Gadis Lumpuh Dan Mafia Dingin

Hingga dua minggu berlalu.

Siang ini Bara di panggil menghadap papah nya yaitu tuan Tama di kantor nya, meski malas menemui papahnya karena tahu apa yang akan dibicarakan papahnya kelak, Bara tetap harus menemui papahnya di kantor nya, karena bila tidak di turuti malah Bara sendiri yang akan kesulitan kare sang papah pasti akan datang ke ruangannya dan malah akan membuat Bara bertambah pusing.

Saat di ruangan tuan Tama.

"Ada apa papah memanggi ku? " tanya Bara sopan.

"Bara ini sudah dua minggu kau menikah, papah ingin bertanya pada mu apa kau sudah malakukan itu dengan istri mu? " tanya Tuan Tama.

"Astaga papah itu urusan pribadi ku, masa iya aku bicarakan disini? " protes Bara.

"Bukan begitu nak, kau ini tahu betul papah sangat menginginkan cucu, kalau kau tidak pernah menyentuh istri mu bagaimana bisa ada cucu di keluarga kita! " papah Tama kesal.

"Papah apa setelah ada cucu, aku boleh men ceraikan Nika? " tanya Bara serius.

Tuan Tama langsung menatap tajam pada putra nya.

"Apa kamu itu benar-benar tidak normal Bara? hingga kamu menikah hanya untuk mendapatkan anak hah!? " Tuan Tama marah.

"Bukan begitu papah tapi aku tak ingin kejadian yang dulu-dulu menimpa Nika" jelas Bara tenang.

"Dasar bodoh bila kau mencintai nya maka lindungi dia dengan segenap jiwa dan raga mu bukan malah melepaskannya" tuan Tama masih marah.

"Tapi bagi Bara itu yang terbaik untuk Nika papah, bila bersama Bara dia tidak bisa bebas seperti wanita pada umumnya, dia hanya bisa hidup bagai burung di dalam sangkar" jelas Bara lagi.

"Dasar anak bodoh kan tadi sudah aku bilang lindungi dia dengan segenap jiwa dan raga mu bila kau memang mencintai dia"

"Aku tidak mencintai Nika papah" Bara mengelak.

"Ooo jadi begitu baiklah bercerai saja sana, nanti akan aku jodohkan Nika dengan yang lain" tuan Tama masih kesal.

"Maksud papah apa? menjodohkan Nika dengan yang lain? " tanya Bara bingung.

"Ya setelah bercerai dari mu akan aku jodohkan dia dengan pria yang bertanggung jawab dan akan melindungi dia dengan sepenuh jiwanya, banyak anak buah ku yang berjiwa kesatria seperti itu, contohnya Matheo, Zevan dan... "

"Tunggu-tunggu papah akan menjodohkan istri ku dengan mereka? tidak papah tidak aku tidak akan pernah memberikan istri ku pada mereka" Bara protes.

"Hei itu nanti setelah kau bercerai dengannya bukan saat dia menjadi istri mu bodoh! " bentak tuan Tama.

"Tetap saja aku tidak setuju papah" protes Bara.

"Ehm kalau kau tidak setuju dengan mereka maka aku akan menjodohkan Nika dengan klien bisnis ku seperti tuan Ronaldo dia pria bauk, tampan dan mapan seperti nya dia cocok dengan Nika yang cantik"

"Apa? Ronald No papah No... " masih Protes.

"Kalau begitu... dengan Abimanyu dia juga pantas dengan Nika" tuan Tama seolah menggoda putranya yang menentang keras perjodohan.

"Tidak papah aku belum bercerai jangan jodoh-jodohkan istri ku dengan pria manapun" protes Bara.

"Kan aku bilang nanti setelah kalian bercerai maka Nika berhak dan bebas memilih dengan siapa dia akan menikah lagi kan? bukan kah kamu bilang tadi kamu ingin membebaskanya agar dia bisa beraktivitas seperti wanita normal diluaran sana"

"Iya tapi tidak menikah juga papah"

"Lantas mau mu bagaimana anak bodoh, kau ingin bercerai setelah punya anak, tapi kau tidak ingin dia menikah dengan pria lain selain kamu, bila kamu mencintai dia maka pertahankan pernikahan mu, bukan berfikir untuk bercerai dasar bodoh" omel tuan Tama.

"Aku tidak mencintai Nika papah, mengertilah" Bara frustasi.

"Kau cinta tapi gengsi" singgung tuan Tama.

"Tidak papah" elak Bara.

"Cinta" Tuan Tama terus memancing.

"Tidak papah tidak" Bara kesal dan akhirnya pergi tanpa pamit dari ruangan papahnya.

"Dasar anak tidak tahu sopan dia pergi begitu saja tanpa pamit" gerutu tuan Tama.

Sang asisten langsung mendekati tuan Tama.

"Tuan apa benar yang anda katakan tadi anda mengijinkan perceraian itu? " tanya Sang asisten.

"Tidak aku tahu anak ku,meski dia mengelak kalau dia tidak mencintai istri nya tapi aku tahu dari perkataan dan reaksinya kalau dia sebenarnya sangat mencintai Nika" ucap tuan Tama serius.

Sementara itu di ruangannya Bara kesal hingga melemparkan semua yang ada di meja ke pantai, dan dia lebih kesal lagi saat melihat Matheo ada disana sebab Matheo adalah salah satu kandidat yang akan di jodohkan oleh papah untuk Nika.

"Kau jangan beraninya mau menikahi istri ku kelak" tunjuk Bara tajam pada Matheo.

"Iya tuan muda saya tidak akan berani" ucap Matheo sopan.

"Awas kau kalau berani menerima perintah dari papah ku, ku bunuh kau dan mayat mu akan ku berikan pada buaya air asin di laut" ancam Bara.

"Tidak tuan muda saya tidak berani" Matheo ketakutan.

Astaga belum juga apa-apa dia sudah mengancam ku seperti ini.

Batin Matheo ketakutan.

Bila anda cinta kenapa anda harus berpisah, bila anda tak cinta kenapa anda tak rela dia bersama yang lain anda ini memusingkan tuan muda.

Batin Matheo seolah ingin menangis saja.

Hingga sore tiba, jam pulang bekerja pun telah usai, hari ini tidak ada meeting hingga Bara pun pulang lebih awal.

Saat dirinya telah sampai di kamar nya, dia melihat Nika yang sudah rapih dengan baju keseharian nya, entah kenapa semakin hari tubuh Nika terlihat semakin berisi seperti saat dirinya belum lumpuh.

"Kau sudah pulang? " tanya Nika saat melihat Bara berasa di ambang pintu.

"Hem... " hanya itu jawaban Bara.

Namun Nika yang sudah terbiasa dengan sikap Bara yang berubah-ubah pun tak mengambil hati perlakuan Bara padanya, Nika malah asik menatap layar laptopnya dia sedang membaca komik kesukaan nya.

Bara yang merasa di acuhkan oleh Nika pun merasa kesal, dia pun akhirnya malah mencari perhatian istrinya itu dengan cara menjatuhkan benda-benda di dalam walk in closed.

Nika yang mendengar keributan di dalam walk in closed pun menghampiri Bara disana.

"Ada apa Bara? " tanya Nika bingung.

Beberapa benda berserakan di lantai seperti jam tangan dan ikat pinggang.

"Ada apa Bara? " tanya Nika lagi.

"Kau itu istri ku seharusnya menyambut kedatangan ku dan membantu ku bersiap untuk mandi, tapi kenapa kau malah asik menatap layar laptop mu dan buka nya mengurus suami mu" Bara kesal.

"Hei tuan muda Bara Pratama apa kau lupa dengan perjanjian kita, aku kau menikahi ku hanya karena kau butuh rahim ku untuk mengandung dan melahirkan anak mu kelak, tak ada perjanjian yang mengatakan aku harus mengurus keperluan mu" protes Nika.

"Dan kau sendiri yang membuat aku tidak bisa membantu mu dengan keadaan ku yang seperti ini mana bisa aku membantu mu dengan leluasa, kau tidak mengijinkan aku untuk bisa berjalan lagi bagaimana aku_"

"Sudah cukup! " bentak Bara.

"Dasar burung kenari aku bicara sepatah kata kau sahuti dengan ratusan kata dasar wanita kenapa wanita itu selalu cerewet" gerutu Bara.

"Aku tidak akan cerewet bila.... " Nika ketakutan saat melihat Bara berjalan cepat menuju arahnya.

Dan tiba-tiba saja.

"Ehm... ehm.... " Bara langsung menutup mulut Nika dengan bibir nya.

Bersambung.