YOU & ME IN NOVEMBER

...Semuanya tertawa puas melihat mereka berdua yang sudah di datangi oleh guru dan sebentar lagi akan terkena nasib sial....

“HAYO ... HAYO!” sorak para lelaki itu sedangkan para perempuan terutama Miska dan lainnya menertawakan mereka sampai terbahak-bahak.

...Akhirnya sang juara kelas waktunya terkena sial yang telah ditunggu-tunggu oleh teman-teman mereka. ...

...Guru pun datang di meja mereka dan hanya melihat dengan diam. Bahkan Daris pun sedikit panik dari tampang wajahnya meskipun ia tampak diam....

...Saat guru saja membuka mulut untuk berbicara, Daris langsung memotong pembicaraan guru itu....

“Ini bukan salah Livia Bu!” ucapnya sambil melambaikan tangan yang bermaksud bahwa gadis itu tidak bersalah.

...Daris melanjutkan pembicaraan lagi,...

“Aku yang salah Bu!”

...Lalu tangannya memegang dadanya sendiri yang bermakna bahwa itu adalah perlakuan ia sendiri....

...Livia pun terdiam melihatnya, gadis itu tahu bahwa dirinya sendiri yang repot-repot membantu Daris padahal lelaki itu tidak meminta bahkan memberi tahu semuanya dengan lengkap. ...

...Seharusnya gadis itu yang salah dan malah melibatkan orang lain yang tidak bersalah....

...Gadis itu pun hanya menundukkan kepala dan sedih melihat Daris mengorbankan dirinya sendiri untuk membela gadis itu padahal dirinya hanya membuat masalah dan bukanlah siapa-siapa dia....

...Tapi guru sejarah melihat kelakuan dua orang ini hanya tersenyum manis dan tidak menggambarkan ekspresi marah atau apa pun. ...

...Daris hanya bersiap untuk menunggu perkataan selanjutnya dari guru itu yang berisi hukuman atau ocehan sedangkan di sisi lain Livia hanya menunduk saja dan tidak berani untuk menatap mata guru itu....

...Semuanya sedang menantikan pertunjukan seru bagaimana kelanjutan mereka berdua....

... Tapi sepertinya kali ini penonton gagal mendapatkan momentum yang seru untuk di lihat karena guru tersebut hanya menepuk bahu Daris....

“Tetap semangat belajarnya ya Daris!” ujar guru tersebut dengan tepukan yang pelan bahkan seolah-olah seperti tepukan kasih sayang.

...Sedangkan di saat guru itu melihat Livia yang menunduk dan wajahnya tampak murung, guru itu juga memberikan pujian....

“Livia hebat ya tadi, lain kali harus banyak ajarin Daris ya, jangan pelit-pelit!” ujar guru itu dengan senyuman manis dan ramah.

...Gadis itu pun mengangkat kepalanya dan melihat wajah guru itu yang sangat baik sampai mata Livia berbinar-binar....

“Iy- Iya Bu. Terima kasih,” ujar Livia dengan senyum cerah yang kembali di wajahnya.

...Lalu guru itu tersenyum menampakkan gigi cerahnya dan kembali berjalan ke meja guru....

... Livia menjadi tidak sedih kembali dan rasanya menjadi semangat meski ia baru saja melakukan kesalahan....

...Penonton setia kisah Livia dan Daris pun kecewa karena tidak sesuai dengan ekspetasi yang di harapkan....

“Lah? Di biarin begitu saja? Ah ga seru,” ujar teman laki-laki lain.

“Kok gitu sih? Minimal berdiri atau kurang poin dong,” ujar teman yang lain juga.

...Banyak bisikan dan ejekan sampai seisi kelas menjadi suasana ribut dan tidak tertib sampai gurunya berteriak diam baru mereka diam....

...Tetapi meski yang lain hanya membicarakan Livia dan Daris di belakang, Miska adalah orang satu-satunya perempuan yang tidak ikhlas melihat mereka berdua baik-baik saja....

“IBU!” teriak Miska sambil berdiri dengan raut wajah tidak terima.

...Meski Miska memiliki banyak niat dan perlakuan buruk serta mulut yang kurang di kendalikan, ia memiliki paras wajah yang cantik di mulai dari pertama kali masuk SMA bahkan Livia saja dapat menilai bahwa perempuan tercantik di kelas adalah Miska....

...Karena matanya sangat cantik bentuknya dan lipatan matanya yang tebal, dan hidung yang tidak begitu pesek karena tidak begitu memiliki tulang tetapi berdaging dan berisi serta bibirnya yang memiliki warna merah merona....

... Kulitnya juga lebih putih dan cerah di bandingkan warna kulit biasa dan badannya tidak kurus tetapi berisi....

“Ya, ada apa Miska?” ujar guru itu dengan lembut.

“Masa Ibu ga marahi mereka berdua? Kami saja baru bantu dikit sudah di marah sama Ibu. Ga adil lah!” ujar gadis itu dengan kesal.

...Miska ini adalah orang yang paling berani untuk mengutarakan pendapat dan protes terhadap siapa pun jika gadis itu tidak terima atau tidak menyukainya....

...Lalu perkataan itu tetap di dukung oleh Adrian....

“Iyalah Bu, kami semua di marahi di teriaki masa mereka cuma lembut saja, Ibu ga adil!” ujar Adrian dengan kesal juga.

...Penonton yang lain hanya diam tetapi senyum saja di belakang menantikan pertunjukan lainnya....

“Sudahlah Nak gak usah ribut begitu,” ujar guru tersebut.

“Tapi Bu mere-“

...Bel pun berbunyi menandakan jam pelajaran guru sejarah telah selesai dan siswa siswi sudah dapat pulang sehingga ucapan Miska pun terpotong. ...

...Lalu guru itu pergi dengan cuek saja dengan kondisi mereka yang masih belum menjadi ibu rumah tangga sudah merepet tidak jelas....

...Lalu seisi kelas hanya menatap dua orang tersebut dengan tatapan sinis. Livia pun merasa bersalah pada Daris karena sikapnya yang terlalu sibuk untuk membantu....

“Daris... Maaf ya...” ujar Livia dengan pelan sambil menatap wajah lelaki itu.

...Tetapi lelaki itu dari tadi diam saja dengan tatapan lurus dan datar saja sambil membereskan tas sekolahnya....

...Livia pun dicueki oleh Daris dan tidak ada interaksi apa pun dari mereka. ...

...Ketika Daris sudah mau beranjak keluar dari bangkunya dan hendak bergegas pergi, Livia masih memanggil namanya untuk sekali lagi....

...“Daris... aku minta maaf...” ujar Livia dengan sedih....

...Lalu lelaki itu berhenti sebentar dan tidak membalikkan tubuhnya sama sekali lalu ia hanya mengangguk saja....

... Kemudian lelaki itu berjalan pergi meninggalkan kelas sementara Livia masih diam di bangkunya dan tak lama kemudian gadis itu baru berkemas juga lalu pulang....

“Gimana dong ini? Daris jadi benci aku dong?” pikir Livia dengan sedih.

...Kemudian gadis itu pun jalan beranjak pulang dengan kepala menunduk. Tapi di tengah perjalanan, suara klakson itu membuat Livia kaget kembali....

...“TIT.”...

...Motor itu melaju dengan kencang yang di bawa oleh Daris. ...

...Gadis itu pun heran mengapa lelaki itu mengklakson dirinya lagi padahal sebelumnya sudah tidak begitu lagi....

...Bahkan beberapa hari yang lalu ia masih mengendarai motor dengan sopan ketika melewati gadis itu....

“Apa karena kesan dia jadi gak suka sama aku kayak di awalan ya?” pikir Livia.

...Kemudian gadis itu berjalan sampai ke rumah dengan wajah murung. Lalu ia melakukan aktivitas sehari-harinya dengan tidak bersemangat lalu beranjak tidur siang....

...Padahal di sisi lain, Daris hanya bermaksud mengingatkan gadis itu agar hati-hati ketika berjalan karena jalan seperti itu sangat berbahaya....