Pesona Janda Sultan

Apa kau sedang bergurau, Sof? Kita akan menikah besok," sinis Kaivan menyaksikan adegan kekasihnya dipeluk pria lain sementara besok adalah acara sakral pernikahan ulang mereka.

Yeah, teruslah berpikirlah seperti itu, Kaivan. Saat kau mengucap perpisahan kepada Sofia, saat itu juga aku akan menjadi rumah baru baginya, Jayden membatin penuh percaya diri, meyakini jika Kaivan akan salah paham dan memutuskan hubungan dengan Sofia.

"Kau percaya padaku kan, Kai?" tanya Sofia malah balik menantang Kaivan. Netranya menatap penuh harap bahwa kekasihnya masih menaruh kepercayaan seratus persen. Meskipun jika Kaivan melakukan hal sebaliknya, maka dapat dipastikan hati sang puan hancur berkeping-keling akibat ulah miskomunikasi kali ini.

Namun, tak ada respon apapun dari pria keturunan sultan itu untuk sejenak. Raut yang menegang kini berubah datar tak terbaca seolah sedang berpikir keras khas sosok pria penuh kharismatik.

Tolong, Kai. Aku butuh kepercayaanmu sekali lagi. Jika kau memberikannya kali ini, aku berjanji akan memberikan sesuatu yang pantas, Sofia berharap dalam hati yang dipenuhi gamang seraya menatap lekat netra sang kekasih.

"Aku percaya padamu, Sofia."

Kesempatan terakhir dan Sofia mendapatkannya. Air muka sumringah pengganti lara sontak terbit dari wajah cantik sang puan.

"Sonya, aku ingin meminta maaf padamu sebelumnya," ujar Sofia random, tiba-tiba ditujukkan kepada kakak Jayden yang posisinya sedang berdiri di sebelah Kaivan.

"He ... apa maksudmu?" balas Sonya tak mengerti.

"Aku akan melakukan hal buruk pada adikmu yang keras kepala ini."

BUGH!

Di tengah kebingungan penghuni yang ada di dalam kamar rawat, Sofia nyatanya melakukan aksi tak terduga kepada Jayden. Wanita itu nekat melayangkan sikutan cukup kuat ke arah perut CEO Taipun & Co.

"Aaaa ...."

Jayden sontak memekik kesakitan seraya melepaskan tangan yang tengah memeluk erat Sofia.Tubuh yang masih lemah imbas kecelakaan sebelumnya lantas tersungkur dalam posisi bersujud.

"Jayden!" Sonya berlari menuju adik kecilnya. "YA!! Adikku masih belum pulih tapi kenapa kau tega memukulnya?" protes Sonya marah tak terima.

"Ch! Adikmu yang tega. Dia hampir membatalkan pernikahanku," balas Sofia tak kalah menyalak. "Jika saja adikmu tidak keras kepala, aku tidak akan melakukan hal seperti ini."

"Kau tenang saja, pengobatan adikmu akan kutanggung semua bila perlu." Kali ini, suara bariton milik Kaivan menimpali. Pria tampan berkaki jenjang tersebut berjalan gagah menghampiri Sofia. Tak lupa, tangan kanan menelusup mesra menggapai pinggang calon istrinya.

Keduanya saling menatap penuh cinta untuk sesaat sebelum akhirnya Kaivan membawa Sofia pergi dari sana.

"Ch! Kau bisa kembali padaku jika dia mengabaikanmu lagi, Sofia," tantang Jayden yang sukses membangkitkan amarah di dada Kaivan. 

"Jangan terpancing, Kai. He is not worthed. Aku mohon," pinta Sofia menggeleng cepat sembari spontan menempatkan tangan di dada Kaivan yang hendak meladeni tantangan Jayden.

Beruntung, belaian jemari Sofia mampu meluluhkan amarahnya. Kaivan pun manut dan segera menggiring keluar calon istrinya dari sana.

***

Meskipun kesalahpahaman dianggap selesai, dalam perjalanan pulang Kaivan nyatanya masih diam seribu bahasa. Tak ada kata yang keluar meskipun Sofia telah menjelaskan kronologis kedatangannya ke rumah sakit.

"Aku memang tidak mengangkat telepon tapi kenapa kau tidak meninggalkan pesan atau voice note?"

"Aku bersumpah bahwa aku berniat melakukannya. Tapi ayah memanggilku karena designer gaun datang untuk mem-fitting gaun pengantin," jelas Sofia penuh usaha. "Kau tanya saja ayah, Kai."

Kaivan tak membalas lagi. Terlihat jelas rautnya sangat masam, menggambarkan ketidaksukaan yang kentara.

"Ergh! aku tidak tau harus menjelaskan dengan cara apa lagi agar kau percaya." Sofia mendengkus kesal imbas Kaivan tak bisa memaklumi insiden di luar dugaan sang puan.

CITT!

Suara gesekan aspal dari ban sedan mewah yang dikendarai Kaivan menguar saat kendaraan besi itu sengaja dihentikan secara dadakan oleh sang pengemudi.

"Bagaimana perasaanmu jika aku yang ada dalam posisimu, Sof? Dipeluk mesra oleh wanita lain sedangkan besok adalah hari pernikahan kita?" tanya Kaivan penuh kesal. Seolah ada amarah yang terakumulasi, netranya menatap sengit ke arah calon pengantin di sebelahnya.

"Baiklah. Aku mengerti," balas Sofia pasrah disertai des*h napas cukup panjang.

"Apa maksudmu? Aku hanya bertanya hal sederhana. Jangan mencoba mengelak."

"Aku tidak mengelak, Kai. Justru aku mengerti rasa sakitmu. Aku tau kau ingin memukul Jayden atau bahkan menghukumku, bukan?" Sofia meninggikan suaranya. "Aku mengerti ... sungguh."

Suara Sofia mulai berubah lirih sembari membeberkan dengan tegas bahwa di masa lalu ia pernah sangat terbakar api cemburu saat Kaivan mesra dengan wanita lain sementara mereka dalam ikatan pernikahan kontrak. Imbas terkukung pernikahan yang tak diinginkan, hati Sofia nyatanya hanyut oleh pesona Kaivan.

Mantan suami kontraknya itu sangat baik Sofia dan memperlakukannya sebagai wanita terhormat walau ikatan mereka hanya sebatas sandiwara saja.

"Sofia aku—"

"Kau pernah berkata padaku bahwa jika aku berubah pikiran sebelum janji suci pernikahan ulang kita maka aku boleh mengutarakannya, bukan?" sela Sofia dengan nada berat. Berat imbas kepedihan bayangan pernikahan impian di depan mata yang mungkin tak akan pernah terjadi.

Mendengar hal tersebut, sontak wajah Kaivan berganti gusar. Lebih tepatnya ketakutan. Ketakutan akan kehilangan karena rasa cemburu yang mendesak Sofia. Ketakutan sosok cinta sejati pergi meninggalkannya.

"Tidak ... tidak! Aku tidak ingin membahas sampai ke arah sana, Sof," tolak Kaivan yang langsung memeluk tubuh mungil Sofia.

"Maafkan aku. Jangan berkata lebih jauh lagi. Aku tidak ingin mendengarnya." Kaivan semakin mengeratkan pelukan seraya mengusap sayang surai calon istrinya.

"Tidak, Kai. Aku justru akan memberikan kesempatan terakhir itu padamu." Sofia berusaha menjelaskan makna ucapannya beberapa saat lalu. "Katakanlah sekarang, Kai. Kau boleh mengakhiri semua ini sebelum janji suci itu terucap untuk kali kedua. Kau bisa mendapatkan wanita manapun yang lebih baik dari aku."

"Tidak. Aku tidak ingin mengakhiri apapun. Kau adalah cintaku, Sofia Wilson." Kaivan mengecup pucuk kepala wanitanya. "Maafkan aku, aku hanya sedang cemburu. Aku benar-benar tak ingin kehilanganmu, Sayang," aku Kaivan penuh sesal.

Tanpa terasa, cairan bening mengalir begitu saja di kedua pipi sang puan. Atmosfer pun berganti haru dan penuh syukur. Tak lama, Kaivan mulai melerai pelukan seraya mengusap butiran air mata di pipi Sofia.

"Aku percaya padamu dan hanya ingin menghabiskan sisa umurku denganmu, Sofia Mahacara."

"Terima kasih, Kai. Aku pun sama ... hanya ingin selalu bersamamu seumur hidupku."

Hujaman kecupan penuh cinta Kaivan layangkan ke arah wajah cantik Sofia sesaat setelah pengakuan sang puan terkuar barusan. Betapa sudah terlalu dalam Kaivan jatuh pada Sofia, mantan istri kontraknya. Kesalahpahaman pun sepakat diakhiri.

Impian keduanya untuk menikah pun akan segera terwujud dalam beberapa jam saja setelah ujian terakhir berhasil dilewati.

Keesokan harinya.

Suasana Ballroom yang telah dihias semegah mungkin dengan dominasi warna putih akan turut menjadi saksi puncak acara sakral royal wedding yang segera terhelat beberapa saat lagi yakni momen pengucapan janji suci.

Mengenakan gaun pengantin elegan berwarna putih tulang, Sofia berjalan digandeng Erland sang ayah menuju altar di antara deretan tamu undangan yang turut berdiri mengiringi perjalanan.

"Kini, secara sadar kuserahkan Sofia, putriku untuk menjadi pendamping hidupmu. Jagalah putri berhargaku, Kaivan Mahacara. Bahagiakanlah ia," pinta Daniel lirih sesampainya di altar. Anggukan mantap disertai janji melindungi Sofia seumur hidup pada ayah mertua lantas terucap dengan lugas dari bibit Kaivan. Daniel pun berlalu dari altar setelahnya.

Kini, Sofia dan Kaivan saling menghadap satu sama lain di depan seorang pendeta untuk mengikat janji suci yang sebenar-benarnya dihadapan Sang Pencipta dan juga ratusan pasang mata.

Puncak acara pun berhasil dilalui keduanya yang kini resmi menyandang status baru yakni pasangan suami istri secara sah.

Suka cita mereka rasakan tanpa hambatan yang berarti. Takdir nampaknya sudah memberi restu bagi kedua insan dengan perjalanan cinta penuh cobaan yang tidak mudah bahkan sempat menyebabkan perpisahan sementara.

"Kai," bisik Sofia di sela sesi dansa pengantin.

"Hmm."

"Aku berjanji dan calon bayi kita akan selalu mencintaimu."

"Aku juga—"

Kalimat Kaivan terjeda dengan netra terperangah. "Calon bayi?"

Sofia mengangguk mantap seraya tersenyum sumringah. Pelukan terbaik lantas dilayangkan Kaivan pertanda lengkap sudah kebahagian kedua insan itu.

Namun ... Benarkah keduanya akan bahagia setelah menikah?

...***...

...Akhir Season 1...

...Terima kasih yang sudah baca "Pesona Janda Sultan" S1 (Bab 1-31)...

...S2 akan segera tayang mulai bab 32....

...Tunggu kelanjutannya ya. Follow IG @iam.ladyorlin untuk info update cerita🙏...