Karina Fransiska Arnold tidak pernah menyangka jika dirinya akan dijadikan kambing hitam atas meninggalnya Gloria calon tunangan adik iparnya oleh wanita yang dicintai suaminya. Masyarakat berlomba-lomba mengutuknya dan menghujaninya dengan kalimat-kalimat umpatan dan sumpah serapan. Hingga membuat hidup Karina tidak tenang. Ia meninggalkan kota kelahiran ibunya dan kembali menjadi wanita yang paling dihormati di negaranya.
Kepergian Karina membuat hidup Ocean Dirgantara Gultom berubah 160 derajat.
10 tahun kemudian mereka dipertemukan kembali dalam keadaan tak terduga. Namun, kebencian dari putra-putrinya merupakan penyesalan terbesar kedua yang ia rasakan setelah kehilangan wanita yang selama ini menjadi istrinya.
"Mungkin caraku salah dalam melindungi mu. Tapi, aku sadar menyesal pun tak ada gunanya." Ocean Dirgantara Gultom
"Sejauh apa pun aku bersembunyi. Tapi, takdir justru selalu memihak pada mu." Karina Fransiska Arnold
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Saat terbangun tengah malam. Karina tiba-tiba merasa lapar dan ingin makan sesuatu. Mungkin karena Karina belum makan malam.
Dengan mata terkantuk-kantuk Karina membuka kedua matanya. Ia mengelus perut ratanya dengan lembut.
"Sayang, apa kalian lapar?" tanya Karina dengan suara parau sehabis bangun tidur.
"Semoga aroma makanan itu tidak membuat Mama mual lagi." lirih Karina beranjak dari atas kasur.
Saat tiba di meja makan. Karina melihat begitu banyak menu makanan disana.
"Apa Josephine membeli makanan ini semuanya?" gumam Karina dengan suara pelan.
Entah mengapa tiba-tiba napsu makannya sedikit meningkat saat melihat semua makanan yang disajikan di atas meja makan.
Karina juga terlihat senang saat merasa sudah tidak mual lagi saat mencium aroma makanan itu. Karina makan dengan lahap dan menghabiskan semua makanan itu.
"Aku harus mengucapkan terima kasih kepada Josephine untuk makan malam hari ini." celetuk Karina menyuapkan makanan ke mulutnya.
"Makanan ini juga sangat enak. Aku sangat menyukainya. Next time aku akan minta Josephine membelinya lagi." timpalnya lagi tersenyum senang menikmati makan malamnya.
Disisi lain
"Apa kita langsung berangkat ke keluar negeri? Atau mau singgah di mansion terlebih dulu, Tuan?" tanya asisten seorang pria kepada atasannya.
"Langsung ke bandara." jawab pria itu memejamkan kedua matanya.
Keesokan harinya
Karina tiba-tiba merasa sangat mual saat bangun di pagi hari. Lagi-lagi ia memuntahkan cairan berwarna bening dari dalam perutnya.
"Sayang, jangan siksa Mama seperti ini. Mama tidak sanggup harus mengalami morning sick setiap hari. Lebih baik kalian hukum Papa kalian karena sudah berani membuang kita."celetuk Karina tanpa sadar.
Karina kemudian memutuskan untuk mandi dan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan calon bayinya. Karina juga sudah tahu, kalau Josephine sudah kembali ke kediamannya.
Karina membuat sarapan sesuai bahan baku yang ada. Segelas susu ibu hamil dan juga sehelai roti dilapisi selai rasa strawberry.
Saat mencium aroma susu itu. Karina merasa perutnya biasa saja. Ia tiba-tiba tidak merasa mual lagi saat mencium aroma dari makanan di sekitarnya.
Karina tersenyum senang saat menyadari hal tersebut. Ia menikmati sarapan paginya dengan sangat bahagia.
"Biarkan Papa kalian yang merasakan morning sick kehamilan Mama. Biarkan ia merasakan apa yang Mama rasakan saat sedang mengandung kalian." monolog Karina tersenyum lebar.
Disisi lain
Seorang pria menutup hidungnya saat mencium aroma parfum dari kliennya.
"Charles! Gantikan aku untuk melanjutkan meeting ini. Aku merasa perut ku tiba-tiba mual saat mencium aroma parfum mu." celetuk pria itu tanpa filter berdiri dari duduknya dan berlari menuju toilet.
"Apa Istri tuan muda Gultom sedang mengandung? Sepertinya pria itu terlihat mengalami morning sick seperti yang aku alami saat Istri ku mengandung anak ku." tebak klien pria itu dengan wajah tenang.
Semua orang tahu, status Ocean adalah pria yang sudah beristri. Namun, semua orang juga tahu kalau istri pria itu tidak pernah di tunjukkan ke publik. Tidak ada satupun yang mengenal istri sah pria itu.
"Doakan yang terbaik saja, Tuan." jawab Charles tersenyum kikuk. Ia tidak mau membahas masalah pribadi sang atasan di jam kerja. Apa lagi klien mereka merupakan orang asing yang tidak harus tahu masalah pribadi atasannya.
Charles melanjutkan rapat mereka tanpa kehadiran Ocean. Meskipun sebenarnya Charles sedikit khawatir dengan keadaan atasannya itu.
ini yg paling sulit kupahami jalan critanya