Rei Yamazaki, seorang putra keempat dari pemimpin Yakuza yang sangat terkenal dan disegani.
Akan tetapi, Rei yang lahir dari ibu seorang Hostess dan bukan istri sah membuat Rei dan ibunya pergi meninggalkan Jepang dan tinggal di Indonesia.
Dari kecil, Rei di didik untuk tidak tampil menonjol. Ibunya tidak memberikan pelajaran atau ilmu bela diri sehingga membuat Rei menjadi pemuda bodoh dan pecundang.
Maka dari itu, Rei selalu dibully oleh teman-teman sekolah nya.
Meski ingin menyembunyikan sosok Rei dari pantauan ayahnya namun, sebuah tragedi terjadi.
Ibunya Rei meninggal dunia karena bencana kebakaran di rumah nya.
Hingga suatu waktu, Rei mendapatkan sebuah system yang dimana para penggunanya mampu meningkatkan kekuatan fisik, meningkatkan daya tarik dan sebagainya.
Dengan system itu lah kehidupan Rei berubah dan dia pun ingin mencari kebenaran dari kematian ibunya itu dengan pergi ke Jepang.
Inilah kisah dari seorang pemuda bernama Rei Yamazaki dengan Nano Machine System.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon [ Fx ] Ryz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yakuza System | Bab 19
...Usagi Kredit (2)...
Disaat Rei bersama Reina pergi untuk menemui seseorang, mereka bertemu Jijo yang mengatakan bahwa Orimo dibawa oleh keluarga Usagi.
Dalam larinya, Rei pun bertanya kepada Reina.
"Orimo, siapa?"
"Dia lah yang akan membantu kakak ke Sewer," jawab Reina.
Langkah lari mereka pun berhenti tepat di depan gedung yang bertuliskan Usagi Kredit.
"Mereka pasti membawa Kak Orimo ke sini," ucap Joji seraya melihat lantai dua di gedung itu.
Rei yang masih bingung dengan situasi yang dialami nya, dia bertanya.
"Kenapa dia bisa disini?"
Mendengar itu, Joji sontak melihat Rei dengan tatapan bingung dan Reina yang melihat itu, dia sontak memperkenalkan Rei.
"Maaf, sebelumnya. Rei, dia Joji. Salah satu anggota klub Relawan."
Rei yang mendengar itu, dia sontak mengerutkan keningnya.
"Klub Relawan?"
"Iya, sebuah kelompok lepas yang mencari informasi yang bisa dijadikan uang."
Disisi lain, Joji kesal dengan keterbukaan dari Reina kepada orang asing.
"Tunggu, Reina! Kenapa kamu menjelaskan secara terbuka tentang ku dan klub?!"
"Memang harus ada yang dirahasiakan?" tanya balik Reina.
Joji sontak menoleh kesamping dan menjawab pelan, "Tidak juga."
Rei yang mengunakan fitur Profile, dia mengetahui kalau Joji sedang menyembunyikan sesuatu. Namun, Rei membiarkan nya.
"Lalu, siapa pria tampan ini?"
"Dia Shinichi Pratama. Klien ku yang berharga," jawab Reina dengan senyuman lebar.
Joji yang mendengar itu, dia sontak terkejut lantaran teringat akan sesuatu.
"Mungkinkah dia yang ingin masuk ke Sewer?!"
Reina tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Sedikit mencurigakan," ucap Joji dengan tatapan tajam.
"Sudahlah. Sekarang, lebih baik kita bantu kak Orimo. Dia sedang dililit hutang ke rentenir gelap dan pasti mereka sedang melakukan sesuatu terhadap nya," ucap Reina.
"Jadi, apa rencana kalian?" tanya Rei.
Pertanyaan itu membuat Reina menoleh kesamping disertai mengusap-usap dahinya.
"Maaf, aku tidak tahu. Hehehe ..."
Lalu, Rei menoleh kearah Joji yang mana dia juga memalingkan wajahnya.
Sikap mereka itu pun membuat Rei menghela nafas panjang.
"Baiklah, aku akan membantu kalian," jawab Rei.
Seusai mengatakan itu, Rei pun masuk kedalam gedung.
"Oi, jika kamu masuk kesana. Kamu akan dalam bahaya!" seru Joji yang mencoba menghentikan Rei.
Namun, Rei tidak mempedulikan nya dan terus melangkah yang tak lama diikuti oleh Reina.
"Oi, yang benar saja!" gumam ragu Joji sampai akhirnya dia pun mengikuti Rei dan Reina.
Setibanya dilantai dua, Rei dan lainnya langsung disambut oleh salah satu anggota Keluarga Usagi.
"Hei, anak kecil. Pergi dari sini! Sebelum aku memukul kali-" ucap anggota keluarga seraya mengangkat tangan nya.
Akan tetapi, Rei dengan cepat memukul leher depan nya dengan telapak tangan sehingga dia langsung pingsan.
Buk!
Gerakan cepat itu membuat Reina dan Joji terbujur kaku dan saling bertukar pandang.
Tanpa mempedulikan yang lain, Rei melanjutkan langkah nya dan membuka pintu dengan santai.
"Permisi!" sapa santai Rei.
Kedatangan Rei itu membuat perhatian semua orang didalam tertuju kepada nya. Rei tidak peduli dengan tatapan mereka dan mencari sosok Orimo.
Lalu, terlihat lah seorang anak muda berambut sedikit gondrong sedang berlutut tanpa pakaian. Melihat itu, Rei pun melihat nya dan bertanya.
"Kamu, Orimo -san?"
Dengan gugup Orimo menjawab nya, "I-iya, saya Orimo."
Seorang pria paruh baya disana sontak memberikan kode ke anak buah nya yang didekat pintu untuk menyerang Rei.
Anak buah nya itu pun mengerti dan menghampiri Rei.
"Oi, Kau siapa?" Anak buah nya itu sontak terkejut saat melihat rekan nya jatuh pingsan, "Bedebah! Beraninya kamu!"
Anak buah nya itu sontak melesatkan tinju kearah Rei namun, Rei dengan mudah menghindar dan melesat pukulan ulu hati dari teknik karate dengan kekuatan barunya.
Buk!
Anak buahnya itu sontak terpental jauh di sisi tembok yang lain dan itu membuat semua orang terkejut termasuk Reina dan Joji.
Kehadiran Reina membuat Orimo membuka mata lebar dan memiliki harapan tinggi untuk selamat dari rentenir.
"Reina! Joji!" teriak Orimo.
"Kak Orimo!" jawab serentak Reina dan Orimo.
Sesaat melihat Reina, salah satu anak buah Usagi meneriakinya.
"Ketua, dia wanita jalang dan pria itu yang telah memukul keluarga kita!" seru anak buah yang lain sambil menunjuk kearah Reina dan Rei.
Pria paruh baya yang merupakan ketua mereka sontak kesal, "Apa yang kalian lakukan cepat habisi dia! Jangan harap dia bisa keluar dengan keadaan badan yang utuh!"
"Baik!" jawab serentak anak buah Usagi.
Seluruh anak buah Usagi sontak mengeluarkan senjata pisau besar mereka dan tertawa remeh.
"Hahaha ... Kamu pikir bisa kabur dari sini setelah berurusan dengan Usagi Family!" seru bangga ketua Usagi.
Reina dan Joji yang melihat situasi itu, mereka pun ketakutan.
"Bagaimana ini?" tanya pelan Joji.
"Tidak tahu," jawab pelan Reina.
Rei pun tersenyum dan memberikan instruksi kepada Reina dan Joji.
"Kalian mundur lah. Biar aku yang hadapi!" ucap Rei seraya melangkah kedepan.
Yang mana ketua Usagi beserta anak buah nya menatap remeh.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
