NovelToon NovelToon
Istri Kedua Mas Dokter

Istri Kedua Mas Dokter

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Berbaikan / Selingkuh / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:43k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

Jatuh cinta sejak masih remaja. Sayangnya, pria yang ia cintai malah tidak membalas perasaannya hingga menikah dengan wanita lain. Namun takdir, memang sangat suka mempermainkan hati. Saat sang pria sudah menduda, dia dipersatukan kembali dengan pria tersebut. Sayang, takdir masih belum memihak. Ia menikah, namun tetap tidak dianggap ada oleh pria yang ia cintai. Hingga akhirnya, rasa lelah itu datang. Ditambah, sebuah fitnah menghampiri. Dia pada akhirnya memilih menyerah, lalu menutup hati rapat-rapat. Membunuh rasa cinta yang ada dalam hatinya dengan sedemikian rupa.

Lalu, apa yang akan terjadi setelah dia menutup hati? Takdir memang tidak bisa ditebak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Part 17

"Tapi bagaimana kalau dia sudah menikah sekarang, Sel? Bagaimana kalau setelah kamu tinggalkan, dia malah dinikahi orang lain?"

Deg. Hati Marsel mendadak terguncang. Wajahnya gelisah, tapi hanya untuk sesaat saja. Karena detik berikutnya, wajah itu dia ubah dengan cepat.

"Jika dia sudah menikah, maka aku akan pastikan dia bahagia atau tidak. Jika dia tidak bahagia dengan pernikahannya, aku akan merebut dia dari suami bajingan nya yang sudah tega menyakiti hati pujaan hatiku yang cantik itu."

Mantap bibir Marsel berucap. Ucapan yang langsung membuat hati Saga jadi semakin tak tenang. Ada rasa kesal, marah, juga takut bercampur jadi satu. Namun, sebisa mungkin Saga menahan rasa itu agar adik sepupunya tidak menyadari perasaan tersebut.

"Jangan gila, Marsel."

"Keluar sekarang! Aku sedang banyak kerjaan."

"Kak."

"Aku bilang keluar! Jangan ganggu aku."

"Tunggu! Kenapa kamu masih kesal? Apa jangan-jangan .... "

Saga langsung mengangkat wajahnya. Hatinya semakin gugup saat ini. Dia tidak ingin Marsel tahu kalau Lusi memang sudah menikah, setidaknya dalam waktu dekat. Karena dia tidak ingin, adik sepupunya yang gila itu melakukan apa yang baru saja dia katakan.

"Jangan-jangan apa?"

"Jangan-jangan kamu tidak ingin aku bertemu dengan pujaan hatiku, kak. Kamu masih sama seperti dulu, selalu saja tidak menyukai dia. Padahal, dia adalah gadis yang baik."

Sontak, perasaan Saga langsung lega karena ucapan Marsel barusan. Sebab, apa yang sebelumnya Saga pikirkan tidak sama dengan apa yang ada dalam pikiran Marsel. Hal itu membuat Saga merasa lega.

"Sudah, Sel! Jangan banyak bicara. Aku benar-benar sedang sibuk."

Belum sempat Marsel menjawab, ketukan dipintu langsung membuat Saga semakin merasa lega. Karena ketukan itu adalah ketukan penyelamat dirinya dari Marsel yang sedang mendesak ingin tahu di mana Lusi saat ini tinggal.

"Masuk!" Lantang suara Saga memenuhi ruangan.

"Kamu lihat, aku sedang sibuk. Kamu pergi sekarang! Jangan ganggu aku," kata Saga pada Marsel.

Tidak bisa berbuat apa-apa karena keadaan tidak mengizinkan, akhirnya Marsel menyerah. Dengan wajah agak kecewa, dia tinggalkan ruangan Saga.

Napas lega Saga lepaskan sesaat setelah Marsel meninggalkan ruangannya. Karya yang melihat hal tersebut langsung menatap temannya penuh dengan tanda tanya.

"Ada apa? Apa lagi masalah yang dia timbulkan untukmu?"

"Karya."

"Tidak ada. Anak nakal itu ingin tahu di mana pujaan hatinya tinggal."

Wajah Karya semakin bingung karena rasa penasaran yang ada dalam hatinya.

"Pujaan hati? Siapa?"

"Ah, bukan hal penting. Tau sendiri anak itu seperti apa, kan? Jika tidak, om pasti tidak akan mengirimnya keluar negeri saat dia masih belum selesai sekolah."

"Benar juga."

"Aish, punya sepupu itu kadang ribet ya, Ga. Banyak masalahnya."

"Hm."

"Oh iya, Ga. Hana pulang hari ini, bukan? Apa kamu akan jemput dia di bandara?"

"Gak ah. Ngapain aku jemput dia. Emangnya dia gak punya saudara apa?"

"Lho, kalian berdua sangat dekat. Aku pikir .... "

"Apa yang kamu pikir?"

"Anu, kamu suka dia. Aku pikirnya kalian punya hubungan pribadi," kata Karya takut-takut.

Wajah tidak suka Saga langsung terlihat.

"Apa! Pikiran mu kok bisa rusak tiba-tiba, Karya? Aku dan Hana hanya sebatas teman dari sekolah saja. Dan sekarang, kami hanya hanya sebatas rekan. Tak lebih."

"Jangan mikir yang tidak-tidak, Karya. Aku merasa tidak nyaman dengan pikiran itu."

Belum pula sempat Karya menjawab, pintu ruangan Saga sudah terdengar diketuk oleh seseorang lagi. Sontak, perhatian keduanya langsung teralihkan gara-gara ketukan tersebut.

"Ya. Silahkan masuk!"

Pintu terbuka, Resti muncul dengan senyum manis di bibirnya.

"Permisi, kak dokter. Apa saya menganggu waktunya?"

"Resti."

"Nggak, kok. Masuk aja. Kami juga sedang ngobrol ringan." Saga berucap dengan wajah manis seperti biasa.

"Maaf, kak dokter. Ini, Resti cuma mau anterin masakan dari bunda aja. Bunda bilang, ini sebagai tanda terima kasih."

"Bunda di mana, Res? Gak ikut ke sini?"

"Gak kok, kak. Bunda lagi di rumah. Sibuk berberes. Mau pulang ke kampung besok."

"Pulang kampung? Kok mendadak?"

"Khawatir sama sawah di kampung, kak dokter. Jadinya, harus pulang duluan deh sebelum urusan Resti selesai."

"Jadi ceritanya, kamu gak ikutan pulang sama ayah bunda, Res?"

Resti menggeleng pelan.

"Nggak, kak."

Saga yang terdiam membuat Resti memilih untuk pamit sekarang. Gegas Saga meminta sopir untuk mengantarkan Resti kembali. Gadis itu awalnya menolak, tapi Saga tetap memaksa. Akhirnya, Resti pergi meninggalkan ruangan tersebut dengan sopir yang mengekor di belakangnya.

"Ga."

"Hm."

"Kalau dia bagaimana?"

Sontak, Saga langsung menoleh.

"Apa maksudnya?"

"Ya, dia adalah adik wanita yang kamu cintai, bukan? Wajahnya juga agak mirip dengan kakak nya. Kamu-- "

"Jangan berpikiran sempit, Karya. Sudah aku katakan kalau-- "

Panggilan masuk memotong perkataan Saga. Seketika, Saga langsung mengalihkan pikirannya dari apa yang ingin dia bicarakan pada Karya.

Tertera nama sopir pribadi Saga di layar ponsel. Sontak, tangan Saga langsung menjawab panggilan itu dengan cepat.

"Iya, pak. Ada apa?"

"Den Saga. Neng Resti mendadak tidak enak badan. Dia bilang, dia pusing. Haruskah saya bawa masuk kembali?"

"Ha? Ya sudah pasti, Pak. Bawa Resti kembali ke dalam. Saya akan urus dia."

"Tapi, den. Neng nya gak mau. Dia bilang, dia mau pulang saja."

"Aku gak papa kok. Jangan cemas." Terdengar suara Resti dari jauh.

"Den."

"Aku akan turun ke bawah buat lihat kondisi Resti langsung, Pak. Tunggu di mobil sebentar."

"Baik, Den."

Saga pun langsung memutuskan untuk melihat kondisi Resti. Dia peduli pada Resti hanya karena rasa tanggung jawab. Sayangnya, sebagian orang malah salah menafsirkan kebaikan Saga tersebut.

Saga tiba ke mobil, dengan penuh perhatian, dia papah Resti untuk keluar dari mobil. Di saat yang bersamaan, Lusi datang ke rumah sakit menani Dinda yang sedang tidak enak badan untuk berobat.

Mata Dinda langsung menangkap sosok Saga yang ada di depan mereka. Ingin dia mencoba untuk membuat temannya tidak melihat. Sayang, niat itu tidak bisa dia kabulkan karena Lusi yang ada di sampingnya tentu saja sudah melihat apa yang saat ini sedang matanya lihat.

"Si."

"Aku gak papa. Orang kamu juga tahu kalau aku sudah tidak punya harapan lagi untuk mengejarnya, bukan?"

"Huh ... syukurlah." Lega hati Dinda terlihat dengan sangat jelas.

Lusi pun hanya memperlihatkan senyum kecil di bibir. Keputusan yang dia ambil memang sudah dia bulatkan. Namun, untuk benar-benar membuang rasa tentulah butuh waktu yang cukup lama. Semua tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bisa langsung dengan mudah dia lakukan. Semua butuh proses.

Jujur, meskipun sedikit, Lusi masih merasa tidak enak hati ketika melihat Saga memapah wanita lain. Sebab, dirinya sangat sulit untuk berdampingan dengan Saga. Apalagi untuk diperhatikan sedemikian rupa.

1
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
D_Mayanti
Luar biasa
Rani: makasih banyak. yuhu....
total 1 replies
Wisteria
si authornya g adil banget masak cuman segitu pembalasan buat si saganya. peran ceweknya gampang mleot
Rani: anu, aku nya lagi gak mood soale. maaf yah
total 1 replies
Angga Gati
bagus thor karyamu
Rani: makasih banyaj❤❤❤❤😘
total 1 replies
Dewi S Ayunda
berkurang lg deh.. novell ksukaan ak. moga sukses selalu thor
Rani: hiks, suka kah kamu sama karya aku ini? 😭😭 makasih buanyak lho
total 1 replies
Dewi S Ayunda
yah udah tamat saja.. kak.. lusi saja masih bersegell.haha
Rani: hiks, lagi gak mood atuh aku kemarin.
total 1 replies
mama fia
suka sama saga - lusi - Marsel..
mama fia
semangat Thor..
Bunda
Kaget baca endingny...
Tapi thank's ya thor buat tulisannya. tetep semangat menulis
Nurfaikoh Ikoh
bagus novelnya
Patrick Khan
. makasi ceritanya y kak
. q tunggu cerita br nya🥰
Patrick Khan
. biasa nya klo tamat ginie.. pasti ara cerita baru☺☺
Zainab Ddi
Ya author kok Uda tamat 😭😭😭 padahal suka ceritanya Krn memberikan pelajaran yg bagus buat kita para pembaca bahwa kita harus bisa menghargai orang yg mencintai kita jangan mengabaikan ketulusan nya ,makasih author 💪🏻💪🏻💪🏻 selalu untuk bekarya 😘😘😘ditunggu cerita selanjutnya
Yuli Ana
sehat2 terus ya kk... semangat berkarya...
sebenernya masih kurang sih... he he..
tpi kalau emang kk author lelah, y udh berhenti aja jngn dipaksakan...🥰🥰🥰
ditunggu karya barunya..🥰😍
Yuli Ana
woww.... cpt bngt tamatnya...
pdahal blm puas... he he... effort saga buat deketin lusi masoh kurang...😢
Yuli Ana
entar saga langsung tau kalau biang keroknya si hana... 🤣
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 😘🙏🏻💪🏻
Zainab Ddi
dasar si saga pria bodoh istrinya jd berita trending topik malah ngak tahu sih mending cerai tuh sama suami ngak peka
Nayla Arshaka
papa Saga.. cari tau siapa org yg buat menantu mu malu di dunia ini... jgn beri ampun.. menantu kesayangan kmu lagi di fitnah..
dan satu... kmu menghukum saga aja bsa knp kmu gak bsa mnghukung org yg telah mmfitnah menantu mu itu... ayooookkk begerak cepat papa... jgn mw kalah ma cewek2 ular itu
sella surya amanda
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!