NovelToon NovelToon
Pernikahan Keduaku Yang Pertama

Pernikahan Keduaku Yang Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Lari dari Pernikahan / Selingkuh / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: Seraphine E

Caroline menikah dengan Bastian selama 13 tahun, dan selama itu juga tidak pernah ada kebahagiaan didalam pernikahannya. Bahkan ketika Caroline menjadi buta karena menyelamatkan Bastian, pria itu seolah tidak peduli bahkan tega berselingkuh. Di saat terakhirnya, Caroline berdoa jika dia bisa memutar kembali waktu, dia tidak akan pernah menikah dengan Bastian.
Tak disangka dewa mengabulkan permohonannya dan membuat Caroline kembali ke masa lalu. Caroline kembali di hari ketika dirinya dan Bastian menikah.
....
"Aku Caroline Rexalion membatalkan pernikahanku dengan Bastian. Aku tidak sudi menikah dengan sampah sepertimu" seru Caroline dihadapan semua tamu undangan.
"Caroline, jangan main - main. Apa - apaan sikapmu ini?" Bastian marah dan mencengkeram Caroline.
"Kau baji*ngan sialan. Mati saja kau.. Buagh" Ucap Caroline dan meninju Bastian tepat dihidungnya lalu segera pergi meninggalkan altar.
"Caroline.. Kembali kau!!!" Teriakan Bastian dibalas dengan acungan jari tengah oleh Caroline.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seraphine E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

"Aku menemukan mommy" ucap Caroline sekali lagi setelah Edward memintanya untuk mengulangi ucapannya bahkan Caroline meminta Edward untuk melihat foto yang dia kirimkan melalui aplikasi pesan kepada Edward. Segera saja dia melihat pesan itu, foto dengan lingkaran merah menandai itu adalah Beatrice.

"Sweetie, dimana kau sekarang? Daddy akan menyusulmu" seru Edward.

"Aku sudah berada di kantor, sebentar lagi aku akan naik ke atas. Daddy tunggu saja disana" ucap Caroline.

Edward pun segera menyudahi meeting hari ini dan buru - buru menemui Caroline. Sejak Beatrice menghilang tanpa pamit beberapa tahun yang lalu, Edward terus berusaha mencari keberadaan istrinya, kepergiannya meninggalkan tanda tanya besar baginya. Malam sebelum Beatrice menghilang mereka bahkan masih sempat melakukan hubungan suami istri. Itulah kenapa Edward begitu bersikeras mencari keberadaan Beatrice

"Caroline, ceritakan pada daddy bagaimana kau bisa menemukan mommy dan foto itu, bukankah itu foto Rossy dan Liana, orang yang akan bekerja denganmu?" tanya Edward.

Caroline kemudian menceritakan semuanya kepada Edward, sejak Caroline pergi ketika dirinya berusia 8 tahun, ibunya tidak lagi kembali. Bahkan sedikitpun kabar tentangnya juga tidak terdengar sama sekali meskipun kini dirinya terlah berusia 24 tahun.

"Theo...." lirih Edward.

"Saya mengerti tuan, saya akan menyuruh orang - orang kita untuk mencari tahu keberadaan nyonya Beatrice" ucap Theo, laki - laki itupun segera pergi mengatur pencariannya itu.

"Dad, apakah mommy dapat berkumpul lagi dengan kita?" tanya Caroline.

Edward tersenyum, "Harus sweetie... harus" ucapnya.

Akan tetapi sekali lagi Caroline dan Edward harus menelan pil pahit, Beatrice tidak ditemukan ditempat dimana dia berada berdasarkan informasi yang diberikan oleh Liana. Hal ini tentu saja menimbulkan kekecewaan begitu besar bagi Caroline, bahkan karena rasa kecewanya itu membuat Caroline murung dan mengunci dirinya didalam kamar.

Hal ini tentu saja membuat Edward cemas, beberapa kali dia mencoba memanggil Caroline tapi tidak pernah ada jawaban. "Tuan, saya rasa lebih baik tuan biarkan nona sendiri. Jika suasana hatinya sudah membaik, nona pasti akan keluar dengan sendirinya" ucap Willy kepala pelayan dirumahnya.

"Benar tuan, saya akan mengawasi nona" sahut Vivian.

Edward menghela nafas panjang, "Tolong jangan sampai dia melakukan hal yang buruk" kata Edward.

Keesokan harinya, Edward dibuat kelimpungan oleh Caroline yang tiba - tiba pergi meninggalkan rumah untuk mencari keberadaan Beatrice. Hanya sebuah surat yang dia tinggalkan untuknya yang mengatakan bahwa dia akan kembali sebelum hari pernikahannya dengan Louis entah apakah dia akan menemukan Beatrice atau tidak.

"Anak ini... selalu saja berbuat seenaknya!!!" kecam Edward.

"Saya sudah menyuruh Polly dan Victor untuk menyusul nona, tuan tidak perlu khawatir" ucap Theo.

"Suruh mereka melaporkan semuanya kepadaku, kurang dari dua minggu lagi dia akan menikah. Bagaimana dia bisa pergi begitu saja, dia bahkan belum melakukan fitting gaun pengantin" seru Edward.

"Ehm soal itu, nona sudah melakukannya dengan Rossy" jawab Vivian yang menyampaikan surat peninggalan Caroline kepada Edward.

Dilain tempat....

Caroline menatap kesal kepada ketiga orang dihadapannya, "Apa yang harus aku lakukan dengan kalian? Meskipun daddy menyuruh kalian untuk mengikutiku, bukankah seharusnya kalian menolaknya?"

Polly dan Victor hanya tersenyum kecut, "Kalau kami menolak perintah tuan besar, maka kami tidak mungkin berada disini. Mungkin kami sudah...." ucap Polly seraya membuat gerakan me*ngi*ris lehernya sendiri.

"Sigh.... Lalu kau? Sedang apa kau disini?" tanya Caroline pada Louis.

"Tentu saja menemanimu" kata Louis santai.

"Dengarkan aku, kalian tidak perlu mengikutiku. Aku bisa mengurus diriku sendiri, selain itu aku juga membawa banyak uang di rekeningku. Aku tidak akan kelaparan atau tersesat" ucap Caroline.

Ketiga orang itu menggeleng, "Kami akan tetap mengikuti nona kemanapun nona pergi"

"Aku hanya ingin melindungi calon pengantinku supaya tidak diganggu pria lain" jawab Louis

Caroline akhirnya mengalah dan membiarkan mereka ikut dengannya dengan syarat mereka tidak mengganggu pencariannya. Mereka pun menuju stasiun kereta terdekat, karena jalur tercepat menuju kota itu hanyalah dengan menggunakan kereta saja.

Sesampainya mereka di kota itu, mereka memutuskan untuk menginap disebuah hotel kecil yang hanya ada satu - satunya di kota itu, kota itu jauh dari bayangan Caroline. Masih banyak penduduknya yang hidup dibawah garis kemiskinan, bahkan kota itu tidak layak disebut sebagai sebuah kota, jalanan rusak disana sini. Gedung - gedung yang tampak tidak terurus bahkan nyaris ambruk, "Bagaimana pemerintah kota ini mengelolanya. Fasilitas kota ini benar - benar memprihatinkan" ucap Caroline.

"Kau benar, bahkan satu - satunya hotel yang ada disini pun lebih layak disebut sebagai penginapan atau motel" balas Louis.

"Nona, sebaiknya kita berhati - hati, sejak kita keluar dari stasiun kereta banyak orang yang mengawasi dan saya merasa beberapa orang mengikuti kita. Lebih baik jangan tunjukkan kalau nona berasal dari keluarga Rexalion" ucap Victor yang terlihat waspada.

"Akan jauh lebih baik jika kita menggunakan nama samaran" kata Louis yang juga melihat beberapa orang tampak mengawasi mereka.

Caroline mengangguk, mereka lalu masuk kedalam hotel untuk melakukan check in. Bahkan saat mereka melakukan check in, resepsionis itu memandang mereka dengan aneh. Dia juga mengajukan banyak pertanyaan seperti apa tujuan mereka datang ke kota itu dan apa keperluan mereka disana, dan banyak pertanyaan lain seolah mereka sedang diinvestigasi.

Mereka pun segera diantar kedalam kamar oleh resepsionis itu, "Jangan lupa kunci pintu dan jendela kalian rapat - rapat" pesan Louis.

***

Keesokan harinya

Caroline bangun dengan mata yang masih sangat mengantuk, tubuhnya pun juga sangat tidak nyaman sepanjang malam karena dirinya tidak bisa tidur dengan nyenyak. "Tempat itdur di hotel ini sangat keras, rasanya aku tidur di ranjang batu" keluh Caroline.

Hal yang sama juga dialami oleh Louis, Polly dan Victor, "Tidak ada sesuatu yang terjadi kan semalam?" tanya Louis.

Caroline menoleh ke arah Polly yang seperti kebingungan menjawab, "Eungg... Tidak.. tidak ada yang terjadi. Semua baik - baik saja" ucap Polly gugup.

Selesai sarapan, mereka pun segera melanjutkan pencarian mereka kesebuah klinik kecil yang disinyalir sebagai tempat tinggal Beatrice atau Alicia. Sesampainya disana, rupanya klinik itu telah kosong bahkan kondisinya seperti diserang oleh massa, kaca - kaca pecah dan meja terbalik, bahkan beberapa perabotan juga rusak parah.

"Apa yang terjadi disini?" tanya Caroline tak percaya.

Mereka pun berusaha mencari petunjuk yang tersisa di tempat itu, tapi mereka tidak menemukan apapun. Sampai kemudian Victor menyadari seseorang tengah mengawasi mereka dari luar.

"Siapa itu!!!!" teriak Victor yang segera berlari mengejar orang yang mengawasi mereka.

Caroline, Louis dan Polly pun ikut berlari mengejar Victor. Pengejaran mereka berakhir disebuah kawasan kumuh tidak jauh dari klinik, beberapa orang tampak mencegat mereka. Sementara itu, remaja yang mengawasi mereka bersembunyi sambil mengatakan sesuatu kepada salahs eorang pria berbadan besar yang diduga adalah pimpinan mereka.

"Siapa kalian? Untuk apa kalian mengejar Eduardo?" tanya pria itu.

"Kami tidak mengejarnya, kami hanya ingin bertanya kenapa dia mengawasi kami?" tanya Caroline.

Remaja bernama Eduardo itu kembali berbisik kepada pria itu, "Untuk apa kalian berada di klinik itu?" tanya pria itu.

Caroline lalu menyuruh Victor menyerahkan sebuah foto yang sudah dia beri tanda, "Kami sedang mencari keberadaan wanita didalam foto itu. Kami dengar dia dokter yang bekerja di klinik itu" ucap Caroline.

Pria yang tadinya sudah cukup waspada, mulai menatap garang kepada Caroline, "Untuk apa kau mencari dokter Alicia? Apa kau orang suruhan ba*jingan itu?" tanya pria itu.

Beberapa pria lain pun ikut berdatangan mengepung mereka, melihat situasi yang kurang baik Louis menyarankan agar Caroline untuk mundur.

"Ba*jingan?? Tunggu kalian salah paham, dia adalah ibuku. Aku kehilangan dia saat aku berusia 8 tahun, kalau kalian mengenalnya tolong bawa kami menemuinya. Aku yakin dia akan mengenaliku putrinya" ucap Caroline lagi.

"Jangan bicara sembarangan, dokter Alicia tidak memiliki anak perempuan. Dia hanya memiliki anak laki - laki" kata pria itu lagi.

"Hah? Apa maksud kalian?" tanya Caroline

****

1
Aiko Clearesta
up thor wlau badai mnghdang
Anita Jenius
Ceritanya keren kak.
5 like + /Rose/buatmu sebagai hadiah perkenalan dariku. semangat ya kak.
Seraphine E: terima kasih banyak kak. 🙏🙏🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Aku mampir kak.. salam kenal..
Seraphine E: salam kenal juga kak.
total 1 replies
IndraAsya
👣👣👣
Bilqies
hai kak aku mampir yaach

jangan lupa mampir juga di karyaku
"Mencintaimu dalam DIAM"
Seraphine E: thank you kak
total 1 replies
Araa
Semangat thoor😆
Seraphine E: thank you kak /Angry//Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!