DARK SIDE

Tubuh Arumi yang tergolek di atas altar, tak berdaya saat s*tan yang menyerupai ogoh-ogoh itu mengangkatnya dengan satu tangan. S3tan itu mengayun-ayunkan tubuh Arumi, nyalinya mendadak ciut, merasa berada dalam cengkraman gorila.

Ia berusaha melawan seraya menggigit tangan ogoh-ogoh itu, tapi tidak mempan. Kakinya menendang kesana kemari tidak karuan. Anehnya s3tan itu dipukul seperti memukul angin.

Arumi merasa putus asa saat mulut s3tan itu menganga dan taring panjangnya yang tajam terlihat jelas.

Dalam keputusasaan itu Arumi ingat satu mantra penolak balak. Ia meneriakkan mantra itu dengan suara melengking.

"Oh spoor, odpusti nam vso vulgarnost tega sweat in nadloge onostranstva in razoligi mi resnico velikega Korana in swetega preroka, ki bo prinizel ta sweat in nadloge onostranstva."

Selesai Afumi mengucapkan mantra, s3tan itu berteriak marah dan melempar tubuh Arumi dengan kekuatan the flash. Tubuhnya seolah melambung naik, tidak bisa berhenti.

Arumi berteriak ketakutan, mau turun tapi tidak bisa. Ia seolah dibawa oleh pusaran angin, semakin tinggi-tinggi melampaui pohon kelapa. Ia melihat bibi menangis, dan banyak orang memanggil namanya.

Lucunya Dayan, matanya ikut berair, tentu dia sedih, karena Arumi membuat wasiat, apabila ia mati muda, belum menikah semua warisannya disumbangkan kepada sepuluh panti asuhan yang ditunjuk.

Angin kencang itu akhirnya membawa Arumi ke sebuah kampung, yang berisi bangunan kuno dari batu bata. Kampung ini panjang sekali tidak terbatas dan tidak berujung.

Penghuni kampung ini semua orang tua laki-laki. Arumi.di suruh masuk ke sebuah ruangan yang tidak berpintu dan pendek serta sempit. Ia masuk dengan cara membungkuk.

Di dalam ia diterima oleh seorang kakek kurus, memakai penutup kepala. Wajah kakek itu tidak begitu jelas, karena diruangan itu tidak ada lampu penerangan dan tidak ada sinar matahari. Tapi kita bisa melihat samar.

Arumi menghadap kakek itu tanpa bersuara. Ia berdiri di depannya begitu saja.

"Kamu tidak boleh kesini, balik pulang!" ucap kakek itu, suaranya terdengar jelas, tapi bibir kakek itu tidak bergerak sama sekali.

Kakek itu memberi tongkat, setelah ia pegang tongkat itu, badannya melayang. Tiba-tiba dunia terasa terbalik, tubuhnya terdorong jatuh dan kakinya menginjak diatas sebuah batu nisan.

Ia ketakutan seraya memejamkan mata. Sayup-sayup ia mendengar suara ribut dan isak tangis.

Baru membuka mata, ia sangat kaget melihat banyak orang berada di bale gede. Tempat ini berada diluar rumah utama, biasa dipakai untuk ritual.

Ia dibaringkan di atas bale, disekitarnya banyak sesajen. Arumi melihat beberapa orang suci, dukun dan warga. Dari sekian orang itu ia melihat King dengan wajah sedih.

"Nona..." teriak bibi memeluk Arumi.

"Syukurlah kamu masih hidup nak..." tuan Wijaya mengelus kepala Arumi.

"Aku kenapa?" tanyanya tidak mengerti.

"Nona hilang, setelah ditemukan nona sudah mati, tidak sadarkan diri." ucap bibi menghapus air matanya.

"Lagi kau bikin ulah, aku cemplungi kau ke kali, biar disantap buaya." bisik Dayan Kole kesal.

Arumi terdiam, ia berusaha mengingat apa yang dia alami. Tubuhnya kembali merinding kala ingat s3tan yang mau memakannya.

"Bapak-bapak dan ibu-ibu semua, saya sebagai wali Arumi, mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan kalian yang ikut serta mencari Arumi.

Kalian betul-betul hebat, tanpa bantuan kalian pencarian kita selama tiga hari pasti gagal." ucap tuan Wijaya berjeda.

"Kami juga berterimakasih kepada pak Mangku, Pendeta dan paranormal se Bali. Juga kepada pecalang, aparat yang terkait serta karyawan kami." ucap tuan Wijaya.

Arumi baru sadar bahwa Om Wijaya baik orangnya, tidak seperti anaknya Dayan Kole, atau adiknya Om Yoga dan tante Ida. Dia beda low profile.

"Minum air suci ini supaya roh mu tidak diambil s3tan." ucap bibi cemas.

"Bibi, ada apa ini." tanya Arumi penasaran.

"Bangunlah, pak Mangku akan mensucikan tubuhmu dari Wong Samar."

Arumi dibantu duduk oleh Mirah, warga masih menunggu dengan sabar cerita dari Arumi. Terlihat banyak konten kreator meliput peristiwa ini. Halaman yang luas, penuh sesak.

Mereka ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Selama pencarian, makanan tidak pernah habis, untuk sukarelawan yang ikut mencari Arumi. Makanan datang dari hotel dan ada juga yang menyumbang.

King mulai mendekati Arumi, ia terpaksa mencuri-curi supaya bisa bicara dengan Arumi.

"Kamu baik-baik saja, apa sebenarnya yang terjadi?" tanyanya antusias.

"Nona Arumi baru sadar jangan kamu tanya-tanya. Mundur-mundur!!*

Ntah dari mana datangnya Dayan Kole, ia terlihat sinis mengusir King. Laki-laki itu dari pertama melihat King sudah kesel.

"Aku temannya, dia perlu dihibur. Aku akan menemaninya sampai ia betul-betul sehat."

"Tidak perlu kau datang kesini, dia dalam keadaan baik-baik saja, lebih baik kau cari penumpang supaya kau bisa makan."

"Apa salahnya kalau aku kesini, banyak orang kesini. Aku ingin menjaganya supaya selamat dari niat jahat orang lain."

"Bukannya kau yang berniat jahat, dasar musang berbulu domba."

"Kalau kau berani kita duel di ring tinju, jangan berani di kandang." ucap King ikut emosi.

"Tentukan harinya, aku tidak pernah takut dengan orang miskin sepertimu." ucap Dayan Kole sinis.

Biarpun diusir berapa kali, King tetap di posisi nyaman, duduk tidak jauh dari Arumi dan pura-pura sibuk membantu pak Mangku. Dia juga mengambil foto sana-sini seolah tidak ada beban.

Selesai melakukan ritual, Arumi diajak ke rumah utama, untuk mandi, makan dan bersiap-siap konferensi pers. Warga dan para pencari berita masih sabar menunggu.

King tidak berani masuk ke rumah utama untuk menemani Arumi. Mata Dayan Kole selalu mengawasi gerak geriknya dari jauh. Semasih ditempat ramai King aman, tidak ada yang berani berbuat arogan, karena banyak awak media menyorotinya.

King tahu Arumi hilang dari membaca berita di media sosial. Ia segera meluncur dan di Puri sudah ramai sekali. Ia mencari bibi dan sempat menyuruh bibi membawa kentongan keliling, siapa tahu diumpetin "wong Samar" makhluk seperti manusia yang kasat mata.

Wong Samar adalah makhluk halus yang bentuk tubuhnya seperti manusia, hanya tidak punya garis bibir dibawah hidung dan telinganya lancip. Hidupnya di pinggir sungai, lembah dan goa-goa. Mereka senang menculik manusia dan diajak ke rumahnya.

pukul. 17.11 wita.

Arumi sudah kembali ke bale gede, ia terlihat segar dan cantik. King buru-buru mengambil gambar dan menyambutnya dengan kata-kata indah.

"Semangat nona, you're the best."

Arumi melempar senyum, ia tidak menyangka dirinya bisa hidup kembali setelah dilempar oleh s3tan yang mirip ogoh-ogoh itu.

Dayan Kole, berusaha menghalau King yang mau mendekat. Terlihat King kena sikut Dayan. Ramainya orang membuat perbuatan Dayan, tidak menjadi perhatian.

*****