NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Ayah

Suami Pilihan Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Inisial EY

Karena begitu dimanja oleh Ayah dan kedua Kakaknya, Rara--Clara Pramudita tidak mau membuka diri untuk melihat ke arah laki-laki yang akan menjadi pasangannya yang ia yakini belum tentu sesayang Ayah dan kedua Kakaknya padanya.

Sang Ayah pun akhirnya turun tangan, memilihkan suami untuknya, yang kebetulan Rara pun memilih sosok yang sama. Riko Rahardian.

Bagaimana pernikahan Rara dan Riko nantinya?



Dibaca ya guys.

#dramapernikahan #nikahpaksa #stratasosia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inisial EY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan Riko

"Enggak bisa nunggu sebentar? Saya kan tadi udah bilang kalau mau ambil wudhu." protes Riko yang melihat istrinya sudah selesai sholat subuh, dan baru saja melepas mukenanya.

"Kamu kan cuma bilang mau ambil wudhu. Enggak bilang kalau mau jamaah sholatnya. Ya aku duluan aja." ketus Rara sembari melirik Riko.

Riko menarik napas dalam, begitu dalam mendengar jawaban istrinya. "Kita sudah lima hari jadi suami istri, dan kamu sedang tidak halangan. Tapi, kita belum pernah bisa sholat berjamaah sama sekali." gumam Riko lalu merentangkan sajadahnya demi kemudian menjalankan ibadah sholat subuhnya.

Lain halnya dengan Rara yang setelah menata mukenanya ke tempatnya semula, ia pun kembali ke ranjangnya untuk kembali melanjutkan tidurnya sebelum nanti jam sepuluh pagi ke bandara untuk menjemput kedua orang tuanya tanpa menunggu Riko menyelesaikan ibadahnya.

***

"Uwow!" teriak Rara saat terbangun dari tidurnya dalam posisi memeluk Riko yang ia kira gulingnya.

Riko yang mendengar teriakan istrinya pun langsung membuka mata seraya bertanya, "Ada apa? Kita kepagian?" sindirnya yang membuat Rara langsung melepas pelukan pada Riko demi kemudian menyibak gorden di kamarnya dan kemudian mengambil hapenya yang ada di atas nakas demi menemukan jam yang menunjukkan pukul sembilan pagi.

Rara bukanlah lagi gadis muda yang harus mempermasalahkan posisi tidurnya dan kekanakan dengan berdebat mengenai hal itu.

Dia cukup dewasa untuk mengerti semua itu bisa saja terjadi.

Yang terpenting pakaian yang dipakainya saat masih tidur masih menempel di tubuhnya tanpa berkurang sedikitpun.

"Hah! Jam sembilan pagi?" teriak Rara setelah meletakkan hapenya ke atas nakas kembali. "Aku harus cepetan mandi." gumamnya lagi sembari melangkahkan kaki ke kamar mandi diikuti Riko di belakangnya.

"Kamu mau ngapain? Aku mau mandi! Kalau mau buang hajat di sebelah aja." tanya Rara saat Riko menghalanginya menutup pintu.

"Saya juga mau mandi." jawab Riko yang membuat Rara kaget lalu melepas pegangannya pada pintu yang membuat Riko langsung masuk ke dalamnya.

"Duh! Enggak bisa gantian aja?" tawar Rara memelas, "aku harus make up dulu sebelum pergi, jadi aku dulu yang harus mandi abangnya Lisna. Kamu nanti aja."

"Udah jam berapa ini?" tanya Riko santai.

"Jam sembilan abangnya Lisna. Kan kamu dengar sendiri tadi pas aku ngecek hape. Please lah, aku duluan lah ya yang mandi."

"Kita bareng aja mandinya. Mempersingkat waktu." balas Riko yang membuat Rara melebarkan matanya, "Hah! Kamu ngaco? Enggak enggak! Kamu keluar dulu. Aku enggak mau terjadi hal yang enggak-enggak!" kata Rara sembari mendorong Riko yang ia yakin tidak tergeser sedikitpun dari tempatnya.

"Kamu mau terus kayak gini apa cepetan mandi biar enggak telat jemput Ayah sama Bunda?" skak Riko yang membuat Rara langsung terdiam.

"Aku mau cepetan mandi biar bisa cepat jemput Ayah sama Bunda abangnya Lisna." Rara menitikkan air mata dalam rengekannya. "Tapi aku belum siap mandi bareng sama kamu kayak gini." pinta Rara yang membuat Riko menghela napasnya.

"Kita suami istri bukan?" tanya Riko yang tidak mau mengalah terus dengan istrinya.

Rara mengangguk pelan tanda putus asanya menghadapi Riko.

"Sah di mata agama dan negara bukan?" tanyanya lagi yang dijawab anggukan lagi oleh Rara.

"Itu kamu tahu, Ra. Jadi, kita mandi bareng pun enggak dosa. Lagian disini ada dua bilik. Saya janji enggak ngintip walaupun itu halal untuk saya." janji Riko yang membuat Rara menatapnya seraya berpikir, "saya melakukan ini untuk mempersingkat waktu agar kita cepat sampai di bandara. Kamu bisa pakai make up di mobil. Oke?" tawarnya yang membuat Rara memicingkan matanya namun sedetik kemudian menganggukkan kepalanya.

"Tapi janji jangan ngintip ya." pintanya sebelum benar-benar memasuki bilik mandinya.

"Jangan lupa keramas, Ra." teriak Riko dari bilik satunya.

"Kenapa harus keramas?" tanya Rara.

"Biar Ayah sama Bunda tahunya kita udah sah lahir batin." teriak Riko yang membuat Rara tanpa banyak bertanya lalu membasahi rambutnya.

Beberapa menit kemudian..

"Kamu juga keramas?" tanya Rara saat mereka keluar dari kamar mandi sama-sama menggunakan bathrobe.

"Iya. Kalau cuman kamu yang keramas Ayah sama Bunda bisa curiga." jawab Riko yang membuat Rara menganggukkan kepalanya.

Mereka pun berganti baju dan bersiap-siap sebelum turun untuk sarapan sebentar dan melakukan perjalanan dari rumah ke bandara untuk menjemput Ayah dan Bunda.

***

"Ra!" panggil Riko lembut pada Rara yang kini sedang sibuk memakai mascara pada bulu matanya.

Kini keduanya sudah berada di dalam mobil untuk menjemput Ayah dan Bunda ke bandara.

"Hem! Ada apa?"

"Boleh saya minta sesuatu?" tanya Riko hati-hati.

"Asalkan enggak berhubungan badan oke-oke aja. Kamu tau kan kalau aku belum mau--"

"Iya. Saya tahu itu." potong Riko sembari sesekali menatap Rara dari jalanan padat di depannya.

"Terus apa?"

"Rahasiakan dari Ayah sama Bunda kalau kita belum berhubungan layaknya suami istri beneran. Bisa?" tanya Riko yang membuat Rara kini menurunkan mascaranya demi menatapnya.

"Kenapa kamu menyuruh aku merahasiakan itu? Bukannya kamu seneng nanti biar aku dipaksa sama Ayah biar berhubungan sama kamu walaupun aku enggak yakin Ayah bakal maksa aku buat ngelakuin itu."

"Saya hanya ingin apa yang terjadi di kamar kita, itu konsumsi kita berdua." pinta Riko yang membuat Rara menggigit bibirnya.

"Saya tidak ingin Ayah atau Bunda mengintervensi kamu untuk berhubungan selayaknya sebagai suami istri sama saya. Dan Saya ingin semuanya terjadi serba alami. Dan sudah seharusnya itu tidak diumbar." tegas Riko yang membuat Rara kini memandangnya tak berkedip.

"Tapi--"

"Tapi apa, Ra?" tanya Riko saat melihat Rara berpikir keras.

"Tapi aku udah kasih tahu Lisna kalau aku enggak mau kamu sentuh kalau aku belum cinta sama kamu." ujarnya dengan rasa bersalah.

"Aku juga bilang sama dia kalau aku mau kamu tidur di sofa dan minta sarannya, walaupun ujung-ujungnya sarannya itu buat kamu bisa cium aku." lanjutnya sembari menundukkan kepala sembari meremas jari tangannya.

Riko berpikir keras mengenai adiknya yang gampang banget bocor mulutnya kepada orang lain.

"Apa kamu enggak mikir kalau Lisna bakal ngomong ke Leon soal itu?" tanya Riko yang membuat Rara mendongakkan kepalanya.

"Kamu tahu kan kalau Lisna saja BISA membocorkan rahasia kalian berdua tentang saya yang HANYA pacar pura-pura dan KEBETULAN malah JADI SUAMI BENERAN kamu?" tanya Riko dengan penekanan di beberapa katanya.

"Saya tahu kalau kalian sahabatan udah dari lama. Sepuluh tahun, itu memang hal wajar kalau Lisna dan kamu sama-sama tahu luar dan dalam. Tapi tolong, untuk urusan rumah tangga jangan libatkan dia, bisa?" tanya Riko saat Rara hendak membalas perkataannya.

Rara mengangguk lemah, baru kali ini dia kalah berdebat lagi dengan Riko. Padahal di keluarganya, dialah yang selalu jadi pemenangnya.

Dia yang selalu keras kepala dan tidak mau dibantah keinginannya.

Tapi, Kenapa dia jadi mau aja sih patuh sama Riko?

Apa ini wajar? Hanya karena Riko suaminya?

Argh! Rara menjerit kesal dalam hatinya.

"Urusan Lisna biar saya nanti yang bilang sama dia walaupun saya enggak bisa jamin dia bisa nyimpan semuanya dan enggak bocor ke Leon." Riko sedikit kesal walaupun tidak diperlihatkan pada Rara.

Rara hanya mengangguk tanpa mendebat.

"Yang lalu biarlah berlalu. Yang penting sekarang jaga omongan kalau sama Lisna, Ya? Karena kamu sendiri yang kemarin bilang ke Leon kalau semuanya tidak ada yang pura-pura walaupun kamu belum mau jadi istri saya yang sebenarnya." sindir Riko yang membuat Rara melirik sinis padanya.

"Iya. Aku juga enggak mau rugi karena kemarin udah dicium sama kamu di depan Leon. Enak aja!" ketusnya yang membuat Riko menggelengkan kepalanya.

"Dicium suami itu mendapatkan pahala, Rara. Apalagi jika kamu mau beribadah bersama, bukan sendiri-sendiri terus kayak kemarin." Protes Riko yang baru saja seperti diingatkan, karena tadi subuh istrinya itu sudah tidur saat ia selesai sholat subuh.

"Kita ini suami istri, Ra. Lagian, sholat berjamaah lebih banyak pahalanya dibanding sholat sendirian kan?" Lanjut Riko saat Rara hendak menjawab keluhannya.

"Aku belum mau ada kontak fisik berlebih sama kamu abangnya Lisna."

"Hm? Kontak fisik? Sholat berjamaah kok bisa kontak fisik itu gimana? Coba jelasin, Ra." tantang Riko yang membuat Rara terdiam.

"Maksudku yang dilakuin kalau selesai sholat berjamaah!" cicit Rara dengan mendelik kesal pada suaminya.

"Apa? Cium tangan saya?" tanya Riko menuntut.

"Iya."

"Cium tangan sama suami itu pahala, Ra. Lagian, cium tangan itu lebih sederhana dari cium bibir kan?" Riko tidak terima Rara mempermasalahkan hal tersebut.

Karena hal itu lumrah dilakukan sepasang suami istri, ah bukan hanya suami istri , tapi seorang makmum kepada imamnya saat selesai sholat berjamaah.

"Aku tahu kalau soal itu. Yang lain maksudnya." ujar Rara seraya membuang pandangan ke arah kaca jendela.

Riko terlihat berpikir seraya menggaruk dahinya, "Yang lain itu apa?"

"Au ah!" Rara malu untuk mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. Ia tak mau dianggap geer kalau Riko akan melakukan itu padanya.

Tapi, selama beberapa hari ini jadi istrinya, Rara tahu jika Riko bukan pria brengsek yang mau saja menciumnya sembarangan.

Di malam pertama, Riko mencium bibirnya karna ia yang sudah kurang ajar menyiramkan segayung air pada Riko.

Dan kemarin, Riko menciumnya karena ingin membela perkataannya di depan Leon jika mereka memang tidak pura-pura sebagai suami istri.

Dan hal itu pulalah yang mendasari Rara mau tidur seranjang bersama Riko, karena yakin laki-laki itu tidak akan menyentuhnya tanpa persetujuannya.

Ah, apakah Rara kali ini bisa dinamai berburuk sangka pada suaminya?

Padahal cium kening setelah cium tangan suami itu hal wajar dalam rumah tangga bukan?

Tapi, pernikahan ini terjalin kan karena kehendak Ayah. Ya, walaupun secara tanpa sadar ia sendiri yang memilih Riko.

Haruskah ia mengikuti keinginan Riko untuk sholat berjamaah?

"Huft!" Rara kesal sendiri memikirkannya.

Dan Riko hanya bisa diam menatap jalanan sembari berpikir apa yang membuat Rara belum mau sholat berjamaah dengannya.

Bersambung..

1
Noniesal
semangat yahhh/Kiss/
Inisial EY: semangat!!!
total 1 replies
Noniesal
jgn lama2 updatenya yah...sayangku
Noniesal
semngat thor
Inisial EY: siap😍
total 1 replies
Noniesal
sedih kok😢
Inisial EY: kasihan Riko😌
total 1 replies
Noniesal
/Shhh//Shhh/
Inisial EY: 😁😁😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
Noniesal
Kok..ayah, bisa ya bocorin rahsia..ku aduin sama bonda/Joyful/
Inisial EY: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Jumi
lanjut dong
Inisial EY: okay😁
total 1 replies
Inisial EY
eaaaa... manis banget ya Mas Riko. mana nih like nya kakak-kakak readers? author yang nulis aja baper, masa kalian enggak sih? hehehe
Noniesal: semangat thor..itu JODOH TERBAIK mmg udh ngak update ya thor..keren kok..critanya..masa gntung gitu ajah..kutunggu yah .updatenya..sayangkuuuu/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Inisial EY: sudah update kak.
tapi masih nunggu review. ditunggu ya😘
total 4 replies
Noniesal
thor..ooo...thor..
aku suka jln critanya..semangat ya thor..
utk terus berkarya
Inisial EY: siap😍😍😍😍 terimakasih akak
total 1 replies
Noniesal
dalamnya cinta mas riko...setulus itu cintanya..susah mau ketemu lelaki yg menagis..kerana CINTA..Semangat abangnya lisna
Inisial EY: semangat!!!
total 1 replies
Noniesal
mertua yg prihatin amat..segitunya plan mereka ../Facepalm/
Inisial EY: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Noniesal
Luar biasa
Noniesal
kasian sama abangnya lisna/Grin/
Inisial EY: iya, kasihan banget ya kak😁 ikuti kelanjutan ceritanya terus ya kak. makasih😍
total 1 replies
Andriani Andriani
up yg byk dong min
Inisial EY: insyaAlloh ya kak.. soalnya 2 yang on going☺
total 1 replies
Inisial EY
Hai guys.. ini novel ketigaku. ya, walaupun yang kedua belum aku lanjutin sih🤣 semoga kalian suka ya. jangan lupa like, subscribe, vote, dan kasih hadiah biar aku semangat ngetik ya😍 love kalian sekebooon
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!