tara dirumah sakit.
Tara juga mengingat saat pacar tara mencoba mencium pipi tara, dengan sengaja ayahnya pura-pura sakit duduk disamping tara dan mengusir pacar tara tersebut.
Tanpa sadar tara tersenyum dan membuka matanya. Ia sudah kembali tenang, namun ia merasa sedih. Ia melihat shone melihatnya dan menggenggam tangannya. Shone tersenyum dan menepuk-nepuk tangan tara.
Tara sadar bahwa anak itu mencoba menenangkannya. Tara pun tersenyum kecut sambil menggenggam tangan shone kembali.
Tara melamun, beberapa menit kemudian ia menangis sejadi-jadinya. Ditutupnya wajahnya dengan tangannya. Ia menangis tanpa suara dan beberapa saat kemudian ia menidurkan dirinya. Shone juga ikut sedih dan menangis namun ia tetap waspada dengan keadaan. Dibiarkannya tara menangis sambil memeluk kakinya sendiri lalu tertidur.
------
Beberapa menit berlalu, shone berdiri dan melihat ada satu zombie keluar dari salah satu ruangan. Shone panik namun ia segan membangunkan tara. Diambilnya pisaunya dan bersembunyi.
Zombie itu berjalan dengan pincang, langkah demi langkah melewati shone yang bersembunyi. Zombie itu juga pergi ke arah lain. Shone merasa lega dan dengan berat hati mencoba membangunkan tara.
Digoyang-goyangkannya pundak tara hinga tara terbangun. Saat tara terbangun dan duduk, shone menunjuk ke arah zombie yang berdiri tak jauh dari mereka. Tara melihat zombie itu dan meminta pisau yang ada ditangan shone.
Tara melangkah perlahan hingga ia berdiri di belakang zombie itu. Namun saat ia akan menusuk zombie itu, zombie itu tiba-tiba berputar dan tara segera menunduk.
Tetapi saat tara menunduk dan zombie itu menabraknya, zombie itu terjatuh dan mengenai punggung tara yang lebam.
Tara terlihat menahan sakit, shone yang meilhat itu mengambil pisau kantong tas tara
Saat tara kesakitan, zombie itu berusaha menangkap tara tapi ia segera menghindar. Shone dengan cepat menusuk punggung zombie itu beberapa kali.
Tara yang melihat itu segera mendorong zombie itu dan segera ia menusuk mata zombie itu dan mati.
Shone dan tara saling bertatapan.
Mereka duduk kembali.
"Apa zombie ini datang dari luar?" Tanya tara.
Shone menunjuk ke arah zombie itu keluar.
"Maaf aku tertidur." Ucap tara.
Shone mengambil kertasnya dan menulis.
"APA KAU SUDAH BAIKAN? AKU TAKUT KAU BERKATA KASAR KEPADA IBUMU. KATA AYAHKU, ITU TIDAK BOLEH. KAU AKAN MENYESAL SETELAH IBUMU TAK ADA. AKU RINDU IBU DAN AYAH." tulis shone lalu bersedih
"Maafkan aku, aku hilang kendali. Makanya aku pergi menjauh karena tak ingin nantinya aku berbuat yang tidak-tidak." Jawab tara.
"Aku hanya sedih kehilangan ayahku, hanya ia satu-satunya keluarga yang kumiliki." Ucap tara.
"BUKANNYA TADI ITU IBUMU? DAN JUGA ADIKMU BUKAN?" Tulis shone
Tara melihat shone, ia sadar bahwa anak itu juga sudah tak memiliki siapa-siapa.
jangan lupa kunjungi ceritaku juga
barang kali minat