Pilihan Hailey Faye

Arlo kembali ke kamar Hailey. Dia masih melihat Hailey terisak menangis. Arlo kembali menghampiri nya. dan berlutut dihadapan nya dia memberikan air minum untuk Hailey.

"ini minum dulu"

Hailey mengambil air minum tersebut. Dia melihat tangan Arlo terluka karena memukul penjahat tadi.

"apa ada yang terluka?" Arlo melihat leher Hailey tergores pisau, dia memegang luka tersebut. Lalu berdiri mengambil kotak obat. Dia kembali dan mengobati luka dileher nya, dia meniup pelan luka tersebut dan menutup nya dengan plester.

Usai mengobati nya, Hailey memegang tangan Arlo dan melihatnya. Namun Arlo menariknya.

"biar aku obati sendiri"

Hailey menatap Arlo dengan mata yang masih berkaca-kaca dengan air mata. Membuat hatinya tidak tega melihatnya. Hati nya terasa sakit melihat Hailey menangis.

"maaf" ucap Hailey lirih, dia pun menangis kembali karena dia menyesal menyuruh Arlo pulang ke apartemen. Dan kesal kepada Oliver karena terlambat menghubunginya untuk memberi tahu bahwa dia tidak jadi datang ke rumah, seandainya dia mengabari nya pada saat dikantor? dia tidak akan pulang ke rumah melainkan pulang ke apartemen bersama Arlo, dan dia juga tidak mengalami hal yang mengerikan seperti tadi.

Arlo yang mendengar Hailey meminta maaf dan melihatnya kembali menangis sungguh hatinya sakit. Dia memeluk kembali wanita yang dia sukai itu, bahkan lebih erat dari yang sebelum nya. Dia sudah tidak peduli lagi tentang anggapan Hailey terhadap diri nya, dia hanya ingin memeluk wanita yang dia sukai tersebut bahkan seperti nya rasa suka itu sudah berubah menjadi rasa cinta kepada Hailey.

Hailey kembali memegang punggung tangan Arlo yang terluka , mengelusnya dan meniup nya.

" maafkan a,,," sekali lagi Hailey meminta maaf kepada Arlo namun ucapan Hailey terhenti karena Arlo tiba² mencium bibir Hailey. Hailey terkejut dan memundurkan wajahnya. Arlo merengkuh punggung Hailey dan mencoba mencium nya kembali namun kali ini Hailey tidak menghindar. Dia merasakan bibir Arlo yang begitu lembut dan Hailey menikmati ciuman tersebut.

Hasrat Arlo untuk mencium wanita yang dia cintai ini sudah tidak bisa terbendung lagi, dia terus melumat bibir Hailey. Hailey kemudian tersadar, dia melepas ciuman Arlo. Nafas mereka tersenggal-senggal.

"apa yang kita lakukan Arlo?" lirih Hailey.

"aku mencintaimu Hailey"

Hailey terkejut dengan pengakuan Arlo "tapi aku sudah bersama Oliver"

"aku tau, aku hanya mengungkapkan perasaanku, aku tidak menuntut mu"

Hailey terdiam, sebenarnya hatinya juga selama ini menyukai Arlo namun dia selalu menepis dan mengelak rasa itu.

Arlo ingin berdiri, namun ditahan oleh Hailey sehingga Arlo duduk kembali.

"bolehkah aku egois Arlo?"

Arlo menatap Hailey, namun tatapan Arlo kali ini penuh kasih bukan lagi dingin seperti biasanya.

"aku juga menyukaimu, beberapa kali aku mengelak perasaanku padamu tapi ternyata tidak bisa" hailey pun mengungkapkan isi hatinya.

"bisa kah kamu memberiku waktu untuk menyelesaikan urusanku dengan Oliver? mau kah kamu menungguku?"

Arlo tersenyum dan memeluk Hailey "aku akan menunggumu sampai Tuhan menyuruh ku berhenti untuk menunggumu" bisiknya.

Hailey membalas pelukan Arlo "thanks Arlo"

Malam ini Hailey melihat sisi lain dari Arlo, ketika dia bersama orang yang di cintai, dia menjadi manusia yang paling hangat, penuh kasih dan lembut hati nya. Beda dengan yang dia lihat sebelum nya, Arlo yang berhati dingin, dan terkesan susah untuk disentuh hatinya.

"kemana dia? Kenapa tidak datang? Bukan kah kamu menunggu nya disini?

Hailey menggelengkan kepalanya "dia tidak jadi datang, dia baru mengabariku setelah aku sampai di rumah"

"brengsek! Gara² dia kamu hampir celaka"

"sudahlah, sudah ada kamu disini, aku ngga mau sendirian lagi, aku bersumpah akan membawamu disisiku kemana pun itu" sumpah yang tadinya disimpan di dalam hati nya, kini di ucapkan didepan Arlo.

"aku tidak pernah meninggalkanmu sendiri, aku tadi menunggumu di luar"

Hailey tersenyum melihat Arlo "thanks Arlo"

Kini Hailey sudah tidak menangis lagi.

*kriing*

"halo mami" Arlo mencoba berdiri lagi tapi Hailey menahanya, dan menatapnya serta menggelengkan kepalanya, sehingga Arlo lagi-lagi kembali duduk didepan nya. Hailey terus memegang tangan Arlo. Dan Arlo terus menatap Hailey

"halo sayang, kamu dimana? Mami mampir ke apartemen kamu karena Claire merengek ingin menemuimu tapi kamu tidak ada di apartemen" Claire adalah keponakan Hailey, anak dari Sean kaka Hailey.

"berikan handphone nya pada Claire"

"halo Claire apa kamu merindukan Aunty?"

"iya, aku ingin makan ice cream bersama aunty"

"ok, hari sabtu nanti aunty kerumah opa, kamu kerumah opa ya, aunty akan belikan kamu ice cream yang banyak"

"ok, janji ya"

"ok, aunty janji, tapi Claire harus janji juga sama aunty"

"apa?"

"sekolahnya harus yang rajin ya"

"oke"

"ya sudah ya sayang mami tutup telpon nya, oh iya apa kamu bersama Arlo? "

"iya mi"

"oke kalau begitu mami tenang"

mami Hailey menutup telpon nya.

Hailey membuka kotak obat dan mengambil alkohol untuk membersihkan luka Arlo.

"tahan sedikit" Arlo mendesis, menahan rasa perih luka nya, kemudian Hailey memberi obat pada luka nya serta meniup nya, Hailey memberikan perban pada luka Arlo.

"sudah"

"thanks" Arlo tersenyum menatap Hailey.