NovelToon NovelToon
My Ex Beloved

My Ex Beloved

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Romansa
Popularitas:180k
Nilai: 4.9
Nama Author: fieThaa

Gamil Arfan Wiguna sangat mengharamkan untuk balikan dengan mantan. Bahkan, dia memiliki jargon yang masih dia pegang teguh sampai saat ini.

"Buanglah mantan pada tempatnya."

Namun, kedua orangtuanya mendesak Apang untuk segera menikah karena Apang sudah dilangkahi adiknya. Di saat seperti itu, semesta malah mempertemukan Apang dengan mantan pertamanya. Perempuan yang belum Apang buang pada tempat semestinya.

Apakah Apang akan membuangnya juga ke dalam bak sampah sama seperti mantan-mantannya? Atau malah terjadi cinta lama belum kelar di antara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Ijinkan Aku Membencimu Untuk Sekarang

Apang tersenyum ke arah bunda Nena dengan begitu tulus. Bunda dari Naira itupun membalasnya dengan sangat lembut juga dengan tatapan begitu dalam.

"Makasih ya, Nak Arfan."

"Jangan pernah mengatakan kata itu, Tante. Aku hanya sebagai jembatan untuk kesembuhan Tante."

Mata bunda Nena seketika berembun mendengar penuturan dari Apang yang begitu tulus. Sedari dulu anak itu selalu bersikap baik yang tak dibuat-buat. Baiknya Apang penuh dengan ketulusan.

"Naira sudah menceritakan semua. Jika, tidak ada kamu Tante dan Naira--"

"Naira terlalu berlebihan, Tan. Aku gak banyak melakukan apapun. Semuanya karena semangat juang Naira juga semangat Tante untuk sembuh. Jadi, stop ya untuk memuji aku. Aku tidak suka dengan pujian."

Naira menatap Apang dengan begitu dalam. Meskipun rasa bersalah semakin bersarang karena jawaban Apang yang membuatnya terdiam.

"Untuk saat ini gua masih membenci lu."

"Tante harap kamu bisa bersama Naira lagi karena Naira masih sering ce--"

"Bun," potong Naira dan itu membuat Apang menatap Naira.

"Jangan banyak bicara, ya. Lebih baik Bunda istirahat."

Dia tak ingin mendengar jawaban yang tak mengenakkan hati untuk kedua kalinya. Tadi saja jawaban dari pertanyaannya membuat mulut Naira tertutup rapat.

"Ya udah, aku pamit, Tante."

Mendengar kalimat itu membuat Naira melebarkan mata. Menatap Apang yang kini sudah mencium tangan sang bunda.

"Sering-sering jenguk Tante, ya."

"Aku usahakan, Tan."

Setelah Apang menghilang dari balik pintu, Naira mengejar Apang.

"Fan!"

Langkah Apang terhenti. Dia memutar tubuhnya dan melihat Naira berlari ke arahnya.

"Kamu mau pulang? Kamu mau tinggalin aku?" Mata Naira sudah memerah.

"Bunda lu kan udah sadar."

Air mata Naira menetes begitu saja mendengar kalimat Apang yang begitu datar dan dingin. Apang sedikit terkejut melihat Naira menangis seperti itu. Dia pun mendekat.

"Kenapa kamu--"

"Apa yang harus aku lakukan supaya kamu tak membenci aku, Fan? Apa aku harus bersujud di kaki kamu untuk--"

Apang memeluk tubuh Naira. Tangis Naira pun semakin pecah.

"Aku minta maaf, Fan."

Apang tak menjawab. Namun, tangannya masih tetap memeluk tubuh Naira. Tak lama berselang, Apang mengendurkan pelukannya.

"Ijinkan gua membenci lu untuk sekarang." Naira menggeleng. Dia seakan menolak ucapan Apang.

Telapak tangan Apang sudah mengusap wajah Naira yang basah. Dia memandang wajah Naira dengan teramat dalam.

"Gua gak akan pernah tinggalin lu juga bunda lu sampai kalian dapat hak kalian."

"Jangan nangis. Gua gak suka cewek cengeng."

Air mata Naira semakin terjatuh. Naira kembali memeluk tubuh Apang.

.

Daddy Aksa mengerutkan dahi ketika melihat Tuan Juan sudah ada di depan ruangannya. Senyum Tuan Juan tak dibalas sama sekali karena pria itu sudah melanggar peraturan yang dibuat oleh Daddy Aksa. Di mana tidak ada orang yang boleh masuk sebelum membuat janji dengannya.

"Selamat pagi, Pak Aksa. Saya ke sini--"

Tangan Daddy Aksa yang sudah terangkat membuat kalimat yang keluar dari mulut Tuan Juan terhenti.

"Saya tidak memiliki janji dengan Anda. Jadi, saya harap Anda keluar dari ruangan saya."

Tuan Juan terkejut mendengar pengusiran yang dilakukan oleh Daddy Aksa. Apalagi wajah daddy Aksa sudah tak bersahabat.

"Tapi saya ke sini mau--"

"Saya sudah pernah bilang, tunggu telepon dari pihak saya. Jika, pihak saya belum ada yang menghubungi, jangan seperti debt colector. Paham?"

Daddy Aksa meninggalkan tuan Juan begitu saja. Aturan yang dibuat Daddy Aksa tak boleh ada yang melanggar.

.

Di rumah sakit, Naira begitu terkejut ketika melihat para petinggi Wiguna Grup masuk ke ruang perawatan. Bunda Nena yang tak tahu apa-apa sedikit ketakutan karena tak mengenal mereka. Untung saja orang yang paling akhir masuk bunda Nena kenali.

"Selamat pagi, Ibu Nena," sapa Reksa.

Naira menatap ke arah Apang yang sedang serius mendengarkan jawaban dari bunda Nena atas pertanyaan Reksa. Wajah serius Apang membuat Naira terpesona. Begitu tampan dan berkharisma.

Cukup lama mereka berada di ruang perawatan bunda Nena. Hingga bunda Nena menjabat tangan para petinggi Wiguna Grup sebagai tanda terjalin sebuah kesepakatan.

"Jennaira, berapa nomor ponsel kamu? Jadi, kami bisa dengan mudah menghubungi kamu."

"Maaf, Pak. Saya tak memiliki ponsel."

Jawaban Naira membuat para pria tampan kompak menatap ke arah Apang. Kedua alis Apang pun menukik.

"Jangan kayak orang miskin sih kata gua mah," celetuk Agha.

Apang pun berdecak kesal karena dia tahu sang kakak sepupu sedang menyindirnya.

"Antara miskin dan modus beda tipis," tambah Restu.

Apang hanya diam saja karena dia melihat reaksi Naira yang terlihat tak enak hati. Setelah semuanya selesai mereka kembali ke kantor. Apang pun tak berpamitan kepada Naira.

Menjelang Maghrib, Naira dikejutkan dengan kehadiran Apang di ruang perawatan ibunya. Apang menyapa sopan bunda Nena.

"Tante, aku ijin bawa Naira keluar dulu, ya."

Sontak Naira pun terkejut. Dia menatap Apang penuh tanya. Begitu juga dengan bunda Nena yang menanyakan mau dibawa ke mana Naira.

"Cari angin aja, Tante. Sebentar doang kok."

Bunda Nena sudah begitu percaya pada Apang hingga tak menunggu lama ACC bunda Nena sudah Apang dapatkan. Namun, Naira masih terlihat begitu kebingungan.

Naira menatap ke arah Apang ketika mobil sudah berada di parkiran sebuah mall besar. Apang yang sedang membuka seatbelt hanya diam saja.

"Mau apa kita ke sini?"

Bukannya dijawab, Apang malah memakaikan topi hitam di kepala Naira. Juga masker putih untuk menutupi sebagian wajah mantannya.

"Jangan banyak pertanyaan. Ikutin ke mana langkah gua berjalan."

Ternyata Apang mengajak Naira ke sebuah toko ponsel. Naira menatap Apang ketika dia menyuruhnya untuk memilih ponsel mana yang dia suka.

"Aku gak butuh ini," jawabnya.

Mendengar kalimat yang tak disukai membuat Apang segera menunjuk salah satu di antara ponsel paling baru. Lalu menyerahkan kartu hitam milik Apang.

"Gua gak suka penolakan," bisiknya di telinga Naira.

Sikap Apang yang sekarang inilah yang begitu bertolak belakang dengan Apang yang dulu. Di mana Apang yang dulu tak pernah memaksa. Beda halnya dengan sekarang. Apapun harus dengan pemaksaan.

Baru saja mereka keluar dari toko ponsel, suara yang tak asing untuk Naira terdengar. Dadanya mulai bergemuruh hebat. Apang yang dipanggil pun menoleh dan sudah ada Justine dengan seorang wanita paruh baya menghampirinya. Dia menoleh ke arah Naira yang sudah mundur ke belakang.

Genggaman tangan Apang membuat langkah mundurnya terhenti. Perlahan Naira menatap ke arah Apang yang juga tengah menatapnya.

"Suatu kehormatan bisa bertemu dengan Anda, Pak Arfan."

Justine yang sudah mengulurkan tangan tak dibalas. Apang hanya menundukkan kepalanya pelan. Dia menyadari jikalau sedari tadi wanita paruh baya tersebut sedang menelisik Naira dari atas sampai bawah hingga jantung Naira sudah berdenyut tak karuhan.

Baru saja Justine berbasa-basi, Apang sudah mengakhiri obrolan karena Naira sudah sangat tak nyaman.

"Saya harus pergi."

Mendengar kalimat itu, Naira perlahan mulai menoleh ke arah Apang. Dan tanpa Naira duga Apang juga mulai menoleh ke arahnya, dan berkata.

"Istri saya sedang hamil dan begitu sensitif jika saya berbincang dengan orang lain."

...***To Be Continue***...

Boleh minta komennya?

1
Andaru Obix Farfum
pipo tuh sapa yah.
Epi Tri Wahyuni
abang Er ganggu momen romantis aja sih
Henny Purwanto
ok banget g bs berkata
irma hidayat
Kecewa
irma hidayat
Buruk
🌹@tiksp💐💐
itu foto usg punya kak Fie ya... Alhamdulillah akhirnya Dalla dan Rene akan menyusul saudara yg telah dikaruniai keturunan....
Ida Farida
jngn kamu sia" kan cinta kalian
Ida Farida
hahahaha Apang sama tuan itu da kaya tom and Jerry /Grin//Grin//Grin//Grin/
Rahmawati Abdillah
kesabaran didukung dengan do'a dan ikhtiar serta pengertian dari orang yang terdekat serta kasih sayang dari semua akan menguatkan
jasmine
yaaaah cepat sekali tamatnya kak.. padahal seru lho baca cerita tuan. apa ada novel terbaru khusus cerita tuan,thor
Neny Mardiyanti
tebak2 buuah manggis😄
Neny Mardiyanti
thanks thor buat cerita yg bgs dan mendidik bahwa bersaudara hrs saling mendukung dan menjaga
semangat ya...
Riris
no komen akak....😥
sedih tuk berpisah dari kisah ini
Ida Lestari
ok lngsung baca thor.....
lnjut trus thor
semangat
Salmi Ati
segera meluncur😁😁
sum mia
oke kak.... langsung cuuuussss lah...
semoga ceritanya tetap seru dan keren . dan retensi novel bisa tinggi dan bisa menghasilkan cuan .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Yulia Wati
siap kak othor👍👍
Yulia Wati
ceritanya seru tp sayang kok ud end ja kak othor ni
Salim S
reyn adiknya abang Er ya....waaaah pasti seru...cuuus lah
Sri Lestari
Cerita Abang Er ya Mak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!