NovelToon NovelToon
Aku Ingin Jatuh Cinta{Lagi}

Aku Ingin Jatuh Cinta{Lagi}

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Romansa / Slice of Life
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rara_07

Elara, seorang gadis periang. Hidupnya penuh dengan kebahagiaan, dia hidup dengan penuh cinta dan kasih sayang yang melimpah. Baginya tidak ada kesedihan yang akan berkepanjangan, namun semua menjadi sirna ketika dia beranjak remaja. Ayah dan Ibu yang selalu perhatian terhadapnya, kini telah acuh. Bahkan Ayah yang dulu ia anggap sebagai seorang pangeran, kini berubah menjadi seorang iblis. Cinta merupakan hal yang paling ia hindari, tapi seorang pria bernama Estele malah tertarik pada Elara, wanita yang jarang tersenyum, selalu jutek dan keras kepala. Akankah Elara jatuh cinta kepada Estele? atau Estele akan menyerah pada Elara yang cukup sulit di buat luluh?



Please follow dan like postingan IG Author :
@Zahra_Arara07
Please follow dan like postingan Tiktok Author :
@rara_01075

Dukungan anda, teramat berarti untuk saya❤️🌹

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara_07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak ku Sayang{19}

Pintu kaca tebal membatasi seorang ibu, dia menangis sambil menatap ke dalam. Sungguh sakit hatinya melihat sang anak terbaring di rumah sakit dengan bermacam peralatan medis yang membantu untuk menopang kehidupan anaknya.

"Sayang? Kamu sedang apa? Ayo kita duduk dan makan dulu."

Ibu itu menggeleng, selembut apapun tutur kata suaminya. Dia tetap tidak bisa merasakan luluh dan tenang. Hatinya, pikirannya masih terfokus pada anaknya yang terbaring di dalam ruangan rumah sakit. Menunggu anaknya akan segera di operasi, membuat batinnya bergejolak. Akankah anaknya selamat dari maut? Ataukah keputusan yang telah ia dan suaminya ambil malah akan mendekatkan anaknya akan maut itu. Suaminya menghela nafas, ia kasihan melihat kondisi sang istri yang tidak bisa tidur nyenyak dan bernafas lega semenjak 2 hari terakhir.

"Percayalah pada Tuhan, anak kita pasti akan mampu melewatinya. Jika takdir masih menjadi miliknya, maka akan mustahil untuk takdir mengkhianatinya."

"Hiks ..., jika takdir anak ku akan buruk. Maka aku siap untuk bertukar takdir dengannya, Mas!"

"Jangan begitu Na. Jangan pernah menduga Tuhan. Kita sebagai manusia hanya bisa menjalani hidup dengan sebaik mungkin, dan tetap berada pada batasan yang telah di buat oleh Tuhan. Kamu tidak boleh berpikir kalau harapan sudah hilang."

Mendengar kata dari suaminya, ibu itu semakin menangis kencang. Benar jika memang takdir tidak bisa di tebak. Tidak bisa di tolak maupun di ubah. Saat ini dia hanya bisa pasrah dan bergantung pada harapan. Meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja, anak yang ia cintai serta kasihi itu pasti akan mampu melewati masa kritisnya.

"Kamu harus tetap hidup Nak, ibu yakin takdir mu masih cukup panjang."

...****************...

Buk!

Astro meringis, tiba-tiba saja tubuhnya terasa lemas. Dia merangkak untuk menuju ke atas kasurnya. Di sana dia sendirian, tak ada orang tua karena dia sedang tinggal di kos.

"Argh, kenapa rasanya sakit? Sudah lama aku tidak mengalami rasa sakit ini,"gumamnya.

Astro memegangi dadanya, merasakan nyeri yang cukup hebat. Demi meringankan rasa sakit itu, dia memutuskan untuk merebahkan tubuhnya dan tidur. Dia tidak boleh sakit, ia tak mau membuat ibunya merasa khawatir.

"Aku gak mau kalau ibu merasa sedih."tutur Astro sambil menatap langit-langit kamarnya.

Elara merenung di teras kosnya, dia masih mengingat wajah Estele. Entah mengapa ia merasa terbayang-bayang dengan wajah pria yang menyebalkan itu. Beberapa kali Elara menggeleng, mengatakan pada dirinya sendiri bahwa bayang-bayang wajah Estele yang terlintas merupakan pertanda bahwa sebegitu benci dan menyebalkannya pria itu di matanya.

"Tidak-tidak! Otak ku pasti sedang tak beres!"gerutu Elara.

Elara beberapa kali memukul-mukul pelan kepalanya yang dipenuhi dengan wajah Estele. Di tengah aksinya itu, tiba-tiba saja Elara merasakan bahwa ada seseorang yang memperhatikannya dari kos di depannya. Seperti ada orang yang terus memperhatikannya dari dalam kos tersebut. Namun Elara menepis prasangka itu, mana ada orang yang tertarik untuk memperhatikan dirinya. Dia yakin orang lebih memilih untuk menjauhi dirinya karena raut wajah jutek yang selalu ia tunjukkan.

"Gue pasti salah, masuk aja lah. Cuaca semakin dingin."gumam Elara.

Elara berjalan masuk kembali ke dalam kosnya, mengunci pintu kos itu dari dalam. Setelah beberapa saat Elara masuk ke dalam, tiba-tiba saja tirai kos yang bersebrangan dengan tempat Elara berada tertutup. Namun, Elara tak menyadari akan hal itu. Wilow mengendarai motornya, hari sudah hampir menunjukkan pukul 22:00, dia sepertinya sudah terlalu asik mengelilingi kota hanya untuk mencari angin. Sampai tidak sadar jika waktu sudah berlalu dengan cepat.

"Tiba-tiba gue ingat kalau jalan ini menuju ke apartemen Estele. Mampir ah, sambil numpang nginap. Hehe ..."ujar Wilow sambil terus melajukan kuda besinya.

Beberapa saat kemudian, Wilow sudah sampai di parkiran yang berada di bawah apartment. Dia memasuki gedung bertingkat cukup tinggi itu lalu masuk kedalam lift, dia bersiul dengan riang. Untuk menutupi rasa dinginnya malam, pria itu menggunakan hoodie tebal berwarna hitam. Wilow sudah sampai di depan pintu apartemen milik Estele. Namun ia bingung karena sepertinya di lihat dari luar, tidak ada tanda-tanda kehidupan yang dirasa.

"Apa bocah itu ada di dalam ya?"

Wilow mengetuk pintu depan apartment milik Estele beberapa kali, namun tak ada jawaban. Lama ia menunggu, sambil terus mengetuk-ngetuk pintu depan. Merasa sedikit terganggu, seorang penghuni apartemen sebelah mendekati pria muda yang cukup tampan itu.

"Maaf tuan, anda sedang mencari siapa?"

Wilow menoleh sambil tersenyum tipis, "oh itu, saya sedang mencari pemilik apartemen ini,"jawabnya.

"Waduh, saya rasa orangnya tak ada di dalam. Sudah lebih dari beberapa hari yang lalu saya tidak melihat pemiliknya keluar ataupun kembali."

"Ha? Benarkah?" Wilow tampak kebingungan, kemudian ia tersenyum menatap orang baik yang telah memberitahunya. "Oh ya, terimakasih ya. Saya pamit dulu."

Wilow pergi, niatnya untuk bermalam di apartemen milik Estele gagal, dia memikirkan untuk menginap semalam saja di rumah temannya yaitu Vero. Sambil membawa motor besinya, Wilow tampak bingung memikirkan kemana gerangan temannya itu? Jika sudah beberapa hari dia tidak pulang ke apartemen. Lalu kemanakah selama ini dia berada? Mungkin saja pria itu kembali ke rumah orang tuanya, duga Wilow yang sejak tadi memikirkan dan menerka-nerka tentang temannya itu.

...****************...

Bruk!

"Akh! Aduh kakiku!"keluh Elara.

Perempuan itu terlihat kacau, beberapa menit lagi dia akan telat mengikuti pelajaran di kelas yang ia ambil hari ini. Kaki kanannya juga terasa sakit karena tersandung, untunglah ia tak terjatuh di depan teras kos nya. Elara kembali berjalan dengan menghiraukan rasa sakit di kakinya. Dia berjalan pincang untuk menuju ke kampus.

Brum ....

Brum ....

Suara mesin motor memekakkan telinga, membuat Elara mengehentikan langkahnya tepat saat dia berada di depan gerbang kampus.

"Selamat pagi!"

Elara mengerutkan dahi, menatap aneh orang asing yang menyapa dirinya. Sebenarnya apa yang terjadi? Dia bukanlah seorang artis maupun primadona kampus. Tapi, kenapa banyak sekali orang aneh yang selalu mengganggu ketentramannya.

"Apa? Siapa kau!?"tegas Elara.

Orang itu menaikkan satu sudut bibirnya, "apa kamu tidak ingin dengan ku ha? Padahal aku sangat mengenali wajah mu itu,"jawabnya sambil menatap Elara.

"Aku tidak ingat! Menyingkirlah!"tegas Elara.

Bukannya menyingkir, orang itu malah turun dari motornya dan menahan pergelangan tangan kiri Elara. Membuat Elara meringis, kekuatan cengkraman orang itu cukup keras. Sangat kasar, Elara melotot kesal, dia berusaha sekuat mungkin untuk melepaskan diri dari orang aneh yang sok mengenali dirinya.

"Hei! Ayo kita bicara dulu, aku ingin tahu sesuatu darimu!"

"Tidak! Lepaskan aku sialan! Aku harus ke kelas! Dasar menyebalkan!!"hardik Elara dengan kesal.

Seorang pria mengepal kedua tinjunya, dia merasa marah saat melihat aksi yang sedang terjadi di hadapannya, pria itu keluar dari dalam mobil. Berjalan dengan langkah cepat sambil masih mengepalkan kedua tinjunya.

"BEDEBAH!!!"

Buk!

Satu pukulan mendarat di pipi kanan pria kasar yang telah mengganggu Elara. Membuat perempuan itu melotot kaget, dia telah melihat adegan kekerasan terjadi. Dua orang dihadapannya saling memukul dan membalas, namun ada satu orang yang lebih unggul dari lawannya. Orang itu benar-benar kuat dan sangat marah saat ini. Sadar jika salah satu dari mereka bisa tiada, Elara berjalan mendekat sambil menghentikan orang yang sejak tadi memukul lawannya dengan membabi buta.

"KAK ESTELE!! HENTIKAN!! Aku bilang HENTIKAN!!"teriak Elara sambil menahan tangan kanan Estele yang hendak kembali memukul.

Estele menoleh, tatapan yang tadi penuh bara api. Kini berubah teduh saat melihat wajah Elara yang menunjukkan ketidaksukaan dengan apa yang telah ia lakukan.

"Ela, aku ...."

"Puas!? Sekarang berhentilah memukul pria itu!"tegas Elara.

"Tapi Ela, dia telah menyakiti mu!"jawab Estele.

"Aku baik-baik saja Kak, lagipula apa peduli mu dengan ku ha? Kita tidak seakrab itu untuk saling peduli!"ujar Elara.

Estele terdiam, dia tak bisa membalas ucapan Elara. Sementara pria di hadapannya diam mematung, Elara menghela nafas dan memutuskan untuk pergi. Dia tak mau hatinya goyah, dia harus menghindari pria yang membuat perasaannya yang hening menjadi riuh.

"Hee! Sepertinya cinta yang bertepuk sebelah tangan ya?"

Estele menoleh dengan tatapan tajam saat mendengar suara orang yang telah berani menyentuh Elara di depan matanya. Dion, pria itu menyeringai menatap Estele yang terlihat begitu murka.

"Mau lo tuh apa sih sialan!? Kenapa lo gangguin Elara ha!?"hardik Estele dengan marah.

"Gue cuma mau tahu doang, masalah ha?"jawab Dion sambil menyeringai.

Keduanya saling memandang penuh kebencian, bahkan rasanya salah satu dari mereka akan menerkam musuhnya. Estele menghela nafas, dia masih waras untuk menjaga citranya di kampus. Diapun memilih untuk pergi, selagi Dion tidak melakukan hal yang benar-benar fatal. Maka ia tidak akan menyerang. Sementara Dion, pria itu menatap punggung Estele yang semakin jauh dengan menyungging seringainya.

1
Arina Arina
kak tolong donggg
Arina Arina
kak tebal buku nya berapa kak
Arina Arina: ayo dongg plissss🙏🙏
Arina Arina: kak tolong bantu jawab ya
judul buku
penulis
penerbit
tahun terbit
tebal buku
media
total 3 replies
·Laius Wytte🔮·
cerita ini layak dijadikan best-seller, semangat terus!
Zahra Putri: Hallo reader, terimakasih atas dukungannya ❤️🌹
total 1 replies
Haris Saputra
ceritanya keren abis! Thor, kamu hebat!
Zahra Putri: Hallo Reader, Terimakasih atas komentarnya🌹❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!