NovelToon NovelToon
Orin

Orin

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Mengubah Takdir / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:32.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

VROOOM!

VROOOM!

Orin mempercepat laju motornya menerobos derasnya hujan. Orin bahkan tidak menyentuh rem sama sekali. Entah kenapa hatinya tidak terima mendengar perkataan jujur dari teman-temannya. Orin menangis di tengah gemuruh dan derasnya hujan. Matanya basah tiba-tiba penglihatannya mengabur.

SZZZZT!

Kilatan petir yang menyilaukan menyadarkan Orin. Mata Orin melebar selebar-lebarnya tatkala nampak seorang nenek tua tepat di depan motornya. Orin panik, dia menginjak rem belakang. Usahanya percuma karena Orin terlanjur menghabiskan full gas motornya. Orin berteriak dan terus menekan klaksonnya.

TIN!

TIIIIIIIIINNN!

CKIIIITTTT!

BRAAAAKK!


Yuk ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 Warung Viral

TES!

TES!

Pocong-pocong itu meneteskan liur mereka ke dalam makanan yang ada di hadapan mereka. Orin merasa risih dan jijik. Orin menggerakkan tangannya dengan sedikit ilmu dalam yang dia kuasai, Orin menarik piring Omar, Ezar dan Hanish hingga berada di tengah meja makan.

"Dek, apa yang kamu lakukan! Tidak sopan!" Omar marah melihat kelakuan Orin.

Orin dengan cepat mengetik sesuatu dan mengirimnya kepada Omar, Ezar dan Hanish.

"Hueeekkkk," Hanish memuntahkan makanannya.

"Astaga!" Ezar juga memuntahkan makanannya.

Omar berdiri langsung menemui pemilik warung. Entah apa yang dikatakan Omar, yang jelas pemilik warung hanya diam. Dan dia bilang Omar tidak usah membayar makanannya. Omar segera mengajak Orin, Ezar dan Hanish pergi meninggalkan warung tersebut.

Kak Aydin, cepat tinggalkan tempat ini. Di sini banyak pocong pesugihan, Orin bicara dalam hati ketika melewati Aydin.

Aydin mendengar lagi kata hati Orin. Aydin meninggalkan wanita yang tadi bersamanya. Dan berjalan di belakang Orin.

"Hmmm, Hanish." panggil Keefe.

"Iya, Keefe. Ada apa?"

"Mengapa kalian meninggalkan warung, padahal makanan kalian belum habis?" tanya Keefe.

"Gak selera, hueeekk." Hanish menutup mulut dengan tangannya dan berlari ke samping mobilnya.

"Bagaimana kalo kalian saya undang sarapan, apakah bersedia?" Keefe mengatupkan kedua tangannya.

Omar menatap Orin yang hanya diam. Ezar mengangguk.

"Baiklah," jawab Omar.

"Hanish, aku gak bawa mobil. Numpang ya. Kita ke restoran biasa." Keefe menepuk pundak Hanish.

"Eh, mau kemana?" Hanish menarik tangan Keefe.

"Aku mau traktir kalian makan." Keefe langsung duduk di kursi belakang setelah melihat Orin masuk.

Hanish memberikan kunci mobilnya kepada Omar. Dan langsung masuk dan duduk di sebelah Orin. Orin kaget melihat Hanish yang ada disebelahnya. Orin bergeser duduk di tengah. Dan di sinilah Orin, diapit Keefe yang ada di kanannya dan Hanish yang ada di kirinya.

Keefe memberikan alamat restoran kepada Omar. Dan Omar segera membawa mereka ke restoran itu. Keefe menyapa mereka semua. Orin mengetik sesuatu di ponselnya dan menunjukkannya kepada Keefe. Orin mengucapkan terima kasih kepada Keefe karena sudah membawanya ke rumah sakit.

Keefe mengambil ponsel Orin dan memasukkan nomor ponselnya. Tidak lama ponsel Keefe berbunyi, Keefe segera menyimpan kontak Orin.

"Kamu kenapa?" Keefe mendekatkan wajahnya kepada Orin.

Orin terlihat gugup, irama jantungnya mulai tak beraturan.

"Pita suara Orin sedikit terganggu, Dokter menyarankan Orin jangan terlalu banyak ngomong," jawab Hanish.

Keefe menatap ke arah Orin dan Orin mengangguk pelan.

Keefe mengirim pesan kepada Orin. Keefe bertanya siapa pria yang kemarin bersama Orin. Apakah dia orangnya yang telah mencekik Orin. Karena dari keterangan Dokter leher Orin ada yang mencekik.

Orin membalas chat Keefe. Orin membenarkan dan Orin mengatakan kepada Keefe dia harus berhati-hati dengan orang itu karena orang itu sangat berbahaya. Dan kapan saja dia akan menampakkan dirinya.

"Keefe, kok kamu tega meninggalkan wanita yang tadi bersama mu?" tanya Hanish.

"Dia hanyalah tamu yang pengen diantar ke warung nasi kuning yang lagi viral. Kami juga baru saja bertemu kemarin di kantor baru," jawab Keefe.

"Kita sudah sampai," Omar memarkirkan mobil di depan sebuah restoran.

Hanish membuka pintu mobil dan membantu Orin untuk keluar dari mobil. Hanish begitu perhatian. Orin tersenyum mendapatkan perlakuan manis dari Orin. Mereka memasuki restoran. Hanish menarik kursi untuk Orin dan Hanish duduk di sebelah Orin.

Omar dan Ezar melihat Orin sekarang ini diperebutkan dua orang saudara sepupu. Hanish lebih mencolok sedangkan Aydin dibalik diamnya tersirat perasaan cemburu. Omar dan Ezar berharap Aydin akan mendapatkan kembali ingatannya. Karena mereka tahu Orin mengorbankan perasaannya demi kehidupan Aydin.

Setelah menghabiskan sarapannya mereka keluar dari restoran. Hari ini hari minggu, jalanan padat. Omar bertanya kepada Keefe dan Hanish apakah mereka hari ini sibuk. Keefe maupun Hanish menjawab tidak. Omar ingin mengajak mereka bersantai di pinggir sungai.

Omar memasuki halaman yang luas dan memarkirkan mobil Hanish.

"Silakan masuk, ini tempat peristirahatan keluarga kami," Ezar membukakan pintu rumah.

Ezar langsung membawa mereka ke belakang rumah yang menghadap sungai kecil. Hanish dan Keefe sangat jarang melihat pemandangan sungai. Banyak terdapat perahu kecil yang lewat di atas sungai. Hanish mengambil alat pancing yang ada di samping rumah. Keefe mendekatinya.

"Keefe, aku suka Orin. Jangan menghalangi ku."

"Jodoh di tangan Tuhan." Keefe berlalu.

Di samping rumah, Orin kembali bertemu dengan Dikara. Dikara melotot ke arah Orin, matanya memancarkan kemarahan. Dari atas kepalanya mengeluarkan asap.

"Orin, berani kamu bermain mata dengan lelaki lain!"

"Siapa kamu? Kita beda alam. Jangan memaksa. Aku ingin protes ke langit. Kok bisa seorang Malaikat Maut mencampuri urusan manusia dan menyukai manusia. Aku yakin, kamu hanyalah oknum yang mengaku sebagai Malaikat Maut," Orin berapi-api, tiba-tiba saja suaranya keluar dengan lantang.

"Apa kamu meragukan kekuatan ku. Akulah yang mencabut nyawa manusia!"

Dikara mengulurkan tangannya ke depan, kemudian memutar-mutar jemarinya. Tubuh Orin terangkat melayang. Orin tidak berdaya jika berhadapan dengan Dikara. Kekuatannya sangat kuat. Dikara melempar Orin ke dalam sungai.

BYUURR!

Hanish, Keefe, Omar dan Ezar mencari dan melihat ke dalam sungai. Seperti bunyi benda besar masuk ke dalam air.

Tolong, tolong, Kak Aydin, aku tenggelam, tolong Kak! Orin berteriak dalam hati.

Aydin refleks masuk ke dalam sungai. Orin berusaha naik ke permukaan tapi kakinya tersangkut sesuatu. Orin terus berusaha melepaskan kakinya. Orin kehabisan tenaga dan oksigen di paru-parunya menipis. Aydin menemukan Orin.

Aydin berenang menuju Orin. Orin menunjuk ke arah kakinya. Aydin melihat kaki Orin tersangkut jala ikan. Aydin dengan hati-hati melepaskan jala dari kaki Orin. Orin tersedak, Orin banyak meminum air sungai, Orin banyak mengeluarkan gelembung. Aydin mendekat meraih pinggang Orin mengangkat sedikit dagunya dan memberikan oksigen dari mulutnya ke mulut Orin.

Mata Orin membelalak, Orin merasakan hangat bibir Aydin dan udara yang perlahan masuk ke dalam kerongkongannya. Orin tidak sanggup menahan tubuhnya yang sudah terlalu lelah. Orin tidak sadarkan diri dalam pelukan Aydin. Aydin memeluk erat Orin dan membawanya naik ke permukaan.

Aydin naik ke permukaan mengangkat tubuh Orin dan menaruhnya perlahan di atas papan titian. Aydin meletakkan tangan kanannya dengan posisi tangan kiri di atas tangan kanannya di atas dada kiri Orin kemudian memompanya.

Aydin mengangkat dagu Orin dan menutup hidungnya. Aydin memberikan pernapasan dari mulut ke mulut.

Omar, Ezar dan Hanish berlari ke samping rumah. Hanish tercengang melihat adegan ala drama di depan matanya.

"Uhuk, uhuk," Orin terbatuk dan memuntahkan seluruh air yang ada di perutnya.

"Sayang, aku mengingat mu, aku mengingat mu." Aydin memeluk erat Orin.

"Tolong, jangan bawa aku ke rumah sakit. Aku tidak mau," bisik Orin.

"Iya sayang. Cepatlah sehat, aku akan melamar mu," bisik Aydin.

"Ya Tuhan, jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini." Orin kembali tidak sadarkan diri.

Orin!

Orin!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Queen
parah ni cewek
Queen
ngidam gorengan 😅
Queen
😁
Queen
emang Faris 😄
Queen
😱
Queen
ok²
Queen
ooohhhh
Queen
nah lho
Queen
waduh
Queen
😱
Queen
/Tongue//Facepalm/
Queen
raja copet
Queen
tokcer 😂
Queen
ihhhh gemesssss
Queen
kenapa lagi ini 🤔
Queen
bener juga
Queen
kesambet apa di negara orang 😜
Queen
/Facepalm/
Queen
negaranya Oppa
Queen
😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!