seorang wanita cantik berusia 28 tahun telah di terima sebagai polisi lalu lintas, ia bernama Yashfi. Namun, ia sangat ingin menjadi seorang detektif kepolisian. Saking besar kemauannya, ia selalu ingin mencari tahu dan membongkar pelaku dari kasus besar yang ditangani oleh para detektif kepolisian. Disaat yang sama, ia harus berpatroli mengawasi jalanan. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan pencuri yang selalu berhasil lolos dari kejaran masa. Pencuri itu bernama Topan, ia dijuluki si tangan tak terlihat karena berhasil merampas harta korban tanpa ada yang menyadarinya. Yashfi yang sangat benci kejahatan berusaha menangkap para penjahat termasuk Topan. Sampai dimana, Yashfi mendengar tentang psikopat dan ia bertekad menangkap penjahat itu dan karena suatu hal ia bekerja sama dengan Topan si pencuri yang sangat ingin ia tangkap. Dalam pencarian itu, mulai tumbuh rasa diantara dua orang yang berbeda jalan dan tujuan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabrina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Polisi Dilindungi Tuan Pencuri
Saat bertugas, Yashfi merasa bahwa kesaksian pengendara motor tentang korban yang bernama Silva berbeda dengan apa yang dikatakan oleh detektif.
"Kamu melihat korban memakai baju biru rok panjang berjalan pada pukul 10 malam." ucap Yashfi dengan meyakinkan perkataan pengendara motor.
"Benar, dia berjalan sendiri di jalan Putih biru." ujar pengendara motor sambil melihat ke arah belakang Yashfi.
Yashfi merasa bahwa semua ini aneh karena semua yang dikatakan pengendara motor berbeda dengan detektif.
"Apa ini hanya pikiranku yang berlebihan atau memang ada yang salah?" tanya Yashfi dalam pikirannya.
Saat itu, Topan kembali beraksi dengan mencuri dari seorang anak SMP. Yashfi melihat itu dan langsung berlari menghampirinya. Yashfi memegang tangan Topan dengan sangat kencang dan membuat Topan begitu terkejut. Anak SMP yang bingung melihat kedua orang itu berada dibelakang tubuhnya.
"Bu polisi.. dan om bertopi." ucap anak SMP itu dengan sangat bingung.
"Hahaha..." tawa kecil Topan yang menahan kesal karena tertangkap Yashfi.
"Halo, dek.. kelas berapa? belajar yang rajin, ya!" ucap Yashfi sambil tersenyum.
"Kelas 2, baiklah." jawab anak SMP itu.
Setelah anak SMP itu pergi, Topan langsung diseret dan dipaksa ikut masuk mobil oleh Yashfi.
"Ternyata kamu memang ingin ditangkap, ya.." ucap Yashfi dengan merasa sedikit kesal.
"Ah.. cantik, lepaskan aku.. ya.... tadi bukan seperti yang kamu pikirkan, tadi aku cuma.. " ujar Topan dengan sangat bingung.
"Cuma apa? Cuma maling? Atau nyuri? Banyak alasan, ngaku aja!" desak Yashfi sambil menatap tajam Topan.
Topan terdiam karena tidak bisa mengelak, ia juga tidak bisa melawan karena takut Yashfi menggunakan pistolnya.
"Apa menurut kamu kesaksian pengendara motor lebih akurat dibandingkan dengan para detektif? Dia berada di tempat yang sama dengan korban disaat korban masih hidup. Tapi detektif mengatakan bahwa korban tewas sekitar jam 23:30 malam dan korban menggunakan pakaian putih dan rok panjang." ucap Yashfi dengan sangat bingung.
"Lalu, apa yang dikatakan oleh pengendara motor itu?" tanya Topan dengan sangat penasaran.
"Dia mengatakan jika Silva memakai pakaian biru dan rok pendek juga melihatnya sekitar jam 22:00 malam. Berbeda dengan apa yang dikatakan oleh detektif." ujar Yashfi dengan sedikit curiga.
"Mungkin saja pengendara motor itu berbohong dan bisa saja dia dibayar oleh psikopat itu supaya tidak mengungkapkan kebenaran kepada aparat penegak hukum karena takut identitasnya terbongkar." ucap Topan dengan penuh curiga.
"Hmm.. benar juga yang kamu katakan. Tapi aku harus mencari informasi lebuh detail lagi." jawab Yashfi sambil berpikir keras.
Topan mulai mendapatkan ide supaya dia tidak dimasukkan ke dalam penjara.
"Aku bakalan bantu dia supaya dia memiliki rasa kepadaku sehingga aku tidak akan ditahan. Aku akan bekerja sama dengan polisi lalu lintas ini." ucap Topan dalam hatinya.
Yashfi juga memikirkan ide bagus untuk dirinya sendiri.
"Ah.. ini ide yang hebat, aku bisa menggunakan si pencuri licik ini untuk membongkar identitas pelaku dan menangkap si brengsek itu. Karena aku memang tidak bisa bergerak sendiri sementara detektif memiliki banyak rekan dan informasi yang dibutuhkan. Setelah psikopat itu tertangkap, aku bisa menangkap pencuri sialan ini. Wah.. Yashfi.. kau memang pandai." ucap Yashfi sambil tertawa puas di dalam hati.
Yashfi langsung menoleh ke arah Topan dan bicara.
"Sebelumnya kita belum kenalan secara pribadi. Namaku Yashfi, aku berusia 28 tahun." ucap Yashfi sambil mengulurkan tangan.
"Hah.. Aku Topan, sekarang aku sudah menginjak usia 30 lebih... ah.. aku lupa berapa usiaku yang pasti." jawab Topan sambil menjabat tangan Yashfi.
"Aku punya ide bagus, bagaimana jika kamu membantuku menangkap psikopat itu dan aku tidak akan memasukkan kamu ke penjara? Bagaimana? Ini tawaran hebat, kan?" tanya Yashfi sambil menatap mata Topan.
"Hah... baiklah, aku setuju." jawab Topan dengan sangat bahagia.
Di perjalanan, mereka fokus melihat jalan dan sekitarnya.Topan langsung bertanya kepada Yashfi.
"Kenapa kamu begitu bernafsu untuk menangkap psikopat itu? Padahal kamu seorang polisi lalu lintas yang hanya bekerja di jalanan. Kalau menangkapku itu wajar tapi psikopat itu kan tugas detektif kepolisian." ucap Topan dengan sangat penasaran.
"Aku hanya membenci para penjahat. Mereka tega menghancurkan kehidupan seseorang. Padahal tidak ada siapapun yang pantas menghakimi atau melukai seseorang sekalipun orang itu bersalah. Karena mereka bukan tuhan, biarkan polisi dan hukum yang menghukum penjahat. Seseorang tidak memiliki hak menyakiti orang lain. Lagipula aku sangat ingin menangkap psikopat itu dengan tanganku sendiri supaya aku bisa bergabung dalam anggota detektif kepolisian. itu impianku sejak awal." ucap Yashfi dengan sangat berharap.
"Oh.. jadi, kamu ingin menjadi detektif bukan polisi lalu lintas? Aku kira kamu bangga dengan menjadi polisi lalu lintas karena selalu bersemangat." ujar Topan dengan menganggukkan kepalanya.
"Aku.. " ucap Yashfi yang menggantung.
Saat malam hari, Yashfi pulang ke rumah dan Topan ketiduran di dalam mobil polisi yang diparkirkan di depan rumah Yashfi. Yashfi dimarahi oleh kedua kakak laki-lakinya karena tidak diberi uang untuk membeli motor.
"Mana uang kamu? Tidak mungkin seorang polisi tidak punya uang 6 juta." bentak sang kakak pertama.
"Kamu juga tidak membeli rokok dan kopi untukku? Dasar adik tidak berguna!" teriak kakak kedua.
Kedua kakak Yashfi memarahi Yashfi dengan sangat kasar. Bahkan, mie yang dibuat ibunya dilempar dan mengenai badan sang ibu. Yashfi kesal tapi ia ketakutan dan tidak bisa melawan. Sang ibu menahan Yashfi supaya tidak emosi karenatakut Yashfi dipukul oleh kakaknya.
"Kalian berdua tenanglah... Kasihan, Yashfi. Dia itu adik perempuan kalian, jangan buat dia takut seperti ini." ucap sang ibu sambil melindungi Yashfi.
Yashfi hanya terdiam dan berusaha menahan air matanya. Ia takut tapi berusaha tampak kuat dihadapan sang ibu. Topan mendengar keributan yang terjadi dan langsung keluar dari mobil. Topan melihat Yashfi dan sang ihu sedang dimarahi oleh kedua kakaknya. Topan bisa melihat hal yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
"Dia tampak seperti wanita galak dan kuat seolah tidak takut apapun termasuk penjahat berbahaya. Tapi ia memiliki kehidupan keras di dalamnya. Aku pikir dia adalah anak orang kaya yang terbiasa dimanja dan tidak memiliki masalah hidup yang berat. Ternyata aku salah, aku baru melihat sosok asli dari polisi lalu lintas itu. Dia wanita lembut dan penyayang yang berusaha tegar demi orang yang dia sayang." ucap Topan dalam hatinya.
Topan datang disaat Yashfi hendak dipukul oleh kakak pertamanya. Topan menahan tangan sang kakak saat Yashfi menutup mata karena takut dipukul.
"Hentikan!" Ujar Topan dengan sangat tegas sambil menatap kakak pertama Yashfi
salken
yu gabung d Cbm...
caranya follow akun ak dl ya
nnti ak masukin kaka ke gc Cbm
d sn kita belajar bareng
yu gabung...