NovelToon NovelToon
Taruhan Cinta Bad Boy Tampan

Taruhan Cinta Bad Boy Tampan

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / cintapertama / cintamanis / Bad Boy / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:41.3k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

"Gue menang taruhan! Gue berhasil dapatkan Wulan!"
Wulan tak mengira dia hanyalah korban taruhan cinta dari Alvero.
Hidupnya yang serba kekurangan, membuat dia bertekad menjadi atletik renang. Tapi semua tak semudah itu saat dia tidak terpilih menjadi kandidat di sebuah event besar Internasional.
Hingga akhirnya seluruh hidupnya terbalik saat sebuah kenyataan besar terungkap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8

Adara menghampiri kakaknya yang berada di tempat parkir sambil menangis. Dia kecewa dengan keputusan papanya yang telah mencoret namanya dari kandidat event.

"Kenapa nangis?" tanya Antares. Dia merengkuh bahu Adara dan mengusap lengannya.

"Papa coret aku dari daftar kandidat dan digantikan Wulan." Adara memeluk kakaknya dan menenggelamkan wajahnya di dada Antares.

"Ya udah, gak papa. Kamu perbaiki lagi skill kamu. Memang itu hak Wulan."

"Pasti Kak Ares ya yang bilang sama Papa soal ini?" Adara mendongak menatap Antares.

Melihat kedua mata merah Adara, membuat hatinya terenyuh. Dia juga ikut andil dalam masalah ini. Dia menangkup kedua pipi Adara agar berhenti menangis.

"Ara, aku dan Papa tahu yang terbaik buat kamu. Jangan bersedih, kalau kamu memang tidak bakat di dunia olahraga, mungkin punya bakat lain. Jangan hanya karena aku yang lebih suka berenang atau karena Papa mantan atletik renang, kamu harus mengikuti jejaknya. Gak kayak gitu. Aku yakin kamu punya kelebihan tersendiri."

"Apa? Aku gak bisa apa-apa."

Antares mengusap air mata Adara sambil tersenyum. "Suatu saat nanti, kamu pasti akan menemukan kelebihan kamu sendiri. Sekarang kamu jangan sedih. Kita pulang yuk! Aku belikan es krim."

Adara menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Kemudian dia naik ke boncengan Antares dan memeluknya dari belakang.

"Kak Ares, kalau kita udah dewasa nanti dan menikah dengan pasangan masing-masing, apa aku masih boleh curhat sama Kak Ares?" tanya Adara. Dia menyandarkan dagunya di bahu Antares agar suaranya tidak hilang tertiup angin.

"Tentu boleh. Aku akan tetap ada buat kamu. Kan kita udah sama-sama sejak dalam kandungan."

Adara tersenyum dan semakin mengeratkan pelukannya. Meski terkadang Antares sering membuatnya kesal tapi hanya Antares yang selalu berhasil menenangkan hatinya dan membuatnua nyaman.

...***...

"Wulan." Alvero mengambil sapu dan membantu Wulan menyapu.

"Vero, lo belum pulang? Biar gue aja, kan ini pekerjaan gue," kata Wulan.

"Udah gak papa biar cepat selesai." Alvero tetap membantu Wulan sampai selesai. Dia juga membantu Wulan membuang sampah hingga semua pekerjaannya selesai.

Wulan menarik napas panjang lalu duduk di pinggir kolam. Dia mengusap pelipisnya yang berkeringat sambil menatap air kolam yang perlahan mulai surut karena proses pembuangan.

"Lo minum dulu." Alvero memberikan Wulan sebotol minuman isotonik.

"Makasih. Gue merepotkan lo terus." Wulan membuka penutup botol itu lalu meminumnya hingga habis.

"Nggak, gue cuma mau bantu lo. Hanya ini yang bisa gue lakukan buat lo," kata Alvero. Dia duduk di sebelah Wulan dan meneguk sebotol minuman isotoniknya juga.

"Pak Sky baik ya. Gue dipilih masuk kandidat."

"Benarkah? Selamat ya."

"Tapi gue gak enak sama Ara. Dia dicoret sama papanya sendiri. Pasti dia kecewa banget dan mungkin saja dia jadi benci sama gue."

Satu tangan Alvero kini menggenggam tangan Wulan untuk memberinya semangat. "Tidak apa-apa. Kita semua tahu kemampuan lo. Lo berhak masuk kandidat itu. Ya semoga lo bisa mengukir prestasi untuk negara kita dan juga nama naik klub ini."

Senyum Wulan semakin mengembang. Baru kali ini ada yang memberinya semangat selain ibunya. "Makasih ya. Baru kali ini gue diberi semangat selain sama ibu gue."

"Ayah lo?"

Wulan menggelengkan kepalanya. "Ayah sudah lama meninggal. Selama ini yang sayang sama gue hanya Ibu. Gue sangat ingin membahagiakan Ibu. Semoga saja gue bisa meraih juara dengan begitu gue bisa terus mendapat beasiswa dan gue juga ingin membeli rumah untuk kita tinggal bersama agar kita tidak tinggal lagi di dekat tumpukan sampah."

Alvero tersenyum mendengar semua keinginan Wulan. Dia akui, Wulan sangat hebat dan gadis yang kuat. Baru kali ini dia menemukan gadis seperti Wulan. Rasanya dia tidak tega mempermainkan perasaan Wulan tapi dia sudah terlanjur menerima taruhan itu, dia tidak mungkin mundur.

"Cita-cita yang sangat mulia. Semoga semua keinginan lo terwujud. Gue yakin lo bisa."

"Makasih semangatnya." Wulan melihat genggaman tangan Alvero yang masih menggenggam tangannya. "Hmm, ini ...."

Alvero tersenyum dan semakin mengeratkan genggaman tangannya. "Wulan, gue boleh bilang sesuatu sama lo?"

Wulan menatap Alvero. Dadanya berdebar tak menentu. Apa yang akan dikatakan Alvero?

"Hmm, lo sangat berbeda dengan cewek lainnya. Gue merasa lo spesial dan gue jatuh cinta sama lo. Lo mau gak jadi pacar gue?" tanya Alvero.

Wulan sangat bahagia dengan ungkapan cinta itu karena dia juga sangat menyukai Alvero, tapi mengapa semuanya terasa cepat. Benarkah Alvero memang mencintainya?

"Kalau lo tidak bisa menjawab sekarang, tidak apa-apa. Gue akan menunggu. Eh, kita panggil aku kamu aja ya, biar semakin spesial."

Wulan hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil.

"Hari udah gelap, aku antar kamu pulang yuk!" ajak Alvero.

"Hmm, aku bawa motor."

"Gak papa. Aku ikuti dari belakang."

Wulan menganggukkan kepalanya kemudian dia keluar dari tempat latihan itu.

"Wulan, ini ada titipan dari Pak Sky," kata Pak Karno sambil memberikan satu amplop dan sekantong plastik makanan untuk Wulan.

"Makasih, Pak. Ini benar untuk saya semua?" tanya Wulan memastikan.

"Iya, untuk kamu. Kamu ambil saja, Pak Sky memang sangat baik."

Wulan berkaca-kaca melihat isi kantong plastik itu. Ada roti, susu, dan makanan lainnya. Kemudian dia juga membuka amplop yang berisi dua lembar uang lima puluh ribuan padahal dia bersih-bersih tidak ada dua jam.

"Vero, Pak Sky gak salah kasih gaji ini? Seratus ribu, padahal cuma sebentar. Belum semua makanan ini," kata Wulan sambil berjalan menuju tempat parkir.

"Om Sky memang sangat baik. Tidak apa-apa, itu rezeki kamu. Kalau kamu rajin, pasti akan semakin diberi lebih. Kamu semangat ya."

"Makasih ya, ini semua juga berkat kamu." Wulan menggantungkan kantong plastiknya di motor lalu dia memakai helmnya dan menaiki motornya.

"Kamu duluan, aku ikuti dari belakang."

Wulan menganggukkan kepalanya. Hatinya sangat senang karena hari itu keberuntung seolah mengikutinya.

Beberapa saat Wulan menghentikan motornya di depan rumah. Dia melihat Alvero yang masih mengikutinya.

"Aku langsung pulang ya. Ada janji sama teman-teman," kata Alvero.

"Iya. Hati-hati ya. Makasih buat hari ini."

Alvero melambaikan tangannya lalu memutar motornya dan pergi dari depan rumah Wulan.

Wulan masih saja menyunggingkan senyumnya sambil masuk ke dalam rumah. Dia langsung memeluk ibunya untuk memberikan kabar bahagia itu. "Ibu, aku terpilih menjadi kandidat event internasional tahun depan. Ini semua berkat doa ibu."

"Ibu ikut bahagia dengarnya. Kamu pasti bisa. Ini dari siapa?"

"Dari Pak Sky, mulai hari ini aku juga bekerja paruh waktu di tempat latihan. Pak Sky baik banget. Aku juga digaji harian." Wulan mengeluarkan uang dari dalam amplop lalu memberikan lima puluh ribu pada ibunya. "Ini buat Ibu."

"Jangan, kamu bawa saja."

Wulan menggelengkan kepalanya. "Ini buat kebutuhan di rumah. Besok aku juga kerja lagi." Wulan mencium pipi ibunya lalu dia masuk ke dalam kamarnya.

Dia menghempaskan tubuhnya di atas ranjangnya yang keras. "Andai aja aku punya Ayah kayak Pak Sky." Wulan tersenyum kecil dan menepuk dahinya. "Yah, haluku kambuh."

💗💗💗💗

Like dan komen ya...

1
Risma Waty
BTW, tetap ditunggu extra partnya... thanks so much for your writings. Ada nilai2 moral yang dapat dipelajari dari novel2 mbak. Sehat selalu... GBU ❤️
Risma Waty
Mbak, ibunya Ara kok nggak ada? kan dia yg sdh rawat Wulan sejak bayi.. kasihan nggak diikutkan dalam momen bahagia ini.
fb/Ig: Author Puput: iya. 🤭 lupa gak dijelasin ya. 😭 ibunya Ara gak ikut mabuk kendaraan. 🤭
total 1 replies
Salim S
laaah beneran udah nih...masa wulan ga di kenlin sma oma2,opa2,dan para spupunya.....padahal di tungu bangt momen itu nya.next Arnav ya thor......semangat,padahal tiap hari nunggu up nya,sekarang ga ada lagi dong yg di tunggu/Sob//Sob//Sob/makasih thor udah memberikan karya yg epik dan keren...semangat,ku tunggu karya2 mu selanjutnya...
Salim S: bener..
Eva Maulia: arnav yg kakaknya shena ya
total 2 replies
hansen
Keren thor/Smile/
dyah EkaPratiwi
Yah kog sampe sini aja kak,, uup lg dong
jaran goyang
𝐤𝐨𝐤 𝐜𝐩𝐭 𝐱 𝐚𝐧𝐝 𝐧𝐲 𝐤𝐤
jaran goyang
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭𝐦𝐞𝐰𝐞𝐤 𝐚𝐪
jaran goyang
𝐠𝐚𝐤 𝐬𝐛𝐫 𝐲𝐚.... 𝐦𝐤 𝐧𝐲 𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡
Azizah az
udh end ajah 🥺
Azizah az: sabar ya kk, itung² sedekah buat menghibur pembaca, semangat berkarya 👍👍
total 1 replies
jaran goyang
𝐬𝐞𝐫𝐮 𝐛𝐠𝐭𝐬.....
Salim S
seru kayanya kalau ares bisa ngalahin vero di kolam renang,dulu Sky ngaalah ga ikut kejuaraan di jepang dan akhirnya vicky yg ikut sekarang nasib ares sama kaya papa nya....ayo lah thor buat ares balik ke renang dan kalahin vero....
Risma Waty
Papa Sky kan tidak larang kamu bermusik, Ares.. namun prioritas di bisnis krn kamu yg akan lanjutin perusahaan. Ayo, tetap semangat
Risma Waty
Vero berhasil maraih kembali hatinya Wulan..
Ares pasti bisa meraih hatinya Ara
Salim S
bìkin ares balik lagi ke renang dong....masa sama kaya papanya yg harus pensiun dini dari renang...
jaran goyang
𝐨𝐤.... 𝐥𝐠𝐬𝐠 𝐭𝐞𝐦𝐛𝐤 𝐚𝐫𝐚 𝐫𝐢𝐞𝐬
jaran goyang
𝐛𝐫 𝐭𝐚𝐮 𝐤𝐚𝐮 𝐛𝐝𝐨𝐡
jaran goyang
𝐨𝐨 𝐠𝐭... 𝐰𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐤𝐞 𝐮𝐣𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐥𝐡𝐨... 𝐧𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐢𝐧 𝐤𝐚𝐮
Salim S
mending ama dipta aja wulan vero nya cemen ga mau berjuang baru segitu ydah mundur....
jaran goyang
𝐦𝐦𝐦𝐦𝐦𝐦𝐦.... 𝐦𝐤𝐢𝐧 𝐫𝐢𝐛𝐞𝐭
jaran goyang
𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐥𝐡... 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐛𝐠𝐭𝐬 𝐤𝐦 𝐨𝐦𝐠 𝐠𝐭 𝐝𝐢𝐩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!