Hinaan Dari Keluarga Suami Ku

Hinaan Dari Keluarga Suami Ku

bab 1 | Hinaan

"Cuci itu baju ! Jangan sampe ada yang ketinggalan ! Kamu itu di sini sudah makan gratis , mau belagu pula sok menjadi ratu ! Kamu kira anak saya kerja banting tulang cuman buat kamu habis-habiskan hm ? Kamu shopping ? Kamu leha-leha di kasur gitu ? " Cerca seorang wanita paruh baya sambil berkacak pinggang .

Nisa tersenyum miris mendengar nya ,bahkan uang gaji suami nya juga dirinya tidak pernah mencicipi nya sedikit pun . Jika suami nya gajian , juga ibu mertua nya lah yang selalu mengambil uang nya dan mengatur semua keperluan nya . Bahkan Nisa tidak di kasih uang sepeser pun .

Miris , miris sekali nasib wanita malang itu, jika ingin sesuatu, Nisa harus pergi ke warung bakso di sebelah rumah mertua nya , wanita itu membantu pekerjaan di sana, dan mendapatkan upah . Barulah Nisa bisa membeli sesuatu . .

"Kenapa ?! Kamu mau marah ha ? Silakan marah ?  Mau ngadu sama suami mu , ngadu saja sana , saya tidak takut "

Ya mana mungkin takut, karena suami nya juga sama , jika Nisa mengaduhkan sikap sewenang-wenang ibu nya itu ,pria itu malah akan memakai Nisa .

Sakit ,itu yang Nisa rasakan , rasanya dirinya tidak sanggup lagi menghadapi semua ini , namun apa boleh buat , dirinya harus tetap bertahan, ini semua karena anak yang sedang di dalam kandungan nya itu .

"Sana nyuci ! Jangan tidur aja kamu ! Sementang hamil mau sok males kamu ! " Wanita paruh baya bernam Mirna itu dengan sengaja menendang ember besar yang berisi baju-baju kotor milik wanita itu dan anak gadis nya -- adik suami Nisa. Sungguh Nisa sampai memejamkan kedua bola mata nya .

"Astaghfirullah " lirih Nisa .

Anisa meraih baju-baju yang sudah berserakan itu , lalu mengumpulkan nya menjadi satu kembali . Wanita itu langsung bergegas pergi ke sumur dan mencuci nya .

Setelah menyuci baju dan menjemur nya  , Nisa sungguh sangat kelelahan, wanita itu bergegas ke dapur untuk mengambil air minum , namun sayang lagi-lagi dirinya harus menghadapi sikap mertua nya .

"He ! Enak saja mau minum ! Sana pergi dulu ke pasar ! Beli sayuran ! Kamu itu mau enak nya saja ! Saya belum makan sama Kemuning ." Teriak Mirna .

"Bu , Nisa mau minum dulu , sebentar saja , nanti Nisa bakalan pergi ke pasar kok " ucap Nisa .

Mirna mendengus kesal mendengar nya . "Enggak ada ,  Enggak ada ! Saya sudah lapar , cepet kamu pergi sana ! Nanti Kemuning bangun belum ada makanan kan kasihan ."

Nisa menghela nafas nya dengan kasar , mau tidak mau dirinya menuruti kemauan ibu mertua nya itu .

Di raih nya catatan kecil yang ada di meja makan beserta uang nya , lantas Nisa membaca nya terlebih  dulu sebelum dirinya benar-benar pergi .

"Buk , ini enggak cukup uang nya , uang nya kurang , harga ayam sudah naik buk " ucap Nisa saat menimbang-nimbang harga belanjaan itu .

"Saya enggak mau tau , pokok nya uang itu harus cukup . Karena hari ini Kemuning mau makan ayam " ucap Mirna tidak mau di bantah.

"Buk bagaimana bisa ? Sedangkan aku tidak ada uang sama sekali ." Ucap Nisa.

Mirna tertawa mendengar nya. "Kamu pikir ibuk bodoh ha?! Kamu setiap siang membantu Sira jualan . Cih jadi budak Sira! Tapi ibuk enggak peduli. Yang terpenting kamu pasti punya uang simpanan kan ?"

"Buk itu uang buat periksa kandungan besok buk . " Ucap Nisa .

Mirna mana peduli.  "Saya enggak mau tau ya ! Pokok nya harus cukup ! Masalah besok kamu periksa kandungan enggak peduli juga saya anak-anak kamu juga kok , bukan anak saya ."

Enteng sekali ucapan nya itu , tidak tahukah itu menyakitkan perasaan orang lain .

"Astaghfirullah " Nisa langsung beristighfar , sungguh mulut mertua nya itu pedas sekali . Hati nya berdenyut nyeri mendengar nya .

"Buk, ini cucu ibuk " lirih Nisa, air mata nya sudah mengalir deras .

"Cucu ?! Saya enggak pernah minta cucu ya sama kamu wanita miskin ! Saya tidak pernah sudih punya keturunan dari wanita miskin seperti kamu !

"Kenapa lah Doni mau menikah sama mau . Cantik enggak , berpendidikan juga enggak , anak orang miskin pula " ucap Mirna .

Pedas sekali ucapan nya , tanpa peduli perasaan orang lain . Sungguh kejam , kejam sekali .

"Udah jangan banyak drama ! Ke buru anak saya bangun , kamu malah nangis terus.  Saya enggak butuh tangisan kamu . Perut saya enggak kenyang karena makan tangisan kamu" cetus Mirna .

Nisa mengurut dada nya , berusaha untuk sabar , dan tetap haru bersikap sopan pada mertua nya itu.  Bagaimana pun mertua nya tatap orang yang harus dirinya hormati .

Menyeka air mata nya , Nisa langsung meraih catatan itu beserta uang yang entah cukup atau  tidak .

"Buk , Nisa pamit dulu ya " ucap Nisa sambil meriah tangan Mirna lalu mengecup punggung tangan itu .

"Hm " hanya itu, dan wanita itu langsung meraih lap , dan mengelap punggung tangan nya yang habis di cium oleh Nisa .

Nisa yang melihat nya hanya bisa tersenyum kecut, sudah biasa bagi Nisa saat mendapatkan perlakuan seperti ini dari ibu mertua nya.  Bahkan bukan hanya diriny saja , tapi seluruh keluarga Doni memperlakukan Nisa seperti itu.

Alasan nya  sangat sederhana , karena dirinya orang susah dan dari keluarga miskin , mereka tidak pernah mau menganggap ada seorang Nisa , walaupun Nisa  berbuat baik  .

Nisa berjalan menyusuri jalanan yang sempit penuh lobang akibat aspal yang sudah retak , terlebih hujan semalam mengguyur, membuat jalanan berlubang itu di penuhi oleh air .

Sesekali dirinya menyapa tentangga yang melewati dirinya .  Nisa terus tersenyum walau mereka terkesan julid pada dirinya.

"Lihat tuh Nisa ! Pasti mau foya-foya ke pasar . Aku taku banget sifat nya.  Suami nya cuman kuli di suruh kerja lembur sampe malem , di rumah mertu nya di suruh membersihkan rumah , mencuci baju nya.  Dasar anak orang miskin enggak tau di untung" ucap salah satu tetangga Nisa .

"Buk Kokom kok tau sih ?" Salah satunya tidak percaya dengan perkataan yang di lontarkan oleh Kokom, karena mereka lihat Nisa ini anak nya baik .    "Aku lihat anak nya kalem gitu sih , enggak banyak tingkah. Pakai baju juga sederhana , enggak yang berlebihan . Emas saja enggak pernah makai, malah aku pernah lihat Mirna gelang emas nya banyak-banyak loh" sambung nya yang memang jujur apa adanya pernah melihat Mirna memakai gelang emas .

Kokom mendengus . "Itu Mirna di pinjemin sama Doni . Kamu enggak tau aja , Nisa itu pelit nya minta ampun , kata Mirna saja Doni mohon-mohon dulu baru di kasih pinjem . Wis kalian enggak tau saja bagaimana tuh sifat perempuan.  Emang di depan kita aja lagak nya lugu dan polos , di belakang mana tau kita . Tuh lihat " Kokom menunjuk-nunjuk ke arah Nisa yang lewat beberapa meter dari mereka gosip .

B"Bawa uang banyak  , beli baju mahal , ganti baju , habis itu makan di restoran , jalan-jalan . Baru pulang ekting lagi deh "

Kokom tersenyum puas saat melihat para ibu-ibu teman gosip nya termakan gosipan nya . Mereka semua lalu meng-gibah Nisa .

Nisa yang memang mendengar nya karena suara para ibu-ibu itu besar langsung mengelus dada nya.  Sungguh dirinya harus banyak stok sabar untuk saat sekarang ini . .

Terpopuler

Comments

Wiens 0121

Wiens 0121

Nisa bilang ma tu ibu ibu mau saya tonjokin satu satu bisa y gibahin orang aja

2024-09-12

0

Widyawati Judith

Widyawati Judith

lawan dong Nisa jangan diem aja. semut aja ngegigit kalau diganggu. ceritakan yang masuk akal dikit dong author

2024-07-15

0

Sumini Ningsih

Sumini Ningsih

klo aku di hina begitu mendingan pergi dari rumah mertuanya,

2024-06-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!