🏆Juara 1 You Are A Writer 2024 Genre Pria🏆
Xiao Chen, seorang pendekar muda yang sejak kecil dihina karena lahir dari seorang ibu yang menikah secara tertutup dengan anggota Klan yang berseberangan.
Sebagai seorang anak laki-laki ia diperlakukan seperti anak perempuan di rumah keluarga besarnya di Klan Xiao. Ia mengikuti marga ibunya dan menjadi anak yang menyendiri sejak kecil.
Hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan, ruang penyimpanan rahasia keluarga Xiao terbuka saat ia sedang bertugas membersihkannya. Sebuah kekuatan ajaib memasuki tubuhnya, kekuatan gelap yang haus akan darah dan juga pertempuran.
Keadaan ini mengubah kepribadian Xiao Chen, membawanya ke petualangan bertemu dengan ayah kandungnya. Di saat itulah keajaiban lain terjadi, energi hitam di tubuh Xiao Chen menghilang dan menjadikan ia memiliki kesadaran untuk bertanggungjawab atas perbuatan masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghancurkan Hasrat Pedang
Pedang di tangannya terangkat, mengeluarkan energi berkilauan seperti aliran cahaya menyabet tubuh Xiao Chen. Pedang tersebut seperti gelombang awan yang bergulung menembus ruang, ketajamannya menimbulkan hawa membunuh yang kejam.
Xiao Chen merasakan tubuhnya dihinggapi rasa dingin, tapi dengan tenang ia menghadapi serangan itu lalu menghilang dalam sekejap mata.
Pedang lelaki paruh baya tersebut lalu menyentuh udara, menebas bayangan samar mirip seperti seekor naga.
"Bayangan Hitam!?"
Lelaki paruh baya itu berseru tanpa sadar.
Bayangan Hitam adalah teknik terkenal Sekte Naga Hitam. Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mempelajari teknik tingkat tinggi tersebut, ia sendiri mengenali teknik tersebut karena pernah melihat Tetua Sekte tersebut menggunakannya.
"Apakah benar jika Klan Xiao memang memiliki keterampilan Sekte Naga Hitam?" gumam lelaki paruh baya tersebut dengan ekspresi buruk.
Di masa lalu salah seorang leluhur keluarga Xiao adalah seorang Tetua misterius Sekte Naga Hitam, namun ia meninggalkan Sekte Naga Hitam dan memilih untuk mengasingkan diri di salah satu lokasi yang disebut tanah terlarang Klan Xiao.
Dia tidak menyangka jika ada seorang pemuda Klan Xiao dapat menggunakan jurus tersebut dengan baik, bahkan dengan levelnya saat ini dia jelas merasakan jika kemampuan pemuda tersebut berada di tahap sempurna. Jika tidak demikian maka pemuda tersebut takkan mampu menghindari tebasan pedangnya barusan, apalagi pedang yang ia gunakan adalah benda pusaka keluarganya.
"Majulah" ucap Xiao Chen dengan dingin.
Pada saat ini Xiao Chen seperti sedang memasuki tahap asing di dalam hatinya, rasa sedih ditinggal mati oleh ibunya membuatnya luka perih tidak berujung. Kini seseorang datang ingin membunuhnya, padahal ia sendiri belum menuntut balas kebenciannya kepada Klan Xiao.
Menyadari jika pemuda tersebut tidak biasa, lelaki paruh baya itu langsung meningkatkan semangat bertempurnya ke tingkat maksimal. Dalam sekejap tubuhnya dibungkus energi Qi yang tebal, Qi nya meletus membentuk pusaran angin yang berputar di sekitar tubuhnya.
Pasir dan batu beterbangan, tanah yang diinjak oleh lelaki paruh baya tersebut meledak membuat beberapa orang yang berada di sekitarnya menyingkir. Tubuh lelaki paruh baya tersebut bergerak seperti petir, membawa kekuatan penghancur ke arah Xiao Chen.
"Pedang penghancur"
Qi yang besar pun mengalir ke dalam pedangnya, sebuah garis berbentuk cahaya terlihat terang menegaskan hal tersebut sebagai pemutus kehidupan Xiao Chen.
Xiao Chen melihat serangan berikutnya sambil mencibir, dalam pandangannya gerakan lelaki paruh baya tersebut sangat lambat. Sama seperti sebelumnya, ia menghindari serangan tersebut dengan mudah.
"Dhhuuaarr"
Sesaat Xiao Chen menghindar, energi pedang yang dahsyat menghancurkan sebuah bangunan dan meninggalkan jejak kehancuran yang mengerikan, ada lubang besar tercipta akibat serangan ganas tersebut.
"Kurang ajar! Apakah kamu hanya tahu cara menghindar" umpat lelaki paruh baya itu dengan kesal.
Qi yang lebih ganas keluar dari tubuhnya seperti badai, setelah dua kali serangannya gagal kini lelaki paruh baya tersebut benar-benar marah!
Pada detik berikutnya, aura pedang yang dahsyat mengeluarkan tekanan udara yang kuat dan mengarah ke tubuh Xiao Chen.
Pada saat pedang itu bergerak, satu persatu bayangan pedang tercipta lapis demi lapis menciptakan kilatan petir, seolah akan ada badai besar yang datang.
"Hasrat Pedang"
"Minggir semuanya...!"
Beberapa orang melihatnya dengan jelas, mereka jelas mengenal lelaki paruh baya tersebut yang nyatanya adalah Zheng Haikuan. Dia adalah pendekar ahli pedang keluarga Zheng, jenius beladiri yang selama ini menjadi ujung tombak keluarga Zheng.
Kini Zheng Haikuan telah mengeluarkan pedang pusaka keluarganya, pedang spiritual yang baru saja ia sempurnakan dan menjadikan pedang tersebut sangat tajam. Hanya pendekar ahli yang telah membangkitkan hasrat pedang yang dapat menggunakan pedang spiritual tersebut, tidak heran jika Zheng Haikuan memiliki kekuatan berlipat ganda saat menggunakan pedang spiritual itu.
"Siapa anak muda tersebut? Bagaimana mungkin ia layak mendapatkan perhatian dari Zheng Haikuan?"
Orang-orang mulai bertanya, seharusnya keluarga Xiao tidak memiliki ahli yang masih terbilang sangat muda ini. Dalam penyerangan kali ini seharusnya Zheng Haikuan tidak perlu turun tangan secara langsung, ia dan beberapa pendekar ahli lainnya hanya diplot untuk mengawasi saja.
Namun siapa sangka, muncul pemuda misterius yang mampu membuat Zheng Haikuan kewalahan sampai harus mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Di medan pertempuran, hasrat pedang yang dikeluarkan oleh Zheng Haikuan sangat tajam, menembus setiap kehampaan dengan tekanan ketajaman yang mengiris hingga ke dalam hati.
"Matilah" teriak Zheng Haikuan dengan keras.
Menghadapi serangan dari lawannya Xiao Chen tidak lagi menghindar, ia menghadapi serangan pedang tersebut dengan sebuah tinju yang mengandung kekuatan energi spiritual yang sangat kuat. Seolah kekuatan alam berkumpul di telapak tangannya, cahaya menyilaukan muncul dan menghancurkan bayangan pedang yang menderu-deru.
"Boooommm"
Sebuah ledakan besar tercipta, serpihan energi yang dikeluarkan oleh Zheng Haikuan menjalar ke seluruh wilayah sekitar. Beberapa orang yang berada di dekatnya tewas terkena ledakan energi, sampai mati pun mereka tidak percaya jika ada pemuda kuat di Klan Xiao.
Akibat tumbukan energi kuat itu, pedang di tangan Zheng Haikuan bergetar dan terjatuh ke tanah, tetapi energi kuat yang diluncurkan Xiao Chen masih terus bergerak dan menghancurkan lapisan Qi pelindung tubuh Zheng Haikuan.
"Aarrgghh"
Tubuh Zheng Haikuan terpental ke belakang, sapuan gelombang energi yang menerpanya telah membuat tubuhnya terluka sangat parah.
"Siapa kamu sebenarnya? Bagaimana Klan Xiao ada orang sepertimu?" Zheng Haikuan meracau ketakutan.
Xiao Chen tidak menjawab pertanyaannya sama sekali, saat ini hatinya sedang diliputi perasaan kebencian dan haus darah. Ia lalu mengambil pedang Zheng Haikuan yang terjatuh, ia merasakan jika pedang tersebut memiliki kekuatan yang tidak sederhana. Jejak Qi murni di dalam tubuhnya mengalir ke dalam pedang, menimbulkan lapisan energi berkilauan dan membuat pedang tersebut berubah menjadi lapisan pedang yang baru.
Detik berikutnya Xiao Chen tidak memikirkan apapun, ia tidak ragu-ragu untuk menebaskan pedangnya ke tubuh Zheng Haikuan yang terbaring menyedihkan.
"Jangan bunuh aku" pinta Zheng Haikuan penuh penyesalan.
Cahaya pedang menyentuh tubuhnya dengan kekuatan penghancur. Tubuh Zheng Haikuan terbelah, meninggalkan retakan panjang di bawahnya hingga radius lima puluh meter.
Orang-orang yang baru saja tiba dan melihat pemandangan di depannya menjadi sangat terkejut, tatapan mereka kosong dan tidak menyangka seorang pemuda dapat membunuh Zheng Haikuan.
"Glek"
"Glek"
Tanpa sadar mereka menelan ludah, di hadapan mereka tampak pemuda membalikkan badannya. Tubuhnya kurus, rambutnya tidak terurus namun sorot matanya berwarna merah darah seperti iblis dari neraka.
Mereka mundur perlahan, memandang Xiao Chen dengan ketakutan dan ingin melarikan diri sejauh mungkin. Namun niat mereka sudah terlambat, detik berikutnya mereka langsung dibunuh Xiao Chen tanpa berkedip.
semoga sampai TAMAT....
tap....tappppl