seorang wanita atau ibu memiliki suami pemabuk, penjudi, pemain perempuan, berusaha tangguh demi anak anaknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosenni Damanik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Duapuluh Sembilan
"Permisi.... Salam... Teng...teng...teng...", Jhon membunyikan bell digerbang pagar rumah Risman yang menjulang tinggi. Satpam datang menghampiri Jhon
"Salam mang, apakah Lae Risman ada didalam", tanya Jhon pada penjaga Rumah Risman, Satpam masih mengumpulkan nyawa karena hari masih subuh, "bertamu kok subuh subuh begini", batin satpam.
"Ada, tapi jangan masuk dulu, disini aja dulu, wong masih subuh sampean sudah datang bertamu", ucap satpam menggerutu karena dia tidak mengenal Jhon dan membuka gerbang lalu mengajak Jhon duduk dipost.
Jhon baru dua kali ini menginjak rumah laenya. Dulu tidak semegah ini, sekarang bertambah besar dan megah. Jhon mengiyakan kata satpam. "Ngopi kita, Klo tidur takutnya telat bangun", ajak satpam yang bernama Supri, dan panggilan mang Supri sambil membuat kopi.
"Sampean siapanya bapak", tanya Supri pada Jhon, Jhon melirik mang Supri dan menyirup kopi yang baru diseduhnya. "Aku Jhon mang, suami dari adeknya", jawab Jhon.
"Oalaaaahhhh sampean masih keluarga bapak to", mang Supri terkejut bahwa yang duduk bersamanya saat ini ipar bosnya. "Iya mang", jawab Jhon nyengir.
"Tunggulah tiga puluh menit lagi, biasanya bapak sudah olah raga pagi pagi", ujar mang Supri, " Iya mang", jawab Jhon, mang Supri dan Jhon asyik bercerita, dari kejauhan Risman melihat Jhon dan agak terkejut, mencari cari keberadaan itonya dan panogolannya, tidak ada. Jhon tidak sadar sudah diperhatikan laenya Risman.
"Mang Supri", panggil Risman, Mang Supri langsung berdiri dan sigap berlari menghampiri bosnya, Jhon juga terkejut mendengar suara laenya saja dia sudah gemetaran. Jantungnya berdetak kencang. "degh..."
"degh..."
"degh..."
"degh...",
tenang tenang batin Jhon. Tapi jantungnya semakin kencang berdetak.
"Siap pak", jawab mang Supri langsung berdiri tegak. "Siapa kawan mang supri dipost", tanya Risman. "Siap pak, katanya suami adek bapak", jawab mang Supri. Tidak salah lagi penglihatan Risman. "Suruh masuk", perintah Risman "Siap pak", jawab Supri dan berlari kembali ke post. Risman juga masuk kedalam rumah mewahnya. "Katanya sampean disuruh bapak masuk", ucap mang Supri pada Jhon sesampainya dipost satpam.
"Ma, sini duduk", Risman memanggil istrinya Risda yang kebetulan menyiapkan minum untuk Risman. "Kenapa pa", tanya Risda sambil duduk. "Datang suami Nur", jawab Risman.
"Salam", ucap Jhon sesampainya dia dipintu yang terbuat jati ukiran klasik. "Iya... Salam juga, masuk amang bao(Ipar) ", Risda mengajak Jhon masuk kerumah. Jhon menyalami Risda dan Risman.
"Duduk Lae", ucap Risman. "Iya Lae", jawab Jhon lalu duduk dan meletakkan tas kecil tempat pakaiannya, Risman mengeryitkan dahinya melihat tas bawaan Jhon.
Jhon kikuk diperhatikan Risman dan Risda. "Mama Riko berangkat sekolah ya", tiba tiba Riko datang dari lantai dua menghampiri orang tuanya. "Salam dulu Amang Boru sayang", ucap Risda pada anaknya Riko, "Horas Amang Boru", salam Riko "Horas juga tulang naposo (keponakan dari istri, panggilan hormat untuk keponakan laki laki)", jawab Jhon menerima salam dari Riko.
"Riko berangkat kesekolah ya Ma, Pa, Amang Boru", Riko permisi. Jhon hanya menganggukkan kepala. "Hati hati dijalan ya bang Riko", Risman memperingati anaknya agar hati hati berkendara.
"Baik papa", Jawa Riko sambil berlalu dari hadapan orangtuanya.
"Ada yang penting?, tanya Risman pada Jhon membuat jantungnya kembali berdetak kencang
"degh"
"degh"
Telapak tangan Jhon juga sudah mulai keringatan. Jhon melirik laenya Risman
" mmmm.... ini lae.....", Jhon gugup. "Bah sejak kapan Lae gugup", ujar Risman menatap tajam pada Jhon, Risman sudah menduga ada sesuatu terjadi, membuat Jhon semakin gugup dan keringat mulai bercucuran dari dahinya.
"I.. Iya Lae, be... be.. begini Lae, aku datang mau menjemput Nur", Jhon gugup tangannya diremasnya. "Apa kau bilang Lae, coba ulangi lagi", teriak Risman mendengar ucapan Jhon, Risda juga kaget mendengarnya "Apa Amang bao bilang", tanya Risda. Jhon semakin gugup dan gelagapan.
"M..mm..mau menjemput Nur L...La..Lae", ucap Jhon yang semakin ketakutan. Risman bingung akan akan ucapan Jhon. "Terangkan dari awal apa maksud kedatangan Lae ke kota J ini", ucap Risman sudah geram melihat Jhon.
"Tiga bulan yang lalu, Nur pergi dari rumah meninggalkan kami lae", Risman terkejut mendengar jawaban Jhon.
"Kenapa itoku pergi dari rumah, kami tau itoku baik, dan tidak bertingkah, ada apa, jelaskanlah jangan setengah setengah", Risman mulai emosi. Karena itonya pergi dari rumah dan kuatir akan keadaan itonya. Selama ini taunya itonya baik baik saja. Jika Nur menelepon lewat wartel. Dan tidak pernah bercerita tentang masalah Rumah tangganya.
Jhon kalut mendengar perkataan Risman, berarti Nur tidak ada disini, Jhon sudah salah langkah datang kerumah laenya Risman. "Bodoh kau Jhon", batin Jhon dalam ketakutan.
Jhon langsung berdiri dan berlutut dikaki Risman. "Aku salah Lae, aku melukai Nur karena mabuk Lae", ucap Jhon.
Jhon tidak mungkin cerita kalau inti dari kepergian Nur karena Jhon selingkuh. Tidak akan ada lagi ampun dari laenya.
Hai....gaesss like and komen ya
Lope u all 🥰 😘 🥰 😘
1 kata utk perempuan itu BODOH