Seorang wanita yang hidup dengan mengandalkan pekerjaannya sebagai seorang pengacara.
Perawakan yang tegas, tak takut apapun dan terkadang Brutal menjadikannya sosok kuat yang sangat di perhitungkan.
Akhirnya mendapat kesempatan emas menjadi salah satu orang kepercayaan Bos Besar yang ternyata punya keterkaitan di masa lalu di waktu kecil.
Bagaimana kisah wanita salah satu kerabat Keluarga Nugraha? Yuk kita ikuti jalan ceritanya.
Salam Sukses, Sehat, Semangat dan jangan lupa Bahagia.
Author Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MB 17
Per gosipan rupanya belum selesai hari ini, buktinya saat makan siang di kantin perusahaan, beberapa teman kerja ada yang bergunjing.
Queen merasa hampir dua bulan bekerja, Boss yang sekarang dia ikuti banyak sekali kabar anehnya, contohnya hari ini, terdengar tentang wanita-wanita yang sebelas dua belas dengan Monica.
"Oh, jadi di perusahaan ini adalah juga yang seperti Monica?" Tanya Queen ke Elsa yang masih menunggu makanan datang seperti dirinya.
"Ada, namanya Nona Marta, dia pendiam sih, tidak rese seperti Nona Monica, tapi ya gitu, sering menggunakan kekuasaan orang tuanya untuk membuat alasan bertemu dengan Boss Arron"
"Oh begitu, jadi benar yang dikatakan mereka?"
"Yang mana?"
"Wanitanya banyak" Queen mempertegas pertanyaan.
"Mungkin, kalau masalah itu aku gak begitu tau, selama aku disekitarnya sepertinya Tuan Arron memang di gandrungi banyak wanita, selain dua wanita yang ngebet mengejarnya, ada beberapa wanita di Club malam yang sering menemaninya"
"Menemani?"
"Iya, maksudnya jika ada tamu yang menginginkan perbincangan di Club sambil mencicipi wanita disana"
"Apa?!" Mata Queen seketika membulat, terkejut tak percaya, rupanya sang Boss Mafia itu bad boy juga.
"Ish, jangan berpikiran macam-macam, masalahnya memang salah satu bisnis besar Tuan Arron ada disana juga, kamu lupa?"
"Oh iya ya" Queen manggut-manggut baru menyadarinya, setidaknya sedikit mengurangi pikiran negatif soal Boss nya.
Elsa banyak bercerita seputar kehidupan Arron yang dia tau selama ini, Queen menjadi pendengar setia, berguna juga informasinya, setidaknya Queen jadi tau karakter dan pergaulan Arron yang kadang membuat dirinya bergidik ngeri, bagaimana tidak, apa mungkin Arton tahan banting diantara wanita-wanita cantik dan molek yang menggodanya.
"Ish, ngeri, pasti pernah celap celup lah si Boss" ucap Queen.
"Itu sih dia yang tau, ya mungkin saja Boss melakukan hal itu untuk menyalurkan hasratnya, namanya juga laki-laki"
"Ya kan tapi gak harus seperti itu, bisakan dia nikah dengan satu pasangan saja, bahaya kalau gonta ganti gitu, gak takut banyak penyakit menular sexxual mematikan?"
"Ya mana aku tau, dia kan laki-laki bebas, tapi ku dengar beberapa bulan ini Tuan Arron berbeda"
"Berbeda bagaimana?"
"Ada satu wanita yang membuatnya tenang dan berbunga-bunga"
"Siapa?" Makin kepo lah Queen.
"Ada, aku juga belum begitu jelas benar apa tidaknya, wanita yang bekerja di Club malam katanya"
"Ealah, apa gak bisa cari wanita yang bener gitu?"
"Eh tapi katanya cantik, mantan supermodel di luar negeri, kebetulan kerjasama menjalankan salah satu Club malam terbesar di kota ini"
"Oh, begitu"
Perbincangan selesai tepat sepuluh menit sebelum jam istirahat siang telah habis, lalu Queen segera memasuki ruang kerjanya kembali, beberapa staf yang berpapasan mengangguk hormat, tentu Queen memberi senyuman sebagai tanda rasa senang.
Hari ini pekerjaan selesai tepat pada waktu sebelum pulang sore, tidak ada acara lembur lagi, Queen tersenyum senang, berdiri dan melakukan gerakan melemaskan otot-otot di tubuhnya.
"Alhamdulillah selesai, aku bisa pulang dan berbincang lebih lama dengan ibu" gumam Queen dengan senyuman bahagia, bagaimana tidak, dirinya merasa sangat kurang memperhatikan orang yang sakit sampai sembuh dan pulang tanpa dia sempat menunggunya berlama-lama.
Ceklek, pintu terbuka.
"Nona Queen, dipanggil Tuan Arron" sebuah suara dari seorang staf mengejutkan Queen.
"Ada apa?"
"Tidak tau Nona, ditunggu di ruangannya segera"
"Oke" Queen segera beranjak dengan malas, sepertinya harapannya sirna sudah, tidak bisa pulang cepat nih.
Queen melangkah tanpa bisa berbuat protes tentunya, masuk ke ruangan kerja sang Boss yang sepertinya memang sudah menunggunya.
"Ada apa Tuan?"
"Duduklah"
Queen patuh dan duduk di depan Arron.
"Bagaimana kasus Marcel, apa dia ataupun keluarganya membuat onar atau mengancam mu?"
"Oh itu, tidak Tuan, biasa kalau mereka masih belum bisa terima, berkata kasar dan seperti Nona Monica lakukan, selebihnya hanya ucapan-ucapan ancaman yang tak berarti"
"Hem, baguslah kalau begitu, tadi ayah mereka menelpon ku, meminta keringanan atas apa yang terjadi, aku bilang hukum tetap berjalan, tidak bisa di cabut karena sesuai dengan semua aturan"
"Lalu?"
"Ada nada kecewa dan tidak suka dengan keputusan ku, intinya aku dituduh tak punya rasa terimakasih sama sekali karena sudah di bantu dalam perkembangan perusahaan"
"Apanya yang membantu, la wong uang perusahaan saja dipakai untuk kepentingan pribadinya, beruntung kita segera menemukannya, bayangkan jika tidak Tuan, pasti kerugian perusahaan akan semakin besar"
"Begitulah, mereka orang-orang yang tidak tau diri, tetap proses tuntutan hukum yang seperti semula, tidak ada pengecualian atau keringanan"
"Siap Tuan"
"Dari laporan yang kamu berikan, ada beberapa orang yang terlibat disana bukan?"
"Iya Tuan, uang sebegitu besar, tidak mungkin Tuan Marcel memakainya sendiri, pasti ada orang yang membantunya"
"Aku akan segera menemukannya, jangan khawatir, nanti aku kenalkan dengan dewan direksi satu lagi, dia sudah menemukan siapa saja orangnya, nanti aku akan kenalkan padamu sekalian kita makan malam"
"Apa?, nanti tuan?"
"Iya, aku kenalkan ke orang-orang kepercayaan ku, dan kamu akan masuk didalamnya"
What!, tentu Queen sangat terkejut dan terharu, baru beberapa bulan bekerja dengan Boss besar ini, rupanya kepercayaan penuh sudah di dapatkannya, ini capaian yang luar biasa.
Ada rasa senang, namun juga kecewa, malam ini sepertinya tak bisa menemani seorang yang di panggil ibu lebin lama, tapi tak apa, Queen akan menjelaskan dan pasti mereka mengerti.
"Terimakasih Tuan, saya pasti akan datang" ucap Queen sebelum akhirnya beranjak pergi.
Sampai kontrakan Queen langsung menemui Dini, lalu menjelaskan semuanya, seperti yang diharapkan, keluarga itu mendukung apa yang dilakukan oleh Queen.
"Jangan pikirkan ibu mbak, ada aku, dan ibu sudah baikan kok, hanya perlu kontrol saja tiap bulan"
"Okey Din, makasih, nanti kalau ada waktu, mbak pasti akan bersama kalian lebih lama ya"
"Siap mbak, jangan khawatir"
"Okey"
Queen segera masuk ke kamarnya dan memilih baju yang pantas untuk acara pertemuan, lebih tepatnya nongkrong bersama orang-orang besar di perusahaan.
"Yap, akhirnya selesai juga, semangat Queen, ayo kita pergi" teriak Queen yang menyemangati diri sendiri.
Perjalanan hanya 15 menit, dan Queen sudah sampai di sebuah Resto mewah nan megah, kedatangannya di sambut oleh beberapa pelayan, lalu mengantarkan ke tempat sang Boss berada, rupanya semua sudah ada disana.
"Selamat malam, saya Queen" ucapnya ramah lalu menyalami tiga orang bergantian, termasuk Arron yang sudah tersenyum.
"Oh jadi ini gadis yang kamu ceritakan?" Ucap seseorang bernama Diky, pak Diky Queen memanggilnya, karena dia yang paling tua, jelas usianya diatas Boss nya.
"Iya, anggota kita yang baru" sahut Arron dengan senyuman, sementara Queen hanya mengangguk saja.
"Anggota paling muda nih, diam-diam menghanyutkan" sahut satunya yang bernama Tuan Sammy, seumuran dengan Arron saat ini.
"Paling muda tapi tak bisa kalian pandang sebelah mata, boleh di coba kalau tidak percaya" sahut Arron sambil menyeruput kopinya.
"Kelihatan, dia wanita terpilih yang cukup tangkas" sambung Diky yang terkekeh sambil mengamati.
"Sampai-sampai membuat wanita yang menempel padamu kepanasan" sahut Sammy membuat semuanya tertawa.
"Dia memang jago, buktinya mengatasi kasusnya saja beres dalam beberapa bulan saja" lanjut Diky.
"Dan melawan semua preman itu sendiri, kau memang keren Queen!" Seru Sammy yang sudah memberikan satu jempolnya.
"Terimakasih atas sanjungannya" Queen tersenyum sambil menikmati cemilan diatas meja, suasana menjadi lebih santai sekarang.
"Semua preman takut padanya, dari dulu dia jago tawuran, berantem sudah biasa, bukan begitu Queen?" Tanya Arron membuat kedua sahabatnya itu makin terkejut.
Astaga, sebenarnya boss nya itu tau dari mana sih, apa benar dulu sudah mengenalnya, atau jangan-jangan dia pernah menghajarnya, batin Queen ketar ketir.
"I iya, tapi itu hanya masa lalu, sekarang sudah tidak lagi"
"Ya Tuhan, kau sungguh menarik sekali Nona Queen, lain kali ceritakan masa muda mu yang seru itu, aku sungguh penasaran" sahut Diky dengan antusias.
"Aku juga menantikan kisahmu Queen" sahut Sammy.
Queen hanya tersenyum saja, bingung harus menjawab apa, ya mana mungkin kisah masa mudanya yang awut-awutan harus di ceritakan, bisa menjatuhkan harga diri nggak sih.
"Sudah-sudah, makanan datang, kita nikmati dulu" ucap Arron yang kini sibuk dengan makanan di atas meja.
Ada rasa tenang di hati Queen, akhirnya kisah masa muda yang tadi dibicarakan terhenti, dan kini ikut menikmati hidangan bersama yang lain, sesekali Queen membantu tiga laki-laki yang ingin menu lain untuk di cicipi.
Sementara, ada sepasang mata yang mengawasi, penuh kebencian dengan sorot yang tajam.
"Siapkan semuanya!" Perintahnya dengan senyuman mengerikan.
Bersambung.
Jangan lupa KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH dan tonton IKLANNYA.
eh sejk kpn elsa berhianat gak mungkin dong dr awal2 mereka kenl
tambh kesini malh tambh kesono aja siathor bkin ceritanya suka bngt dngn nofel2nya sudah semua aku bca seru pokokny
ayoooooo
Queen