NovelToon NovelToon
My Annoying Lecturer (I Love You)

My Annoying Lecturer (I Love You)

Status: sedang berlangsung
Genre:dosen / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik / suami ideal
Popularitas:14.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rash1417

Aisyah Az-Zahra, mahasiswi semester akhir yang suka membuat onar dan suka memberontak hingga kedua orangtuanya pusing tujuh keliling dibuatnya.

Abimanyu Dewantara, seorang dosen yang terkenal galak. Para mahasiswanya menjulukinya 'dosen killer'. Namun demikian, ia tetap menjadi idola para mahasiswi karena ketampanannya.

Tapi hal itu tidak berlaku buat Aisyah, ia justru sangat membenci lelaki itu. Pasalnya, ia sering mendapat hukuman dari Abimanyu karena ia selalu membuat kesal sang dosen. Keduanya sudah seperti Tom and Jerry, selalu ribut dan tak pernah akur. Namun, siapa sangka, mereka berdua harus dipersatukan dalam ikatan pernikahan melalui perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka.

Bagaimana kehidupan pernikahan Tom and Jerry tersebut? Akankah pernikahan itu terjadi dan timbul cinta diantara keduanya? Atau mereka akan menolak perjodohan itu?

Ikuti kisah perjalanan mereka dalam 'My Annoying Lecturer (I Love You)'.

Update setiap hari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rash1417, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 Antara Nyaman dan Cinta

Aisyah mencari Abi ke ruangannya, tapi lelaki itu tidak ada di sana. "Pak Abi kemana ya? Tumben dia nggak di ruangannya jam segini?" Aisyah menggumam sambil memikirkan tempat yang kira-kira didatangi Abi.

Malas menduga-duga, Aisyah pun memutuskan untuk menghubungi dosennya itu. Aisyah mencari kontak Abi di ponselnya. Tulisan 'annoying lecturer' tertera di sana, Aisyah segera menekan gambar telepon dan menunggu panggilannya terhubung.

"Halo!" sapa Abi dari seberang telepon.

"Bapak dimana sih, saya cari-cari nggak ada. Di ruangan bapak juga nggak ada. Suka banget sih keluyuran, nggak bisa apa tetap stay gitu di ruangan. Jadi saya kan nggak susah nyarinya," cecar Aisyah dengan suara nyaring.

Abi menjauhkan ponselnya dari telinga begitu mendengar rentetan kata yang terdengar dari balik ponsel, bahkan dia sampai memastikan kalau dirinya tak salah lihat nama si penelepon.

Benar nama Aisyah yang tertera di sana, tapi apa yang membuat mahasiswinya itu tiba-tiba menghubunginya.

"Kamu bisa tidak kalau bicara itu pakai spasi, telinga saya hampir pecah mendengar suara cempreng kamu yang sudah seperti petasan." Seperti biasa, bukan Abi namanya jika tidak membalas perkataan Aisyah dengan kata-kata pedasnya.

"Enak aja saya dibilang kayak petasan. Buruan deh pak, bapak dimana?" tanya nya tak sabar.

"Saya di depan perpustakaan, ada apa kamu cari saya."

"Bapak tunggu di situ, saya akan nyusul ke sana." Mengabaikan pertanyaan Abi, Aisyah langsung memutuskan sambungan teleponnya dan dengan langkah seribu ia menuju tempat Abi berada.

...****************...

"Jadi kamu cari saya hanya untuk bilang terimakasih?" Abi sedikit kesal mendengar alasan Aisyah. Sementara Aisyah mengangguk dan menunjukkan senyum tak berdosa nya.

Abi sangat tak habis pikir melihat mahasiswinya yang satu ini, dia sampai harus memijat keningnya yang mulai terasa berdenyut.

"Kamu kalau hanya mau mengucapkan terimakasih kan bisa lewat telepon saja, atau saat kamu menghubungi saya tadi. Kenapa tidak sekalian kamu ucapkan saja daripada harus repot-repot begini."

"Ish, si bapak. Itu namanya nggak sopan pak. Yang namanya mengucapkan terimakasih itu harus secara langsung, baru bisa menunjukkan ketulusan kita. Masa gitu aja bapak nggak ngerti sih," ucap Aisyah sok menasihati.

Abi sampai melongo mendengarnya, bisa-bisanya Aisyah berkata seperti itu padanya.

"Terserah kamu saja lah, saya pusing mendengar ucapan kamu. Sekarang semua sudah beres kan, kalau sudah kamu silahkan pergi." Abi mengibaskan tangannya mengusir Aisyah.

"Saya masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Kalau kamu punya banyak waktu luang, sebaiknya cepat selesaikan bab satu kamu. Sampai saat ini hanya kamu yang belum menyerahkannya pada saya," lanjutnya.

"Ah, bapak mah gitu. Hobinya bahas skripsi melulu, bahas yang lain ngapa pak. Mumpung kita lagi akur nih." Aisyah menaik-turunkan kedua alisnya menggoda sang dosen.

"Memangnya apa yang bisa dibahas antara dosen dan mahasiswanya selain masalah skripsi."

"Ya banyak lah pak. Bapak mah nggak up to date orangnya," cibir Aisyah. Sementara Abi menatap Aisyah menuntut penjelasan.

"Nih ya pak, zaman sekarang tuh banyak banget hal yang bisa dibahas. Misalnya nih, kapan Kim Soek Jin selesai wamil atau apakah nanti selesai wamil dia akan datang ke rumah untuk melamar saya. Atau ... ." Dengan wajah seriusnya Aisyah membahas hal yang tak masuk akal, membuat Abi hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Kamu tuh bicara apa sih, saya tidak mengerti, lagi pula siapa itu ... Kim ... Kim siapa lah, saya tidak peduli. Saya tidak kenal dengan nama yang kamu sebutkan tadi."

"Kim ... Soek ... Jin." Aisyah mengeja nama salah satu member BTS itu yang merupakan idol favoritnya. "Hadeh. Bapak benar-benar ya, dia tuh calon suami saya pak. Orang nya tuh ganteeeeeeng banget. Kalo sama bapak mah, lewat." Aisyah mengibaskan tangannya dan membandingkan Abi dengan kekasih khayalannya itu.

Antara kesal dan kasihan, itulah yang dirasakan Abi saat ini. Kesal karena Aisyah yang bicara omong kosong dan kasihan melihat gadis itu mengkhayalkan sesuatu yang tidak akan pernah mungkin terjadi.

"Terserah kamu. Saya tidak peduli." Abi hendak pergi, tapi ucapan Aisyah membuat Abi mengurungkan niatnya.

"Tunggu dulu pak, saya belum selesai bicara. Sebenarnya saya lagi bingung pak," ucap Aisyah. "Saya bingung mau pilih yang mana," lanjutnya dengan memasang wajah murung.

Perubahan raut wajah Aisyah membuat Abi penasaran dan menunggu kelanjutannya.

"Apa lagi ini." Abi berkata dalam hati.

Aisyah memasang wajah sedih lalu melanjutkan ceritanya. "Saya dilema pak, saya bingung harus pilih yang mana. Sebenarnya saya tuh cintanya sama Cha Eun Woo tapi saya nyaman sama Kim Soek Jin. Antara nyaman dan cinta, saya harus pilih yang mana pak."

Abi mengerang frustasi, dia benar-benar sudah kehilangan akal karena sudah mendengarkan cerita Aisyah yang tidak ada gunanya sama sekali. Sementara Aisyah hanya memasang wajah innocent.

...****************...

Di dalam kamar Shella, Aisyah menceritakan apa yang ia bicarakan tadi dengan Abi. Saat ia mengobrol dengan Abi tadi, dosennya itu tiba-tiba saja marah tidak jelas dan pergi meninggalkan Aisyah begitu saja. Weekend ini rencananya Aisyah akan menginap di rumah Shella dan tentu saja setelah mendapat izin dari ke dua orang tuanya.

"Astaga Ca. Lo tuh bener-bener ya, emang nggak ada pembahasan lain selain idol K-Pop lo itu?" cecar Shella yang ikutan kesal setelah mendengar cerita Aisyah.

"Memang apa salahnya?"

"Ya nggak ada salahnya, tapi lo kira-kira dong. Masa bahas begituan sama dosen. Dosen killer pula, nggak dikasih nilai 'F' aja udah syukur lo."

Aisyah mencebik mendengar perkataan Shella. "Biarin aja sih, lagian pak Abi juga nggak protes tadi."

"Hah. Terserah Lo deh Ca, pusing gue lihat lo." Shella menghela napas lalu membaringkan tubuhnya di kasur.

"Pusing ya tinggal minum obat, Shel. Lo mau? Gue ada nih obatnya di dalam tas," ucapnya sambil merogoh tasnya untuk mencari obat yang dimaksud lalu memberikannya kepada Shella.

Shella yang sedang kesal pun menjadi semakin kesal. Dengan gerakan cepat ia bangkit dan duduk tegak. Napasnya bergerak tak beraturan, naik turun dengan cepat.

"Aisyah Az-Zahra!!!!!!!!!"

...****************...

Esok harinya, Aisyah dan Shella bangun pagi-pagi. Mereka berencana untuk pergi berolahraga di taman yang ada di perumahan Citra Garden, tempat Shella tinggal.

Hari minggu seperti ini biasanya taman tersebut akan sangat ramai, banyak warga komplek yang melakukan olahraga ringan di sana. Ada juga keluarga yang membawa anak-anak dan ada juga muda-mudi yang datang hanya untuk berburu makanan di sana. Selain bubur ayam, ada banyak jenis makanan lain yang di jual. Seperti lontong sayur, nasi uduk bahkan mie ayam pun juga ada. Mereka tinggal memilih makanan mana yang mereka mau.

"Istirahat dulu yuk Shel, capek gue." Aisyah mengajak Shella untuk istirahat sejenak, mereka sudah berlari mengelilingi taman sebanyak tiga putaran.

Rasa lelah yang Aisyah rasakan membuatnya menjadi lapar. Karena sejak bangun tidur dia memang belum ada makan apapun.

"Yaudah yuk, gue juga udah capek."

Mereka berdua duduk di sebuah bangku panjang yang letaknya tak jauh dari gerobak penjual mie ayam. Setelah duduk mereka berdua menenggak air dari dalam botol yang mereka bawa dari rumah. Air segar yang membasahi kerongkongan mereka yang kering setelah lama berlari.

"Ah, segarnya," ucap Shella.

"Gue laper nih Shel, cari makan yuk." Aisyah mengajak Shella sambil memegangi perutnya. Sejak tadi ia memang sudah kelaparan, cacing-cacing di perutnya sudah memberontak minta untuk di isi.

"Makan apa nih kita, Bubur ayam?"

Aisyah tampak berpikir, sepertinya ia ingin memakan makanan yang lain.

"Nggak deh, bosen gue makan bubur ayam terus tiap kali jogging di sini."

"Terus mau makan apa dong?"

"Hmmm. Makan mie ayam aja gimana? Sekali-kali gue pengen nyobain tuh mie ayam, soalnya yang beli selalu rame."

Shella melihat ke arah penjual mie ayam yang dimaksud dan benar saja, saat ini pun banyak pembeli yang mengantri untuk mendapatkan makanan tersebut.

"Skuy lah, gue juga penasaran sama rasanya."

Akhirnya pagi itu setelah berolahraga mereka memutuskan untuk sarapan mie ayam meski harus mengantri lama.

...****************...

1
Zayyin Arini Riza
cerita bagus dan sangat menghibur
Rash1417: terimakasih
total 1 replies
Sri Rahayu
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!