NovelToon NovelToon
PEMBALASAN ISTRI GENDUT

PEMBALASAN ISTRI GENDUT

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Cerai / Pelakor / Bullying di Tempat Kerja / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Dae_Hwa

BADANMU ITU KAYAK GAPURA DESA!

Itulah kalimat yang sering di dengar Berryl, seorang wanita karir bertubuh gemuk yang selalu berpenampilan sederhana dan nerd.

Ia selalu tak beruntung dalam kehidupan sosialnya. Wanita itu acap kali mengalami pembullyan dan pengkhianatan.

Dihina, direndahkan dalam lingkungan kerja, bahkan difitnah oleh orang yang ia percaya. Parahnya, keluarga sang suami ikut memperlakukan nya dengan semena-mena.

Pada akhirnya, Berryl berusaha bangkit, ia bertekad akan membalas semua perlakuan buruk yang ia dapat.

Akankah Berryl berhasil membalas mereka semua?

Hallo Readers, saya ingin menginfokan bahwa novel PEMBALASAN ISTRI GENDUT merupakan novel yang pernah saya rilis di akun saya yang lain dengan nama pena Zindvl. Novel ini sudah saya hapus di akun lama dan saya rilis kembali di akun baru saya dengan nama pena Dae_Hwa yang memiliki makna mutiara yang berkilau. Saya harap di akun baru ini, saya dapat berkilau bak mutiara yang indah ✨
Mohon dukungannya 👊🏼

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PIG 34

"Maaf, Mas Ibnu. Uangnya ... belum masuk." ucap Pak Tua yang masih belum ku ketahui namanya.

Aku menyugar rambut dengan kasar. "Maksud nya apa ya, Pak?"

"Ya, uang nya belum masuk ke rekening saya, Mas Ibnu." Pria Tua itu menunjukkan M-Banking di ponselnya, nominal yang hanya ada dua puluh lima juta rupiah saja.

"Maaf, Pak. Ini saya sedang berhalusinasi, atau salah mendengar? Rekening, Bapak? Uang di rekening Bapak, sama uang yang saya transfer ke pemilik mobil, hubungannya apa ya?" tanya ku heran. Nada bicara ku mulai tak ramah.

"Ya jelas ada hubungannya, kan, saya pemilik mobilnya. Itu, nama saya jelas ada di BPKB." Pak Tua itu menunjuk kembali BPKB yang ada di atas meja tamu.

Separuh energi ku rasanya hilang, tubuh ku seketika lemas saat bau bau masalah mulai terendus di hidungku.

Ku ambil kembali BPKB yang ada di atas meja tamu, ku baca dengan saksama. Nama Mujiyanto tertera sebagai pemilik mobil. Sebuah nama yang sama, dengan nama akun FB yang bertransaksi dengan kami. Sampai di sini, aku belum juga paham titik masalahnya.

"Ada apa sih, Mas?" tanya Kanaya penasaran.

"Kamu diam dulu, deh!" jawab ku ketus, yang membuat Kanaya mencebik kesal.

Aku menarik napas panjang, berat sekali rasanya dadaku ini.

"Nama Bapak, Mujiyanto?" tanya ku.

Pak Mujiyanto mengangguk cepat, seolah menunggu apa yang selanjutnya akan ku katakan.

"Begini, Pak. Saya dan istri saya, menemukan iklan penjualan mobil ini, seharga sembilan puluh juta rupiah di marketplace FB. Akun yang memasang iklan mobil tersebut, atas nama Mujiyanto. Kami bertukar kontak WA dengan beliau tadi malam. Pak Mujiyanto yang bertransaksi dengan kami, mengatakan bahwa mobil ini di jual murah karena dia akan segera pulang kampung. Hari ini dia mengabarkan bahwa dia sudah di kampung dan mobil beserta dokumen di titip ke, Bapak, yang merupakan pamannya. Katanya, Bapak, lah yang akan mengurus segala yang terkait dengan jual beli mobil ini. Jika kami deal, pembayaran bisa segera di transfer ke rekening beliau dan kami akan segera bisa membawa pulang mobil ini. Terus, sekarang, tiba-tiba Bapak mengatakan bahwa nama Bapak adalah Mujiyanto? Di tambah lagi Bapak menyatakan, bahwa Bapak adalah pemilik mobil? Pak, yang bener aja dong!" Jelas ku panjang lebar dengan nafas tersengal.

"Begini, Mas Ibnu. Adalah benar bahwa saya memasang iklan di marketplace FB, terkait mobil yang kini ada di garasi saat ini. Dan juga benar bahwa saya bernegosiasi dengan seseorang yang bernama Ibnu, tentang mobil ini di kontak WA. Namun, nominal yang Mas sebutkan tadi, berbeda dengan nominal yang saya negosiasi dengan seseorang yang bernama Ibnu juga. Mobil ini deal di negosiasi dengan harga seratus dua puluh juta rupiah, bukan sembilan puluh juta rupiah. Ini saya masih ada bukti chat WA nya dengan orang yang bernama Ibnu." Pak Mujiyanto menyodorkan ponsel nya padaku.

Aku membaca dengan saksama pesan antara dua pria yang mengaku bernama Mujiyanto ini. Ku buka profil WA pria yang tengah menyamar menjadi diriku, sekali lagi aku melihat nomor WA nya.

Ku seka peluh yang mengalir di sudut alis ku, rasanya suhu semakin gerah.

"Maaf, Pak. Ini bukan kontak WA saya, nomor WA yang tertera ini, merupakan kontak WA yang mengaku-ngaku sebagai Mujiyanto si pemilik mobil. Nay, tunjukan bukti chat yang ada di WA kamu," lidah ku kini begitu kelu.

Kanaya lekas menyodorkan ponselnya pada Pak Mujiyanto. Pria tua itu lekas menyambutnya, matanya menyipit saat membaca bukti chat yang ada di ponsel Kanaya. Mungkin karena WA istriku itu memakai font seperti cacing kremi, sehingga pria tua itu sedikit kesusahan dalam membaca.

Pak Mujiyanto lekas mengembalikan ponsel istriku kala ia selesai membaca bukti chat yang ada di dalam sana. Pria tua ini menatap ku iba, dan aku benci ditatap seperti itu.

"Dengan berat hati saya katakan, sepertinya anda sedang mengalami penipuan, Mas." Tutur lembutnya berusaha menyadarkan ku.

"Tentu saja saya tau, saat ini saya sedang di tipu. Dan saya tau, bahwa anda pasti bekerjasama sama dengan penipu itu, kan? Saya tidak mau tau, ganti uang saya!" Aku menggebrak meja di depan ku.

"Astagfirullah, sabar, Mas Ibnu. Saya tidak ada sangkut paut dalam hal ini, saya juga korban di sini." Pak Mujiyanto berusaha membela diri.

"Anda kira saya bodoh? Dari awal datang ke sini, feeling saya sudah gak enak. Wajah-wajah penipu! Kembalikan uang saya!" Nafas ku tersengal, dadaku sampai naik turun. Telunjuk ku mengacung kasar di depan wajah pria tua brengsek ini.

"Memang anda bodoh, kan? Turunkan jari anda dari wajah Bapak saya, atau setelah ini anda akan hidup dengan sembilan jari tangan saja." Si Rahmat, anak dari penipu ini tiba-tiba muncul dan mengancam ku.

Berani banget dia mengancam aku? Lekas aku menarik kembali jari telunjuk ku yang baru saja mengacung di depan wajah bapaknya.

"Kau mengatai aku bodoh?" ku tatap sengit pria dengan otot yang mengerikan itu.

"Kenapa? Kurang? Dasar Idiot, tolol, bahlul," umpatnya padaku.

"Rahmat, jangan begitu. Tidak sopan, Nak." tegur Pak Mujiyanto pada anaknya.

"Memang kenyataannya seperti itu kan, Pak? Orang pintar mana yang akan mentransfer uang dengan jumlah yang sangat wow, tapi tidak memeriksa terlebih dahulu nomor rekening yang bersangkutan? Sudah lima belas menit Rahmat sampai di rumah ini pak, dalam lima belas menit di tambah waktu sebelum Rahmat pulang, ada gak orang idiot ini memeriksa ulang, Bapak ini siapa? Mobil atas nama siapa? Benar tidak bahwa Bapak adalah paman seperti yang ceritakan oleh tersangka? Orang bodoh seperti dia ini, pasti memeriksa dengan alakadarnya saja. Giliran ketipu? Suaranya bakal paling nyaring, padahal sendirinya teledor. Hey, ku ingatkan ya, jangan berani-beraninya menuduh Bapak ku yang bukan-bukan, Sialan!"

Aku mengetatkan rahang kala menerima muntahan emosi yang meluap-luap dari Rahmat, yang sialnya semua adalah kebenaran. Aku lah yang teledor. Mau tidak mau, suka tidak suka, itu lah faktanya. Mau bagaimana lagi?

"Jadi, kalian mau lepas tanggungjawab begitu saja? Hah?!" giliran Kanaya sekarang yang mencak-mencak.

Astaga, bikin malu! setelah sepanjang lebar perdebatan antara aku, Pak Mujiyanto dan Rahmat. Kanaya masih tidak paham situasinya?

"Tanggungjawab? Kami harus tanggungjawab apa? Tanggungjawab yang bagaimana? Ini bukan kesalahan Bapak ku, toh?" Rahmat berkacak pinggang.

"Hey, penipu! ganti uang kami yang kalian curi. Jangan sok ikutan jadi korban, padahal kalian komplotan ...!" suara Kanaya semakin tinggi.

Ku lirik wajah Kanaya yang memerah, nyaris seperti kepiting rebus.

"Kalau kami tidak mau?" Rahmat menatap sinis istriku.

"Kalian akan mendekam di penjara ...!" ancam Kanaya.

"Silahkan. Kami tidak takut." Rahmat tersenyum remeh.

Ah, sial! Urusannya bakal semakin panjang!

1
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
ni anak "sakit"deh kayaknya
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
Oooo Arga rupanya
jangan jangan yang kemaren di atap yg ngeliat dan ngerekam kanaya lagi acekiwir sama Ibnu itu juga Arga???
WAW 😲
Julia Juliawati
berryl jagung bakar (janda kembang baru mekar)
Dae_Hwa💎: 🤣 bisa ae lu🤣
total 1 replies
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
jadi sebenernya alasan apa sih si Ibnu nikahin berly?
Dae_Hwa💎: karna damar suka cewe pintar.
total 1 replies
Julia Juliawati
mempermalukan diri sendiri itu si Ibnu🤣🤣
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
kayaknya si kanaya gak kaya deh
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
tu kan bener, dari awal aku dah nyangka. kanaya...
soalnya mirna terlalu expose dia suka. sama si Ibnu jadi gak mungkin dia.
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
aku curiga malah kanaya yg jadi duri dalam daging.
dia sangat mencurigakan.
Julia Juliawati
tusuk kondenya terbuat dr emas sakarat🤣🤣🤣
Julia Juliawati
kebayang gigi ompong di depan rambut acak-acakan baju dekil udh pas orgil kabur 🤣🤣🤣
Julia Juliawati
Luar biasa
Dae_Hwa💎: Terimakasih kakak 🥰
total 1 replies
Julia Juliawati
kapan berryl gugat cerai Ibnu?
Julia Juliawati
hahaaaaa
Julia Juliawati
🤣🤣🤣🤣
Julia Juliawati
suami ky gitu hrsnya di kasih racun tikus..
Yemima Yane
/Joyful//Joyful//Joyful/
Dae_Hwa💎: /Sneer/
total 1 replies
Rose
Luar biasa
Dae_Hwa💎: Terimakasih kakak🥰
total 1 replies
Lilis
astaga udh ikutan panik, gk tau.y kedinginan..🤣🤣
Siti S
Luar biasa
Dae_Hwa💎: Terimakasih 🥰
total 1 replies
Darma Yanti
berryl cantik banget😍😘
Dae_Hwa💎: 🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!